Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lumban Tobing, Riki Yedija
"Pendirian rumah sakit di Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, baik yang dimiliki oleh swasta maupun yang dioperasikan oleh pemerintah. Pasca merebaknya pandemi COVID-19 pada tahun 2020, terjadi lonjakan permintaan terhadap rumah sakit, hal ini terlihat dari semakin banyaknya fasilitas kesehatan yang baru dibangun (BPS, 2023). Hal ini menumbuhkan tingkat daya saing yang tinggi di antara rumah sakit, sehingga mengharuskan kelangsungan hidup mereka dan pemeliharaan konsistensi kompetitif. Penting bagi rumah sakit saat ini untuk memiliki kemampuan untuk memodifikasi layanan mereka sebagai respons terhadap epidemi. BPS memproyeksikan jumlah rumah sakit di Indonesia akan mencapai 3.072 rumah sakit pada tahun 2022. Jumlah tersebut tumbuh 0,99% dibandingkan tahun sebelumnya sehingga total rumah sakit menjadi 3.042 rumah sakit. Terdapat 2.561 rumah sakit yang diklasifikasikan sebagai Rumah Sakit Umum (RSU) berdasarkan kategorinya. Terdapat 511 rumah sakit yang tergolong rumah sakit khusus (RSK) (BPS. 2023). Sikap dan tindakan sumber daya manusia memegang peranan penting dalam menentukan efektivitas suatu usaha. Rumah Sakit membutuhkan sumber daya manusia yang tidak hanya memiliki keterampilan luar biasa namun juga memiliki dedikasi yang kuat terhadap perusahaan agar tetap kompetitif di sektor perekonomian. Rendahnya komitmen organisasi ditunjukkan melalui keinginan berpindah sumber daya manusianya (Ratminto & Winarsih, 2005). Tingkat kecenderungan karyawan untuk keluar dari organisasi, juga dikenal sebagai turnover intention, merupakan prediktor paling akurat terhadap perilaku pergantian karyawan (Mobley, 2011). Menurunkan tingkat turnover intention dapat mencegah terjadinya turnover karyawan. Turnover karyawan merupakan sebuah kejadian yang normal terjadi di sebuah institusi rumah sakit, asalkan angkanya tidak terlalu tinggi. Standar turnover yang normal adalah 5-10% per tahun (Mathis & Jacksen, 2011). Tesis ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi turnover intention perawat dan bidan RSIA Viola. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kompensasi, gaya kepemimpinan transformasional, work-life balance, kepuasan kerja, dan komitmen organisasional mempengaruhi turnover intention perawat dan bidan. Penelitian ini menyarankan kepada RSIA Viola untuk memperbaiki struktur gaji, mempertahankan penerapan gaya kepemimpinan transformasional, mengurangi jam lembur dan standby on call, mempertahankan supervisi yang baik dari atasan langsung, serta memperbaiki sistem penilaian prestasi karyawan sehingga dapat memberikan jenjang karir bagi perawat dan bidan.

The establishment of hospitals in Indonesia has experienced significant progress in recent years, both those owned by the private sector and those operated by the government. After the outbreak of the COVID-19 pandemic in 2020, there was an increase in demand for hospitals, this can be seen from the increasing number of new health facilities being built (BPS, 2023). This fosters a high level of competitiveness among hospitals, necessitating threats to their livelihoods and maintenance of competitive consistency. It is important for today's hospitals to have the ability to modify their services in response to the epidemic. BPS projects that the number of hospitals in Indonesia will reach 3,072 hospitals in 2022. This number grew 0.99% compared to the previous year, bringing the total number of hospitals to 3,042 hospitals. There are 2,561 hospitals classified as General Hospitals (RSU) based on reasons. There are 511 hospitals classified as special hospitals (RSK) (BPS. 2023). The attitudes and actions of human resources play an important role in determining the effectiveness of a business. Hospitals need human resources who not only have extraordinary skills but also have a strong dedication to the company in order to remain competitive in the economic sector. Low organizational commitment is shown through the desire to eliminate human resources (Ratminto & Winarsih, 2005). The level of employee propensity to leave the organization, also known as turnover intention, is the most accurate predictor of employee turnover behavior (Mobley, 2011). Reducing turnover rates can prevent employee turnover. Employee turnover is a normal event that occurs in a hospital institution, provided the number is not too high. The normal turnover standard is 5-10% per year (Mathis & Jackson, 2011). This study examines the determinants of turnover intention among nurses and midwives at RSIA Viola. This study employs a qualitative approach with a descriptive design. The findings indicated that factors such as compensation, transformational leadership, work-life balance, job satisfaction, and organizational commitment have an impact on the turnover intention of nurses and midwives. This research recommends that RSIA Viola enhance the remuneration structure, uphold the implementation of transformational leadership, decrease overtime hours and on-call standby, ensure effective supervision from direct supervisors, and enhance the employee performance appraisal system to establish a clear career path for nurses and midwives."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rheine Indira Putrie
"Latar belakang: Lamanya waktu tunggu pemulangan pasien di rumah sakit Mitra Husada Pringsewu menyebabkan belum tersedia kamar perawatan pada saat pasien membutuhkan rawat inap. Hal ini memacu untuk menjadikan percepatan pemulangan pasien rawat inap sebagai salah satu program kerja tahun 2022. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran proses pemulangan rawat inap, mengukur tahapan proses, menganalisis faktor yang memengaruhi waktu tunggu pemulangan pasien rawat inap, dan memberikan usulan perbaikan dengan pendekatan Lean Six Sigma yang berfokus menciptakan aliran lancar produk sepanjang proses, menghilangkan semua jenis pemborosan, mencapai nol kesalahan, dan menghilangkan variasi. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif, desain studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif pada 284 sampel. Hasil: Diperoleh total waktu adalah 441,6 menit (7,36 jam) dengan waktu proses administrasi rumah sakit 385,8 menit (6,43 jam) dan waktu pasien menunggu dijemput 55,8 menit. Aktivitas value added sebesar 282 menit (4,7 jam) atau 63,9% dan aktivitas non-value added sebesar 159,6 menit (2,66 jam) atau 36,1%. Ditemukan waste sebesar 157,9 menit (2,63 jam) yang apabila dihilangkan akan memotong lead time menjadi 283,7 menit (4,73 jam). Kesimpulan: Faktor-faktor yang memengaruhi waktu pemulangan pasien rawat inap adalah jumlah, uraian tugas, budaya kerja sumber daya manusia, metode atau alur proses berupa kebijakan atau SPO, sistem manual atau berbasis IT, sistem komunikasi internal RS dan kepada pasien, mesin, dan desain ruangan. Methode dan Man adalah faktor yang paling berpengaruh. Diperlukan upaya perbaikan dengan standarisasi kerja, pemerataan aktifitas petugas, manajemen visual, bed management system, penyediaan ruang tunggu, dan pembaruan SIMRS dengan teknik error proofing.

Background: Long lead time of inpatient discharge at the Mitra Husada Pringsewu hospital causes unavailable room when the patient requires hospitalization. This spurs the acceleration of inpatient discharge as one of work programs in 2022. Aim: This study aims to describe the process, measure the stages of the process, analyze the factors that affect the waiting time, and provide suggestions for improvement using Lean Six Sigma approach focuses on creating a smooth flow, eliminating all types of waste, achieving zero errors, and eliminating variation. Methods: This research is descriptive observational with cross sectional study design using quantitative and qualitative approaches in 284 sampels. Results: Result shows that total time was 441.6 minutes (7.36 hours) with the hospital administration process time 385.8 minutes (6.43 hours) and the waiting time for the patient to be picked up 55.8 minutes. Value added activities are 282 minutes (4.7 hours) or 63.9% and non-value-added activities are 159.6 minutes (2.66 hours) or 36.1%. The wastes total time are 157.9 minutes (2.63 hours) and if removed would cut the lead time to 283.7 minutes (4.73 hours). Conclusions: Factors that affect are number, job descriptions, work culture of human resources, methods or process flow of policies or SOPs, manual or IT-based systems, internal hospital communication systems and to patients, machines, and hospital designs. Method and man are the most influential factors. Improvement efforts are needed by standardizing work, distributing officer activities, visual management, bed management systems, providing waiting rooms, and updating SIMRS with error proofing techniques."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Aufi Habibie Alfahmi
"Penyelenggaraan kesehatan yang dilaksanakan oleh setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib dilaksanakan dengan mepertimbangkan aspek mutu dan keselamatan pasien. Perawat merupakan salah satu komponen sumber daya manusia terbesar dalam sistem pelayanan di rumah sakit yang lebih banyak berhadapan langsung dengan pasien dan memegang peranan penting dalam pelaksanaan keselamatan pasien. Studi ini bertujuan untuk mengetahui persepsi beban kerja perawat dan kinerja perawat berdasarkan jumlah angka insiden keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Budhi Asih pada tahun 2023. Studi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional yang akan menganalisis persepsi beban kerja terhadap insiden keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Budhi Asih pada tahun 2023. Persepsi beban kerja perawat di ruang rawat inap sebagian besar termasuk dalam kategori sedang (80,2%) dan persepsi beban kerja tinggi (17,6%). Kinerja perawat yang dilihat dari indikator sensitif keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Budhi Asih didapatkan angka kejadian phlebitis sebesar 72,7% sesuai standar, angka kejadian infeksi daerah operasi secara keseluruhan 100% memenuhi angka standar dan pasien jatuh sebesar 72,7% memenuhi angka standar selama periode pelaporan Januari-November 2023.

The provision of health services carried out by each health service facility must be carried out by considering aspects of quality and patient safety. Nurses are one of the largest health human resources in the hospital service system who deal directly with patients and play an important role in implementing patient safety. This study aims to determine the relationship between perceptions of nurses' workload and the number of patient safety incidents in the inpatient ward of RSUD Budhi Asih in 2023. This study is a quantitative research with a cross sectional study design which will analyze perceptions of workload regarding patient safety incidents in the inpatient ward of RSUD Budhi Asih in 2023. The perception of the workload of nurses in the inpatient ward is mostly in the medium category (80.2%) and the perception of high workload (17.6%). The performance of nurses as seen from sensitive indicators of patient safety in the inpatient room at RSUD Budhi Asih Jakarta obtained a phlebitis incidence rate of 72.7% according to the standard, the overall incidence of surgical site infections was 100% meeting the standard figure and patient falls were 72.7% meeting the standard figure during the January-November 2023 reporting period."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellya Zalfa Zahirah
"Rumah sakit berperan krusial untuk memberikan pelayanan dalam situasi kedaruratan kesehatan masyarakat. Penelitian ini membahas kesiapan rumah sakit di Indonesia menghadapi kedaruratan kesehatan masyarakat dengan desain literature review. Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai gambaran kesiapan rumah sakit dalam menghadapi kedaruratan kesehatan masyarakat melalui komponen kesiapan hospital emergency response checklist dari WHO serta mengidentifikasi faktor - faktor yang menghambat kesiapan rumah sakit. Penelitian ini menggunakan basis data PubMed, ProQuest, Science Direct, Library UI, dan Google Scholar. Hasil pencarian menunjukkan dari 1667 studi teridentifikasi, 11 artikel memenuhi kriteria inklusi. Seluruh komponen kesiapan terdapat dalam studi. Kesimpulan penelitian adalah komponen komando dan kontrol merupakan komponen paling siap untuk menghadapi kedaruratan kesehatan masyarakat dan komponen pemulihan pasca bencana jarang dipertimbangkan. Faktor hambatan yang ditemukan diantaranya adalah ketidaksiapan perencanaan kedaruratan, tidak tersedianya anggaran, kurangnya pelatihan dan simulasi untuk komunikasi darurat dan penanganan bencana, belum tersedianya kebijakan dan SPO untuk berbagai komponen kesiapan, kurangnya perhatian pada jalur evakuasi, tidak tersedianya area penanggulangan bencana untuk kapasitas lonjakan, tugas pokok dan fungsi tim bencana yang tidak jelas, logistik yang tidak dipersiapkan, dan penanganan infeksi yang belum sesuai standar.

Hospitals play a crucial role in providing services during public health emergencies. This study discusses the readiness of hospitals in Indonesia to face public health emergencies with a literature review design. The purpose of this study was to obtain information on the description of hospital readiness in dealing with public health emergencies through the components of the WHO's hospital emergency response checklist and identify factors that hinder hospital readiness. This research uses PubMed, ProQuest, Science Direct, Library UI, and Google Scholar databases. The search results showed that of the 1667 identified studies, 11 articles met the inclusion criteria. All components of readiness are included in the study. The conclusion of the study is that the command and control component is the most prepared component to deal with public health emergencies and the post-disaster recovery component is rarely considered. Various obstacles found including the unpreparedness of emergency planning, unavailability of budget, lack of training and simulations for emergency communication and disaster management, unavailability of policies and SOPs on various components, lack of attention to evacuation routes, unavailability of disaster management areas for surge capacity, unclear main tasks and functions of disaster teams, unprepared logistics, and handling of infections that are not up to standard."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Nabilla Pramudiffa
"Angka pembelanjaan kesehatan dunia cenderung mengalami peningkatan, terlebih setelah pandemi COVID-19. Data dari National Health Account (NHA) menunjukkan kenaikan angka belanja kesehatan di Indonesia sebesar 64% dari tahun 2019 hingga 2021 yang sebagian besar dibebankan kepada dana pemerintah dan pembayaran tunai oleh pasien. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi keterbatasan kemampuan pendanaan kesehatan negara adalah mendorong peran swasta melalui Public Private Partnership (PPP) yang dapat dilakukan dalam bentuk tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR). CSR juga menjadi komitmen perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungannya (TJSL) yang tertuang dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dan mengevaluasi program CSR PT Astra International Tbk. Penelitian dilakukan dengan rancangan desain studi kasus melalui pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam untuk mendapatkan data primer dan telaah dokumen untuk mendapatkan data sekunder. Penelitian menggunakan metode Health Impact Assessment (HIA) berdasarkan tahapan HIA, yaitu screening, scoping, assessment, recommendation dan reporting, serta monitoring dan evaluation. Hasil penelitian menunjukkan target yang menjadi dasar penyusunan program belum optimal, kurangnya perhatian stakeholder terhadap isu kesehatan, penerapan prinsip partisipatif HIA melalui pre-activity assessment dan kemitraan, analisis dampak kesehatan melalui social mapping dan need assessment, penyusunan rekomendasi berdasarkan konsep dan dampak program dari umpan balik, dan monev berjenjang setiap bulan. Rekomendasi dari hasil penelitian yaitu membuat roadmap CSR beserta target dan KPI-nya, menggunakan preliminary checklist, melibatkan perguruan tinggi/organisasi profesi untuk monev, membuat profiling dan diagram kausal hasil analisis dampak, metode context, input, process, dan product (CIPP) untuk evaluasi program, memetakan peran mitra Kemenkes RI, dan mengembangkan sertifikasi mitra Kemenkes RI sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah.

Global health expenditure has tended to increase, especially after the COVID-19 pandemic. Data from the National Health Account (NHA) shows a 64% increase in health spending in Indonesia from 2019 to 2021, with the majority being funded by the government and out-of-pocket payments by patients. One of the government's efforts to address the country's limited health funding capacity is to encourage private sector involvement through Public Private Partnerships (PPP), which can be implemented in the form of Corporate Social Responsibility (CSR). CSR also represents a company's commitment to fulfilling its social and environmental responsibilities (TJSL) as regulated by Law Number 40 of 2007 on Limited Liability Companies. This study was conducted to assess the success and evaluate the CSR program of PT Astra International Tbk. The research was designed as a case study using a qualitative approach. Data collection techniques included in-depth interviews to obtain primary data and document reviews to obtain secondary data. The study employed the Health Impact Assessment (HIA) method based on the stages of HIA, which include screening, scoping, assessment, recommendation and reporting, as well as monitoring and evaluation. The results showed that the targets forming the basis of the program's design were not optimal, there was a lack of stakeholder attention to health issues, the principle of participatory HIA was applied through pre-activity assessment and partnerships, health impact analysis was conducted through social mapping and need assessment, recommendations were formulated based on feedback and program impact, and tiered monthly monitoring and evaluation were conducted. Recommendations from the study include creating a CSR roadmap with targets and KPIs, using a preliminary checklist, involving universities/professional organizations in monitoring and evaluation, creating profiles and causal diagrams from impact analysis, using the context, input, process, and product (CIPP) method for program evaluation, mapping the roles of partners with the Indonesian Ministry of Health, and developing certification for partners as a form of government recognition."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmania Wahyuningtyas
"Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan kecelakaan kerja di industri konstruksi menimbulkan dampak bahaya yang signifikan. Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), kasus PAK dan kecelakaan kerja merenggut nyawa 2,78 juta orang setiap tahunnya. Dari kematian tersebut, PAK menyumbang hampir 2,4 juta (86,3%) dan kecelakaan kerja mencapai lebih dari 380.000 (13,7%). Mengingat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:PER.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Pekerja, pengusaha atau penyelenggara mengandalkan langkah ini untuk melindungi pekerja. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hasil implementasi Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja sesuai Permenakertrans No. Per.03/Men/1982 ditinjau dari sudut pandang teori implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn pada Proyek Pembangunan Proving Ground di BPLJSKB Bekasi. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dan desain studi kasus. Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan melakukan penulusuran serta telaah dokumen untuk mendapatkan data sekunder. Dengan menggunakan variabel ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya kebijakan, karakteristik lembaga pelaksana, komunikasi antar organisasi, disposisi lembaga pelaksana, dan lingkungan sosial, ekonomi, dan politik, penelitian ini menggunakan teori implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa kendala berdasarkan enam variabel dari teori Van Meter dan Van Horn sehingga implementasi kebijakan pelayanan kesehatan tenaga kerja di perusahaan belum optimal dilaksanakan. Beberapa saran direkomendasikan antara lain dengan meningkatkan jumlah kegiatan sosialisasi kepada seluruh karyawan, mengefisienkan anggaran program, melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin, menugaskan dokter perusahaan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan, serta menyusun kebijakan atau SOP khusus terkait pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan tenaga kerja.

Occupational illnesses and accidents in the construction industry pose a significant danger. According to the International Labor Organization (ILO), occupational diseases and work-related accidents claim the lives of 2.78 million people annually. Of these deaths, occupational diseases accounted for almost 2.4 million (86.3%) and work accidents for over 380,000 (13.7%). In light of the Minister of Manpower and Transmigration Regulation No:PER.03/MEN/1982 about Worker Health Services, employers or administrators are relying on this measure to safeguard employees. The purpose of this study was to analyze the outcomes of the Worker Health Services implementation of Permenakertrans No. Per.03/Men/1982 from the theoretical viewpoint of Van Meter and Van Horn's policy implementation on the Proving Ground Project at BPLJSKB Bekasi. This study applied a qualitative research methodology and a case study design. Comprehensive interviews were the main method of gathering secondary data for this study, along with searches and document reviews. Using the variables of policy size and objectives, policy resources, implementing agency characteristics, inter-organizational communication, implementing agency disposition, and the social, economic, and political environment, this study utilized Van Meter and Van Horn's theory of policy implementation. The study's findings demonstrated that several barriers existed, based on six characteristics from the Van Meter and Van Horn theory, which prevented the workforce healthcare policies from being implemented in businesses in an ideal manner. Increasing the number of socialization activities for all employees, making the program budget as efficient as possible, conducting routine monitoring and evaluation, assigning company doctors to provide coaching and supervision, and developing unique policies or SOPs pertaining to the implementation of workforce health service policies are just a few of the suggestions that are advised."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahavira Annisa Suyatman
"Waktu tunggu merupakan indikator yang mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien. Dari hasil observasi dan survey di lapangan didapatkan waktu tunggu rawat jalan ≥ 60 menit sehingga ditemukan banyak keluhan pasien dalam keterlambatan pelayanan serta mengakibatkan mutu pelayanan menurun. Tujuan penelitian melakukan analisis dan usulan perbaikan mutu proses pelayanan di instalasi rawat jalan RS Mata BEC dengan metode Lean. Penelitian kualitatif dengan analisis data metode lean hospital. Pendekatan kuantitatif untuk menghitung waktu tunggu secara aktual. Populasi penelitian adalah jumlah kunjungan pasien instalasi rawat jalan bulan Juni 2023 sebesar 1704 pasien dan didapatkan jumlah sampel sebesar 323 pasien. Alat yang digunakan data kuantitatif dengan lembar observasi dan stopwatch. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan Current State Map untuk pelayanan rawat jalan RS Mata BEC didapatkan setiap pasien akan membutuhkan waktu untuk dapat dilayani oleh dokter dengan (lead time) sebesar 158,2 menit dan didapatkan 134,2 menit atau prosentase 80% merupakan kegiatan yang dianggap waste (non-value added), serta 24 menit non-value added atau hanya 15% yang merupakan kegiatan yang benilai. Faktor penyebab terbesar waktu tunggu adalah faktor man. Hasil perhitungan menunjukkan belum terpenuhinya standar waktu tunggu pelayanan di rawat jalan yaitu ≤ 60 menit.

Waiting time is an indicator that affects service quality and patient satisfaction. From the results of observations and surveys in the field, it finds that the lead-time outpatient is ≥ 60 minutes, so that many patient complaints were found regarding delays in service and resulted in a decrease in service quality. The aim of the study is to analyze and propose to improve the quality of the service process in the BEC Eye Hospital outpatient installation using the Lean method. Qualitative research with data analysis using the lean hospital method. Quantitative approach to calculate the actual of leading time. The study of population is the number of outpatient patient who visits in June 2023 is 1704 patients and the number of samples is 323 patients. The tools that used in quantitative data is observation sheets and stopwatches. Based on the results of the study it can be concluded that the calculation results of the Current State Map for BEC Eye Hospital outpatient services tell that each patient will need time to be served by a doctor with a (lead time) of 158.2 minutes and obtained 134.2 minutes. It can be called that a percentage of 80% activities are considered waste (non-value added), and 24.4 minutes of non-value added or only 15% which are valued activities. The biggest factor causing waiting time is the man factor. These ratio shows that BEC Eye Hospital is included in Un-Lean and the results of these calculations indicate that the standard leading time for outpatient services has not been standardized, in this case ≤ 60 minutes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Melissa
"Latar belakang: IGD sebagai salah satu pintu masuk pasien akan mencerminkan pelayanan suatu rumah sakit, dimana ketika kinerja IGD belum optimal maka diperlukan perencanaan strategis yang tepat. Tesis ini membahas rencana strategis peningkatan kinerja IGD RS Hermina Kemayoran yang telah ditetapkan sebagai layanan prioritas sejak 2021 oleh BOD, namun pada pelaksanaannya belum tercapai target yang telah ditetapkan hingga penelitian ini dilaksanakan. Tujuan penelitian : Penelitian ini menghasilkan strategi peningkatan kinerja layanan IGD RS Hermina Kemayoran untuk mengetahui gambaran situasi IGD RS Hermina Kemayoran, dan secara khusus adalah teridentifikasi analisis situasi dengan pendekatan Duncan, yaitu dengan melakukan analisa eksternal (aspek ekonomi, sosiodemografi, epidemiologi, legislatif politik, teknologi dan pesaing yang ditempatkan kedalam lingkungan umum, sistem pelayanan kesehatana, atau area layanan) dan internal (menggunakan rantai nilai Potter) yang akan menghasilkan strategi terpilih yang kemudian diturunkan menjadi program kerja dan dilakukan pemetaan berdasarkan penilaian Balanced Scorecard. Metodologi Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode action research, menggunakan data primer (wawancara mendalam, observasi, dan Consensus Decision Making Group (CDMG)) dan data sekunder (Kemenkes, BPS, data RS Hermina Kemayoran). Hasil Penelitian : Rencana strategis yang dihasilkan yaitu strategi terarah yaitu penetapan layanan IGD sebagai layanan prioritas, pemilihan strategi adaptif yaitu penetrasi pasar dan peningkatan kualitas, pemilihan strategi keluar masuk pasar yaitu aliansi, pemilihan strategi kompetitif yaitu diferensiasi terfokus, strategi implementasi pra layanan, intra layanan, pasca layanan, layanan pendukung, dan rencana unit kerja IGD dengan penilaian KPI dengan pendekatan Balanced Scorecard. Kesimpulan : Rencana strategi yang telah menjadi action plan IGD dan RS Hermina Kemayoran diharapkan akan menjadi pedoman bagi RS Hermina Kemayoran dalam mewujudkan IGD menjadi layanan prioritas RS Hermina Kemayoran.

The Emergency Room (ER) as a patient entry point will reflect the services of a hospital, where when the ER performance is not optimal then appropriate strategic planning is needed. This thesis discusses the strategic plan to improve the performance of the Emergency Room at Hermina Kemayoran Hospital which has been designated as a priority service since 2021 by the Board of Director (BOD), but in its implementation the target that had been set had not been achieved until this research was carried out. Research objectives: This research produces a strategy to improve the performance of Hermina Kemayoran Hospital's ER services to understand the picture of the Hermina Kemayoran Hospital's ER situation, and in particular a situation analysis using Duncan's approach is identified, namely by carrying out external analysis (economic, socio-demographic, epidemiological, legislative, political, and political aspects). technology and competitors placed into the general environment, health care system, or service area) and internally (using the Potter value chain) which will produce selected strategies that will be the basis of work programs and mapped based on the Balanced Scorecard assessment. Research Methodology: This research is qualitative research using action research methods, using primary data (in-depth interviews, observations, and Consensus Decision Making Group (CDMG)) and secondary data (Ministry of Health, BPS, Hermina Kemayoran Hospital data). Research Results: The resulting strategic plan is a directed strategy, namely establishing emergency services as a priority service, selected from adaptive strategy namely market penetration and quality improvement, selected from entry and exit strategy namely alliance, selected from competitive strategy namely focused differentiation, pre-service implementation strategy, intra-service, post-service, support service, and ER work unit plans with KPI assessment using the Balanced Scorecard approach. Conclusion: The strategic plan that has become the action plan for the IGD and Hermina Kemayoran Hospital is expected to become a guide for Hermina Kemayoran Hospital in making the IGD a priority service for Hermina Kemayoran Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Saputera
"Latar Belakang : Service time merupakan salah satu indikator mutu pelayanan IGD RS, dengan target pencapaian yang berbeda-beda. Secara global, service time yang tidak mencapai target masih menjadi masalah yang belum dapat diselesaikan, termasuk di IGD RS St. Carolus Summarecon Serpong. Pencapaian service time ≤ 3 jam di IGD RS St. Carolus Summarecon Serpong hanya 74,3% dari target > 90% keseluruhan total pasien rawat inap dari IGD.
Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain penelitian operational research dengan menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif (blended method) dan teknik probability sampling untuk metode pengambilan sampel dengan jumlah sebanyak 32 pasien IGD.
Hasil: Hasil penelitian dengan pendekatan lean six sigma berhasil mengidentifikasi waste waiting pada tahap transfer pasien IGD ke ruang rawat inap sebagai penyebab akar masalah, menurunkan lead time dari 4 jam 14 menit menjadi 2 jam 39 menit 2 detik (↓ 37,4%) pada tahap post intervensi dan menjadi 2 jam 19 menit 46 detik (↓ 12,1%) pada tahap control; menurunkan aktivitas non value-added dari 1 jam 38 menit 19 detik menjadi 32 menit 22 detik (↓ 67,1%) pada tahap post intervensi dan menjadi 25 menit 23 detik (↓ 21,6%) pada tahap control. Pada tahap control, pendekatan lean six sigma berhasil mengeliminasi waste transport dan menurunkan waktu waste waiting.
Kesimpulan: Kombinasi berbagai tools lean six sigma dalam penelitian ini (heijunka, standardized work, 5 S, Single Exchange Minutes of Dies, dan visual management) mampu menurunkan lead time sebesar 55% pada tahap control, apabila dibandingkan dengan intervensi menggunakan satu tools saja.

Background: Service time is an indicator of the quality hospital emergency room (ER) services, with achievement targets that can vary. Globally, service time that does not achieve the target is still a problem that can’t be resolved, including in St. Carolus Summarecon Hospital. Achievement of service time ≤ 3 hours in the St. Carolus Summarecon Hospital ER only 74,3%, from the target > 90% of the total number ER inpatients.
Methodology : This research is operational research with quantitative and qualitative method (blended method) and the data were collected by probability sampling with total 32 patients.
Result: The result of this study succeeded in identifying waste of waiting at the transfer stage of emergency room patients to the inpatient room as the root cause of the problem, reducing lead time from 4 hours 14 minutes to 2 hours 39 minutes 2 seconds (↓37,4%) in the post-intervention stage and became 2 hours 19 minutes 46 seconds (↓ 12,1%) in the control stage; reduced non value-added activity from 1 hour 38 minutes 19 seconds to 32 minutes 22 seconds (↓ 67,1%) in the post-intervention stage and became 25 minutes 23 seconds (↓ 21,6%) in the control stage. At the control stage, the lean six sigma approach succeeded in eliminating waste of transport and reducing waste waiting time.
Conclusion: The combination of various lean six sigma tools in this study (heijunka, standardized work, Single Exchange Minutes of Dies, and visual management) was able to reduce lead time by 55% in the control stage, compared with intervention using just one tool.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Monalisa
"Studi di Rumah Sakit Fatima Ketapang mengungkap hubungan antara Quality of Work Life (QWL) tenaga kesehatan dengan kinerja mereka. Meskipun pentingnya QWL di lingkungan kesehatan diakui, penelitian ini bertujuan untuk menemukan komponen QWL spesifik yang memengaruhi kinerja tenaga kesehatan. Studi ini dilakukan selama dua bulan pada tahun 2023 dengan pendekatan kuantitatif dan cross-sectional, serta bertujuan menganalisis hubungan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara variabel QWL dan kinerja di Rumah Sakit Fatima Ketapang. Hasil yang tidak terduga ini mungkin dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan responden, yang sebagian besar memiliki gelar D3, yang berpotensi memengaruhi hubungan ini. Meskipun kondisi kerja dan kinerja tenaga kesehatan umumnya positif, tidak ada komponen spesifik dari QWL yang teridentifikasi secara langsung terkait dengan kinerja mereka. Penelitian ini menegaskan kompleksitas pengaruh QWL terhadap kinerja tenaga kesehatan, mendorong eksplorasi lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang memengaruhi efektivitas mereka. Pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika ini dapat memberikan strategi yang lebih terfokus untuk meningkatkan baik QWL maupun kinerja dalam lingkungan kesehatan.

The study at Fatima Ketapang Hospital explores the link between healthcare workers' Quality of Work Life (QWL) and their performance. While QWL's significance in healthcare settings is well-known, this research aimed to identify specific QWL components impacting worker performance. Conducted over two months in 2023, using a quantitative, cross-sectional approach, the study analyzed this relationship. The findings, however, showed no significant correlation between QWL variables and performance at Fatima Ketapang Hospital. This unexpected outcome might be due to the educational background of respondents, mostly holding D3 degrees, potentially affecting this relationship. Despite generally positive work conditions and performance levels among healthcare workers, no specific QWL components stood out as directly linked to their performance. This research highlights the complexity of QWL's influence on healthcare worker performance and identifies the need for further investigation into other factors that might contribute to their effectiveness. Enhancing the understanding of these dynamics could assist in tailoring strategies to improve both QWL and performance outcomes in healthcare settings."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>