Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kenya Lintang Wienantu
Abstrak :
Manajemen risiko yang lemah menjadi faktor utama masalah K3 pada UMKM sehingga identifikasi bahaya dan penilaian risiko dibutuhkan dalam rangka manajemen risiko. Penelitian ini berisi tentang analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada UMKM Pembuatan Furnitur di Kelapa Dua, Depok tahun 2017. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat risiko K3 pada setiap tahapan proses pembuatan furnitur. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko semi kuantitatif dengan kriteria W.T. Fine 1971 untuk menentukan nilai konsekuensi, frekuensi pajanan, dan kemungkinan. Hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat risiko pada setiap proses meliputi kategori very high berupa bahaya kimia dan mesin potong, kategori priority 1 berupa bising dan ergonomi, kategori substantial berupa getaran, kategori priority 3 yaitu suhu panas dan bahaya mekanik, serta kategori acceptable yaitu bahaya kinetik dan bahaya psikososial. Pengendalian yang ada dinilai belum sepenuhnya efektif dalam mengurangi risiko yang terdapat di lingkungan kerja. ......Poor risk management becomes the main factor of occupational health and safety issue in SMEs. This study focused on hazard identification and risk analysis at SME for furniture making at Kelapa Dua, Depok in 2017. This study aimed to know risk level of processes in making furniture. Risk assessment done by using semi quantitative risk analysis of W.T. Fine 1971 by scoring consequences, exposure, and likelihood. The results showed that risk of cutting machine and chemical hazard were very high, risk of noise and ergonomic hazard were categorized as priority 1, risk of vibration was substantial, risk of hot temperature and mechanical hazard were categorized as priority 3, and risk of kinetical and psychosocial hazard were acceptable. Existing controls were not implemented effectively to minimize hazards and risks in the workplace.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allysa Maulidyah Nur
Abstrak :
Kesadaran mengenai manajemen risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang kurang sering kali menjadi penyebab utama permasalahan K3 di Usaha Kecil Menengah sehingga dibutuhkan langkah identifikasi risiko untuk dapat menemukan manajemen risiko yang tepat dibutuhkan oleh Usaha Kecil Menengah. Penelitian ini merupakan penilaian risiko pada proses produksi kerupuk ikan yang bertempat di dua lokasi pabrik kerupuk yang ada di Jakarta Pusat dan Depok pada tahun 2017. Penilaian risiko berupa identifikasi dan analisis risiko yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang ada pada proses pembuatan kerupuk ikan. Metode penelitian mengacu pada metode semikuantitatif sesuai dengan kriteria W.T. Fine. Prosedur pelaksanaan analisis risiko menggunakan langkah panduan dari AS/NZS ISO 31000:2009 tentang Manajemen Risiko di Usaha Kecil Menengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level risiko yang ada di tiap langkah kerja adalah tingkat Very high yaitu pada bahaya Kimia, Priority 1 pada bahaya listrik , tingkat Substantial pada bahaya ergonomi, tingkat Priority 3 pada bahaya fisik dan Acceptable pada bahaya mekanik. ......The lack of awareness of Occupational Health and Safety in Small Medium size industries oftenly being the main cause of occupational problem in Small Medium Enterprises. This research is used to assess occupational health and safety risks in two crackers factories located in Depok and Central Jakarta. The occupational health and safet assessment has to be done in order to rise the awareness of risk management. Implementation of risk assessment was doneby using semi quantitative risk level analysis and scoring the levels of Consequence, Exposure, and Likelihood by W. T. Fine. Procedure was conducted by using AS NZS ISO 31000 2009 of risk management in Small Medium Enterprise. The results from residual risk table showed that the risk of chemical hazard Liquid Petroleum Gas is at the highest risk levels, followed by electrical risk which categorized at Priority 1 levels, ergonomic hazard at Substantial levels, physical hazard at Priority 3 level, and mechanical hazard at Acceptable level.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Karim
Abstrak :
Sektor Usaha Unit Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Alas kaki merupakan salah satu sektor penting di dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Namun sangat disayangkan, Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja belum dirasakan oleh pekerja UMKM alas kaki. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran aspek K3 apa saja yang telah diimplementasikan di UMKM alas kaki berserta faktor pendorong dan faktor penghambat di implementasikanya K3 di sector UMKM alas kaki. Penelitian ini adalah studi Kualitatif dengan mengambil data dan informasi melalui wawancara dan observasi di 7 UMKM alas kaki ciomas dan 6 UMKM alas kaki Cikupa dengan total 39 responden yang berasal dari pemilik dan pekerja. Hasil penelitian ini adalah beberapa responden pengrajin sepatu telah mengetahui bahaya dan risiko pekerjaan, belum tersedia Komitmen K3, pelaksanaan Housekeeping masih dibawah standard, APD tidak disediakan, Tidak ada SOP, minimnya Fasilitas , belum ada upaya pencegahan kebakaran, Tidak tersedia training dan orientasi, tidak tersedia kesiapan tanggap darurat, postur Kerja dan workstation tidak ergonomis. Pelatihan K3, Pemberian bantuan Pihak K3 / konsultan untuk Menjalankan K3, Pemberian Pedoman K3 dari Pemerintah menjadi faktor pendorong Dimplementasikannya K3 dan Pengetahuan dan Pemahaman yang minim terkait K3, Biaya untuk Implementasi K3, Informasi dan pemahaman Tidak adanya kewajiban dari Pemerintah menjadi faktor penghambat diimplementasikanya K3 di 7 UMKM alas kaki Ciomas dan 6 UMKM alas kaki Cikupa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Implementasi K3 masih minim hampir disemua aspek K3 sehingga diperlukan penguatan aturan dan regulasi untuk mendukung implementasi K3 di sector UMKM alas kaki.
Footwear micro, small and medium enterprises (MSMEs) is one of important sectors in the Indonesian economy. However, various types of safety and health hazards are identified in their activities. The purpose of this study was to describe the implementation of safety & health aspects in footwear MSMEs, as well as investigating the driving factors and inhibiting factors in their implementation. This study was qualitative in nature through interviews and observations conducted at ciomas and Cikupa District, each 7 and 6 footwear workshops consecutively. Total respondent was 39 people, acting as owners and workers. It was found that there were no written safety & health commitments, even though the implementationof OSH at limited extend were observed. For instance, some MSMEs have improved ventilation systems, used cutting machines, manual handling aids, and isolation of dusty and noisy processes. Other aspects such as housekeeping, PPE, SOP, fire prevention facilities, training and orientation, ergonomic workstations need to be improved. Leadership directives, safety & health training, assistance from third party or OSH consultant, guidelines from the Government are driving factors for safety & health implementation in observed MSMEs; while the lack of knowledge on OSH and owner support as well as costs implication are found as inhibiting factors in OSH implementation.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T51790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Tetra Firdaussyah
Abstrak :
UMKM adalah tempat kerja yang memiliki risiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, namun seringkali dikesampingkan karena lebih berfokus pada keberlanjutan industri itu sendiri. Pengolahan kedelai beberapa proses yang memunculkan bahaya kesehatan dan keselamatan seperti permukaan panas, pengangkatan secara manual, posisi janggal, kontak dengan iritan, lingkungan kerja yang panas dan berbau. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran implementasi K3 pada proses pengolahan kedelai. Aspek yang diobservasi adalah identitas UMKM, komitmen K3, kesehatan kerja, keselamatan fasilitas, alat pelindung diri, keselamatan operasional, tata graha, safety behaviour, higiene industri, ergonomi, pencegahan kebakaran, kegawat daruratan dan penanangan cemaran. Penelitian dilakukan pada 16 UMKM di Kota Depok, Kabupaten Serang, Kabupaten Bogor, Kota Jakarta Selatan dengan 24 pekerja sebagai responden. Penelitian didesain secara kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, dan wawancara terstrukur. Diperoleh bahwa tidak terdapat UMKM yang memiliki komitmen K3 secara tertulis, meskipun itikad perlindungan K3 kepada pekerja sudah terlihat. Beberapa UMKM pernah mengalami kecelakan kerja namun tidak tercatat atau dilaporkan secara formal. Dari beberapa aspek yang diamati, yang sudah diterapkan pada sebagian besar UMKM adalah keselamatan fasilitas, keselamatan operasional, pencegahan kebakaran dan penanganan limbah. Aspek yang belum diterapkan sama sekali adalah asuransi ketenagakerjaan, safety behaviour dan higiene industri. Sedang aspek K3 lainnya seperti ergonomi, tata graha, kegawatdaruratan diterapkan secara parsial. Faktor penghambat utama implementasi adalah kurangnya pengetahuan pada K3, faktor pendorong utama implementasi adalah pelatihan K3. Kedepanya, perlu untuk dilakukan pelatihan, pendampingan K3 dan evaluasi kinerja K3 di UMKM pengolahan kedelai.
There are potensial occupational health and safety risks at SMEs, however this risk are often overrided by bussiness sustainability issues. Soy beans processing involves number of activities such as soybeans stripping, washing, soaking, grinding, main process of soybeans and product packaging that creates health and safety hazards such as smoke, hot surfaces, manual handling, awkward position, irritant contact, hot temperature workplace, and smells. This study is aimed to obtain overview of OHS implementation. The study was conducted in Depok City, Serang Regency, Bogor Regency, South Jakarta City on 16 SME owners with 24 workers. The study was designed as qualitative research, data was collected through observation, and structured interviews. There are no SMEs have written OHS commitments, altough OHS protection intention been observed. Some of SME ever experienced in accidents, yet had not been formally recorded or reported. Several aspects observation shown that, facility safety, operational safety, fire prevention and waste handling has been well implemented. Several aspect such as worker insurance, safety behaviour, and industrial hygiene had not been well implemented. While other aspect such as ergonomi, houskeeping, and emergency response were implemented partially. The main obstacle factor implementing OHS in SME from this research was OHS knowledge deficient, while the main stimulant was OHS training. In the future, its required to implement training, coaching and OHS performance monitoring in soy processing SME.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T51794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Sari
Abstrak :
[ABSTRAK
Menyusui merupakan langkah primer untuk kesehatan dan pertumbuhan optimal bagi anak. Seribu hari pertama kehidupan, yang dimulai sejak janin di dalam kandungan hingga seorang anak berusia dua tahun merupakan periode terpenting dan perlu mendapatkan perhatian terbesar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan partisipasi ibu dalam perekonomian keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif. Desain penelitian yang digunakan cross sectional dengan data sekunder SDKI 2012 dengan sampel berjumlah 1358 ibu berusia 15-49 tahun yang memiliki bayi berusia 0-5 bulan. Partisipasi ibu dalam perekonomian keluarga dapat menurunkan peluang pemberian ASI eksklusif dimana ibu yang bekerja sebagai buruh/karyawan sepanjang waktu lebih berisiko 1,54 kali untuk tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang tidak bekerja setelah dikontrol oleh variabel kounfonder (p=0,038; CI 95%=1,0-2,3). Memberikan informasi mengenai tata laksana pemberian ASI eksklusif bagi ibu bekerja, meningkatkan kerjasama lintas sektoral dengan kementerian terkait utuk peningkatan program pemberian ASI eksklusif sesuai dengan perundang-undangan yang telah dibuat, serta melaksanakan supervisi dan memberikan sanksi/reward terhadap pelaksanaan peraturan mengenai ASI eksklusif.
ABSTRACT
Breastfeeding is a primary step for optimal health and growth of the child. The first thousand days of life, which began in the fetus in the womb until the child is two years old is the most important period and the need to get the most attention. This study aims to determine the relationship of the mother's participation in the economy of the family to exclusive breastfeeding. The design study is cross sectional with secondary data IDHS 2012 with a sample of 1358 amounted to 15-49 year-old mother who has a 0-5 month old baby. Participation of mothers in the family economy can lower the chance of exclusive breastfeeding that mothers who work as laborers / employees at all times to 1.54 times more risky not to give exclusive breastfeeding than mothers who do not work after being controlled by the variable counfonder (p = 0.038; 95% CI = 1.0 to 2.3). Provide information regarding the governance of exclusive breastfeeding for working mothers, improving cross-sectoral cooperation with relevant ministries weeks to increase exclusive breastfeeding programs in accordance with the legislation that has been made, as well as carry out supervision and sanction / reward on the implementation of the regulation on exclusive breastfeeding., Breastfeeding is a primary step for optimal health and growth of the child. The first thousand days of life, which began in the fetus in the womb until the child is two years old is the most important period and the need to get the most attention. This study aims to determine the relationship of the mother's participation in the economy of the family to exclusive breastfeeding. The design study is cross sectional with secondary data IDHS 2012 with a sample of 1358 amounted to 15-49 year-old mother who has a 0-5 month old baby. Participation of mothers in the family economy can lower the chance of exclusive breastfeeding that mothers who work as laborers / employees at all times to 1.54 times more risky not to give exclusive breastfeeding than mothers who do not work after being controlled by the variable counfonder (p = 0.038; 95% CI = 1.0 to 2.3). Provide information regarding the governance of exclusive breastfeeding for working mothers, improving cross-sectoral cooperation with relevant ministries weeks to increase exclusive breastfeeding programs in accordance with the legislation that has been made, as well as carry out supervision and sanction / reward on the implementation of the regulation on exclusive breastfeeding.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Utami Ningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan terkait pekerjaan bisa terjadi di industri manapun, termasuk pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM menampung lebih dari 60% angkatan kerja sehingga upaya perlindungan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlu dilaksanakan. Salah satu faktor terkait orang yang dekat dengan terjadinya kecelakaan kerja dan cidera adalah motivasi keselamatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi penerapan K3 dengan daftar periksa Working Improvement in Small-medium Enterprises (WISE) di UMKM Kabupaten Cianjur yang telah mendapat pembinaan K3 tahun 2014-2015 dan menilai motivasi keselamatan pekerja UMKM. Metode penelitian ini adalah metode kombinasi (mixed-methods). Besar sampel yang digunakan adalah 50 UMKM dan 110 pekerja UMKM. Hasil penelitian menunjukan rata-rata dari proporsi penerapan K3 pada UMKM terpilih adalah 0,4159 (41,59%), pemenuhan dari 46 item pertanyaan WISE sebesar 36,6% (penyimpanan dan penanganan material, lingkungan fisik, proteksi bahaya listrik, penanggulangan bahaya kebakaran, dan fasilitas kesejahteraan), sangat setuju/tepat untuk alasan motivasi instrinsik sebesar 86,8% serta setuju/cukup tepat untuk alasan motivasi eksternal sebesar 50,6%. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hambatan penereapan K3 terjadi pada level pemerintah, regulator/asosiasi, manajemen, staf, organisasi, dan teknologi. Faktor situasional pembentuk motivasi keselamatan yang paling utama adalah kepemimpinan.
ABSTRACT
Accidents and occupational health problems can occur in any industry, including Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs). MSMEs accommodate more than 60% of the workforce so that safeguards against Occupational Safety and Health (OSH) needs to be implemented. One of the proximal person-related factors to the occurrence of accidents and injuries is safety motivation. The research purpose is to evaluate OSH implementation with checklist of Working Improvement in Smallmedium Enterprises (WISE) at MSMEs of Cianjur which has got OSH training in 2014-2015 and assess the workers safety motivation. Methods of this research are mixed-methods. The sample size is 50 MSMEs and 110 workers. The results showed that the mean of the proportion of OSH applied to selected MSMEs was 0.4159 (41.59%), fulfillment of 46 items of WISE questions of 36.6% (storage and material handling, physical environment, electrical hazard protection, countermeasures fire hazard, and welfare facilities), strongly agree for reasons of intrinsic motivation of 86.8% and agree for external motivation reasons of 50.6%. Based on interviews, the obstacles of OSH implementation occurred at government level, regulator / association, management, staff, organization, and technology. The distal situational factor that most important form of safety motivation is leadership.
2017
T47984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library