Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
H. Muhammad Mutawally
"Tesis ini berusaha menjelaskan peran dan kondisi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dalam menjaga kedaulatan di wilayah perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKR1). Kondisi geograiis Indonesia dimana dua pertiganya adalah wilayah perairan dan sebagai negara kepulauan sesuai dengan United Convention on Law of The Sea (UNCLOS) 1982 menyebabkan Indonesia memikul tanggung jawab pengawasan wilayah laut yang semakin luas. Peran _ laut sebagai aspek pertahanan dan keamanan sangat panting bagi Indonesia dalam menyamkan semua pulau-pulau dan penduduknya sebagai sebuah keutuhan bangsa, sehingga dibutuhkan kesiapan Alutsista TNI AL dalam menjaga kedaulatan di wilayah perairan NKRI. Akan tetapi, dalam kenyataanya kondisi Alutsista TNI AL tidak mampu menjaga, kedaulatan dan mengamakan seluruh wilayah yurisdiksi perairan Indonesia, karena sebagian besar Alutsista TNI AL sudah tua dan 60% alat deteksi dan senjatanya tidak siap.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan interpretasi dan analisis kondisi Alutsista TNI AL agar dapat mengetahui dan memahami strategi yang tepat TNI AL mcnghadapi ancaman kedaulatan dan keamanan di wilayah perairan Indonesia serta mencoba menjelaskan strategi yang harus dilakukan dengan menggunakan potensi lainnya sehingga dapat mendukung kebutuhan Alutsista TNI AL dalam upaya menjaga kedauiatan perairan NKRI. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain eksplanatoris dan penelitian intelijen stratejik.
Hasil penelitian ini menyarankan kepada pemerintah bahwa penambahan dan pergantian Alutsista TNI AL tetap harus segera dilakukan melihat potensi ancaman kedaulatan dan keamanan kedepan di wilayah perairan NKRI tidak dapat secara nyata diprediksi. Selain itu, TNI AL dengan menggunakan strategi pemherdayaan intelijen- maritim diharapakan dapat mendukung keterbatasan Alutisista TNI AL. Kemampuan intelijen maritim yang baik akan menciptakan kekuatan laut yang kuat, dan secara langsung akan meningkatkan pertahanan nasionai.

This thesis attempts to explain the role and the condition of Indonesians Navi's Main Equipment Armament System (Alutsista) in maintaining sovereignty of the Unitary State of Republic of Indonesiarfs (NKRI) waters. The geographical condition of Indonesia; where two-thirds of its area are waters and as an archipelago in accordance with the United Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982, caused Indonesia oversight responsibility for an increasingly broad ocean areas. The role of the ocean as a defense and security aspect is very important for Indonesia in uniting all the islands and their inhabitants as a whole nation. That condition required Alutsista readiness of the Navy in maintaining sovereignty in the territorial waters the Unitary State of Republic of Indonesia. But in fact, the condition of Navy's Alutsista is unable to maintain the sovereignty and jurisdiction to secure the entire area of Indonesian waters, since most Alutsista Navy are old and 60% detection equipment and weapons are not ready.
The purpose of this study was to provide interpretation and analysis ofthe Navy's Alutsista conditions to be aware of and understand the appropriate strategies to face the threat of the Navy's sovereignty and security in the territorial waters of Indonesia and try to explain the strategy that must be performed using other' potentials in order to support the needs of the Navy Alutsista in an effort to maintain NKRI waters sovereignty. The study was a qualitative research design with explanatory and strategic intelligence research.
The results of this study suggest the government that the additions and changes Navy's Alutsista still must be done immediately. It all because the potential threat to the sovereignty and security at the 'fore time in the territorial waters of the Unitary State of Republic of Indonesia can not be significantly predicted. In addition, the Navy with a maritime intelligence using the empowerment strategy is expected to support the Navy's Alutisista limitations. A good maritime intelligence capability will create a strong naval forces, and directly will improve national defense.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33363
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gia Ayu Fita
"ABSTRAK
Indonesia terkenal dengan negara kepulauan (archipelago). Tentu saja,
membuat Indonesia memiliki banyak perbatasan darat maupun laut dengan
negara tetangga. Ada beberapa perbatasan darat dan laut yang hingga sekarang
menjadi klaim negara-negara tetangga, karena lemahnya penjagaan perbatasan
oleh Indonesia sendiri. Seperti yang terjadi di Kepulauan Sangihe, Sulawesi
Utara. Karena terlalu dekatnya wilayah Sangihe dengan Filipina, membuat
masyarakat Sangihe enggan untuk bepergian ke kota-kota besar lainnya,
bahkan Manado. Salah satu faktornya adalah kerajaan zaman dahulu yang
sering berlayar ke utara, hingga pada era globalisasi pelayaran masyarakat
Sangihe dan Filipina Selatan dikategorikan sebagai crime activities, yaitu
tindak kejahatan ilegal. Tidak hanya itu, faktor pendorong melakukan crime
activity di perbatasan laut Kepulauan Sangihe dengan Filipina Selatan adalah
minimnya infrastruktur yang memadai dan tingkat ekonomi yang rendah.
Inilah yang akan menyebabkan ancaman lemahnya kedaulatan Indonesia
sebagai negara yang berdaulat dari segi geografi, ekonomi, sosial budaya,
politik, dan hankam

ABSTRAK
Indonesia is the one famous archipelago country. Of course, this makes Indonesia
has a lot of land and sea borders with neighboring countries. There are several
land and sea borders, until now the claims of neighboring countries, due to lack of
border control by Indonesia itself. As happened in Sangihe, North Sulawesi.
Because of too close, Sangihe region with the Philippines, makes Sangihe?s
reluctant to travel to other major cities, even Manado. One factor is the ancient
kingdom that is often headed north, up to the age of globalization and the
shipping Sangihe?s and southern Philippines activities categorized as a crime, a
crime that is illegal. Not only that, the drivers of crime activity did Sangihe sea
border with South Philippines is the lack of adequate infrastructure and low
economic level. This is what will cause a threat to weak Indonesian sovereignty
as a sovereign state in terms of geographical, economic, social cultural, political,
and defense."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library