Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arliana
"Hubungan Ko-referensial dalam Teks Resep Masakan : telaah wacana. (Di bawah bimbingan Kushartanti, M.Hum). Fakultas llmu Pengetahuan Budaya, 2005. PeneIitian mengenai hubungan ko-referensial dalam teks resep masakan dilakukan untuk menemukan dan mendeskripsikan bentuk hubungan ko-referensial di dalam teks masakan serta mengidentifikasi bagaimana perilaku hubungan ko_referensial di dalam teks tersebut. Sumber data yang digunakan adalah buku resep yang berjudul Aneka Snack, Kue, dan Dessert Ala Nila Chandra karya Nila Chandra yang dicetak ulang oleh PT Gramedia Pustaka Utama tahun 2000. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini rneliputi konsep wacana, keutuhan wacana, dan teks, sedangkan teori yang digunakan sebagai landasan dalam menganalisis data adalah teori mengenai alat-alat kohesi dan hubungan ko_referensial.. Konsep wacana dan keutuhan wacana merujuk pada pendapat Kridalaksana (1978) dan (2001) serta pendapat Halliday dan Hasan (1976), sedangkan konsep teks merujuk pada pendapat Hoed (dalam Sihombing 1994). Teori alat-alat kohesi merujuk pada pendapat Halliday dan Hasan (1976) dalam Renkema (1993), sedangkan teori hubungan ko-referensial merujuk pada pendapat Brown dan Yule (1996). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan ko-referensial yang ditemukan pada data meliputi pelesapan, substitusi, dan ko-referensi. Pelesapan ditemukan pada tataran leksikal dan gramatikal. Pada tataran leksikal, unsur yang dilesapkan berupa nomina dan frase nominal, sedangkan pada tataran gramatikal, konstruksi yang dilesapkan adalah frase preposisional dan sejumiah kata yang memiliki urutan nominalfrase nominal + preposisi dengan. Substitusi yang ditemukan adalah substitusi leksikal. Substitusi tersebut menandai hubungan antara nomina dan frase nominal dengan nomina atau frase nominal lain yang menggantinya. Selain itu, substitusi juga menandai hubungan antara nomina dan frase nominal dengan istilah yang merujuknya. Ko-referensi yang ditemukan dalam data adalah ko-referensi anaforis dengan pengacu berupa enklitik - nya dan kata ia. Hal-hal lain yang ditemukan pada penelitian ini adalah masalah takaran bahan, pengolahan bahan yang juga terdapat pada bagian persiapan bahan, alat masak yang langsung disebut pada bagian cara mengolah, dan perbedaan pernamaan antara resep dengan satu-rincian bahan dan resep dengan lebih dari satu rincian bahan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S10799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogi Tujuliarto
"Penulis menemukan beberapa persamaan dan perbedaan penafsiran yang diberikan oleh para responden. Berikut adalah kesimpulan yang penulis buat terhadap penafsiran kedua puluh responden. Penafsiran yang sama terjadi ketika responden tidak memberikan penafsiran secara detil. Misalnya, ketika para responden manafsirkan tokoh pengemudi pada keempat gambar, mereka semua hanya menyebutkan profesi tokoh tersebut. Penafsiran yang mereka hasilkan tidak berbeda satu sama lain. Perbedaan yang terjadi ketika responden memberikan penafsiran secara spesifik/detil. Misalnya ketika para responden menjelaskan kondisi fisik tokoh penumpang pada gambar empat, mereka memiliki perbedaan anggapan terhadap bentuk fisik tokoh tersebut..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Vientiani
"Penelitian mengenai keutuhan wacana iklan radio bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara ujaran-ujaran yang terdapat dalam percakapan dan alat-alat kohesi yang terdapat dalam percakapan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan kaitan antara bunyi-bunyi latar dan ujaran dalam percakapan sehingga membentuk keutuhan wacana iklan radio berjenis narasi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu mendeskripsikan kaitan antara ujaran dalam percakapan dan bunyi-bunyi latar. Langkah-langkah penelitian dilakukan melalui tahap pemilihan sumber data, perekaman data, pemilihan jenis dan jumlah data, transkripsi data, analisis data, dan penarikan simpulan berdasarkan hasil analisis terhadap data. Hasil analisis menunjukkan bahwa penghubung antara ujaran dalam percakapan ditandai oleh pasangan berdampingan. Topik wacana percakapan turut menciptakan koherensi percakapan sehingga tercapai keutuhan wacana. Selain itu, alat kohesi juga dapat menghubungkan ujaran-ujaran dalam percakapan, baik itu di dalam lingkungan ujaran maupun di luar ujaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa konteks yang berupa bunyi-bunyi latar saling berhubungan dan berkaitan dengan ujaran. Bunyi-bunyi latar diperlukan untuk mendukung ujaran dalam merangkai keutuhan wacana, begitu pun sebaliknya"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S10708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunaisah
"Penelitian dilakukan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia pada bulan Februari-Mei 2005. Tujuan penelitian adalah: (1) mendeskripsikan kata-kata yang mudah diingat pada panggilan kembali memori kata jangka pendek, (2) mendeskripsikan kecenderungan pola urutan pemanggilan kembali kata yang telah tersimpan dalam memori, dan (3) mendeskripsikan rata-rata jumlah kata yang mampu diingat oleh subyek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen Pemilihan subyek penelitian, penyusunan instrumen, dan langkah-langkah penelitian dijelaskan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Argianti
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemakaian konjungsi pada anak penyandang ADHD ketika bercerita secara tertulis, khususnya mengenai kecenderungan jenis konjungsi yang muncul dan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan pemakaian konjungsi yang ditemukan dalam data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif, karena bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam tujuan penelitian. Langkah penelitian dimulai dengan (1) memilih informan penelitian; (2) melakukan observasi terhadap informan dan data; (3) menetapkan pemilihan data; dan (4) menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan konjungsi yang muncul dalam data ialah (1) konjungsi yang menunjukkan makna _urutan_ dengan pilihan kata lalu; dan (2) kemunculan konjungsi yang menempati posisi intrakalimat menunjukkan unsur-unsur yang cenderung dihubungkan oleh konjungsi pada data adalah klausa dengan klausa. Fenomena pemakaian konjungsi yang terlihat dalam data ialah (1) adanya konjungsi_-konjungsi lain yang ditemukan dalam data dan padanannya dalam teori konjungsi Kridalaksana; dan (2) adanya beberapa konjungsi yang dapat menempati posisi lain dalam klasifikasi posisi Kridalaksana."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S10862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desrillia Handayani
"Di dalam berkomunikasi, para peserta tutur dituntut untuk menaati prinsip kerja sama. Di dalam wacana humor, prinsip kerja sama kerap dilanggar. Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama itu menghasilkan implikatur percakapan yang berhubungan erat dengan inferensi petutur. Pelanggaran prinsip kerja sama yang berhubungan dengan implikatur percakapan dan inferensi kerap dianggap sebagai unsur pembentuk kelucuan di dalam humor. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bentuk pelaksanaan prinsip kerja sama dan hubungan yang ada dalam maksim-maksim prinsip kerja sama di dalam humor seks berbahasa Sunda. Penelitian ini juga bertujuan menjelaskan hubungan antara prinsip kerja sama, implikatur percakapan, dan inferensi yang dihasilkan di dalam humor tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik bibliografis. Data penelitian diambil dari buku Sura Seuri Siga Sera. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, di dalam humor seks berbahasa Sunda, selalu terdapat pelanggaran prinsip kerja sama. Pelanggaran prinsip kerja sama tersebut mencakup pelanggaran maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara Maksim kuantitas dilanggar karena penutur memberikan informasi yang kurang atau melebihi informasi yang dibutuhkan dalam berkomunikasi. Maksim kualitas dilanggar karena informasi yang diberikan salah, mengandung kebohongan, atau tidak logis. Maksim relevansi dilanggar karena penutur memberikan informasi yang tidak relevan dengan topik pembicaraan. Maksim cara dilanggar karena penutur berbicara dengan tidak jelas, barbelit-belit, atau ujarannya mengandung ketidaklangsungan yang berhubungan dengan penggunaan bentuk metafora dan pelesapan. Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama tidak selalu menghasilkan implikatur percakapan. Pelanggaran yang menghasilkan implikatur percakapan adalah pelanggaran maksim kuantitas dan maksim cara. Implikatur percakapan itu merujuk pada hal-hal bernuansa seks. Implikatur percakapan selalu berhubungan dengan inferensi. Dari data yang ada, jika sebuah ujaran melanggar maksim kuantitas, ujaran tersebut juga melanggar maksim cara. Jika sebuah ujaran melanggar maksim kualitas, ujaran tersebut juga berpotensi melanggar maksim relevansi, begitu pula sebaliknya. Jika penutur melanggar maksim kuantitas dan maksim cara, ujarannya mengandung implikatur percakapan. Karena melanggar maksim kuantitas dan maksim cara, petutur tidak dapat menginferensi ujaran tersebut dengan benar. Jika petutur tidak dapat menginferensi ujaran penutur dengan benar, ujaran petutur melanggar maksim kualitas dan/atau relevansi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S10712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Riski
"Secara tersirat, penjual dan pembeli telah memenuhi prinsip-prinsip kerja sama. Tidak semua ujaran yang diujarkan baik penjual maupun pembeli mematuhi prinsip kerja sama. Aturan ini dilanggar supaya dapat menghasilkan percakapan yang lebih komunikatif. Pelanggaran yang dilakukan bertujuan untuk membuat jarak antara penjual dan pembeli lebih dekat sehingga menghantarkan pada pelaksanaan strategi kesantunan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pelaksanaan prinsip kerja sama dan strategi kesantunan dalam interaksi jual-beli dan mendeskripsikan hubungan strategi kesantunan dan prinsip kerja sama sesuai dengan kesepakatan yang dicapai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah seorang wanita penjual dan delapan orang pembeli. Untuk memperoleh data, telah dilakukan perekaman pada saat transaksi berlangsung. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, di dalam interaksi jual-beli terdapat pemenuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama. Dalam data percakapan jual-beli, ditemukan pemenuhan bidal kualitas dan bidal relevansi. Bidal kualitas dipenuhi karena informasi yang diberikan benar, tidak mengandung kebohongan atau tidak logis. Bidal relevansi juga dipenuhi karena ujaran penjual selalu dalam topik pembicaraan yang sama. Pemenuhan ini terjadi karena penjual selalu berbicara dalam ruang lingkup yang sama dengan arah pembicaraan pembeli. Pemenuhan ini dilakukan sebagai wujud perhatian terhadap pembeli. Pelanggaran bidal kuantitas dan bidal cara sering terjadi akibat penjelasan panjang yang diujarkan penjual. Bidal kuantitas dilanggar karena penjual memberikan informasi yang berlebihan dalam berkomunikasi. Pelanggaran bidal cara karena penjual berbicara tidak jelas. Penjual sering memberikan penjelasan yang berlebihan sehingga terkadang tidak jelas. Penjelasan yang diujarkan ini sebagai akibat dari keinginan penjual untuk melayani pembeli. Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama menghasilkan strategi kesantunan. Kesantunan yang sering dipenuhi adalah strategi kesantunan positif. Kepentingan pembicaraan berfokus pada keinginan penjual untuk dapat diterima masuk dalam lingkungan si pembeli. Dari data yang ada, pemenuhan yang sering terjadi pemenuhan bidal kualitas dan bidal relevansi. Jika sebuah ujaran memenuhi bidal kualitas maka ujaran tersebut juga berpotensi untuk memenuhi bidal relevansi. Sama halnya dengan pelanggaran bidal kuantitas dan bidal cara. Jika ujaran penjual melanggar bidal kuantitas maka ujaran tersebut juga berpotensi untuk melanggar bidal cara. Pelanggaran bidal kuantitas dan bidal cara berpotensi memunculkan strategi kesantunan positif. Strategi kesantunan positif yang muncul adalah dengan cara penjual mengikuti keinginan pendengar sesuai dengan ketertarikan, keinginan, dan kebutuhannya, membesar-besarkan keinginan dan simpati pendengar, dengan penggunaan dialek, dengan persetujuan, dengan mempraanggapkan kesamaan pengetahuan dengan keinginan pembeli, dan dengan lelucon."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Rahmila Fahmi
"Kartun-kartun yang dimuat di media cetak, khususnya koran, biasanya mengungkap tema yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Kartun tidakhanya terdiri dari unsur gambar saja, namun juga memiliki unsur bahasa. Bahasa di dalam kartun dapat diteliti secara liunguistis, salah satunya melalui pragmatik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek-aspek pragmatik yang cenderung digunakan kartunis di dalam kartun yang diciptakannya. Aspek-aspek tersebut adalah praanggapan, implikatur, pertuturan, dan dunia kemungkinan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan kartun dengan konteks di luar bahasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan teknik sadap. Data penelitian diambil dari kartun Timun yang terbit setiap hari Minggu di koran Kompas. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, aspek pragmatik yang cenderung digunakan kartunis adalah praanggapan. Dari 13 kartun Timun, terdapat 9 kartun yang menandung praanggapan. Aspek pragmatik yang berikutnya adalah implikatur. Implikatur yang terdapat dalam kartun Timun muncul secara tersirat melalui ujaran para tokohnya. Sementara itu, dunia kemungkinan terlihat dari gambar-gambar yang karyunis ciptakan. Apa yang digambar kartunis mustahil terjadi dalam dunia nyata, seperti ayam yang berbicara kepada manusia. Hubungan kartun dengan konteks di luar bahasa diperlihatkan kartunis melalui gambar dan penggunaan kata-kata tertentu di dalam ujaran tokoh. Melalui gambar dan ujaran para tokoh terlihat bahwa kartunis menggunakan peristiwa aktual yang terjadi pada saat kartun tersebut diterbitkan. Oleh karena itu, dalam memahami kartun Timun, pembaca harus mengetahui peristiwa, konteks, dan waktu yang melatarbelakangi cerita dalam kartun."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10943
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adhika Irlang Suwiryo
"Komunikasi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui komunikasi, setiap maksud dapat disampaikan meskipun dengan cara yang tidak sama bagi setiap penutur. Dalam setiap tuturan terkandung berbagai makna, tergantung kebutuhan dari penutur. Salah satu makna yang dituturkan adalah makna perintah. Seiring berkembangnya bahasa, makna perintah tidak lagi hanya disampaikan melalui intonasi imperatif. Tuturan bermakna perintah dapat pula disampaikan dengan dua intonasi lainnya, yaitu intonasi deklaratif dan intonasi interogatif. Pemilihan atas intonasi yang berbeda menjadi ketergantungan pada siapa penutur dan siapa mitra tutur yang terdapat dalam konteks. Sumber data penelitian ini adalah empat episode komedi situasi Office Boy (KSOB) yang ditayangkan oleh Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan bentuk tuturan bermakna perintah yang terdapat dalam keempat episode tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik rekam. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, didapatkan berbagai jenis tuturan bermakna perintah berdasarkan intonasi yang berbeda. Jenis tuturan bermakna perintah berdasarkan intonasi imperatif terdapat sembilan jenis, yaitu perintah biasa, permintaan, larangan, ajakan, panggilan, saran, penawaran, persilaan, dan dorongan semangat. Jenis tuturan bermakna perintah berdasarkan intonasi deklaratif terbagi atas empat jenis, yaitu perintah biasa, ajakan, permintaan, dan larangan. Kemudian, jenis tuturan bermakna perintah berdasarkan intonasi interogatif terdapat tiga jenis, yaitu perintah biasa, permintaan, dan penawaran"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10743
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Aulia Hayyu
"Anak merupakan sosok yang menarik untuk dibahas. Minat yang besar untuk mengetahui bagaimana cara mendidik anak mendorong beberapa peneliti untuk mempelajarinya. Menurut Dardjowidjojo (2005: 226), minat terhadap bagaimana anak memperoleh bahasa sudah lama ada. Sebagai salah satu contoh, tulisan H. Taine (1876) yang berjudul _On the Acquisition of Language by Children_ merupakan tulisan pertama mengenai pemerolehan bahasa anak. Selain itu, salah satu penelitian klasik mengenai perkembangan bahasa anak dilakukan oleh Piaget pada tahun 1926. Ia meneliti kemampuan penceritaan ulang terhadap anak berumur 6_8 tahun. Perkembangan adalah satu proses yang berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif (Hurlock, 1995: 23). Secara umum, perkembangan anak dibagi dalam beberapa periode. Saat anak berada dalam masa middle and late childhood atau_."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11297
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>