Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Priska Kinanti Idris
"ABSTRAK
Nanopartikel emas memiliki banyak kelebihan yaitu bersifat inert, biokompatibel, dan non-sitotoksik, serta memiliki kapasitas muatan obat yang tinggi dan mudah mencapai sel target karena ukurannya yang kecil dan luas permukaannya yang besar. Metode pembuatan nanopartikel emas yang telah dikembangkan kebanyakan menggunakan bahan kimia yang berbahaya sehingga perlu adanya pengembangan metode sintesis nanopartikel yang bersifat ramah lingkungan (green shynthesis), salah satunya dengan menggunakan tanaman yaitu ekstrak sidaguri (Sida rhombifolia Linn.). Peran dari nanopartikel emas salah satunya sebagai agen antiglikasi karena memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat menghambat proses glikasi, yaitu reaksi awal dari pembentukan Advanced glycation end products (AGEs) yang merupakan salah satu faktor penyebab penuaan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiglikasi nanopartikel emas yang disintesis secara green synthesis menggunakan ekstrak sidaguri sebagai antiaging. Nanopartikel emas dibuat dengan menggunakan metode green synthesis, dimana ion Au3+ dalam larutan HAuCl4 direduksi menjadi Au netral (Au0) menggunakan reduktor yang terdapat dalam ekstrak sidaguri. Nanopartikel yang dihasilkan dikarakterisasi dengan analisis spektrofotometer UV-Vis, particle size analyzer (PSA), dan nilai zeta potensial. Uji antiglikasi dilakukan menggunakan metode meenatchi dan spinola, yaitu mengukur persen inhibisi/hambatan pembentukan AGEs, yang merupakan hasil dari reaksi glikasi Bovine serum albumin (BSA) dengan fruktosa, oleh sampel uji nanopartikel emas, ekstrak sidaguri, dan aminoguanidin sebagai kontrol positif. Berdasarkan analisis spektrofotometer UV-Vis didapatkan serapan pada panjang gelombang maksimum (λmaks) 535,4 nm sebesar 0,663. Uji PSA menunjukkan diameter rata-rata partikel sebesar 49,7 nm dengan indeks polidispersitas (PDI) 0,378. Nilai zeta potensial nanopartikel emas tersebut adalah -31,6 mV. Nilai persen inhibisi nanopartikel emas, ekstrak sidaguri, dan aminoguanidin secara berurutan adalah 83,872%, 35,006%, dan 79,793%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nanopartikel emas yang terbentuk memiliki efek antiglikasi yang lebih baik daripada ekstrak sidaguri dan aminoguanidin.

ABSTRACT
Gold nanoparticles have many advantages, they are inert, biocompatible, and non- cytotoxic. Nevertheless, they have a high drug loading capacity and can easily reach target cells due to their small size and large surface area. The production of gold nanoparticles that have been developed mostly uses hazardous chemicals so that it is necessary to develop green shynthesis method, one of which is by using plants, namely sidaguri extract (Sida rhombifolia Linn.). Among the role of gold nanoparticles, one of them is as an antiglycation agent because its activity as an antioxidant which can inhibit the glycation process, the initial reaction from the formation of Advanced glycation end products (AGEs) which is one of the factors causing skin aging. This study conducted to determine the antiglycation effect of green synthesised gold nanoparticles using sidaguri extract as antiaging therapies. Gold nanoparticles was obtained by using the green synthesis method which went on by reducing Au3 + ions in HAuCl4 solution to neutral Au (Au0) using the reducing agent contained in the sidaguri extract. The resulting nanoparticles were characterized by analysis of UV-Vis spectrophotometer, particle size analyzer (PSA), and potential zeta values. The antiglycation assay was carried out using the meenatchi and spinola method, which measures the inhibitory percentage of AGEs formation, which is the result of Bovine serum albumin (BSA) reaction with fructose, by test samples of gold nanoparticles, sidaguri extract, and aminoguanidine as positive control. From the UV-Vis spectrophotometer analysis, the absorption at maximum wavelength (λmaks) 535,4 nm was 0.663. The PSA test showed the average particle diameter is 49.7 nm with the polydispersity index (PDI) 0.378. The potential zeta value of the gold nanoparticles is -31.6 mV. The inhibitory percentages of gold nanoparticles, sidaguri extracts, and aminoguanidine sequentially were 83.872%, 35.006%, and 79.793%. From these results it can be concluded that the gold nanoparticles have a better antiglycation effects than sidaguri extracts and aminoguanidine."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nadila Amalia
"Kesehatan adalah hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Prevalensi dan insidensi penyakit hipertensi semakin meningkat dan menyebabkan tingginya morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banten adalah salah satu Provinsi yang ikut menyumbang jumlah kumulatif kasus hipertensi. Jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan diberikan oleh fasilitas kesehatan yang menjalin Kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Salah satu bentuk fasilitas kesehatan yaitu Klinik Pratama. Berdasarkan analisa dari beberapa aspek, Klinik Pratama Kurnia Medika yang memiliki 3 dokter dan 1 dokter gigi dengan pelayanan 24 jam dan dana kapitasi Rp. 9.250 dikatakan layak untuk dibangun dan dilaksanakan dengan BEP sebesar Rp. 125.976.861/tahun. Sedangkan PP dari klinik pratama ini adalah selama 0,7 tahun. Sektor farmasi berperan dalam reformasi kesehatan. Masalah kesehatan yang muncul berkaitan erat dengan ketersediaan obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat. Banyak industri farmasi di Indonesia sebagai produsen obat-obatan serta penyaluran obat dan bahan obat. Penerapan CPOB dalam industri farmasi itu penting salah satunya dengan Pengkajian Tahunan Atas Produk (PTAP). Berdasarkan Pengkajian Tahunan Atas Produk produk PXXX pada tahun 2021 yang diproduksi di PT.Harsen Laboratories dari 16 aspek yang dikaji dalam PTAP seluruh kajian tersebut telah sesuai dengan persyaratan CPOB dan memenuhi persyaratan spesifikasi mutu produk jadi yang telah ditetapkan di PT.Harsen Laboratories.

Health is a human right and one of the elements of welfare that must be realized in accordance with the ideals of the Indonesian nation. The prevalence and incidence of hypertension is increasing and causing high morbidity and high mortality. Banten is one of the provinces that contributes to the cumulative number of hypertension cases. Health insurance organized by BPJS Health is provided by health facilities that collaborate with BPJS Health. One form of health facility is the Primary Clinic. Based on an analysis of several aspects, the Pratama Kurnia Medika Clinic which has 3 doctors and 1 dentist with 24-hour service and a capitation fund of Rp. 9,250 are said to be feasible to be built and implemented with a BEP of Rp. 125,976,861/year. While the PP from this primary clinic is for 0.7 years. The pharmaceutical sector plays a role in health reform. Health problems that arise are closely related to the availability of medicines needed by the community. Many pharmaceutical industries in Indonesia are manufacturers of medicines as well as distribution of drugs and medicinal ingredients. The application of GMP in the pharmaceutical industry is important, one of which is the Annual Product Assessment (PTAP). Based on the Annual Assessment of PXXX products in 2021 produced at PT. Harsen Laboratories, of the 16 aspects studied in the PTAP, all of these studies have complied with GMP requirements and meet the requirements of the finished product quality specifications that have been set at PT. Harsen Laboratories."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Hermawan Sulistomo
"Liposom merupakan molekul pembawa yang terdiri dari lipid sferis yang memiliki potensi untuk menjerap dan menghantarkan spiramisin. Metode pembuatan yang paling umum adalah metode hidrasi lapis tipis yang menghasilkan liposom Multilamellar Vesicle (MLV) dengan ukuran yang besar, sementara liposom berdiameter sekitar 100 nm memiliki distribusi yang lebih baik pada sirkulasi sistemik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan asam oleat dan metode ekstrusi bertingkat terhadap karakteristik serta efisiensi penjerapan liposom. Liposom diformulasikan dengan asam oleat, kemudian diekstrusi melewati membran berpori 0,4 μm dan 0,2 μm masing-masing sebanyak lima siklus. Efisiensi penjerapan berkurang seiring dengan proses ekstrusi yang dilakukan dan penambahan asam oleat. Liposom formula 1 sebelum diekstrusi, diekstrusi dengan membran 0,4 μm, dan 0,2 μm mengalami penurunan efisiensi penjerapan berturut-turut 77,11%, 61,17% dan 48,82%, dan liposom formula 2 sebesar 54,1%, 50,63% dan 45,52%. Penambahan asam oleat juga meningkatkan ukuran liposom yang belum diekstrusi dan diekstrusi dengan membran 0,4 μm. Proses ekstrusi dengan membran berpori 0,4 μm dapat menghasilkan liposom dengan diameter rata-rata yang menyerupai ukuran pori membran. Namun, proses pengekstrusian sebanyak lima siklus dengan membran 0,2 μm menyebabkan distribusi ukuran liposom menjadi tidak homogen dan liposom cenderung berukuran lebih besar

Liposomes are carrier molecules comprising spherical lipids which is potential in entrapping and delivering spiramycin. The most common method to make liposome is thin-film hydration method that produces multilamellar vesicle liposomes with relatively large size, while approximately 100 nm diameter liposome have a better distribution in the systemic circulation. The purpose of this research is to determine the influence of the addition of oleic acid and sequentials extrusion on the characteristic and entrapment efficiency of liposomes. Liposome was formulated with oleic acid and then extruded through a porous membrane with a pore size of 0.4 μm and 0.2 μm for 5 cycles. The addition of oleic acid and extrusion process in liposome decrease the entrapment efficiency. The liposome entrapment efficiency of unextruded, extruded with 0.4 μm and 0.2 μm formula 1 decreased respectively by 77.11%, 61.17% and 48.82%, and 54.1%, 50.63% and 45.52% in formula 2. The addition of oleic acid also increased the liposomes size of unextruded and extruded with 0.4 μm membranes. Extrusion process with 0.4 μm membrane can produce liposomes with an average diameter that resembles the membrane pore size. However, five cycles of extrusion process with 0.2 μm membrane causes inhomogeneous liposome size distribution and liposomes size are also tend to be larger."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43184
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkianna
"ASBTRAK
Karbamazepin merupakan obat yang termasuk ke dalam Biopharmaceutical
Classification System kelas dua dengan kelarutan yang rendah dan permeabilitas
yang tinggi, sehingga laju pelarutan menjadi tahap yang membatasi laju absorpsi
obat. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan laju pelarutan
karbamazepin dengan pembentukan kokristal menggunakan asam tartrat sebagai
koformer. Pembuatan kokristal dilakukan dengan metode penguapan pelarut dan
solvent drop grinding. Formulasi karbamazepin dan asam tartrat dibuat dengan
perbandingan 1:0, 1:1, dan 2:1. Kokristal dikarakterisasi dengan FTIR, XRD, dan
DSC kemudian dibandingkan dengan karbamazepin. Berdasarkan uji difraksi
sinar-x, terjadi perubahan bentuk dan ukuran kristal pada kokristal. Hasil
spektrum inframerah menunjukan adanya interaksi berupa ikatan hidrogen antara
karbamazepin dan asam tartrat. Laju pelarutan paling tinggi diperoleh dari metode
penguapan pelarut dengan perbandingan 1:1. Peningkatan laju pelarutan mencapai
2,55 kali dari karbamazepin standar dengan DE180 sebesar 9,60%.

ABSTRACT
Carbamazepine is a drug that belongs to the Biopharmaceutical Classification
System class II with low solubility and high permeability, so that the dissolution
rate becomes rate limiting step of drug absorption. This study is intended to
enhance the dissolution rate of carbamazepine by forming cocrystal with tartaric
acid as coformer. Cocrystal were made by solvent evaporation and solvent drop
grinding method. Formulations of carbamazepine and tartaric acid were made
with a ratio of 1:0, 1:1, and 2:1. Cocrystal was characterized by FTIR, XRD, and
DSC compared with carbamazepine. Based on the x-ray diffraction test, the
changes in shapes and sizes of the crystals was shown. Moreover, the infrared
spectrum showed hydrogen bonding interaction between carbamazepine and
tartaric acid. The highest dissolution rate was obtained from solvent evaporation
method with ratio of 1:1. Enhancement of dissolution rate reached 2.55 times
from standard with DE180 9.60%."
Universitas Indonesia, 2012
S42277
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adhila Kiasatina Larasati
"

Ekstrak herba pegagan (Centella asiatica L.) memiliki kandungan senyawa aktif berupa senyawa asiatikosida. Asiatikosida memiliki absorpsi dan penetrasi yang buruk karena sifatnya yang hidrofilik. Pada penelitian ini, ekstrak kental herba pegagan dimodifikasi ke dalam bentuk kompleks nanovesikel fitosom yang diformulasikan ke dalam sediaan krim untuk mengatasi permasalahan absorpsi dan penetrasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan sediaan krim fitosom dan krim ekstrak tanpa modifikasi, serta membandingkan penetrasi keduanya. Fitosom dibuat dengan konsentrasi fosfolipid dan ekstrak kental 1:1. Pembuatan fitosom dilakukan dengan metode hidrasi lapis tipis. Hasil pengujian efisiensi penjerapan terhadap fitosom sebesar 47,56 ± 1,68 %. Uji penetrasi metode sel difusi Franz dilakukan terhadap kedua jenis krim menggunakan membran abdomen tikus betina. Jumlah kumulatif asiatikosida terpenetrasi dari sediaan krim fitosom dan krim non fitosom berturut-turut sebesar 4,56 ± 0,32 µg/cm2 dan 1,86 ± 0,24 µg/cm2, dengan persentase berturut-turut sebesar 40,81 ± 2,83%, dan 16,66 ± 2,17%. Fluks dari sediaan krim fitosom dan krim non fitosom berturut-turut adalah sebesar 0,659 ± 0,035 µg.cm-2.jam-1 dan 0,465 ± 0,061 µg.cm-2.jam-1. Sediaan krim yang mengandung ekstrak herba pegagan dalam bentuk kompleks fitosom memiliki daya penetrasi yang lebih tinggi dibandingkan krim yang mengandung ekstrak herba pegagan konvensional. Keduanya menunjukkan stabilitas fisik yang baik melalui hasil pengamatan organoleptis, homogenitas, dan viskositas yang dilakukan selama dua bulan dalam berbagai variasi suhu.


Centella asiatica L. extract contains active content in form of asiaticoside. The absorption and penetration properties of that active ingredient are poor, due to its hydrophilic properties. In order to overcome those obstracles, in this research, a modification of Centella asiatica L. extract was made by formulating cream containing extract in the form of nanovesicle complex called phytosome. The aim of this research is to formulate two kinds of cream that contain phytosomal extract and normal extract without any modifications, then to compare both penetration profiles. The phytosome was made by mixing 1:1 phospholipid:extract with thin layer hydration method. Entrapment efficiency value of the phytosome suspension is 47,56 ± 1,68 %. Penetration test of both creams was run using Franz diffusion cell method. The cumulative amount of asiaticoside penetrated from phytosomal and non-phytosomal cream reaches 4,56 ± 0,32 µg/cm2 and 1,86 ± 0,24 µg/cm2, with the percentage of 40,81 ± 2,83%, and 16,66 ± 2,17%. Flux value from the phytosomal and non-phytosomal cream amounts 0,659 ± 0,035 µg.cm-2.hr-1 and 0,465 ± 0,061 µg.cm-2.hr-1. These results show that Centella asiatica L. extract in phytosomal cream gives better penetration profile compared to non-phytosomal cream. Both creams are showing good physical stability through organoleptic, homogenicity, and also viscosity observations done throughout two months at various temperatures and conditions.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Iswandana
"Nanoparticles is one type of drug delivery system which intended to improve the bioavailability of drugs. Nanoparticles can be prepared by several methods and the ionic gelation method is the easiest one. Verapamilhydrochloride is adrugwhich used asantiarrhythmic,antiangina, and antihypertension therapy. Nevertheless, bioavailability of orally administered verapamil is very low, only about 10 to 23%. Therefore, verapamil hydrochloride was prepared as nanoparticlesdosage form to increase its bioavailability. The purpose of the present study was to optimize ionic gelation method of chitosan and sodium tripolyphosphate to obtain thebest nanoparticles formulation. Nanoparticles were obtained from four different methods. Formula A, B and C were produced by drop the sodium tripolyphosphate solution into chitosan solution at 0.75 mL/minute, while formula D were prepared by pour sodium tripolyphosphate solution into chitosan solution. Formula A and B were then strired at 400 rpm, while formula C and D at 3000 rpm. Three grams of verapamil hydrochloride was added into formula A, while formula B, C, and D were produced by adding 5 grams of verapamil hydrocloride. Particle size distribution, zeta potential, entrapment efficiency, morphology, and fourier transform infra red spectrum of each nanoparticles formula were characterized. The chosen formula was formula D which has 62.8 nm of size, 59.15% of entrapment efficiency, +25.46 mV of zeta potential, spherical shape, and the ionic interaction was confirmed by FT-IR spectrum. The results showed that chitosan-tripolyphosphate succesfully produce the verapamil hydrochloride nanoparticles by ionic gelation method."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jehezkiel Kenneth Guilio
"Sediaan cair atau liquid menjadi salah satu jenis produk yang banyak di pasarkan oleh PT SOHO Industri Pharmasi. Dalam proses produksinya, sediaan cair melalui 4 proses produksi utama yaitu penimbangan, pencampuran, pengisian, dan pengemasan. Proses pengemasan merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk melindungi obat dari lingkungan sekitarnya. Proses pengemasan merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk melindungi obat dari lingkungan sekitarnya sehingga kualitas obat dapat tetap terjaga hingga sampai ke tangan konsumen. Proses pengemasan sekunder sediaan cair dilakukan dengan mesin kemas (cartoning) Jih Cheng dan IMA yang dioperasikan oleh operator. Produksi sediaan cair di PT Soho Industri Pharmasi sepanjang tahun 2022 belum memberikan hasil yang memuaskan.Salah satu faktor yang berperan besar terhadap nilai OEE yang rendah di departemen Liquid Production PT Soho Industri Pharmasi adalah frekuensi kejadian lost time saat proses cartoning pada mesin kemas Jih Cheng dan IMA yang tinggi. Laporan ini akan berfokus dalam melakukan verifikasi settingan parameter untuk mesin kemas Jih Cheng dan IMA yang digunakan untuk untuk melakukan settingan mesin sehingga proses pengemasan di black area Liquid Production dapat berjalan secara optimal.

Liquid preparations are one of the many types of products marketed by PT SOHO Industri Pharmasi. In the production process, liquid preparations go through 4 main production processes, namely weighing, mixing, filling and packaging. The packaging process is one of the steps taken to protect the drug from the surrounding environment. The packaging process is one of the steps taken to protect the drug from the surrounding environment so that the quality of the drug can be maintained until it reaches the consumer. The secondary packaging process for liquid preparations is carried out using Jih Cheng and IMA cartoning machines operated by operators. Production of liquid preparations at PT Soho Industri Pharmasi throughout 2022 has not produced satisfactory results. One of the factors that plays a major role in the low OEE value in the Liquid Production department of PT Soho Industri Pharmasi is the frequency of lost time events during the cartoning process on Jih Cheng packaging machines and high IMAs. This report will focus on verifying the parameter settings for the Jih Cheng and IMA packaging machines which are used to make machine settings so that the packaging process in the Liquid Production black area can run optimally."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Amarta
"Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin produksi obat atau bahan obat yang diatur dengan undang-undang. Obat atau bahan obat yang diproduksi di industri farmasi harus selalu memenuhi keamanan, mutu dan khasiat (Kemenkes, 2021). Pemastian mutu merupakan salah satu cakupan dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Stabilitas adalah salah satu faktor dari kualitas, keamanan, dan efikasi suatu produk. Produk yang tidak stabil dapat mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Studi stabilitas dilakukan untuk menentukan periode suatu produk dapat memenuhi spesifikasi jika disimpan dengan kondisi tertentu. Laporan stabilitas dibuat secara berkala setelah hasil pengujian selesai dari departemen quality control. Penyusunan laporan stabilitas dimulai dari pengumpulan data hasil pengujian dari departemen quality control. Setelah data studi stabilitas dikumpulkan selanjutnya data diolah menggunakan microsoft excel dan dibuat ringkasannya. Studi stabilitas merupakan suatu evaluasi yang dilakukan oleh industri farmasi terhadap produk yang mereka produksi. Adanya pembuatan laporan studi stabilitas dapat dijadikan salah satu acuan untuk menjamin spesifikasi produk sehingga produk yang beredar dipasaran telah terjamin dari kualitas, keamanan, dan khasiat.

The pharmaceutical industry is a business entity that has a license to produce drugs or medicinal substances which is regulated by law. Medicines or medicinal ingredients produced in the pharmaceutical industry must always meet safety, quality and efficacy (Ministry of Health, 2021). Quality assurance is one of the scopes of Good Manufacturing Practices (GMP). Stability is one factor of the quality, safety and efficacy of a product. Unstable products can undergo physical and chemical changes. Stability studies are conducted to determine the period a product can meet specifications when stored under certain conditions. Stability reports are made periodically after the test results are completed from the quality control department. The preparation of the stability report starts with collecting test data from the quality control department. After the stability study data is collected, the data is then processed using Microsoft Excel and a summary is made. Stability study is an evaluation carried out by the pharmaceutical industry on the products they produce. The existence of a stability study report can be used as a reference to guarantee product specifications so that products circulating in the market are guaranteed of quality, safety and efficacy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Ekasari
"Nutrasetika merupakan produk yang sedang berkembang pesat dalam segmen industri farmasi saat ini. Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki potensi sebagai salah satu produk nutrasetika karena memiliki banyak manfaat dalam dunia kesehatan, namun penggunaannya masih kurang optimal. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh formula tablet hisap dengan bahan berkhasiat ekstrak kulit manggis yang berfungsi sebagai antioksidan dan antikariogenik. Tablet hisap dibuat dari serbuk kering ekstrak kulit manggis dengan metode granulasi basah yang dibuat dalam berbagai variasi konsentrasi pregelatinisasi pati singkong (PPS) sebagai pengikat. Berdasarkan hasil evaluasi dari ketiga formula yang dibuat, formula B dengan konsentrasi PPS 2% memiliki kriteria yang baik sebagai tablet hisap ekstrak kulit manggis. Formula B memiliki kekerasan 5,20 kp, keregasan 0,096%, waktu larut 7 menit 40 detik, kandungan obat 101,36% dan terdisolusi sebesar 97,48% selama 20 menit. Dari hasil penelitian ini diharapkan tablet hisap ekstrak kulit manggis dapat menjadi produk nutrasetika yang dapat dipasarkan dan diterima oleh konsumen.
Nowdays, nutraceutical is a rapidly growing product in pharmaceutical industry. The pericarp of mangosteen (Garcinia mangostana L.) has a potential to be a nutraceutical product since it provides medical or health benefit which are as antioxidant and anticariogenic. Therefore, the aim of this research was to formulate and evaluate the lozenges tablets containing dry powder of mangosteen pericarp extract. The lozenges tablets were prepared in various concentrations of pregelatinized cassava starch (PCS) as a binder by wet granulation method. The result of the evaluation showed that formula B with 2% of PCS has a good criteria as mangosteen pericarp extract lozenges. Formula B exhibited 5.20 kp of hardness, 0.096% of friability, 7 minutes and 40 seconds of solubility time, 101.36% of drug content and 97.48% of extract dissoluted from the tablets during 20 minutes. Based on the result, mangosteen pericarp extract lozenges could be a marketable and acceptable nutraceutical product."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42727
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Wulandari
"Karaginan merupakan polimer alam yang bersifat anionik. Sifat anionik tersebut membuat karaginan dapat berinteraksi dengan polimer kanionik membentuk kompleks polielektrolit (KPE). Dalam penelitian ini, gelatin digunakan sebagai polimer kationik yang berinteraksi secara ionik dengan karaginan. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat eksipien kompleks polielektrolit gelatin-karaginan (KPGK) yang akan digunakan sebagai basis gel topikal ketoprofen serta mengevaluasi gel yang dihasilkan. Larutan gelatin dan larutan karaginan masing-masing 3% (b/v) dicampur dengan perbandingan 1:1. Karakteristik KPGK ditunjukkan dengan indeks mengembang, dan kekuatan gel. Hasil dari sintesis KPGK menunjukkan kemampuan mengembang dalam aquadest sebesar 177% selama 2 jam sedangkan pada medium dapar fosfat pH 7,4 mencapai 193%, dan medium dapar HCl pH 1,2 mencapai 287%. Kekuatan gel dari polimer yang disintesis bernilai 71,216 gf/cm2 pada konsentrasi 4%. KPGK kemudian diformulasikan dalam sediaan gel dengan atau tanpa penambahan peningkat penetrasi menthol. Pada penelitian ini, ketoprofen digunakan sebagai model obat. Gel yang dihasilkan berwarna putih dan memiliki sifat alir pseudoplastis tiksotropik. Daya penetrasinya diuji secara in vitro dengan alat sel difusi Franz menggunakan membran abdomen tikus dan sebagai pembanding digunakan gel ketoprofen yang beredar dipasaran. Berdasarkan uji penetrasi diperoleh bahwa formula ketiga yang mengandung menthol 2% b/v memiliki nilai fluks tertinggi 375,77 ± 75,08 μg cm-2jam-1.

Carrageenan is a natural anionic polymer. That anionic property makes carrageenan can form polyelectrolyte complex (PEC) with cationic polymer. In this research, gelatin was used as anionic polymer that interact ionically with carrageenan. The aim of this research is to produce excipient gelatin-carrageenan PEC that would be used as a gel base in topical dosage form. The solution of gelatin 3% w/v and carrageenan 3% w/v were mixed in ratio 1:1 v/v. Characteristics of gelatin-carrageenan PEC were indicated by functional group analysis, thermal analysis, swelling index and gel strength. Gelatin-carrageenan PEC showed swelling index up to 177% indestilled water within 2 hours, 193% in buffer phosphate pH 7,4, and 287% in buffer HCl pH 1,2. Gel strength from gelatin-carrageenan PEC were 71,216gf/mm2. Gelatin-carrageenan PEC then formulated in to a gel dosage form with or without enhancer menthol. In this study, ketoprofen was used as model drug. Gel had white color and rheology properties pseudoplastic tixotropic. In vitro penetration study was determined with franz diffusion cell using rat abdominal membrane. The penetration study revealed that the third formula with menthol 2% b/v had the highest flux value which was 375,77 ± 75,08 μg cm-2jam-1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42680
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>