Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Levina
"Rentang gangguan bahasa pada anak penyandang aulisme cukup luas, mulai dari yang perkembangan kemampuan bahasanya sama sekali lidak berkembang sampai pada ekstrim yang lain, di mana perkembangan kemampuan bahasanya baik, lala bahasa dan pengucapan jugs baik (Wing & Gould, dalam Jordan & Powell, 1995), Anak penyandang autisme yang mengalami hambatan dalam bahasa ekspresif dan bahasa reseptif akan sulit untuk menyampaikan isi pikirannya maupun memahami kata-kata yang diterimanva. Anak penyandang aulisme yang mengalami hambalan pada area bahasa reseptif,, dapat mendengar kata-kata tetapi mereka lidak selalu memahami arti kata seperti pada anak-anak normal lainnva.
Kemampuan bahasa reseptif anak penyandang aulisme dapat ditingkatkan dengan menggunakan program Applied Behavior Analysis (ABA). Dalam program ABA, materi dasar untuk melalih kemampuan bahasa reseptif adalah kemampuan untuk memperhatikan, kemampuan untuk meniru atau melakukan imitasi, kemampuan memasangkan, kemampuan mengidentifikasi (Maurice. 1996). Setiap sesi pengajaran terdiri dari beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari beberapa kali trial (Puspita, 2003) . Setiap trial memiliki awal dan akhir yang jelas (Leaf & McEachin, 1999). Sebuah trial terdiri dari satu unit pengajaran yang terdiri dari komponen-komponen presenlasi dari discrirninative stimulus atau instruksi guru, respon anak , dan konsekuensi (reinforcement). Selain itu terdapat jeda waktu (interlrial interval) sebelum terapis menyajikan stimulus berikulnya (Sympson. 2005). Penilaian dilakukan setiap 10 kali anak melakukan trial untuk memudahkan menghitung persentase keberhasilan. Anak dikalakan lulus bila mampu minimal 80% benar dari keseluruhan total trial. Setiap pertemuan berdurasi 90 menit.
Setelah melakukan proses intervensi selama 3 minggu, terdapat peningkatan kemampuan subjek untuk memahami imitasi gerakan motorik kasar, Dalam hal perilaku imitasi gerakan mengangkal tangan telah melampaui kriteria keberhasilan. Perilaku imitasi gerakan tepuk tangan dan tepuk meja belum melampaui kriteria keberhasilan lelapi juga menunjukkan adanya peningkatan. Selama periode intervensi, subjek belum sepenuhnya mencapai kriteria keberhasilan gerakan imitasi motorik kasar dan halus. Dengan demikian tidak memungkinkan untuk melakukan intervensi kemampuan memasangkan dan kemampuan mengidentifikasi sebelum subjek menguasai gerakan imitasi karena untuk melatilh kemampuan reseptif lainnya, subjek harus menguasai kemampuan imitasi terlebih dahulu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Utami
"Pola kelekatan memiliki peranan penting dalam hubungan cinta orang dewasa (Hazan & Shaver dalam Bird & Melville, 1994). Pola kelekatan yang dimiliki seseorang di masa dewasanya dianggap memiliki hubungan yang erat dengan pola kelekatan yang ia bangun dengan orangtua di masa kecilnya. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara pola kelekatan dengan orangtua di masa kecil dan pola kelekatan dengan pasangan hidup pada dewasa muda. Pola kelekatan dengan orangtua di masa kecil akan dipisahkan antara pola kelekatan dengan Ayah dan pola kelekatan dengan Ibu untuk mendapatkan jawaban yang spesifik mengenai pola kelekatan yang dibangun responden pada kedua orangtuanya. Responden dalam penelitian ini adalah 122 dewasa muda berusia 25 ? 40 tahun yang telah menikah selama 5 ? 10 tahun. Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola kelekatan dengan Ayah dan Ibu di masa kecil dan pola kelekatan dengan pasangan hidup pada dewasa muda. Beberapa faktor dalam teori dan metodologi yang menyebabkan tidak signifikannya hasil penelitian akan dibahas lebih lanjut.

Abstract
Attachment style has an important role in romatic relationship in adult (Hazan & Shaver in Bird & Melville, 1994). Attachment style in adulthood can be considered to be strongly correlated with attachment style that he/she has with their parents in childhood. This research intend to explore the relationship between attachment style with parents in childhood and attachment style with spouse in young adult. Attachment style with parents in childhood is distinguished between attachment style with Father and attachment style with Mother to get specific answer about attachment style that respondents have with both of their parents. There are 122 young adults respondents involved in this research which is between 25 ? 40 in age and have been married for 5 ? 10 years. This research found out that the relationship between attachment style with Father and Mother in childhood and attachment style with spouse in young adult is not significant. Some factors in the theory and methodologist which might be the cost of this insignificant result is discussed."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adeke Dini Fahransa
"Kematian anak adalah salah satu trauma terbesar bagi orang tua (Woodgate, 2006). Peristiwa ini dapat mengakibatkan orang tua mengalami masalah fisik maupun masalah emosional, dan grief yang kompleks (Woodgate, 2006). Kematian mendadak menimbulkan stres yang besar karena tidak adanya persiapan psikologis bagi orang yang ditinggalkan (Turner & Helms, 1995; Aiken, 1994). Grief adalah penderitaan emosional yang intens dan mendalam, yang dialami seseorang akibat peristiwa kehilangan seperti kematian orang yang dicintai. Ketika menghadapi kematian anak, pria harus menunjukkan kontrol diri yang kuat (Sanders, 1998; Shapiro, 1994). Akan tetapi, kontrol diri yang tampil pada seorang ayah, tidak menggambarkan perasaan ayah yang sesungguhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses grief pada ayah yang anaknya meninggal secara mendadak pada usia kanak-kanak serta usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesedihan. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif pada dua orang subjek penelitian dengan menggunakan metode wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proses grief yang dilalui kedua orang subjek penelitian. Dari lima tahapan grief yang diajukan Sanders (1998), salah seorang subjek melampaui tahap shock hingga tahap healing namun belum mencapai tahap renewal. Seorang subjek lainnya mencapai tahap renewal, namun tidak mengalami tahap shock yang intens dan tahap withdrawal. Usaha yang dilakukan kedua subjek untuk mengatasi kesedihan antara lain dengan mendekatkan diri kepada tuhan, menyibukkan diri dengan pekerjaan, dan berfokus pada anak-anak lain yang masih hidup.
The death of a child has been described as being for parents one of the most traumatic of losses (Woodgate, 2006). Parents can experience both physical and mental problems, and grief that can best described as substantial and complex (Woodgate, 2006). Sudden death often creates extreme stress because survivors have no opportunity to prepare psychologically for the loss (Turner & Helms, 1995; Aiken, 1994). Grief refers to the intense emotional suffering that accompanies the experience of loss, such as the death of a loved ones. In facing the death of a child, father is expected to be in control (Sanders, 1998; Shapiro, 1994). Self-control that shown in father?s reaction isn?t really showing the feelings that is experienced. The purpose of this research is to find out the description of grief experienced by father who lost their child during childhood due to sudden death and their efforts to deal with their sadness. This research is using qualitative approach on two subjects by interviews and observations.
The research results show that there are differences in the stages of grief that is experienced by the two subjects. From five stages of grief proposed by Sanders (1998), one of the subjects already passed the shock stage through the healing stage, but haven?t reach the renewal stage. The other subject reached the healing stage but didn?t pass the intense shock phase and withdrawal phase. Efforts that had been done by the subjects are getting closer to God, focusing on job and also taking care to the other children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Bayurini
"ABSTRAK
Secara garis besar, ada dua lingkungan yang dihadapi anak yaitu lingkungan
rumah dan sekolah. Dua lingkungan ini terkadang memunculkan masalah yang
dapat mempengaruhi kondisi anak, baik- fisik maupun psikologis, sehingga
berakibat pada timbulnya stres pada anak. Anak perlu belajar untuk mengelola
dan mengatasi stres (coping) yang ditimbulkan oleh situasi yang menakutkan diri
mereka. Kemampuan coping akan mempengaruhi kemampuan anak untuk
mencapai tujuan sosial dengan cara yang efektif dan penerimaan diri anak secara
sosial. Salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan coping terhadap stres
pada anak adalah kualitas attachment. Dengan dasar pemikiran ini, peneliti
meneliti keterkaitan antara skor kualitas attachment dan skor strategi coping
terhadap stres pada anak usia sekolah. Untuk attachment, peneliti membatasi pada
kualitas attachment secure-insecure dan pengukurannya menggunakan kuesioner
Attachment Security Scale (ASS) yang dikembangkan oleh Hildayani (2002) yang
kemudian diadaptasi untuk penelitian ini. Kuesioner ini mengukur persepsi anak
mengenai komunikasi yang terbuka dengan figur attachment, kemudahan bagi
anak untuk menjangkau figur attachmento.ya ketika sedang membutuhkannya
(iaccessibility), serta responsivitas yang diperlihatkan oleh figur attachment.
Peneliti memfokuskan pada attachment anak dengan ibu karena ibu cenderung
untuk memonitor anaknya lebih dekat dibandingkan dengan ayah. Untuk
mengukur strategi coping terhadap stres, digunakan kuesioner Strategi Coping
terhadap Stres (SCtS), yang disusun oleh peneliti, yang mengukur strategi coping
adaptif dan tidak adaptif. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 197
anak usia sekolah dengan rentang usia usia 8-12 tahun, bersekolah di sekolah
dasar yang menerapkan program sekolah sehari penuh (fail day school), dan
masih mempunyai serta tinggal bersama ibu kandung. Analisa dilakukan dengan
menggunakan tehnik perhitungan Chi-square dan diperoleh hasil bahwa tidak ada
keterkaitan yang signifikan antara skor kualitas attachment dan skor strategi
coping terhadap stres pada anak usia sekolah."
2004
S3396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Pratomo Wibowo
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S3603
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wilsa Halim Suhadi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayu Citra Andini
2004
S3498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pariury, Dea Shanta
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk-bentuk tanggapan anak penyandang down syndrome terhadap pertanyaan, Berita faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya tanggapan-tanggapan tersebut. Tujuan penelitian ini bertolak dari anggapan bahwa anak down syndrome memiliki berbagai keterbatasan, khususnya dalam bidang Bahasa, walau demikian mereka tetap dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Penelitian ini merupakan studi kasus seorang anak perempuan berusia 6 tahun penyandang kelainan down .syndrome berbahasa Indonesia yang tergolong ringan. Berdasarkan data, ditemukan bahwa ada senibilan bentuk tanggapan ketika informan menanggapi berbagai pertanyaan, yaitu tanggapan yang sesuai dan berhubungan dengan pertanyaan, tanggapan berupa perintah, tanggapan berupa dramatisasi, tanggapan berupa tindakan nonverbal, tanggapan tidak sesuai, tanggapan tidak berbubungan, tanggapan berupa pengaIihan perhatian, tanggapan berupa ketidakacuhan, dan tanggapan berbentuk sikap diam. Tanggapan-tanggapan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu perkembangan kognitif, pengetahuan dan kosakata, perhatian terhadap objek pembicaraan, dan partisipan yang diajak bicara. Aspek-aspek lain kemudian muncul dalam penelitian ini dan memerlukan penelitian lanjutan. Penelitian yang perlu dilakukan lebih lanjut adalah penelitian mengenai: 1) Pengaruh jenis pertanyaan terhadap bentuk tanggapan yang diujarkan oleh penyandang kelainan keterbelakangan mental; 2) Perbandingan kemampuan percakapan anak penyandang DS dengan anak normal yang memiliki urnur mental yang lama; dan 3) Pemahaman konsep yang berhubungan dengan asosiasi semantis pada anak penyandang DS"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S10816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Surianti
Depok: Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Yosefini Rasyanti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>