Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atta Mara Ati Sholichah
"Penelitian ini bertujuan menganalisis pola hubungan antara suku bunga SBI-1 bulan, nilai tukar rupiah terhadap US$, inflasi dan money supply dalam arti luas (M2) dengan dana pihak ketiga dan pembiayaan dalam perbankan syariah. Dengan menggunakan Granger Causality Test, diketahui bahwa ada hubungan antara suku bunga SBI - 1 bulan dengan dana pihak ketiga. Kemudian, hasil uji tersebut diperkuat dengan hasil regresi model distribusi lag, di mana output-nya menunjukkan pengaruh yang sangat rendah di antara obyek penelitian ini. Persamaan tersebut memiliki koefisien determinasi yang sangat rendah dan tidak signifikannya variabel independen baik secara individu maupun secara bersama-sama. Meskipun hasil ini tidak diharapkan tetapi dalam kenyatannya nasabah masih mempertimbangkan suku bunga SBI-1 bulan untuk menabung di perbankan syariah. Sehingga, kesimpulan penelitian ini perlu ditanggapi secara hati-hati. Meskipun demikian, variabel ekonomi makro dengan perkembangan perbankan syariah tidak dapat diperbandingkan sebagaimana yang berkembang di masyarakat."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T17728
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Heryanto
"Bank Indonesia ("BI") has been willing to accelerate banking sector consolidation process to ensure the banking industry landscape is in accordance with the Indonesia Bank Architecture (API) by issuing Single Presence Policy. The policy is barring the ultimate shareholders of several banks, who control more than one bank in Indonesia to reduce their holdings, merger or consolidate its ownership or set up a unit of holding company. The implementation of Single Presence Policy is aimed to speed up the bank consolidation and encourage national banks to become more efficient and capitally stronger toward having internationally stronger competitive level. The policy is also viewed as an effort by BI to reduce the number of banks, which may make it easier for the central bank to supervise banks. Merger in general is a unification; meanwhile from legal point of view merger can be in the form of a Merger or a Consolidation. Merger is a legal action of one or more corporations to unify by way of getting into another established corporation where the unifying corporations becoming dissolved. Consolidation is a legal action of one or more corporations to unify by way of creating a new legal entity where all of the unifying entities are dissolved. Temasek Holdings is forced to merge two of its banks in Indonesia, the Bank International Indonesia (BIT) and Bank Danamon. Temasek controls 59% of Bank Danamon and 3 1 % of Bil. The merger of Bil and Bank Danamon would create a bank with projected total assets of almost Rp 180 trillion in 2008 and Rp 200 trillion in 2009 and ranked fifth in the country behind Bank Mandiri, Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia (BNI), and Bank Rakyat Indonesia (BRI). Temasek has another bank dengan proyeksi jumlah aktiva sebesar Rp 180 triliun di tahun 2008 dan Rp 200 triliun di tahun 2009 dan menduduki peringkat kelima bank terbesar di Indonesia di bawah Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), Bank Negara Indonesia (BNT), and Bank Rakyat Indonesia (BRI). Temasek juga memiliki anak perusahaan lainnya yaitu PT Bank DBS Indonesia (DBSI). Apabila Danamon, Bil dan DBSI digabungkan, maka akan membentuk bank yang lebih besar dari BRI. Konsolidasi Bank Danamon dan Bil menjadi suatu bank, Bank Danamon Internasional Indonesia ("BDII") hams mempertimbangkan tidak hanya aspek keuangan semata, narnun juga aspek hukum, dimana kedua bank tersebut juga merupakan perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat (publiclisted company banks). Merger kedua bank tersebut juga dip engaruhi oleh beberapa kebijakan Pemerintah seperti ketentuan BI, ketentuan Bapepam-LK dan ketentuan Dirjen Pajak. Apabila dicermati, persaingan yang terjadi di sektor perbankan ditentukan oleh kemampuannya untuk memperoleh dana pihak ketiga atau deposit yang murah. Dengan persaingan pasar, suku bunga pinjaman berada pada level yang sama. Bank yang dapat memperoleh dana murah karena jaringan kantor cabang dan sistem pembayaran kas handal yang dapat menikmati marjin bunga tinggi dan menguasai pangsa pasar. Oleh karena itu, bank hasil merger, BDII, hams memiliki strategi yang tepat dan kinerja yang baik untuk berkompetisi dengan bank-bank yang lebih besar, seperti Bank Rakyat Indonesia dengan jumlah cabangnya yang besar di wilayah pedesaan dan Bank Central Asia dengan jumlah cabangnya yang besar di wilayah pedesaan. Bagaimanapun, pilihan konsolidasi yang ditawarkan oleh BI dalam Peraturan Kepemilikan Tunggal, tidaklah sebaik pilihan untuk menjual kepemilikan saham atas salah satu bank, dalam hal mi Bil. Pilihan untuk menjual salah sam bank dianggap memiliki keuntungan bagi Temasek oleh karena diperkirakan, kontribusi BiT dalam BDII, bank hasil merger, tidak sebaik Bank Danamon stand-alone (Bank Danarnon tanpa merger). Selain itu, proposal merger diperkirakan akan menghadapi hambatan karena masih terdapat ketentuan-ketentuan Pemerintah yang bersinggungan. Faktanya, sampai saat mi belum ada bank publik yanng melakukan merger sejak diterbitkannya Peraturan Kepernilikan Tunggal Perbankan.

Bank Indonesia ("BI") has been willing to accelerate banking sector consolidation
process to ensure the banking industry landscape is in accordance with the Indonesia
Bank Architecture (API) by issuing Single Presence Policy. The policy is barring the
ultimate shareholders of several banks, who control more than one bank in Indonesia
to reduce their holdings, merger or consolidate its ownership or set up a unit of
holding company.
The implementation of Single Presence Policy is aimed to speed up the bank
consolidation and encourage national banks to become more efficient and capitally
stronger toward having internationally stronger competitive level. The policy is also
viewed as an effort by BI to reduce the number of banks, which may make it easier
for the central bank to supervise banks.
Merger in general is a unification; meanwhile from legal point of view merger
can be in the form of a Merger or a Consolidation. Merger is a legal action of one or
more corporations to unify by way of getting into another established corporation
where the unifying corporations becoming dissolved. Consolidation is a legal action
of one or more corporations to unify by way of creating a new legal entity where all
of the unifying entities are dissolved.
Temasek Holdings is forced to merge two of its banks in Indonesia, the Bank
International Indonesia (BIT) and Bank Danamon. Temasek controls 59% of Bank
Danamon and 3 1 % of Bil. The merger of Bil and Bank Danamon would create a bank
with projected total assets of almost Rp 180 trillion in 2008 and Rp 200 trillion in
2009 and ranked fifth in the country behind Bank Mandiri, Bank subsidiaiy which is PT Bank DBS Indonesia. A three-way merger of Bil-Danamon- DBS would create a bigger bank than BR!. The consolidation of Bank Danamon and Bli into a merged bank, namely Bank Danamon Internasional Indonesia ("BDII") may consider not only the financial aspects, but also the legal aspects, as those banks are also public-listed company banks. The merger shall be affected by several Government's regulations of BI, Bapepam-LK and Diijen Pajak. Looking further ahead, the battle of the banking sector is determined by the ability of banks to acquire cheap third-party liabilities or deposits. With market competition, lending rates are at the same level. However, it is the banks that can get cheap deposits because of their branch networks and cash payment systems that will earn large interest margins and gain market share. It is the challenge of the new merged bank, BDII to show strong growth strategy and enhance the performance to compete with higher level bank, such as Bank Rakyat Indonesia with its vast rural branch network and Bank Central Asia with its network in commercial urban centers. However, the consolidation option under BI's Single Presence Policy, shall not be as viable as the option to sell one of the bank, which is Bli. The option of selling is considered to have better outcomes for Temasek since BIT's contribution in BDII shall not be as superior as Bank Danamon stand-alone's performance. The synergy calculation has also shown negative value for each scenario. Temasek's ownership in Bil is also minimal comparing to its ownership in Bank Danamon. On the other hand, merger plan proposal shall be facing a long way journey, as there is still collision in the Government's regulation. In fact, there has not been any merger
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 23068
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endro Nurtjahjo
"Tesis ini membahas pengukuran risiko pembiayaan murabahah dengan menggunakan
pendekatan internal yaitu metode CreditRisk+. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya
permasalahan pengukuran risiko pembiayaan melalui perhitungan ATMR yang sampai
saat ini dilakukan dengan metode standar, menghasilkan rasio CAR yang rendah. Rasio
CAR yang rendah atau mendekati ketentuan minimum 8% atau kurang, mengakibatkan
penilaian kesehatan bank khususnya faktor permodalan menjadi menurun.
Dengan metode Creditrisk+, pengukuran risiko pembiayaan murabahah produktif dan
konsumtif UUS Bank X selama tahun 2007 menghasilkan nilai risiko yang lebih kecil
dan mengakibatkan peningkatan CAR rata-rata sebesar 1,8%. Dengan peningkatan
rasio CAR tersebut, maka terdapat oppurtunity for expansion yang lebih luas, sebesar
kurang lebih Rp. 1,34 triliun. Hal ini adalah peluang untuk meningkatkan profitabilitas
UUS Bank X secara signifikan. Dengan menggunakan metode Creditrisk+ ini pula,
UUS Bank X dapat mengetahui bahwa nilai risiko pembiayaan murabahah produktif
adalah lebih besar dari nilai risiko pembiayaan murabahah konsumtif. Sehingga dapat
dijadikan dasar kebijakan manajemen risiko dalam penyaluran dana berdasarkan profil
risiko masing-masing portofolio pembiayaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24308
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dedek Abdul Halim
"Fungsi intermediasi adalah salah satu fungsi yang penting dalam dunia perbankan. Untuk mendeteksi fungsi intermediasi dapat digunakan indikator keuangan Financing to Deposit Ratio (FDR), yaitu perbandingan antara jumlah pembiayaan yang disalurkan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat. Penyaluran pembiayaan di Bank BNI syariah cabang XYZ masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan DPK yang berhasil dihimpun. Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap minat nasabah untuk mendapatkan pembiayaan di bank BNI syariah cabang XYZ, yang dilihat dan sudut pandang Nasabah yaitu materialisme, pelayanan dan lokasi bank syariah. Dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan dan laporan publikasi mengenai bank BNI syariah serta data primer yang berasal dan kuisioner. Metode analisis statistik yang akan digunakan untuk pengolahan data adalah analisis regresi linear berganda. Dengan kesimpulan : Dalam rangka meningkatkan minat nasabah untuk mendapatkan pembiayaan dari Bank BNI syariah cabang XYZ maka margin dan bagi hasil harus bersaing dengan bank konvensional, pelayanan harus ditingkatkan serta lokasi bank syariah hendaknya berada di tempat yang strategis."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24315
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
BUDI WITOYO
"Tingkat Kesehatan Bank Syariah [TKBS] adalah perangkat penting dalam melakukan penilaian dan pengawasan terhadap kualitas operasional bank syariah. Secara teoritis perangkat dapat didesain melalui pendekatan CAMELS dengan modifikasi struktur finansial bank syariah. Untuk tetap menonjolkan karakteristik istimewa operasional bank Islam maka modifikasi haruslah mempertimbangkan risk based supervisory dan kepatuhan syariah [shari?h complieance].Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan faktor apa yang menjadi prediktor terbaik dan model prediksi apa yang paling akurat dalam prediksi keanggotaan sampel bank syariah kedalam komposit penilaian TKBS. Bukti empiris penelitian menun-jukkan bahwa persamaan model desain komposit penilaian TKBS signifikan secara statistik dengan tingkat signifikansi model sebesar ? = 0,01. Artinya dengan tingkat kesalahan penelitian dibawah 5 % tidak ditemukan “gap” antara teori desain TKBS dengan praktek operasional bank umum syariah di Indonesia. Adapun sebagai prediktor terbaik penelitian adalah rasio kecukupan modal bank syariah untuk mengantisipasi risk exposure (R1M). Adapun rasio partisipasi finansial (R7M) yang merupakan salah satu misi utama bank Islam dapat direkomendasikan sebagai salah satu prediktor TKBS. Hasil uji keakuratan model menemukan bahwa correct estimate atau tingkat akurasi prediksi model analisis regresi logistik adalah 91,7% dan lebih baik jika dibandingkan dengan model analisis diskriminan dengan correct estimates sebesar 81,3%. Penelitian kajian ini dapat digunakan tidak hanya sebagai perangkat pengawasan bank yang efektif oleh otoritas perbankan syariah dalam menilai kualitas operasional bank tetapi juga sebagai masukan ketika akan menyusun regulasi pengawasan terhadap perbankan syariah.

In this paper, we analyze an alternative tool to assess the operational soundness of the Islamic banking quality. Shari?h banking rating system is most important tools in assessing and supervisory of banking quality. Theoretically, the tools designed can still use the CAMELS but some adjustments on financial ratio based on risk supervisory and shari?h compliance so can accommodate the salient feature of Islamic banking. The objective of this research is expected to analyze model and best predictors in shari?h banking rating composite. Empirical research has shown that design can be implemented on practically Islamic banking in Indonesia with statistic significant level is 0,01 (multiple discriminant and logistic regression models). Its mean no gap between theoretically and practically under 5 percent error level. As best predictor is capital adequacy ratio to anticipate risk exposure (R1M) meanwhile a financial participation ratio (R7M) what a special mission of Islamic banking can be recommended as predictor of shari?h banking rating system. Accuration model testing has found that correct estimate of logistic regression model is 91,7% and more better than discriminant analyze model that a correct estimate is 81,3%. This research is capable of being used as an effective supervisory tool not only for assessing the operational quality but also directing the Islamic banking authority when formulating the supervisory actions based on supervisory review.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2006
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kusumo Dewi
"Penerapan CreditRisk+ dilakukan untuk menghitung risiko kredit usaha kecil pada Bank X se1ama kurun waktu Januari 2006 - Desember 2008. CreditRisk"' merupakan default mode yang memandang kualitas kredit sebagai default dan no default, tidak mengasumsikan penyebab terjadinya default. Kredit dinyatakan default apabila tunggakan kewajibannya telah melebihi 90 hari, sesuai ketentuan Bank Indonesia. Pengukuran CreditRisk+ dilakukan dalam 2 tahapan. yaitu : pertama menghitung frequency of defaults dan severity of losses, kedua menghitung distribution of default losses. Frequency of defaults dihitung dengan menggunakan distribusi Poisson dengan tingkat keyakinan 95%. Sedangkan severity of losses diperoleh dengan menghitung loss given default. Sementara distribution of default losses diperoleh dengan menghitung besarnya potensi kerugian berupa expected loss, unexpected loss, dan economic capital, yaitu cadangan modal yang harus disiapkan uotuk menutup unexpected loss. Berdasarkan hasil backtesting dengan Loglikelihood Ratio (LR) Test diperoleh nilai LR sebesar 0 yang lebih kecil dibandingkan nilai kritis Chi-squared sebesar 3.8415 yang menunjukkan bahwa metode CreditRisk"' masih valid digunakan sebagai model internal untuk mengukur risiko kredit usaha kecil pada Bank X.

Implementation of CreditRisk+ is used for small enterprise credit measurement of Bank X during Januari 2006- Desember 2008. CreditRisk+ is a default mode model that credit quality as a default and no default, no assumptions are made about the causes of default. Credit is stated default if a pending of credJt payment is more than 90 days, based on Bank Indonesia regulation. CreditRisk• measurement has two steps, first measuring frequency of defaults and severity of losses, second measuring distribution of default losses. Frequency of defaults is measured by using Poisson distribution with 95% confidence level. Severity of losses is taken by measuring loss given default. Meanwhiles, distribution of default losses is taken by measuring potensial default such as expected loss, expected loss, and economic capital, capital reserved that has to be prepared to cover unexpected loss. Based on the results of the backtesting through Loglikelihood Ratio (LR) Test, a Likelihood Ratio of 0 is smaller than a Chi-squared of 3.8415 which represents that CreditRisk+ method is still valid to be used for internal model for measuring small enterprise credit of Bank X."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27173
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Andriyanto Prakasa
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pengukuran risiko portofolio saham menggunakan model
Value at Risk dengan pendekatan model GARCH, Extreme Value Theory dan
Expected Shortfall pada lima saham dengan nilai investasi terbesar pada
portofolio saham yang dikelola PT XYZ per 31 Desember 2011. Periode estimasi
penilaian risiko antara 2004-2007 dan periode validasi antara 2008-2011.
Perbandingan pengukuran risiko dibagi menjadi empat periode yaitu 2008, 2009,
2010 dan 2011. Perbandingan model dilakukan dengan menggunakan Kupiec Test
dan Violation Ratio. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengukuran volatilitas
dengan pendekatan GARCH untuk lima saham yang dikelola PT XYZ dianggap
tepat. Perhitungan risiko dengan menggunakan VaR berdasarkan estimasi
volatilitas GARCH masih dapat digunakan pada saat krisis dengan confidence
level 99%. Pengukuran risiko dengan menggunakan model VaR berdasarkan
Extreme Value Theory (Extreme VaR) dapat digunakan sebagai alternatif
perhitungan risiko pada saat kondisi krisis. Pengukuran risiko dengan pendekatan
Expected Shortfall berdasarkan Extreme Value Theory merupakan pendekatan
yang lebih baik dibandingkan pendekatan lainnya pada masa krisis.

ABSTRACT
This thesis discusses risk measurement of stock portfolio using Value at Risk with
GARCH modeling approach, Extreme Value Theory and Expected Shortfall of
five stocks with the greatest investment value in stock portfolios managed by
PT XYZ per 31 December 2011. The estimation period for risk measurement is
between interval of year 2004-2007 and the validation period between interval of
year 2008-2010. In addition, comparison of risk measurement, using Kupiec Test
and Violation Ratio, is divided into four periods, 2008, 2009, 2010 dan 2011. The
analysis informs that the measurement of volatility with GARCH approach to
five-stock in stock portfolio managed PT XYZ is appropriate. Furthermore, the
calculation of risk using VaR based on GARCH volatility estimates is also still
appropriate tobe applied in times of crisis with 99% confidence level. Measuring
risk using VaR models based on Extreme Value Theory (Extreme VaR) can be
used as an alternative to the calculation of risk at the time of a crisis. In
conclusion, Expected Shortfall based on Extreme Value Theory is a better
approach in measuring risk compared to other approachs in time of crisis
condition."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Minggrawati
"ABSTRAK
Credit Scoring System merupakan model yang dipakai untuk memprediksi
kemungkinan kinerja debitur pada waktu yang akan datang, sehingga dapat
dipakai sebagai alat bantu dalam keputusan untuk pemberian kredit. Model credit
scoring yang tidak akurat dapat menyebabkan peningkatan risiko kredit yang
dihadapi bank. Penelitian ini bertujuan melakukan pengujian terhadap model
credit scoring PT. Bank Ganesha, dengan menggunakan uji Loglikelihood Ratio
dan Kolmogorov Smirnov Statistic, kemudian dilakukan analisis portofolio kredit
dengan menggunakan vintage analysis. Hasilnya menunjukkan bahwa model
sudah tidak akurat lagi dan pada portofolio yang diuji menunjukkan terjadinya
penurunan kualitas kredit

ABSTRACT
Credit scoring system is used for predicting the possibility that the borrower will
repay what is owed in the future time. Hence it can be used to support a lending
decision. The inaccuracy of the credit scoring model can cause the increase of the
bank’s credit risk. The purpose of this research is to test the Bank Ganesha’s
credit scoring model by using the loglikelihood ratio, Kolmogorov-Smirnov
Statistic tests, and vintage analysis for analyzing the credit quality of credit
portfolio. The results show that the model is not accurate and that the portfolio
decreases in its credit quality"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Drajat Ari Cahyadi
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi risiko likuiditas pada perbankan konvensional dan syariah di Indonesia. Faktor-faktor dalam penelitian ini dibandingkan untuk mengukur efek pada risiko likuiditas, yang meliputi faktor internal dalam bentuk ukuran bank (SIZE), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (RoA), Non Performing Loan/Financing (NPL/F), Pembiayaan terhadap Total Aset (FIN), Equity to Total Asset (ETA) dan faktor eksternal (variabel makroekonomi) dalam bentuk Gross Domestic Product (GDP), Inflasi (INF) dan suku bunga (INT). Sementara itu, untuk mengukur likuiditas, penulis menerapkan pendekatan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Financing Gap to Total Asset Ratio (FGAPR). Regresi panel data dari 50 bank konvensional dan 11 bank syariah dari 2012 hingga 2016 dianalisis untuk mengevaluasi hubungan mereka dengan tujuan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi risiko likuiditas dapat diidentifikasi, diukur, dan diantisipasi oleh manajemen dalam mengelola risiko likuiditas bank

This research is conducted to analyze the factors that influence liquidity risk in conventional and sharia banking in Indonesia. Factors in this study were compared to measure the effect on liquidity risk, which includes internal factors in the form of bank size (SIZE), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (RoA), Non Performing Loan / Financing (NPL / F), Financing to Total Assets (ETA), Equity to Total Assets (ETA) and external factors (macroeconomic variables) in the form of Gross Domestic Product (GDP), inflation (INF) and interest rate (INT). Meanwhile, to measure liquidity, we apply the Loan to Deposit Ratio (LDR) and Financing Gap to Total Asset Ratio (FGAPR) approach. The panel data regression from 50 conventional banks and 11 sharia banks from 2012 to 2016 were analyzed to evaluate their relationship with the aim that factors affecting liquidity risk can be identified, measured, and anticipated by management in managing bank liquidity risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Dwi Rahmianti
"Pertumbuhan jumlah UKM tiap tahunnya makin tinggi, kontribusi usaha kecil menengah cukup menjanjikan dalam hal penyer,apan tenaga keija, menaikkan nilai PDB (Produk Domestik Bruto) serta salah satu upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Sehingga pemerintah terus berupaya memberikan berbagai macam dorongan untuk meningkatkan kualitas dan pertumbuhan UKM. Salah satu kendala bagi UKM adalah masalah akses ke permodalan, karena banyak UKM yang dianggap tidak bankable sehingga UKM mengalami kesulitan dalarn pengembangan usahanya. Disinilah peran penting lembaga keuangan mikro yang menjembatani antara UKM
dengan perbankkan. Koperasi merupaka lembaga keuangan mikto yang sudah lama bercliri dan sesuai dengan DUD 1945. Namun pertumbuhan dan perkembangan koperasi belum dapat mengimbangi pennintaan akan moda1 dari para nasabahnya. Kondisi lembaga keuangan milrro tennasuk koperasi banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
diketahui mempengaruhi penyaluran injaman dari lembaga keuangan mikro seperti
faktor akses dan faktor kesehatannya (KOA, rentabilitas tabungan). Untuk itu perlu
diketahui faktor-faktor apa saja yang mem~enganlhi secara sigpifikan kemampuan
dan perkembangan koperasi karena segala sesuatu yang menghambat pertumbuhan
lembaga keuangan mikro akan berimbas pada perkembangan usaha kecil. Dengan menggunakan metode Ordinary Least Square pengujian data koperasi yang berupa data panel dil kan. Dari basil penelitian ini setelah dik.etahui faktor yang signifikan mempengaruhi penyaluran pinjaman koperasi pada ~ maka dapat dilanjutkan dengan perenca.naan ·edepan daiam rangka peningkatan Kinerja koperasi dalam mendukung peninmcata UKM

The growth of Small and Medium Enterprises (SME) is increasing each year - its contribution seems to be promising in terms of full employment, the increasing
number ofGDP (Gross Domestics Product) and as an effort to diminish poverty. As a result the Government has persistently put much effort in providing support to increase the quality and the growth of SME. One-known obstacle for SME is access to financial capital because many SME are considered b ble, resulting in difficulties in developing their enterprises. This is where the micro finance institution plays an important role in building a bridge between S:ME and banking. Cooperation has long been founded as a micro financial institution, based on UUD 1945. However, the growth and deve opment of cooperation is not equivalent with the capital demand from its clients. The condition of micro financial institution including co-operation is mostly irilluen 'by many factors such as access and healthiness (ROA, rentability md savings) - known to affect the loan distribution from the micro-financial d"stribu ion. Therefor factors that significantly affect tHe
ability and development of co-operation need to be recognized first due to its effect on the development of small ente!Prises. By using Ordinary Least Square method examination of cooperation data i the form of panel data can be performed. The result y reveal significant factors that affect co-operation loan distribution to SME, followed with fu ture planning in order to increase the performance of cooperation in supporting the growth of SME.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25552
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library