Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Rahayu K
"ABSTRAK
Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr. R Soeharso merupakan Rumah sakit rujukan Nasional di bidang Ortopedi yang mempunyai misi memberikan Pelayanan paripurna di bidang ortopedi yang bermutu, terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, tempat pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang ortopedi dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Unit analisis ialah pasien paraplegi, masalah yang diteliti ialah bahwa pasien paraplegi jumlahnya relatif sedikit (132 pasien) dibanding dengan jumlah seluruh pasien pada tahun 1995/1996 sebanyak 1539. Jumlah tersebut ternyata menurun dibanding dengan jumlah pasien paraplegi pada tahun 1994/1995 sejumlah 145 pasien. Penelitian dilakukan secara evaluatif dengan disain Cross Sectional Study.
Tujuan penelitian secara umum ialah untuk mengidentifikasi persepsi pasien paraplegi terhadap pelayanan rawat inap di RSO Prof, Dr. R. Soeharso Surakarta.
Banyak sampel 50 orang, penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai 1 April 1997 sampai dengan 30 Juni 1997 dengan metode kuantitatif dan dianalisa univariat kemudian bivariat.
Hasil penelitian bahwa faktor Input, faktor Proses, faktor Masyarakat berhubungan erat dengan kepuasan pasien terhadap fasilitas pelayanan RSO Prof Dr. R. Soeharso, sebanyak 66 % merasa puas terhadap fasilitas pelayanan yang ada dan sebanyak 24 % merasa sangat puas.
Saran yang ditujukan kepada RSO Prof: Dr. R. Soeharso, agar mempertahankan kepuasan pasien dan menjaga mutu, serta mengaktifkan Komite Kendali Mutu yang ada agar penanganan pasien paraplegi dapat dilaksanakan secara baik dan terpadu. Sebelum memberikan tindakan medis pada pasien supaya diberikan penjelasan agar pasien mengerti manfaat dan akibat dari tindakan medis tersebut. Rumah sakit supaya menyediakan kotak saran dan leaflet. Untuk peneliti lain agar dilakukan penelitian lanjutan pada pasien yang sama sesudah pulang dari rumah sakit.

ABSTRACT
Perception Study of Paraplegic Patients on Medical Care Facilities at The Orthopaedic Hospital of Prof. Dr. R. Soeharso SurakartaThe orthopedic Hospital of Prof. Dr. R. Soeharso is National referal for orthopedic. Which service complete care in orthopedic for all people.
It is also as centers for education, training high quality research and development in orthopedic, has aim in increasing public health status.
The unit analysis is Paraplegic patients and the problem is that the number of paraplegic is very few (132 patients) compared by the number of total patient in 1995/1996 ( 1539 patients ).
The number of paraplegic in 1995/1995 is decrease compared by the number of paraplegic in 1994/1995 (145 patients).
The design of the research is evaluative description using cross sectional study. The purpose of the research is to identify the hospitalizing paraplegic perception on Hospital service's facilities in the Orthopedic Hospital of Prof.Dr R Soeharso Surakarta.
The number of the sample are 50 patients done for 3 month from April 1'1997 to June 30'1997 using quantitative method, univariat and bivariat analysis.
The patients mostly come from middle economy class to low economy class. 40% of patients is farmer, 30% of patients is laborer, 18% of patients is entrepreneur and 12% of patients is civil servant.
The percentage of the referral patients sent by their family or by themselves is 52%. The satisfaction of all Hospital services is found that satisfaction of service's facilities is 72%, satisfaction of service's process is 64%, and satisfaction of service's result is 60%. Unsatisfaction of service's process I s 20% and unsatisfaction of service's result is 20%. The contribution of all variable to satisfaction variable is 98%.
The suggestion can be given to the hospital to keep the satisfaction patient and and to keep the quality of the services is that the hospital should make guidance book of the rights and the obligation of the patient, doctors and hospital based on The Direktorat Jendral Pelayanan Medik paper. Besides that the hospital can activate the TQM activities so the paraplegic patients can be handled well and integrated.
Before giving medical treatment to the patients, it is better if the patients know the information transparently so they understand the use and the side effect of the treatment. In the other hand the hospital can provide the suggestion box and leaflets for the patients.
For other researcher, it is better if it is made further examination on post hospitalized patients of the same patients.
For the patient it is hoped to adapt the hospital environment and obey the hospital regulation.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggreni Wiyono
"Memanjangnya lama rawat pra bedah pada pasien bedah secara umum dan pasien bedah tumor secara khusus merupakan masalah inefisiensi bagi rumah sakit. Di samping itu bagi pasien memanjangnya lama rawat ini menyebabkan bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan sehingga kepuasan terhadap rumah sakit akan berkurang. Masalah ini melatarbelakangi penulis melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang yang berpengaruh terhadap lama rawat pra bedah pasien tumor tersebut.
Penelitian dilakukan pada sampel .yang terdiri dari 71 kasus pasien bedah tumor yang dirawat di IRNA A kelas 3 pads bulan Januari sampai pertengahan Februari dan bulan Juni 1996. Pada seluruh sampel dilakukan operasi di Instalasi Bedah Pusat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis dengan desain "cross sectional". Data sekunder diarnbil dari data rekam medis yang terdapat di IRNA A sebelum pasien dipulangkan. Selain itu juga dilakukan pengecekan di IBP pada saat pasien dioperasi.
Variabel bebas yang diteliti ialah kondisi medis pasien, jenis tindakan yang direncanakan, pemeriksaan penunjang yang dilaksanakan, keterlibatan dengan sub bagian lain, dan penundaan operasi. Variabel terikat ialah larva rawat pra bedah, yang terdiri dari 2 bagian, yaitu lama persiapan operasi dan lama menunggu jadwal operasi.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Rata-rata lama rawat pra bedah pada keseluruhan sampel ialah 19,28 hari. Pada pasien dengan kondisi 1 tindakan medis berat ialah 24,92 hari, sedangkan pada pasien dengan kondisi 1 tindakan medis sedang ialah 11,47 hari.
Kesimpulan utama yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Terdapat 4 faktor yang berhubungan dengan lama rawat pra bedah pada pasien secara keseluruhan , yaitu kondisi medis, jenis tindakan, keterlibatan sub bagian lain.
2. Faktor yang tidak berpengaruh terhadap lama rawat pra bedah pada keseluruhan sampel ialah pemeriksaan penunjang.
Saran yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Membuat suatu alur pasien dari poliklinik bedah tumor sampai ke Instalasi Bedah Pusat, di mana pasien baru dapat dimasukkan ke IRNA A jika operasi sudah teijadwal. Pada keadaan ini tempat tidur di IRNA A sudah disiapkan. Alur ini diutamakan untuk pasien dengaan kondisi sedang, atau pasien yang tidak terlalu kompleks (dipakai pola dari SMF THT dan SMF Bedah Anak sebagai model).
2. Mengadakan upaya untuk menambah efisiensi dan utilisasi di Instalasi Bedah Pusat dengan mengacu pada hasil penelitian Duta Liana, 1966 dengan judul Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keterlambatan atau Pembatalan Operasi di Instalasi Bedah Pusat Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo.

Efficiency is one of the most important parts in hospital management. Pre operative length of stay is a specific indicator for hospital efficiency. The increasing of length of stay causes the increasing cost which has to be born by patients and dissatisfaction among them.
This study was performed to 71 cases in hospitalized tumor patients to be operated in the third class of IRNA A in Cipto Mangunkusumo Hospital, from January until the middle of February and June 1996. This is a descriptive analytic study with the cross sectional design and based on the secondary data from the medical records in IRNA A wards after the surgeries.
The independent variables are : 1) The condition of the patients. 2) The type of the surgeries which are planned by the surgeons. 3) The waiting periods for the results of the laboratory tests or the waiting list for X ray tests in Radiology Department. 4) The consultations to other divisions. 5) Delayed or cancelled of the surgery. The dependent variables are the pre operative length of stay which is divided into 2 components, preparations time and waiting time for the surgeries.
The results of this study are: I) The average of pre operative length stay for all cases are 19.28 days. In the severe conditions are 24.92 days and in moderate cases 10.6 days.
The conclusions of the study are: There are relationships between condition of the patients, type of the surgeries, consultation to other divisions and delayed or cancelled of the surgeries. There is no relationship between waiting of the results of the laboratory tests or waiting lists for the radiology tests and pre operative length of stay.
The writer suggest that 1) The admission management has to be improved Surgeons should make the operation schedules in surgery room before patients are hospitalized. 2) Efficiency and utilization of the surgery department have to be increased, especially the delayed of the surgeries which caused by surgeries team not being on time (based on study of Liana, 1966)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Suyanto
"Pimpinan rumah sakit dalam mengambil keputusan membutuhkan informasi yang memenuhi aspek kualitas memadai termasuk informasi akuntansi, agar keputusannya sesuai dengan kenyataan. Sistem pengendalian intern merupakan aspek yang penting untuk diteliti, karena merupakan faktor penentu keandalan kualitas informasi akuntansi. Tujuan penelitian adalah diperolehnya gambaran tentang keadaan dan hubungannya antara Sistem Pengendalian Intern dengan Kualin yang berlaku, sehingga dapat diketahui cara penanggulangannya.
Penelitian dilakukan secara sensus dengan populasi sebanyak 53 responden yang terdiri dari manajemen menengah dan manajemen bawah yang terlalui arus data dan informasi akuntansi pendapatan rawat jalan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur Kualitas informasi akuntansi dan Sistem Pengendalian Intern yang berlaku dicek silang dengan observasi langsung.
Analisa persentase digunakan untuk mendapatkan gambaran baik tidaknya Kualitas Informasi Akuntansi Pendapatan Rawat Jalan dan kuat lemahnya Sistem Pengendalian Intern , analisa statistik digunakan untuk mengetahui derajat korelasi dan besarnya slope garis regresi serta indeks koefisien korelasi determinasi (r2). Bagan alir sistem digunakan disamping untuk mendukung analisa persentase dan analisa statistik juga digunakan untuk memungkinkan dalam penilaian secara cepat efektif tidaknya Sistem Pengendalian Intern yang berlaku.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut
1. Berdasarkan pendapat responden mengenai kualitas informasi akuntansi pendapatan rawat jalan memberikan gambaran kurang memenuhi aspek kualitas yang memadai.
2. Baik pendapat responden, maupun hasil observasi langsung yang ditampilkan dalam diagram alir arus data dan informasi akuntansi, demikian pula bila dikaitkan dengan Perda No. 2 tahun 1968 menunjukkan Sistem Pengendalian Intern yang berlaku tergolong lemah.
3. Semua elemen Sistem Pengendalian Intern mempunyai korelasi positif dengan kualitas informasi akuntansi berkisar 0,26-0,41. Sedangkan urutan elemen Sistem Pengendalian Intern yang didasarkan pada koefisien korelasi determinasi (r2) adalah pertama Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan (17%), kedua Pegawai yang Ralevan dan Jujur (10%) , ketiga Struktur Orgainisasi (7%) dan yang terakhir Praktek yang sehat (6%). Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, disamping r2 yang terbesar juga mempunyai korelasi yang positif kuat dengan elemen Sistem Pengendalian Intern lainnya yaitu struktur organisasi sebesar 0,62 dan pegawai yang relevan dan jujur sebesar 0,80. Sedangkan besarnya slope garis regresi, maka pegawai yang relevan dan jujur yang terbesar yaitu sebesar 0,41, kemudia sistem otorisasi dan prosedur pencatatan sebesar 0,39, praktek yang sehat 0,31 dan struktur organisasi sebesar 0,30. Susunan prioritas intervensi yang didasarkan pada hasil analisa korelasi dan regresi sederhana tersebut diatas adalah pertama Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan kedua pegawai yang relavan dan jujur. Sedangkan dua elemen Sistem Pengendalian Intern lainnya pada urutan ketiga dan empat.
Bagan alir sistem mendukung juga hasil tersebut diatas yang menunjukkan adanya kelemahan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan.
Disarankan untuk dilakukan pengembangan Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dan dilakukan upaya untuk mendapatkan pegawai yang relevan dan jujur."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library