Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ninny Soesanti Tedjowasono
Abstrak :
Langkah pembaharuan yang dilakukan oleh raja Airlangga semenjak ia naik takhta tahun 941 Saka(1019 M) adalah memberi perhatian besar pada aspek perekonomian negara. Perbaikan aspek ekonomi dianggap dapat menjadi dasar dari proses perbaikan ketiga aspek kehidupan bernegara lainnya, yaitu politik, agama dan sosial. Karena itu ia mengembangkan landasan perekonomian pada sektor perdagangan di samping pertanian yang sudah sejak lama dijalankan. Kedua sektor yang merupakan landasan perekonomian negara sangat diperhatikan dan diupayakan berkembang secara maksimal.N Ciri-ciri umum kerajaan-kerajaan kuna di Indonesia tidak banyak berubah dari abad ke abad, yang disebabkan oleh faktor geografi wilayah Indonesia. Kondisi tanah dan iklim dan geografi dianggap sebagai faktor penting yang menentukan landasan pereko_nomian yaitu pertanian dan perdagangan. Di sepanjang Jawa terda_pat sederetan gunung berapi yang berjajar memanjang membentuk tulang punggung dari timur ke barat. Gunung-gunung dan dataran tinggi membantu membentuk wilayah pedalaman menjadi kawasan_kawasan yang kebetulan sangat cocok bagi pengolahan sawah.Jalur perhubungan yang utama di Jawa adalah sungai-sungai yang sebagian besar relatif pendek. Sungai yang paling cocok untuk hubungan transportasi jarak jauh hanya sungai Brantas dan bengawan Solo, sehingga tidak mengherankan apabila lembah-lembah kedua sungai tersebut merupakan pusat-pusat kerajaan besar sejak...
Depok: Universitas Indonesia, 2003
D1845
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh A. Djamhari
Abstrak :
ABSTRAK
Empat tahun seusai pemberontakan Diponegoro Kolonel Jhr. F.V.A. Ridder de Stuers, anak menantu dan mantan ajudan Letnan Jenderal H.M. de Kock, mencrbitkan memoarnya yang berjudul Memoires sur la guerre d'ile de Java de 1825 _ 1830, (1834). Memoar ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh Letnan Kolonel H.M. Lange dengan judul Gedenkschrift van den Oorlog op Java van 1825 tot 1830, terbit pada 1847. Khusus pada Bab III, yang berjudul: 1827, amat menarik perhatian peneliti. Pada tahun 1827 tersebut oleh penulisnya, disebut sebagai tahun titik balik strategi militer Belanda, tahun peralihan dari strategi mobilitas ke strategi benteng atau Stelsel Benteng. Strategi benteng adalah strategi militer yang tidak sekedar memiliki ciri yang unik, baik aspek pemikiran maupun pelaksanaannya, namun amat berkaitan dengan aspek politik, sosial, kultural, Beni perang kedua belah pihak yang belum pernah diterapkan dalam perang kolonial mana pun. Dengan asumsi demikian, peneliti memilihnya sebagai topik kajian utama. Berhadapan dengan topik kajian ini, peneliti menyusun kerangka pertanyaan:' Seberapa besarkah kekuatan militer Diponegoro sehingga berhasil memaksa tentara Belanda untuk mengubah strategi militernya pada 1827? Sejauh manakah motivasi perang Diponegoro dan pengikutnya
2002
D1643
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tan, Ta Sen
Abstrak :
ABSTRACT
Culture contact took place throughout recorded history. The three major worls civilizations, namely, chineses, indian and arabian, all originated in Asia. SInce the 2nd century BC, these three civilizations began to interact with each other via the overland and see trade routes-the Chama (Tea and Horse), the Silk, and the Maritime Ceramic and Spice routes. SUch interaction triggered off a dynamic chain reaction of culture change in all societies in the regions largely by peaceful means through trade and cultural interchange as well as migration. A review of the literature of the subject under study reveals the lack of in-depth study of the subject leaving many gaps for future research. This macro-study is the first of such an attemt that adopts a holistic view of continental-wide culture contact. It deals with the incoming indian and islamic alien cultures infiltrating into china's confucianism and daoism on the one hand, and againts java's indigeneus culture on the other. The study explores the localization of these alien cultures through a process of sinicization in china and javanization in insular southeast asia set within a broader historical context of regional trade development and geo-politics. This research then narrows down to an investigation of the highly significant role played by Ming China through the hands of the famous matitime explorer, Cheng Ho, in the Islamization of the Nusantara world and particularly in helping to unravel the localization process that took place in 15th and 16th centuries in Java. In the final analysis, this study has uncovered the striking differences in the resulting patterns of culture contact between East and West imbedded in their differing world view. It clearly demonstrates the cultural fusion-clash polarization pattern in culture contact.
2007
D628
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanto Wibowo
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini merupakan studi tentang kondisi dan situasi di pedesaan Cina yang berubah total sejak Mao bersama dengan PKC mengambil alih kekuasaan di Cina pada tahun 1949. Namun sebenarnya perubahan sudah terjadi jauh sebelum tahun 1949, yaitu ketika PKC mulai berdiri pada tahun 1921 dan sejak saat itu konsep-konsep pembangunan masyarakat sosialis mulai diperkenalkan dan dipraktekkan. Selama sepuluh tahun sejak tahun 1949 hingga tahun 1959, perubahan tidak hanya terjadi pada tataran sistem politik dan pemerintahan, namun yang lebih penting lagi adalah perubahan pada sistem sosial yaitu dengan berubahnya institusi-institusi sosial serta perubahan struktur sosial dan peran sosial dengan berubahnya mekanisme dalam masyarakat.

Dalam studi ini, untuk menggambarkan terjadinya perubahan sosial sebagai dampak dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh PKC dimana kebijakan tersebut berakar dari pikiran-pikiran Mao, digunakan teori sosial Talcott Parsons. Teori sosial Parsons dalam bukunya The Social System (1951) pada intinya menyebutkan bahwa sistem sosial sangat bergantung pada sistem budaya. Jika sistem budaya berubah, maka perubahan juga akan terjadi pada sistem sosial. Perubahan sistem sosial baru akan terjadi jika terjadi perubahan dalam sistem budaya. Dalam konteks ini maka yang terjadi di pedesaan Cina pada kurun waktu tersebut adalah sebuah perubahan sosial yang mengikuti perubahan budaya setelah masuknya paham Mantisme-Leninisme yang menggantikan sistem budaya Konfusianis. Proses perubahan itu sendiri akan dijelaskan dengan menggunakan beberapa teori antara lain adalah teori modernisasi dari David Apter, Giddens yang menekankan aspek kehidupan sosial sebagai suatu episode yang berarti memiliki awal dan akhir yang dapat dikenali serta Piotr Sztompka dengan Fungsionalisme Strukturalnya, sementara untuk menjelaskan bentuk-bentuk aksi yang terjadi digunakan teori Collective Actionnya Charles Tilly.

Ada beberapa tahap terjadinya perubahan sosial di pedesaan Cina dalam kurun waktu antara tahun 1949 sampai tahun 1959. Mao memulai rekayasa sosialnya dengan mengadakan Gerakan Land Reform pada tahun 1950, Ialu Kolektivisasi serta mencapai puncaknya pada pembentukan Komune Rakyat pada tahun 1958. Dalam periode inilah terjadi perubahan sosial yang begitu besar. Masyarakat Cina tradisional yang dengan teori Apter (1967) dapat di lihat sebagai masyarakat yang memiliki tiga tipe sfratifikasi yaitu menyangkut kasta, kelas dan status, melalui organisasi Komune Rakyat telah menjadi sebuah rnasyarakat yang harus hidup bersama secara komunal dalam struktur dan fungsi yang baru.
2006
D651
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library