Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lisa Sulistiowati
Abstrak :
DKI telah mengalokasikan dana pendidikan sesuai amanat konstitusi, DKI Jakarta juga sudah mengimplementasikan berbagai skema pendanaan untuk menanggulangi masalah biaya sekolah. Walaupun demikian angka putus sekolah pendidikan menengah di ibukota negara ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah aspek biaya pendidikan masih mendominasi alasan siswa untuk putus sekolah pada jenjang pendidikan menengah di DKI Jakarta serta menelaah faktor-faktor lain yang memengaruhi siswa putus sekolah di propinsi tersebut. Dengan menggunakan analisis statistik deksriptif dan regresi logit, hasil studi ini menunjukkan bahwa alasan siswa putus sekolah di tingkat pendidikan menengah di DKI Jakarta pada tahun 2017 didominasi oleh kendala-kendala non-biaya. Tiga kendala teratas yang menjadi alasan putus sekolah adalah tidak minat/bosan, tidak naik kelas dan dikeluarkan dari sekolah. Sedangkan hasil regresi menunjukkan bahwa pandangan terhadap pendidikan dan kualitas hubungan siswa dengan guru mampu menurunkan probabilitas siswa putus sekolah dengan alasan kendala non-biaya dan memiliki teman yang putus sekolah. Untuk itu, Pemerintah Daerah DKI Jakarta perlu melihat berbagai faktor, tidak sebatas biaya pendidikan guna menurunkan angka putus sekolah di jenjang pendidikan menengah. ......Abiding the constitutional mandate, DKI Jakarta has allocated 20% of its budget for  the sector of Education. In addition, the province has also implement various funding schemes to eliminate the issue of tuition in accessing education. In spite of those efforts, the dropout rates for secondary education tends to increase. This study aims to find out whether the issue of tuition or cost of education in general still dominating factor for drop out from school at the secondary education level in DKI Jakarta. In addition, the study  also examines the factors that influence students dropping out of school. Based on the data, this study finds that reasons for 2017 secondary school dropouts in DKI Jakarta is dominated by non-cost constraints. The top three reasons for dropout are not interested/bored, failed in study and expelled from school. Regression results showed, favorable students perception of education, good quality of student-teacher relation and not having friends who drop out of school decreases the probability of students dropping out of school on the grounds of non-cost constraints. The result of this study suggests that to decrease secondary school dropout rates, the local government of DKI Jakarta needs to use more holistic approach and not merely focus on the issue of cost of education.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etania Ranu Andhika
Abstrak :
Gizi buruk merupakan penyebab utama stunting, gangguan fungsi kognitif, prestasi sekolah yang rendah, masalah perilaku, dan kematian pada anak. World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif / Exclusive Breastfeeding (EBF) selama enam bulan pertama untuk mencegah terjadinya malnutrisi. Namun, berdasarkan Survei Kesehatan Demografi Indonesia tahun 2017, angka EBF hanya 38% untuk anak di bawah enam bulan. Angka ini jauh di bawah target yang ditetapkan oleh WHO dan United Nations Children's Fund (UNICEF) pada 2030, yaitu sebesar 70%. Penelitian ini akan memberikan gambaran terbaru tentang capaian EBF di Indonesia, terutama mengenai pentingnya dukungan harian yang diterima ibu menyusui dalam memengaruhi keputusannya untuk menyelesaikan EBF selama 6 bulan. Dukungan praktis memungkinkan ibu untuk fokus pada menyusui, baik secara langsung maupun tidak. Dengan membantu ibu melakukan pekerjaan rumah atau merawat bayi (termasuk memberikan ASI perah untuk menjamin kelangsungan konsumsi ASI selama ibu tidak di rumah), kehadiran aktor pendukung dalam rumah tangga diyakini menjadi faktor penting dalam keberhasilan EBF. Penelitian ini akan mengungkap hubungan antara sumber dukungan (baik nenek dari pihak ibu maupun dari pihak ayah, ayah, dan pekerja rumah tangga) dengan pilihan pemberian ASI eksklusif yang dilakukan oleh sang ibu. Selain itu, penelitian ini akan menjadi penelitian pertama yang mengungkapkan apakah ada pengaruh yang berbeda antara nenek dari pihak ayah dan nenek dari pihak ibu dalam mempengaruhi EBF di Indonesia. Penelitian ini juga mengeksplorasi bagaimana faktor- faktor lainnya (pekerjaan ibu, status ekonomi, paritas, tingkat pendidikan orang tua, usia orang tua, jenis tempat tinggal keluarga, dan jenis kelamin bayi) mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif. Dengan memanfaatkan data individu pada Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2019 dan 2020, regresi probit menunjukkan bahwa sumber dukungan di rumah tangga tidak secara signifikan mempengaruhi keberhasilan EBF. Sebaliknya, karakteristik ibu menjadi faktor yang paling menentukan dalam keberhasilan EBF. Ibu yang tidak bekerja, berasal dari status ekonomi yang lebih rendah, pendidikan yang lebih tinggi dan tinggal di daerah perkotaan lebih mungkin untuk menyelesaikan EBF dibandingkan mereka yang tidak. Memiliki bayi perempuan dan suami yang lebih berpendidikan juga secara positif berhubungan dengan keputusan menyusui eksklusif. Karena kehadiran aktor pendukung tidak secara signifikan mempengaruhi keputusan ibu untuk melanjutkan atau menghentikan EBF, aktor utama menyusui tetap ibu menyusui itu sendiri. Oleh karena itu, untuk meningkatkan angka capaian EBF, ibu menyusui harus didukung dalam menghadapi tantangan yang mereka hadapi, terutama di tempat kerja. ......Malnutrition is the primary cause of stunting, impaired cognitive function, low school achievement, behavioral problems, and deaths of children under five years old. World Health Organization (WHO) recommends exclusive breastfeeding (EBF) for the first six months to prevent malnutrition from happening in children's early life. However, EBF coverage in Indonesia is still suboptimal. Based on the Indonesia Demography Health Survey in 2017, the EBF rate is only 38% for children below six months. This figure is far below the target EBF rate WHO and United Nations Children's Fund (UNICEF) set in 2030 at 70%. This research will provide the latest insight into EBF completion for children between 6 and 23 months in Indonesia, especially regarding the importance of daily support on impacting the mother's decision to complete EBF. The practical support may enable the mother to focus on breastfeeding, whether directly or indirectly. By helping the mother do housework or taking care of the baby (including giving the expressed breastmilk to secure the breastmilk consumption continuation while the mother is not at home), the sources of support are believed to be critical factors in EBF success. The research will uncover the relationship between the sources of support (both maternal and paternal grandmothers, the father, and the domestic worker) and the exclusive breastfeeding choices made by the mother. Also, it will be the first study that reveals whether there is a different effect of paternal and maternal grandmother cohabitation in influencing EBF in Indonesia. Moreover, this study explores how modifying factors (mother’s employment, economic status, parity, parents’ education level, parents’ age, type of residential area that the family lives in, and the gender of the baby) affect exclusive breastfeeding behavior. Using the latest individual-level data from the 2019 and 2020 National Socio-Economic Survey (SUSENAS), probit regression suggests that support sources in the households are not significantly affecting EBF completeness in this country. In contrast, maternal characteristics become the most decisive factor influencing EBF behavior. Non-working mothers from lower economic status and higher-level education in urban areas are more likely to complete EBF than those who are not. Also, having female infants and a more educated husband are positively associated with exclusive breastfeeding decisions a mother would make. Since the presence of supporting actors does not significantly affect the mother's decision to continue or discontinue EBF, the main actor of breastfeeding is still the breastfeeding mother herself. Therefore, to improve the EBF rate, breastfeeding mothers must be supported in the challenges they face, especially in the workplace.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rifai Sapta
Abstrak :
Sebagai daerah rawan bencana, pengembangan pariwisata di Indonesia menghadapi berbagai tantangan dengan adanya bencana yang terjadi karena faktor alam maupun faktor manusia. Dengan menggunakan data panel, penelitian ini mencoba menelusuri bagaimana berbagai bencana seperti epidemi, bencana alam, dan terorisme berkorelasi dengan kunjungan wisman. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data tahunan kunjungan wisman dari 19 (sembilan belas) negara dan 9 (sembilan) pintu masuk selama periode tahun 2008 hingga 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai jenis bencana berkorelasi negatif dengan kunjungan wisman secara berbeda dalam hal tingkatan maupun signifikansi. Selain itu, terdapat dampak yang lebih panjang pada beberapa bencana, yang terlihat dari korelasi negatif yang signifikan pada tahun setelah terjadinya bencana. Penelitian ini juga menemukan adanya keragaman korelasi bencana dengan kunjungan wisman berdasarkan negara asal wisman yang menggambarkan wisman dari negara mana yang sensitif atau tidak sensitif terhadap bencana. ......Indonesia's tourism development faces various disaster challenges as a disaster-prone area due to natural factors or human factors. Using a panel data approach, this research built a model on understanding the correlation between disasters such as epidemic, natural disasters, and terrorism with foreign tourist arrivals. The research used data set of annual foreign tourist arrivals from 19 (nineteen) countries and 10 (ten) ports of entry from 2008 to 2020. The results showed that different types of disasters have negatively correlated with inbound tourists differently in terms of magnitude and significancies. In addition, there was a more prolonged impact on some disasters, which can be seen from the significant negative correlation in the year following the disaster. Our estimates also found a heterogeneous correlation based on tourist origin countries describing which one was sensitive or insensitive to disaster.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Wardoyo
Abstrak :
Pada kondisi ketidakpastian ekonomi baik secara global dan domestik, dan juga kondisi nilai tukar yang cenderung terdepresiasi, akan membuat masyarakat cenderung untuk melakukan hedging dengan membeli aset yang dapat diperdagangkan secara global. Bitcoin merupakan aset yang berkembang saat ini sebagai suatu aset yang bisa diperdagangkan secara global dan dapat menjadi alat pembayaran di beberapa negara yang melegalkan Bitcoin. Namun, Bitcoin yang tidak berasal dari pemerintah dan tidak bisa dikontrol sepenuhnya oleh pemerintah akan menimbulkan masalah apabila dipergunakan sebagai suatu hedge. Penelitian ini menggunakan metode regresi OLS untuk melihat pengaruh ketidakpastian global dan domestik, nilai tukar, dan hedge lainya berupa emas terhadap permintaan bitcoin di Indonesia. Hasil peneltian menunjukan bahwa Bitcoin dapat menjadi hedging bagi kondisi ketidakpastian global dan domestik. Berdasarkan hasil ini, pemerintah disarankan untuk membuat kebijakan yang dapat membatasi penggunaan Bitcoin sebagai hedge. ......Within the global and domestic uncertainty condition nowdays and the exchange rate that`s gradualy depreciated, majority of people will choose to perform hedging by buying an asset that can be traded globally. Bitcoin considered as a globally tradable asset and can even be used as payment in several countries that legalize Bitcoin as payments. Bitcoin is an asset that doesnt come from the government and cant be controlled completely by the government, thats why using Bitcoin as a hedge will create some problem. Using OLS regression methodology, this research attempt to analyze the effect of uncertainty both global aand domestic, the exchange rate, and other hedge such as golds toward demand of bitcoin in Indonesia. This research give result that Bitcoin can act as hedge towards both uncertainty condition. Based on the result, the government is adviced to create policy to limit the Bitcoin usage as hedge.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanni Wirawan
Abstrak :

Penelitian ini mencoba untuk melihat dampak elektrifikasi pedesaan terhadap pengurangan jumlah orang miskin di desa-desa terpencil dan pulau-pulau terluar dengan mengambil kasus program elektrifikasi off-grid berbasis energi terbarukan di Indonesia yang dilaksanakan sejak 2011. Menggunakan pendekatan difference-in-differences (DID), penelitian ini menganalisis pengaruh pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan di 217 desa. Hasilnya menunjukkan bahwa secara rata-rata, setelah program elektrifikasi berbasis energi baru terbarukan, tren peningkatan jumlah penduduk miskin dan rentan miskin di desa-desa non-grid lebih rendah sebesar 99 orang jika dibandingkan dengan daerah yang tidak terkena program elektrifikasi berbasis energi baru terbarukan. Hasil ini menggarisbawahi pentingnya program elektrifikasi off-grid berbasis energi baru terbarukan dalam mengurangi kemiskinan.

 


This study attempts to estimate the impact of rural electrification on reducing the number of poor people in remote non-grid villages and outer islands taking the case of the off-grid renewable energy-based electrification program in Indonesia that was implemented since 2011. Using a difference-in-differences (DID) approach, this study analyzes the effect of renewable energy-based plants in 217 villages. The results show that, on average, after the renewable energy-based electrification program, the increasing trend of the number of poor and vulnerable people in non-grid villages is lower by 99 compared to areas not affected by the renewable energy-based electrification program. These results highlight the importance of off-grid renewable energy-based electrification program in reducing poverty.

 

2019
T54851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library