Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rio Trimono
Abstrak :
ABSTRAK
Transportasi sebagai aspek vital bagi kehidupan di Provinsi Lampung adalah permintaan yang terus meningkat. Adanya pola pergerakan kendaraan yang terbentuk dari faktor-faktor bangkitan dan tarikan perjalanan dalam upaya pemenuhan kebutuhan menjadi fenomena yang penting untuk diteliti baik bagi dunia akademik maupun perencanaan wilayah. Mengetahui pola pergerakan kendaraan yang diukur dari indikator jumlah penduduk, sekolah, pasar, industri, hotel, dan kerapatan jaringan jalan di Provinsi Lampung serta hubungannya dengan topografi, jarak ke pusat administrasi, dan dominansi kegiatan ekonomi bukan pertanian adalah tujuan dari penelitian ini. Berdasarkan analisis keruangan dengan menggunakan metode overlay yang dilanjutkan dengan metode multinominal logistic regression, diperoleh hasil bahwa sebaran luas wilayah tingkat pergerakan kendaraan di Provinsi Lampung yaitu 33% rendah, 55% sedang, dan 12% tinggi. Pola pergerakan kendaraan berbentuk multiradial menuju pusat-pusat kegiatan yang tersebar mengikuti jaringan jalan primer. Pergerakan sedang hingga tinggi sebagian besar terjadi di wilayah yang relatif dekat dengan ibukota provinsi, dan dominannya sektor industri. Sedangkan faktor lereng tidak mempengaruhi pergerakan, kecuali dengan melibatkan fungsi wilayah. Wilayah pergerakan tinggi berlereng terjal berada pada daerah ibukota kabupaten atau kawasan industri. Adapun wilayah pergerakan rendah berlereng terjal umumnya berada pada kawasan hutan lindung atau taman nasional.
ABSTRACT
Tranportation, as life’s vital aspect in Lampung Province, is a demand which keep increasing. Movement pattern of transportation formed from factors of trip attraction and trip generation in the process for fulfilling needs is important to be investigated either for academic purposes or regional planning. Understanding the movement pattern measured from indicators of population number, schools, markets, industries, hotels, and road networks density in Lampung Province and its correlation with topography, distance to administration’s center, and dominance of non agriculture economic activity is the objective of this research. Based on spatial analysis using overlay technique added with multinominal logistic regression method, results showed that the distribution area of vehicles movements in Lampung Province are 33% low, 55% moderate, and 12% high. This transport movement formed multiradial pattern over activity centers which spread following the primary road networks. Moderate to high movements mostly occur in regions which are relatively close with the provincial capital and dominated by industrial sector. While slope factor does not affect movement, except by involving the functional aspects of region. Regions with high movement but steep slope are located in the capital city of regencies or industrial area. As for regions with low movement and steep slope commonly occur in conservation area or national protected forests.
2015
S61074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiddyana Rizqi Kusumahayu
Abstrak :
ABSTRAK
Bertambahnya jumlah penduduk di Kota Depok menambah pula kebutuhan ruang untuk tempat tinggal. Townhouse merupakan bentuk hunian baru bagi masyarakat kota Depok. Adanya pembangunan hunian baru biasanya mendorong juga perubahan pemanfaatan tanah dan bangunan di sekitarnya. Hal ini juga terjadi di sekitar Townhouse di Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan fungsi bangunan di sekitar Townhouse di Kota Depok berdasarkan perubahan jumlah penduduk, jarak dari pusat kota, dan jarak dari jaringan jalan. Data sekunder yang didapat dari berbagai instansi serta data primer yang didapatkan melalui pengamatan, pengukuran dan wawancara dengan tokoh setempat, selanjutnya dianalisis dengan melakukan overlay peta. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perubahan fungsi bangunan yang terjadi disekitar Townhouse dapat diklasifikasikan rendah, serta mengalami pola linier di sepanjang jalan utama. Overlay antar peta dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara perubahan fungsi bangunan dengan perubahan jumlah penduduk, jaringan jalan serta jarak terhadap pusat kota. Perubahan fungsi bangunan terjadi bukan karena variabel jumlah penduduk, jarak terhadap pusat kota, jarak dari jaringan jalan, namun dipengaruhi oleh jarak terhadap pusat pertumbuhan lain, seperti Universitas Indonesia. Jenis kegiatan ekonomi baru yang dilakukanpun adalah kegiatan yang tidak untuk mendukung kebutuhan penghuni Townhouse melainkan untuk mendukung kegiatan pusat pertumbuhan lain.
ABSTRAK
The increase of population in the city of Depok add to the need for residential space. Townhouse is a form of new housing for the city of Depok. The construction of new homes also typically encourage land use changes and the surrounding buildings. It is also going around Townhouse in Depok. The purpose of this study was to knowing a changes in the function of the building around Townhouse in Depok based on changes in population size, distance from the city center, and the distance of the road network. Secondary data were obtained from various agencies as well as primary data obtained through observations, measurements and interviews with local leaders, then analyzed by overlaying a map. The results obtained showed that, changes in the function of the building going on around Townhouse be classified low, and experiencing the linear pattern along the main road. Overlay between the map can be seen that there is no relationship between changes in the function of the building with the changes in population size, the road network as well as the distance to the city center. Building function changes occur not because a variable, but influenced by the distance to other growth centers, like the University of Indonesia. Kind of new economic activities that do are activities that do not support the needs of residents Townhouse but to support the activities of other growth centers.
2016
S65027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Pratama
Abstrak :
ABSTRAK
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah yang sedang gencar mengembangkan potensi wisatanya. Panjangnya garis pantai yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi, membuat daerah tersebut memiliki banyak objek wisata pantai dan fokus mengembangkan jenis objek wisata tersebut. Masing-masing objek wisata mempunyai daya tarik yang berbeda. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata pantai di Kabupaten Banyuwangi. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan keruangan serta menggunakan Uji Statistik Chi Square untuk mencari hubungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa objek wisata di Kabupaten Banyuwangi cenderung memiliki tingkat daya tarik yang rendah. Kedatangan wisatawan asing ke objek wisata pantai di Kabupaten Banyuwangi tidak dipengaruhi oleh tingkat daya tarik berdasarkan kelengkapan fasilitas yang terdapat di masing-masing objek wisata pantai. Melalui hasil uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat daya tarik objek wisata pantai dengan jumlah pengunjung objek wisata pantai tahun 2015 di Kabupaten Banyuwangi ditunjukan dengan tidak semua objek wisata pantai dengan tingkat daya tarik tinggi akan mendatangkan jumlah pengunjung yang tinggi pula, dan begitu juga sebaliknya.
ABSTRACT
Banyuwangi is currently developing tourism potentials intensively. The length of Banyuwangi coastline enables Banyuwangi to have lot of beach tourism objects and focusing on the tourist attraction development.The tourism attractions have each own different appeal. The purpose of this study is to determine the level of tourist attraction of beaches in Banyuwangi. The analytical method used is descriptive method of spatial statistics and using Chi Square test to find the correlations. The results showed that tourism attractions in Banyuwangi tend to have lower levels of appeal. Foreign tourist visit to beach in Banyuwangi is not influenced by the level of appeal that based from the availability of facilities at each beach tourism objects . Test statistic results showed that there is no significant correlation between appeal level of beach tourism objects and beach tourism object visitors in Banyuwangi at 2015. Tourism attractions with high level of appeal do not always have high number of visitors,and the low level of appeal do not always have low number of visitors.
2016
S65195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riny Handayani
Abstrak :
ABSTRAK Tesis ini membahas permasalahan penduduk yang kian menjadi permasalahan yang pelik terutama seiring berkembangnya dan perubahan status wilayah Kabupaten Serang Provinsi Banten. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pola commuting pekerja di Kabupaten Serang Provinsi Banten dan faktor yang memengaruhinya. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis spatial ditunjang dengan metode kuantitatif, menggunakan 400 sampel dengan unit analisis kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan banyak commuter pekerja pada jarak yang dekat dan jarak jauh lebih tertuju ke pusat-pusat perdagangan dan industri yang penting, Adanya arus commuting yang terarah, dan adanya commuting dari desa-kota kecil-kota besar, Wanita melakukan commuting pada jarak yang lebih jauh dibandingkan pria dan Tingkat Perekonomian tidak berpengaruh dominan terhadap pola commuting di kabupaten Serang Provinsi Banten. Dari enam faktor yang diduga berpengaruh terhadap Pola Commuting Pekerja, faktor Aksesibilitas, Penguasaan Lahan Pertanian, Umur dan Jenis Kelamin adalah faktor yang dominan sedangkan faktor Jarak dan Tingkat Perekonomian tidak berpengaruh secara signifikan. Kecamatan yang memiliki karakteristik commuter pekerja Kategori Tinggi merupakan wilayah yang didominasi pekerja usia 20-24 tahun dengan Jenis Kelamin Perempuan, memiliki Aksesibilitas Kategori Tinggi, dan Penguasaan Lahan Pertanian Kategori Rendah. Kecamatan sebelah Timur Kabupaten Serang mendominasi ciri-ciri tersebut yaitu Kecamatan Kragilan, Cikande, Ciruas, Kopo dan Jawilan
ABSTRACT This thesis discusses the population problem which is increasingly become a serious issue, especially with a growing and status changing of Serang District Banten Province. The purpose of this study is to analyze the commuting patterns of workers in Serang District Banten Province and factors that affect it. The research method used in this study is quantitative research methods with descriptive spatial analysis, using 400 samples with sub-district as the unit of analysis. Results showed a lot of commuter workers in close and long range is much more drawn to centers of commerce and important industry area, the existence of directional commuting flows, and the commuting of rural small towns to big cities, women do commuting in longer distance than men and the economy of commuting workers?s origin area have no dominant effect on commuting patterns. From six factors variation in the pattern of commuting workers, can be explained by four independent variables (Accessibility, Agricultural Land Tenure, Age and Sex), while the distance and the economy have no dominant effect on commuting patterns. Sub- districts in High Category of Commuting Workers have the caracteristics characteristics ; dominated by 20-24 years age group of workers, with female as the main gender, in high category of accessibility and have low category for agricultural land tenure. This characteristics dominant in Eastern sub-district of Serang, covers the area of sub-district Kragilan, Cikande, Ciruas, Kopo and Jawilan.
2012
T33169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zubair
Abstrak :
ABSTRAK
Urban heritage tourism merupakan kegiatan wisata yang memberi kesempatan turis untuk mendapatkan monumen bersejarah dan bangunan, dan juga lanskap sejarah, seni dan budaya dari kota tersebut. Kota Surakarta dikenal sebagai kota budaya yang kental dengan warisan tradisi jawa kuno. Dalam kaitannya dengan urban heritage tourism, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola keruangan urban heritage Kota Surakarta saat ini berdasarkan sebaran atraksi urban heritage dan fasilitas wisata yang ada. Data sekunder yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan metode pertampalan peta dari variabel fasilitas wisata yaitu fasilitas primer, sekunder dan kondisional dengan variabel penggunaan tanah. Hasil analisis menunjukkan bahwa persebaran heritage Kota Surakarta dapat dikategorikan berdasarkan periode pembangunan heritage menjadi tiga, yakni masa kerajaan jawa, masa pemerintahan kolonial dan masa kemerdekaan. Persebaran urban heritage mengelompok sesuai dengan pola kekuasaan penguasa pada peridoe dibangunnya heritage tersebut. Adapun fasilitas sekunder yang mendukung kegiatan wisata menyebar di pusat kota. Semakin menjauhi pusat kota, fasilitas sekunder semakin terbatas. Hal ini tidak sejalan dengan persebaran atraksi wisatanya. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola persebaran urban heritage di Surakarta terutama di pusat kota saat ini, namun semakin menjauhi pusat kegiatan masa lalu.
ABSTRACT
Urban heritage tourism is a tourism activity that gives a chance the tourist to get historical monuments and buildings, and also landscapes of history, art and culture of the city. Surakarta city is known as a city with a strong cultural heritage of the ancient Javanese tradition. In relation to the urban heritage tourism, this study aims to determine the spatial pattern of urban heritage in Surakarta City based on current distribution of urban heritage attractions and tourism facilities. Secondary data obtained were analyzed using methods map overlay based on tourism facilities which are primary, secondary and conditional facilities, and also land use variables. The analysis showed that the distribution of the heritage in Surakarta can be categorized based on the pdevelopment period of heritage into three, which are the kingdom of Java, the colonial goverenment and independence period. Distribution of urban heritage clustered in accordance with the ruling power pattern period. As for the secondary facilities that support tourism activities spread in the city core. Further away from the city core, secondary facilities are limited. This is not same as the spread of tourism attractions. The conclusion of this study showed that the distribution pattern of urban heritage in Surakarta, especially in the city core today, but further away from the center of past activities.
2016
S64351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johannes Anggiat Raja
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi menimbulkan pergeseran fungsi warnet tidak lagi hanya sebagai fasilitas yang digunakan untuk memproses informasi. Daerah penelitian ini adalah warnet game online di Kecamatan Pasar Minggu. Enam warnet game online yang dijadikan titik lokasi penelitan adalah warnet The Patch, warnet Ql, warnet Estiga, warnet Aulia, warnet PeWe dan warnet Lesehan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik lokasi warnet game online di Kecamatan Pasar Minggu serta hubungan-nya dengan karakteristik pengguna berdasarkan frekuensi kunjungan, usia dan status pendidikan-nya. Pendekatan secara deskriptif dan spasial digunakan dalam penelitian ini. Metode ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai data dan fakta yang terdapat di lapangan berdasarkan hasil penyebaran kuisioner dan observasi lapang. Hasil penelitian menunjukan terdapat 4 karakteristik lokasi yang terbentuk oleh variasi dari faktor site yang dilihat dari tipe game online dan keberadaan fasilitas, dan faktor situation yang dilihat dari penggunaan tanah dan kelas jalan di Kecamatan Pasar Minggu. Hubungan antara karakteristik lokasi yang terbentuk dengan karakteristik pengguna menunjukan bahwa setiap karakteristik memiliki jumlah atau persentase yang berbeda ditinjau dari frekuensi kunjungan, usia dan status pendidikan-nya.
ABSTRACT
Information technology development has shifted internet cafe function to become more than information processing facility. One of the shifted function is internet cafe as play online games. There are six online game internet cafes in Pasar Minggu sub district, South Jakarta that have its own unique locational characteristics based on their site and situation. The online game internet cafes are The Patch, Ql cafe, cafe Estiga, Aulia cafe, PeWe internet cafe and Lesehan cafe. This study aims to describe the locational characteristics of online game café, based on its site and situation condition and to describe the distribution of its users based on the frequency of visits, age and educational status. Descriptive and spatial analysis approaches are used on this research. The method aims to give explanations regarding the data and facts in the field from questionnaire and field observation. The results showed that there are four locational characteristics formed by site factor variations based on the type of online games and facilities. Situational factors are based on land use type and road class in Pasar Minggu sub-district, South Jakarta. The association between locational characteristics formed by user characteristics showed that each characteristic possessed different percentage or numbers of visit frequency, age, and educational status.
2016
S63419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairitha Rahmasani
Abstrak :
ABSTRAK
Kaur sebagai salah satu kabupaten di Bengkulu memiliki variasi bahasa yang tinggi karena terdapat banyak variasi dialek. Untuk memperjelas gambaran mengenai batas dan persebaran variasi yang dimaksud, dilakukan penarikan garis isogloss berdasarkan perhitungan dialektometris yang kemudian di generalisasi dengan batas fisik berupa sungai, jurang, gunung atau bukit, dan hutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penyebutan kata dalam budaya pertanian, Bahasa Pasemah di Kabupaten Kaur memiliki empat variasi, yaitu Dialek Besemah, Semende, Kaur, dan Nasal. Batas fisik yang memiliki pengaruh paling dominan membentuk isogloss dialek Bahasa Pasemah dalam budaya pertanian di Kabupaten Kaur adalah sungai.
ABSTRACT
Kaur as one of the districts in Bengkulu has a high variation of the language because there are many variations of dialect. To clarify the idea of the boundary and the distribution of variation in question, the line of withdrawal isogloss based on dialectometric calculations than generalize it with physical limits of the area, that is river, slope, mountains or hills and forest. The results of this study indicate that in the naming based of agricultural, Pasemah Language at Kaur Regency has four variations, that is Besemah, Semende, Kaur, and Nasal Dialect. Physical boundary that has the most dominant influence of the isogloss dialect in Pasemah Language forms based of agricultural naming is river.
2014
S53883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermansyah
Abstrak :
Longsor merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia dan Provinsi Jawa Barat, termasuk Kabupaten Sukabumi di dalamnya merupakan daerah yang sering terjadi longsor. Oleh karena itu, sudah seharusnya diwaspadai dan dianalisis lebih baik agar tidak memakan korban yang lebih banyak. Salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis potensi longsor adalah Stability Index Mapping (SINMAP) dengan menggunakan beberapa data, yaitu Digital Elevation Model (DEM), jenis tanah, dan curah hujan. Data tersebut nantinya digunakan untuk menganalisis wilayah potensi longsor di Kecamatan Simpenan. Kemudian peta potensi longsor hasil pemodelan SINMAP di-overlay dengan permukiman untuk mendapatkan wilayah bahaya longsor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65,56% (11.034,81 Ha) dari luas wilayah Kecamatan Simpenan berpotensi longsor dan wilayah bahaya longsor seluas 192,82 Ha atau 36,90% dari total luas wilayah permukiman.
Landslide is a kind of disaster that happens so many times in Indonesia and West Java Province, especially Sukabumi Regency is region that experience landslide disaster often. Therefore, landslide hazard should get more attention in order to surpess disaster?s victims. One of method that can be used to analyze landslide potential is Stability Index Mapping (SINMAP). SINMAP uses some kind of data, such as Digital Elevation Model (DEM), soil type, and rainfall. Those data will be analyzed to get landslide potential in Simpenan Sub-District. The result of SINMAP modelling is overlayed with settlement region to get landslide hazard region. The result of this research showed that 65,56% (11.034,81 Ha) of the Simpenan Sub-District area has a landslide potential and 192,82 Ha or 36,90% of settlement area are in landslide hazard region.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library