Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andhini Wulandari Leksono
Abstrak :
Menarche didefinisikan sebagai awal dari terjadinya menstruasi yaitu waktu dimana seorang perempuan mengalami menstruasi pertamanya. Usia menarche cenderung mengalami percepatan selama 100 tahun terakhir, disamping itu terjadi peningkatan persentase remaja yang mengalami menarche dini dari tahun ke tahun. Usia menarche dini berdampak pada kesehatan psikososial dan kesehatan fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menarche pada remaja putri. Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni 2022 di SMP PGRI 3 Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengukuran antropometri menggunakan timbangan berat badan dan microtoise, serta pengisian kuesioner untuk mengetahui data usia menarche, tingkat stres, kualitas tidur, keterpaparan media elektronik dan internet, keterpaparan lawan jenis, uang jajan, pendidikan orang tua, dan pendapatan orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 36,2% responden yang sudah menarche mengalaminya pada usia dini. Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menarche pada remaja putri ialah status gizi, keterpaparan lawan jenis, pendapatan orang tua, dan pendidikan ayah sebagai variabel confounding. Status gizi menjadi faktor paling dominan yang mempengaruhi usia menarche. Disarankan agar lebih memperhatikan asupan gizi siswi karena status gizi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi usia menarche. ......Menarche is defined as the beginning of menstruation, which is when a woman experiences her first menstruation. The age of menarche tends to accelerate in the last 100 years. Furthermore, the percentage of adolescents experiencing early menarche was increased. Early age of menarche can have an impact on psychosocial and physical health. This study aims to determine the factors associated with the age of menarche. This study took place in June 2022 at SMP PGRI 3 Jakarta. This study is a quantitative study using cross sectional study design. The data collection were process is conducted with anthropometric measurements using weight scales and microtoise, and self-administrered questionnaire to collect information about age of menarche, stress level, sleep quality, electronic media and internet exposure, boyfriend exposure, pocket money, parental education, and parental income. The results showed that 36.2% of respondents who had menarche experienced it at an early age. The factors associated with age of menarche are nutritional status, boyfriend exposure, parental income, and father's education as confounding variables. The factor that has the highest association with age of menarche is nutritional status. It is recommended to monitor the nutritional intake of students because nutritional status is the dominant factor that affects the age of menarche.
Depok: Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hunafa Nur Izzati
Abstrak :
Siklus menstruasi merupakan mekanisme yang terjadi pada organ reproduksi setiap bulannya pada wanita. Siklus menstruasi dapat dijadikan sebagai indikator utama terhadap kesehatan reproduksi. Ketidakteraturan siklus menstruasi perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan gangguan menstruasi, infertilitas, dan kanker Rahim. Siklus menstruasi yang tidak teratur umumnya dialami oleh remaja dan dewasa awal, salah satunya mahasiswi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI di masa pandemi COVID-19. Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional. Teknik sampel yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 287 responden. Variabel yang diteliti adalah usia menarche, pola makan, aktivitas fisik, tingkat stres, dan kualitas tidur. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik berganda. Data diperoleh antara Maret – Mei 2022 dengan kuesioner online. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 47% mahasiswi mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi. Faktor yang berhubungan dengan siklus menstruasi adalah faktor stres (p = 0,027), sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah faktor usia menarche (p = 0,692), pola makan (p = 0,556), aktivitas fisik (p = 0,865), dan kualitas tidur (p = 0,561). Berdasarkan hasil analisis multivariat, faktor yang paling dominan mempengaruhi siklus menstruasi ada tingkat stres (OR : 1,754, 95% CI : 1,068-2,881 ). ......The menstrual cycle is a mechanism that occurs in the reproductive organs every month in women. The menstrual cycle can be used as the main indicator of reproductive health. Irregularity of the menstrual cycle should be aware because it can cause menstrual disorders, infertility, and uterine cancer. Irregular menstrual cycles are generally experienced by adolescents and early adults, one of which is female college students. The purpose of this study was to determine the factors that influence the menstrual cycle in UI Public Health Faculty students during the COVID-19 pandemic. The study design of this research was cross-sectional. The sample technique used is proportionate stratified random sampling with a total sample of 287 respondents. The variables studied were age at menarche, eating habit, physical activity, stress level, and sleep quality. Bivariate analysis was performed using chi-square test and multivariate analysis using multiple logistic regression. Data was obtained between March – May 2022 by using an online questionnaire. The results showed that 47% of female students experienced menstrual cycle irregularities. Factors related to the menstrual cycle were stress factors (p = 0.027), while unrelated factors were age at menarche (p = 0.692), eating habit (p = 0.556), physical activity (p = 0.865), and sleep quality ( p = 0.561). Based on the results of multivariate analysis, the most dominant factor influencing the menstrual cycle is the level of stress (OR: 1.754, 95% CI: 1.068-2.881).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Febriana
Abstrak :
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi, sebanyak 305 kematian terjadi setiap 100.000 kelahiran hidup di tahun 2015 sebagai akibat dari komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan hingga masa nifas. Abortus terutama abortus yang tidak aman sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi, perdarahan yang terjadi dapat menjadi risiko kematian ibu (Mariza, 2017). Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks kesejahteraan dengan kejadian abortus provocatus pada Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Sampel pada penelitian ini adalah perempuan usia subur 15-49 tahun yang mengalami kejadian abortus sebanyak 1239 orang. Hasil analisis menggunakan uji regresi logistic ganda yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara indeks kesejahteraan kuintil 1 (AOR : 0,090 95% CI : 0,013-0,633), status perkawinan (AOR 6,7: 95% CI 1,39-32,5) disbanding yang tidak kawin, status pekerjaan (AOR : 0,4 95% CI 0,1699-0,999 ) dibanding yang tidak bekerja dan WUS yang tinggal di wilayah urban (AOR : 0,39 95% CI : 0,173-0,904)

Setiap fasilitas pelayanan kesehatan perlu membuat program promotive dan preventif pencegahan abortus provocatus utamanya yang tidak aman, untuk mencegah kesakitan dan kematian Ibu di Indonesia. Abortus, Abortus Provocatus, Indeks Kesejahteraan. ......The Maternal Mortality Rate in Indonesia is still high, as many as 305 deaths occurred per 100,000 live births in 2015 as a result of complications during pregnancy and  postpartum period. Abortion, especially unsafe abortion, is very dangerous for pregnant women because it can cause bleeding and infection, those can be a risk of maternal death (Mariza, 2017). This study aims to determine the relationship between the wealth index and Provocatus Abortion incidence among reproductive health women (WUS) in Indonesia. This study is a cross-sectional study using secondary data from The Demographic and Health Survey Indonesia 2017.  The sample in this study were women of reproductive age 15-49 years who experienced abortion as many as 1239 people. The results of the analysis using multiple logistic regression tests showed that there was a significant relationship between the wealth index quintile 1 (AOR: 0.090 95% CI: 0.013-0.633), marital status (AOR 6.7: 95% CI 1.39-32.5 ) compared to those who are not married, work status (AOR: 0.4 95% CI 0.1699-0.999) than those who do not work and WUS who live in urban areas (AOR: 0.39 95% CI: 0.173-0.904). Every health service facility needs to create a promotive and preventive program to prevent provocatus abortion, especially those that are unsafe, to prevent maternal morbidity and mortality in Indonesia.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library