Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maryam Ahmad Assegaf
"Sama seperti lingkung buatan lainnya, kebun binatang jugaperlu memperhatikan banyak hal dan pemikiran yang matang dalam perancangannya. Satu hal yang membedakan habitat binatang di kebun binatang dengan habitat binatang di alam liar adalah yang satu membutuhkanenclosuresedangkan yang satunya lagi tidak. Perancangan kebun binatang (zoo design) telah mengalami perubahan dari zaman ke zaman. Dahulu rancangan kebun binatang hanya berupa sangkar, kinizoo designer perlumemikirkan dari aspek binatang, pengunjung, dan pengurus kebun binatang ketika merancang enclosure binatang. Di balik bentuknya yang sederhana, ternyata banyak hal yang cukup kompleks yang perlu dipertimbangkan dari ketiga aspek tersebut untuk merancang pembatas kebun binatang (zoobarrier) sebagai elemen yang menetapkan sebuah enclosure. Apasaja hal-halyang perlu diperhatikan dan yang mempengaruhi perancangan pembatas kebun binatang (zoo barrier design). Pertanyaan inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahas tentang perancangan pembatas kebun binatang dalam skripsi ini. Studi kasus yang dipilih untuk lebih menjelaskan mengenai topik ini adalah salah satu kebun binatang di Jabodetabek, yaitu Taman Safari Indonesia Bogor.

Same as other built environment, zoo also need to consider many things and careful thought in its design. One thing that distinguishes an animal habitat at the zoo with animals? habitats in the wild is one of them requiring enclosure while the other one does not. Zoo design has changed overtime. In the past zoo animal enclosures is just a cage, today zoo designers need to think from animal, visitor and zookeeper aspect when designing animal enclosure. Behind the simple form, there are many things that complex enough to be considered from those three aspects to design zoo barrier as an element that define zoo enclosure. What are important things that need to be considered and which are will influence zoo barrier design.This question is what makes writer interested to discuss about zoo barrier design in this thesis. Case study that will explain more about this topic is one of zoos in Jabodetabek, Taman Safari Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Adiswari
"Skripsi ini mempelajari kompleksitas teritori dalam live/work, yang dapat terbentuk sebagai bagian-bagian kecil yang terpisah dan tersebar namun saling berhubungan satu sama lain. Skripsi ini juga menyelidiki bentuk dan mekanisme boundaries dalam mengatur hubungan antar-teritori dalam live/work. Skripsi ini menggunakan studi kasus pada tiga unit live/work dengan kebutuhan yang berbeda-beda untuk memahami lebih dalam tentang pengaturan teritori dan penerapan boundaries terkait yang relevan untuk live/work tersebut. Studi kasus menunjukkan bahwa teritori live/work dapat mengalami tiga macam pengaturan: pemisahan, pertemuan, maupun penumpukan. Pemisahan teritori dapat terjadi karena alasan keamanan, kebutuhan besaran ruang, maupun kebutuhan sumber daya yang aksesnya terbatas. Pertemuan teritori dapat terjadi karena kebutuhan untuk mendekatkan dua kegiatan yang berbeda atau karena keberadaan sumber daya penunjang kegiatan yang terletak di dekat teritori kegiatan lain. Penumpukan teritori dapat terjadi karena kebutuhan ruang atau objek yang sama, maupun karena keberadaan sumber daya penunjang kegiatan yang terletak di dalam teritori kegiatan lain. Pengaturan antar teritori pada live/work tersebut dapat memanfaatkan penggunaan boundaries fisik dan non-fisik untuk mengatur dan menjaga kebutuhan setiap teritori dan hubungan antar teritori. Berbagai hubungan antar teritori ini menegaskan adanya kompleksitas teritori yang kerap tidak dapat dilihat secara utuh, terutama dalam konteks live/work.

This thesis aims to study the complexity of territories in live/work units, which are generated from smaller separate fragments that are dispersed yet interconnected. This thesis also investigates conditions of boundaries that organise the interaction between such complex territories in live/work units. This thesis utilises three different case studies of live/work units to explore more about such relationships and its corresponding boundaries. Based on the case studies, territorial organisation between commercial and residential activities appear in the form of separation, adjacency, and stacking. Separation of territories evolves to fulfil the need for safety, requirement for certain room dimensions, or requirement for limited resources. Adjacencies between territories can be driven by the need to put different activities close together or the need for limited resources which are only located near the territory of other activities. Territories can be stacked together due to the use of the same spaces and objects, or the need for limited resources which are only located near the territory of the other activities. Such organisations may employ the use of physical and non-physical boundaries to manage relationships between different territories in a live/work unit. These inter-territorial relations unfold the commonly overlooked complexity of territories, specifically in live/work units."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Assyifa Fauzia Refianti
"Relasi both-and merupakan titik peleburan peran fragmen atau penyusun ruang yang didasari oleh sebuah kontradiksi. Peleburan ini diperlukan untuk mendapatkan efek tertentu pada suatu bentuk arsitektur yang tampak biasa menjadi tidak biasa, sehingga relasi both-and dinilai memiliki potensi untuk dipelajari lebih lanjut. Secara khusus, tulisan ini akan mempelajari bagaimana relasi both-and dalam proses pembentukan paradoks ruang tertentu. Melalui pembentukan paradoks dalam ruang inilah kemudian akan tercipta keterlibatan antara ruang dengan penggunanya hingga pada taraf tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan studi literatur dan studi kasus berupa ruang sinematik film yang relevan. Studi kemudian menemukan bahwa relasi both-and hadir ketika fragmen penyusunnya mengalami peleburan pada karakter kontradiktifnya. Selain itu, untuk mencapai relasi both-and, fragmen tidak hanya dilihat dari perannya saja, melainkan dilihat dari bentuk kehadiran fragmen.

Both-and relation is a fusion point of fragments role as space composer’s based on its contradicting character. This fusion is needed to get a certain effect for an architectural form that seems ordinary to be unusual. Specifically, this paper will focus on how the both-and relation forms certain space paradoxes. Through the formation of space paradox, there will be an involvement between space and its users to a certain degree. To achieve this goal, a literature study and case study in the form of cinematic film space is relevant. Later studies found that both-and relations existed when the constituent fragments fused into their contradictory characters. In addition, to achieve a both-and relationship, fragments are not only seen from their role, but also seen from fragments’ form of presence."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenisha Luthfiya Anindya
"Pengamatan ini mengkombinasikan teori sensori manusia, keruangan, dan permukaan yang memiliki fokus utama yaitu bagaimana bidang permukaan pada elemen ruang duduk ketika seseorang bekerja dengan VDU mempengaruhi proprioceptionnya dalam menghasilkan postur duduk yang seimbang. Tubuh secara alami sudah memiliki keseimbangan, namun dalam aktivitas bekerja sambil duduk yang berdurasi lama membutuhkan penopang (support) tambahan berupa bidang permukaan. Pengamatan dilakukan dengan studi kasus pelaku WFC (Work From Cafe) yang bekerja dengan VDU (Visual Display Unit) karena maraknya kegiatan tersebut dilakukan sejak masa pandemi. Karena proprioception umumnya terjadi secara tidak sadar, maka pengamatan ini dilakukan secara kualitatif dengan menganalisis bagaimana tubuh dan anggota tubuh mengalami perubahan postur selama ia duduk dan bekerja. Hasil dari pengamatan ini adalah bagaimana anggota tubuh perpindah dan diposisikan di dalam ruang serta menciptakan variasi postur duduk sebagai hasil dari proprioception, yang dipengaruhi oleh stimuli dan aktivitas yang berbeda-beda selama bekerja. Serta disimpulkan bahwa keseimbangan postur duduk dan bekerja dihasilkan dengan dirangsang oleh stimuli sekaligus support postur duduk berupa bidang permukaan kursi dan meja sebagai elemen pembentuk ruang duduknya.

This thesis combines the theory of human’s sensory, spaces and it’s surfaces, which focuses on how the surfaces of the interior elements affects the proprioception of a subject working with VDU (Visual Display Unit) of the WFC (Work From Cafe) activity in creating the balanced sitting-working posture. Human body are balanced naturally but in the activities which consumes long duration such as sitting, the body needs particular surfaces as additional support. This observation uses study case of WFC subject who works with VDU in the cafe, since this activity has been done more often in the pandemic era. Proprioception generally occurs unintentionally, so that this observation uses qualitative approach by recording and later analyze the changes of body and body parts’ position in space that creates variation of sitting postures while the subject sits and works. Also concluded the body’s balanced sitting posture are produced and affected by the stimuli and support of surfaces in space, such as the chair and table’s surfaces, that forms the sitting space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library