Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Julia Rahmawati
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2003
S32373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Runi Kemala
Abstrak :
Kandungan xanton pada kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki berbagai aktivitas biologis, salah satunya sebagai antioksidan dan penghambat tirosinase. Kemampuannya dalam menghambat melanogenesis dapat menjadikannya zat aktif dalam produk kosmetik. Pada penelitian ini dilakukan uji penghambatan aktivitas tirosinase pada hasil fraksinasi diklorometana secara in vitro. Hasil fraksinasi diformulasikan menjadi sediaan emulgel dan diuji kestabilan fisiknya pada penyimpanan di suhu 4±2o, 27±2o dan 40±2o C. Emulgel yang diformulasikan menunjukkan fisik yang tetap stabil setelah disimpan selama 8 minggu pada ketiga suhu, dan setelah dilakukan uji mekanik dan cycling test. Nilai IC50 yang diperoleh dari hasil fraksinasi diklorometana adalah sebesar 13,204 ppm. Hasil pengukuran penghambatan aktivitas tirosinase pada emulgel dengan fraksi diklorometana 0,05; 0,1 dan 0,15 berturut-turut sebesar 16,6; 18,8 dan 20,7%. Persentase inhibisi pada emulgel mengalami penurunan setelah disimpan selama 8 minggu pada suhu kamar, yaitu berturut-turut menjadi 12,43; 16,92 dan 18,88%. ......Xanthones in mangosteen pericarp (Garcinia mangostana L.) have several biological activities, including antioxidant and tyrosinase inhibitor. The ability to inhibit melanogenesis can make xanthones as the active compound in cosmetic products. In this study, tyrosinase activity inhibition of dichloromethane fraction from mangosteen pericarp was determined by in vitro method. The dichloromethane fraction was also formulated into an emulgel dosage form and physically tested in cold (4±2o C), room (27±2o C) and high (40±2o C) temperatures to discover its stability. All formulas represented good and stable physical appearance after 8 weeks of storage in cold, room and high temperatures, and also after the mechanic and cycling tests. The IC50 value of dichloromethane fraction was 13,204 ppm. The tyrosinase activity inhibitions of emulgels containing 0,05; 0,1 and 0,15% of dichloromethane fraction were 16,6; 18,8 and 20,7% respectively. Mean while after 8 weeks of storage in room temperature, the inhibitions were decreased to 12,43; 16,92 and 18,8% respectively.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Huda
Abstrak :
Kurkumin merupakan bahan aktif yang diperoleh dari kunyit dan telah dilaporkan memiliki banyak aktivitas biologis, tetapi penggunaannya secara klinis terbatas karena kelarutan dalam air yang rendah dan disolusi yang lambat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat nanopartikel lipid padat (SLN) yang mengandung kurkumin dan mengetahui pengaruhnya terhadap peningkatan laju disolusi kurkumin. Pembuatan SLN menggunakan teknik homogenisasi kecepatan tinggi dan ultrasonikasi. Digunakan surfaktan natrium kaseinat dan lipid virgin coconut oil. Hasil dispersi SLN dikeringkan dengan metode semprot kering. Serbuk SLN dikarakterisasi dan dibandingkan dengan kurkumin standar. Dari hasil uji DSC terlihat penurunan titik lebur yang bermakna. Hasil uji XRD menunjukkan pola difraksi kurkumin yang terjerap dalam inti lipid dari SLN dan mengindikasikan bentuk amorf. Uji disolusi menunjukkan peningkatan laju disolusi kurkumin yang bermakna pada nanopartikel lipid padat. ......Curcumin is the active ingredient obtained from the turmeric and its has been reported to have many biological activities, but its clinical use is limited because of its poor solubility in water and slow dissolution. The aim of this research is to prepare solid lipid nanoparticle (SLN) of curcumin and to know its effect on enhancement of dissolution rate of curcumin. SLN was prepared by high speed homogenization and ultrasonic technique. Casseinate sodium used as surfactant and virgin coconut oil as lipid. Dispersion of SLN was then spray dried. SLN powder was characterized and compared with standard curcumin. The result of DSC test showed significantly decrease of melting point. The result of XRD showed diffraction pattern of curcumin that entrapped in the lipid core of SLN and indicated amorphous form. Dissolution test showed significantly enhancement of dissolution rate of curcumin in solid lipid nanoparticle.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1967
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Shafa Safira
Abstrak :
ABSTRAK
Kesehatan merupakan investasi dalam pembangunan negara. Salah satu hal yang menjadi faktor dalam mencapai masyarakat yang sehat adalah adanya akses pelayanan persediaan obat dan perbekalan kesehatan yang baik. Untuk mencapai hal ini, maka industri obat memiliki peranan yang sangat penting dalam penyediaan obat dan perbekalan kesehatan yang memenuhi mutu, efikasi dan keamanan sesuai dengan CPOB. Apoteker sebagai personil kunci pada industri farmasi harus memiliki pengetahuan yang dalam mengenai industri farmasi. PT. Aventis Pharma adalah perusahaan farmasi bertaraf global yang telah menjalankan industrinya sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam CPOB sehingga PT. Aventis Pharma menghasilkan obat-obatan yang terjamin efikasi, mutu dan keamanannya.ABSTRACT Health is an investment in developing the country. One of factor to gain healthy society is a good access in pharmaceutical care. To achieve this aspect, pharmaceutical industries have a major role in supplying pharmaceutical, which comply the efficacy, quality and safety requirements in CPOB (GMP). Apothecary as the key personnel in pharmaceutical industries has to have advanced knowledge about how to run a pharmaceutical industry properly. PT. Aventis Pharma is a global pharmaceutical industry, which have been running its industries according to CPOB requirements, so pharmaceutical supplies manufactured in PT. Aventis Pharma have guaranteed efficacy, quality and safety.
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Arum Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 366 bertujuan untuk memahami tugas dan fungsi apoteker dan memahami kegiatan di apotek, baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis kefarmasian. Tugas khusus yang diberikan berjudul Analisis Resep Hipertensi. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk menganalisis resep antihipertensi secara administratif, farmasetik, dan pertimbangan klinik. Hal ini dilakukan agar seorang apoteker dapat mencegah kemungkinan terjadinya DRP (Drug Related Problem) dan reaksi obat yang tidak diinginkan akibat pemberian obat-obatan antihipertensi.
ABSTRAK
Pharmacists Internship Program at Apotek Kimia Farma No. 366 aims to understand the duties and functions of pharmacists and to understand the activities in both technical and non-technical pharmacy. The special assignment that is given is entitled Analysis of Antihipertension prescribing. The purpose of this special assignment is to analyze antihypertensive prescribing administrative , pharmaceutical , and clinical considerations. This assigment aims to pharmacist so they can prevent the possibility of DRP (Drug Related Problem) and unwanted drug reactions due to the administration of antihypertensive drugs.
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Jehezkiel Kenneth Guilio
Abstrak :
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan terjadinya risiko efek samping karena obat, untuk tujuan keselamatan pasien sehingga kualitas hidup pasien terjamin. Salah satu kegiatan pelayanan farmasi klinik yang penting dilakukan oleh apoteker di apotek adalah pengkajian dan pelayanan resep. Pengkajian resep merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menganalisa kemungkinan terjadinya masalah terkait obat yang terdapat pada resep. Aspek yang dikaji untuk melihat kemungkinan terjadinya masalah terkait obat adalah aspek administrasi, farmasetik, dan klinis dari resep yang diberikan dokter. Dengan dilakukannya pengkajian resep ini, diharapkan terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error) pada pasien dapat diminimalisir. Kesalahan yang terjadi pada proses peresepan obat dapat merugikan pasien karena dapat menyebabkan terapi obat yang diberikan pada pasien mengalami kegagalan. Pada laporan ini, dilakukan pengkajian resep obat yang berada di Klinik Kimia Farma Buncit Raya yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Dengan begitu, penulis berharap resep yang diresepkan dapat memberikan obat yang sesuai dengan aspek administrasi, farmasetika, dan klinis yang telah diatur oleh perundang-undangan. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, masih memiliki beberapa kekurangan informasi yang perlu dilengkapi dan ditindaklanjuti baik pada aspek administrasi, farmasetika, dan klinis. ......Clinical pharmacy services are direct services provided by pharmacists to patients in order to improve therapeutic outcomes and minimize the risk of side effects due to drugs, for the purpose of patient safety so that the patient's quality of life is guaranteed. One of the important clinical pharmacy service activities carried out by pharmacists in pharmacies is reviewing and serving prescriptions. Prescription review is an activity carried out to analyze the possibility of problems related to the drugs contained in the prescription. The aspects that are studied to see the possibility of drug-related problems are the administrative, pharmaceutical, and clinical aspects of the prescription given by the doctor. By conducting this prescription review, it is hoped that medication errors in patients can be minimized. Errors that occur in the process of prescribing drugs can be detrimental to patients because they can cause drug therapy given to patients to fail. In this report, an assessment of drug prescriptions was carried out at the Kimia Farma Buncit Raya Clinic which had never been done before. That way, the authors hope that the prescriptions prescribed can provide drugs that are in accordance with administrative, pharmaceutical, and clinical aspects that have been regulated by law. Based on the results of the studies conducted, there are still some information deficiencies that need to be completed and followed up on both the administrative, pharmaceutical, and clinical aspects.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kumala Putri
Abstrak :
Menteri Kesehatan memberikan izin kepada industri farmasi untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat dan memiliki peran yang esensial dalam ketersediaan obat-obatan yang memenuhi standar, aman, bermutu, dan bermanfaat. Pada proses pembuatan obat, setiap industri farmasi harus menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang bertujuan untuk menjamin obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. ......The Minister of Health grants permission to the pharmaceutical industry to carry out activities for the manufacture of drugs or medicinal ingredients and has an essential role in the availability of medicines that meet standards, are safe, quality and useful. In the process of making drugs, each pharmaceutical industry must implement a Good Drug Manufacturing Method (GMP) which aims to ensure that the drug is made consistently, meets the requirements set and in accordance with the intended use.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Meltiara
Abstrak :
Sebagai seorang apoteker, salah satu cara untuk memastikan pasien telah mendapatkan pengobatan yang rasional adalah melalui pengkajian resep, yang meliputi ketepatan penilaian kondisi pasien, tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat jenis obat, tepat dosis, tepat cara dan lama pemberian, tepat informasi, dengan memperhatikan keterjangkauan harga, kepatuhan pasien, dan waspada efek samping. Pengkajian resep dilakukan berdasarkan aspek administratif, farmasetik dan klinis. Pengkajian resep dilakukan pada pasien yang menebus obat di Apotek Kimia Farma Dramaga 348 yang memiliki diagnosis diabetes tipe 2, hipertensi, dan diabetes tipe 2 yang disertai dengan hipertensi. Resep-resep yang akan dikaji umumnya berisi obat-obatan rutin pasien yang diberikan selama 1 bulan. Dari hasil kaji resep, Aspek administratif belum memenuhi persyaratan karena kurangnya informasi mengenai berat badan dan alamat pasien. Namun, kekurangan tersebut dapat diatasi dengan mengkonfirmasi kembali ke pasien dan dokter yang bersangkutan. Aspek farmasetik sudah memenuhi persyaratan, sementara aspek klinis belum memenuhi persyaratan karena ada beberapa obat yang saling berinteraksi dan merupakan polifarmasi. Namun, hal tersebut dapat diintervensi dengan mengedukasi pasien untuk menjeda konsumsi pemberian obat dan memotivasi pasien pentingnya untuk meminum obat secara rutin untuk mendapatkan hasil terapi yang optimal. ......As a pharmacist, one way to ensure that patients have received rational treatment is through reviewing prescriptions, which includes accurate assessment of the patient's condition, correct diagnosis, correct indication, correct type of drug, correct dosage, correct method and duration of administration, correct information, with pay attention to affordability, patient compliance, and side effects. Prescription reviews are carried out based on administrative, pharmaceutical and clinical aspects. Prescription reviews were carried out on patients who redeemed medicines at Kimia Farma Dramaga 348 Pharmacy who had a diagnosis of type 2 diabetes, hypertension, and type 2 diabetes along with hypertension. The prescriptions that will be studied generally contain the patient's routine medicines that are given for 1 month. From the results of the prescription review, the administrative aspects did not meet the requirements due to lack of information regarding the patient's weight and address. However, this deficiency can be overcome by confirming it again with the patient and the doctor concerned. The pharmaceutical aspect meets the requirements, while the clinical aspect does not meet the requirements because there are several drugs that interact with each other and polypharmacy. However, this can be intervened by educating patients to separate the consume between interacted medications and motivating patients to the importance of taking medication regularly to get optimal therapeutic results.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>