Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1987
398.216 SEL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
499.222 5 TAT (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Fahmi
Abstrak :
Abstract This study aims to test whether the behavior of Indonesian people in determining education is the manifestation of human capital theory or signaling theory. Using the ordinary least square (OLS) model and the Indonesian Family Life Survey (IFLS) 2007 data, we nd that both theories mutually have eect to in uence the behavior of Indonesian people to determine their education.

Abstrak Studi ini bertujuan untuk menguji apakah perilaku masyarakat Indonesia dalam memandang pendidikan merupakan perwujudan dari teori human capital ataukah teori signaling. Dengan menggunakan model Ordinary Least Square (OLS) dan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2007, penulis menemukan bahwa kedua teori tersebut mempunyai pengaruh yang sama dalam memengaruhi perilaku masyarakat Indonesia dalam menempuh pendidikan.
2016
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wayunah
Abstrak :
Plebitis adalah salah satu komplikasi terapi infus. Salah satu faktor penyebab plebitis adalah kurang terampilnya perawat saat melakukan pemasangan infus. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang terapi infus dengan kejadian plebitis dan kenyamanan. Jenis penelitian analitic-corelational dengan pendekatan cross-sectional, dengan jumlah sampel 65 perawat pelaksana rawat inap dan 65 pasien yang dipasang infus. Hasil menunjukkan 50,8% perawat memiliki pengetahuan kurang baik, angka kejadian plebitis sebesar 40%, dan 53,8% merasa nyaman dengan pemasangan infus. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat tentang terapi infus dengan kejadian plebitis (p= 0,000; α= 0,05), dan dengan kenyamanan (p= 0,000; α= 0,05). Direkomendasikan untuk perawat agar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemasangan infus sehingga komplikasi dan ketidaknyamanan akibat pemasangan infus dapat dikurangi.

Nursing?s Knowledge on Infusion Therapy Phlebitis is one of complications of infusion therapy Influence the Incidence of Phlebitis and Patients Comfort. The aspect that considered affecting the incidence of phlebitis and patient?s comfort is the nurses?skills on infusion therapy. This study aimed to determine the relationship between a nurse's knowledge on infusion therapy with the incidence of phlebitis and comfort. This was a correlation analytic with cross-sectional approach with the number of samples was 65 nurses who work in inpatients ward and 65 patients who received infusion. The results showed that 50.8% of respondents had have a poor knowledge, the incidence of phlebitis was 40%, and 53.8% felt of comfortable with the insertion of infusion canule. The results showed that there was a significant relationship between knowledge of nurses about infusion therapy with incidence of phlebitis (p= 0.000; α=0,05) and patients? comfort (p= 0.000, α=0.05). It is recommended that nurses have to improve knowledge and skills so that complications and discomfort caused by infusion might be prevented.
STIKES Indramayu ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
610 JKI 16:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yustina Tri Handayani
Abstrak :
ABSTRACT
Dalam pelatihan Petugas Proteksi Radiasi yang diadakan Pusdiklat Batan, terdapat kegiatan praktikum Penanggulangan Kedaruratan Radiologi dengan kasus sumber hilang yang mempunyai skenario yang cukup kompleks, sehingga memiliki potensi bahaya relatif besar. Sistem manajemen fasilitas dan pemanfaatan tenaga nuklir yang tercantum dalam Perka Bapeten No 4 Tahun 2010 merupakan persyaratan untuk jaminan mutu dalam keselamatan radiasi. Untuk mengetahui kesesuaian dengan persyaratan, dilakukan tinjauan sistem manajemen terhadap kegiatan praktikum tersebut dengan mengacu pada pelaksanaan proses (kendali produk serta pengujian, verifikasi, dan validasi), pengembangan proses (mengidentifikasi dan mengembangkan proses, serta persyaratan pengembangan proses), pemantauan, pengukuran, penilaian, dan perbaikan (ketidaksesuaian, tindakan korektif, dan pencegahan, serta peluang perbaikan). Kendali terhadap bahan ajar, peralatan yang digunakan, evaluasi kepuasan dan pencapaian tujuan pembelajaran sudah dilakukan, akan tetapi identifikasi perubahan jumlah peserta praktikum dan identifikasi risiko belum sepenuhnya terpenuhi. Identifikasi ketidaksesuaian yang dilakukan meliputi kualifikasi pembimbing, penyimpangan dari skenario, aktivitas sumber radioaktif, penggantian peralatan, kelalaian mengisi formulir peminjaman, dan pengawasan yang kurang memadai. Dampak dan keberterimaan terhadap proses perlu ditentukan. Beberapa tindakan pencegahan dengan pengadaan sumber radioaktif berumur paruh panjang, pengujian dan penjadwalan kalibrasi peralatan. Peluang perbaikan diperlukan terkait skenario pada kondisi hujan, uji kontaminasi sumber radioaktif, perekaman kompetensi personil secara lebih baik, verifikasi peminjaman dan pengembalian sumber radioaktif oleh atasan.
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2017
605 WJ 8:1-2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Benjamin ND
Yokyakarta: Gadjah Mada University Press, 1992
615.882 HAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ayat Taufik Arevin
Abstrak :
Penelitian ini mengungkapkan peubah yang berhubungan dan mempengaruhi keberhasilan pemilik usaha pondok wisat (UPW). Total jumlah sampel 160 pemilik UPW di lima KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) yaitu: Pangandaran Parangtritis, Karangasem, Pulau Untung Jawa, dan Tanjung Lesung-TNUK. Hipotesis yang diajukan adalah: (1) Karakteristi individu dan lingkungan berpengaruh nyata terhadap proses penyuluhan, kompetensi kerja, dan perilaku kewirausahaan; (2) Proses Penyuluhan berpengaruh nyata terhadap kompetensi kerja dan keberdayaan, namun tidak berpengaruh nyata terhada perilaku kewirausahaan; (3) Kompetensi Kerja berpengaruh nyata positif terhadap perilaku kewirausahaan dan keberdayaan (4) Perilaku kewirausahaan berpengaruh nyata positif terhadap keberhasilan usaha; dan (5) Keberdayaan berpengaruh nyat terhadap keberhasilan usaha. Teknik bootstrapping menghasilkan strategi bahwa: (1) tingkat efektivitas proses penyuluha dipengaruhi usia, tingkat kosmopolitan, peran tokoh masyarakat, dan sistem nilai budaya; (2) Peran lembaga dan metod penyuluhan diupayakan berkontribusi pada peningkatan kompetensi kerja dan perilaku kewirausahaan. (3) Kompetensi kerja pemilik UPW tercermin dari kemampuan menangani reservasi, layanan resepsionis dan penyediaan layanan housekeeping (4) Perilaku kewirausahaan direfleksikan oleh transparansi, tingkat disiplin, ketelitian dan ketekunan pemilik UPW; dan (5) Keberhasilan usaha lebih efektif melalui kompetensi kerja yang berkontribusi pada perilaku kewirausahaan, dibandingkan melalui tingkat keberdayaan. ......This study examines the variables related and having influence on the success of the coastal homestay business owners. The total number of samples is 160 owners in five areas of KSPN (the Strategic Area of Indonesian National Tourism) namely: Pangandaran, Parangtritis, Karangasem, Pulau Untung Jawa, and Tanjung Lesung-UKNP. The hypotheses are: (1) individual and environmental characteristics influence the process of extensions, working-competence, and entrepreneurial behavior; (2) the extension process has real influence on working-competence and business empowerment; (3) working competence positively influence entrepreneurial behavior and empowerment; (4) Entrepreneurial behavior and empowermen directly affect the success of business, and (5) Empowerment clearly affects business success. The model evaluation throug bootstrapping technique gives a reference that: (1) the level of effectiveness of the extension process is influenced by age, cosmopolitan level, the role of community leaders, and cultural value systems; (2) the role of extension institutions and method contributes to the increased working-competence and entrepreneurial behavior. (3) working-competence is reflected in the ability to handle reservations, receptions, and housekeeping; (4) the entrepreneurial behavior is reflected by transparency, th level of discipline, punctuality and tenacity; and (5) business success becomes more effective through entrepreneurial behavio than the level of empowerment.
2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Rendahnya asupan yodium berhubungan dengan ekskresi yodium urine (EYU) yang tidak normal. Asupan yodium yang terlalu rendah juga menyebabkan kelenjar tiroid tidak mampu mempertahankan sekresi hormon yang adekuat sehingga timbul hipertrofi tiroid yang menimbulkan goiter. Penelitian ini bertujuan menguji hubungan asupan yodium, EYU, dan goiter pada wanita usia subur (WUS) di daerah endemis defisiensi yodium. Penelitian observasional potong lintang ini dilakukan pada 115 WUS di Kecamatan Prambanan Sleman yang dipilih secara random. Asupan yodium diukur menggunakan metode food recall 24 jam, EYU diukur dengan metode acid digestion, dan goiter diukur dengan cara palpasi. Hubungan antarvariabel dianalisis dengan uji kai kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan subjek dengan asupan yodium kurang sebanyak 83,5% dan asupan yodium cukup sebanyak 16,5%. Subjek dengan goiter sebanyak 13% dan tanpa goiter sebanyak 87%. Subjek defisiensi yodium sebanyak 15,7% (tingkat berat 2,6%; tingkat sedang 3,5%; tingkat ringan 9,6%), yang normal sebanyak 31,3%, sedangkan yang lebih sebanyak 20,8% dan ekses sebanyak 32,2%. Asupan yodium berhubungan dengan EYU, tetapi goiter tidak berhubungan dengan asupan yodium dan EYU. ......The low iodine intake, associated with insufficiency of urinary iodine concentration (UIC). Iodine intake is too low, also causes the thyroid gland is unable to maintain adequate hormone secretion, influence the thyroid hypertrophy that causes goitre. This study aimed to examine the relationship of iodine intake, UIC, and goiter on women of childbearing age in endemic areas of iodine deficiency. This cross-sectional observational study was performed 115 randomly selected women of childbearing age at sub-district of Prambanan, Sleman Regency. Iodine intake was measured using 24-hour food recall method, UIC measured by acid digestion method, and goiter measured by palpation method.The association between variables were analyzed by chi square test. The result that subjects with less iodine intake 83.5%, and 16.5% sufficient iodine intake. Subjects with goiter 13%, 87% non goitre. Iodine deficiency subjects 15.7% (severe 2.6%; moderate 3.5%; mild 9.6%), adequate 31.3%, more than adequate 20.8%, and excessive 32.2%. Iodine intake associated with UIC, but not related between goitre with iodine intake and UIC.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pengobatan penyakit kronik tidak hanya membutuhkan ketersediaan obat dan petugas kesehatan yaitu dokter, tetapi juga tiga faktor yakni kepatuhan (compliance), aderensi (adherency), dan konkordansi (concordance). Ketiga faktor tersebut sangat penting dalam upaya penanganan penyakit kronik, termasuk tuberkulosis (TB) paru, hipertensi, dan asma. Untuk mewujudkan sikap konkordansi, dibutuhkan komunikasi efektif antara dokter dan pasien. Komunikasi yang terjalin efektif akan meningkatkan pemahaman dan motivasi dalam diri pasien untuk mengikuti nasihat dari dokter. Adapun penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka penderita dan angka kegagalan berobat (drop out) pasien tuberkulosis paru, hipertensi, asma di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan komunikasi dokter dan karakteristik pasien dengan sikap konkordansi pasien. Penelitian dengan desain studi potong lintang ini dilakukan terhadap 174 pasien TB paru, hipertensi, dan asma sebagai responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan, pengeluaran, dan komunikasi merupakan variabel yang berhubungan dengan sikap konkordansi pada pasien TB paru, hipertensi, dan asma. Rekomedasi tindak lanjut dari penelitian ini adalah peningkatan fasilitas ruangan untuk meningkatkan kenyamanan komunikasi pasien dan dokter, penyelenggaraan program pengembangan kemampuan komunikasi dokter, dan survei berkala untuk menilai proses komunikasi dokter-pasien. ......The therapy of chronic diseases is not only needed drugs supply and health staff, that is physician, but also three factors such as compliance, adherence, and concordance. The three of factors are crucial in the handling of chronic diseases like lung tuberculosis, hypertension, and asthma. To accomplish a concordance attitude is needed an effective communication between physician and patient. The effective communication may increase the understanding and motivation of patients to comply the physician?s advice. The research is based on the high prevalence rate and drop out rate of the patients of lung tuberculosis, hypertension, and asthma at Mataram City General Hospital. This research is proposed to show the association of the effectiveness of physician communication and characteristics of patients to the concordance attitude of patients. Cross sectional design was employed in this study with 174 patients of lung tuberculosis, hypertension, and asthma as respondents. The results of this study indicate that education, expenditures, and communication are variables related to concordance in TB, hypertension and asthma patients. It is recommended to maintain room facilities so that patient and doctor feel comfortable to communicate and to conduct a doctor communication skill development program as well as a regular survey of patient-doctor communication process.
Mataram: Rumah Sakit Umum Daerah Mataram Nusa Tenggara Barat, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library