Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarjono
Abstrak :
Pada era globalisasi dan persaingan dalam bidang pelayanan kesehatan, pusat pelayanan kesehatan dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan termasuk Pusat Pelayanan Kesehatan Yayasan Masyarakat Sehat Kotamadya Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Yayasan Masyarakat Sehat Kotamadya Bandung Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang untuk kuantitatif dan analisis isi untuk kualitatif. Jumlah responden sebesar 303 orang, dan jumlah informan sebesar 18 orang. Faktor-faktor yang diteliti meliputi faktor pemudah, faktor penunjang dan faktor penguat. Untuk faktor pemudah meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, persepsi, pengetahuan dan kebiasaan, untuk faktor penunjang meliputi variabel jarak tempuh, waktu tunggu dan ketersediaan sarana pelayanan dan faktor penguat adalah variabel sikap dan perilaku petugas. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis univariat untuk melihat gambaran deskriptif dan analisis uji Chi Square untuk melihat bagaimana hubungan antara faktor-faktor yang ada pada peserta dana sehat dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di YMS bagi peserta dana sehat yakni umur, pekerjaan dan pendidikan, sedangkan variabel-variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan meliputi pengetahuan, persepsi, kebiasaan, waktu tunggu, jarak tempuh, sikap dan perilaku petugas. Secara kualitatif, pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta dana sehat menggambarkan besarnya motivasi masyarakat untuk menggunakan pelayanan kesehatan di YMS. Penelitian ini menyarakan agar pengurus dan peserta dana sehat dapat lebih meningkatkan lagi peranannya dalam promosi kesehatan yang bukan hanya kuratif.
The Factors which Related with Using Facility Health Service Health Foundation by Fund Member in BandungIn globalization Era and competition with health service, health service center would improve the quality of health service including Health Center Foundation Bandung. The research had a goal how to get description of the factors which related using health service center in Health Center Foundation in Bandung West Java Province. The research used Cross Sectional design for quantitative method and content analysis for qualitative. The sum of respondents were 303 persons, and the sum of informant were 18 persons. The factors which had been researched involved predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors. Predisposing factors involved age, education level, occupation, perception, knowledge and habit. For enabling factors involved waiting time, health service facility and spacing transport_ For reinforcing factors involved attitude and provider behavior. Statistic analysis used one variable (univariat) to describe about description, Chi Square analysis would have being see the related between the factors in individuals health fund member with health service center. Result of research shown no relationship between age, occupation, education level, while knowledge, perception, habit, waiting time, spacing transport, attitude and provider behavior had relationship. By the qualitative, using of health center for respondent had described a great motivation to use health center in Health Center Foundation Bandung. The research recommended for committee and respondents as member of health fund to improve their function in health promotion not only curative.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T9263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Imran
Abstrak :
Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa baik meninggal, luka-luka maupun pengungsi serta kerusakan infrastruktur di wilayah Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Penanganan pada masa tanggap darurat bidang kesehatan melibatkan berbagai pihak dari tingkat pusat dan daerah. Tesis ini membahas mengenai koordinasi pada bidang kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi DIY pada masa tanggap darurat. Desain studi menggunakan metode kualitatif eksploratif dengan melakukan telaah dokumen dan wawancara mendalam kepada pihak yang terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Hasil yang diperoleh menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah, khususnya di bidang kesehatan dalam melakukan koordinasi pada masa tanggap darurat akibat bencana dengan memperjelas alur tugas, pendelegasian wewenang, alur informasi yang penting dalam pengambilan sebuah keputusan yang cepat dan tepat sesuai kebutuhan terhadap penanganan permasalahan akibat bencana. ......Eruption in 2010 has resulted in loos of life like dead, injured and displaced person as well as damaged to infrastructure in both DI Yogyakarta and Jawa Tengah Provinces. Respons in health sector has involved multi parties from central and local levels. This thesis described the coordination of the sector conducted by Ministry of Health and Provincial Health Office DI Yogyakarta on emergency respons due to Mount Merapi Eruption 2010. Study design using qualitative methods with document review and in-depth interviews to official person who directly involved in disaster mentioned. The results obtained to evaluate government action, particularly in the area of health in coordinating emergency respons during disaster, to clarify the task flow, delegation of authority and the flow of information are important in making a rapid dan approriate decision as needed for handling the health problems caused by disaster.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31737
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Suwarsa
Abstrak :
Penyakit tuberkulosis paru adalah merupakan penyakit menular yang bersifat kronis dan memiliki dampak sosial yang cukup besar. Penularannya melalui hubungan yang lama dan akrab, karena itu kontak serumah dengan penderita TB paru diduga merupakan risiko yang tinggi untuk terjadinya penularan. Walaupun demikian tidak semua kontak serumah tertular, oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penularan penyakit TB paru pada kontak serumah. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten garut dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini diduga 552 kontak serumah dengan penderita TB paru BTA (+). Sampel sebanyak 155 yang terdiri dari 55 penderita TB paru BTA (+) dan 100 bukan penderita TB paru BTA (+) yang dipilih dengan metode stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan 1 diantara 2,8 kontak serumah menderita TB paru. Beberapa faktor yang diduga berhubungan adalah: keeratan, lama kontak, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, status gizi dan hygiene sanitasi (p<0,05), dan variabel hygiene sanitasi memiliki hubungan yang paling kuat (POR= 12,30). Dari hasil analisis multivariat ternyata hanya ada 4 variabel utama yang berhubungan yaitu: sanitasi rumah, keeratan, status gizi dan pendidikan, sehingga dapat dikemukakan sebuah model dengan 4 variabel tersebut. Setelah dilakukan penilaian interaksi ditemukan ada 1 interaksi yang bermakna antara status gizi dan sanitasi rumah sehingga dapat dikemukakan sebuah model dengan 4 variabel utama dan 1 variabel interaksi.
Lung tuberculosis is an infectious disease, which tend to become chronic and causing big social impact. The infection needs close and long contact, so that house hold contact of lung tuberculosis patient has a high risk to be infected. Nevertheless not all the house hold contact will be infected, thus it is important to be know factors related to the infection of the hhouse hold contacts of tuberculosis patient. The research was done at Garut regency using cross sectional design. Population of the study was 552 house hold contacts with the lung tuberculosis patient. A random sample of 155 respondent were inclided in the study, 55 of them turn out to be infected and the tirest were free of the disease. The result shows that 1 of 2.8 house hold contacts has the disease. Factors examined in the study consist of close association, the length of contact, education, job, knowledge, nutritional status and dwelling sanitation (p<0.005), and the dwelling sanitation variable has the strongest correlation (POR= 12,30)_ The result of the multivariate analysis reveals that only four of them were the significantly correlated with the household transmission, namely dwelling sanitation, close association, so that the model of transmission consist of those 4 variables. A significant interaction was found between nutritional status and dwelling sanitation (p5 0.1), so that there will be a model using those 4 main variables and 1 interaction.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library