Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Atrasina Luthfiyah Adviany
"Saat ini, industri musik tengah mengalami transformasi yang didorong oleh kemajuan teknologi. Kemajuan ini menawarkan aksesibilitas yang lebih besar dan membuka peluang baru bagi para musisi independen. Oleh sebab itu, para musisi independen perlu beradaptasi dengan memanfaatkan strategi pemasaran yang efektif, seperti transmedia storytelling. Salah satu musisi independen Indonesia yang memanfaatkan transmedia storytelling dalam pemasarannya adalah Hindia. Studi ini bertujuan untuk mengobservasi penggunaan strategi transmedia storytelling oleh Hindia dalam pemasaran album ‘Lagipula Hidup Akan Berakhir’ untuk mendorong keterlibatan audiens. Jurnal makalah ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan observasi. Narasi album ‘Lagipula Hidup Akan Berakhir’ oleh Hindia diobservasi melalui 7 prinsip transmedia storytelling oleh Jenkins dan keterkaitan dengan 5 proses audience engagement oleh Turner di dalamnya. Berdasarkan 7 prinsip transmedia storytelling, terdapat 4 prinsip, yaitu drillability, immersion vs extractability, worldbuilding, dan performance yang sangat mendorong keterlibatan audiens, mulai dari proses engage hingga reward. Keterlibatan ini membangun hubungan emosional yang lebih dalam antara Hindia dan audiensnya.
Currently, the music industry is undergoing a transformation driven by technological advances. This advancement offers greater accessibility and opens up new opportunities for independent musicians. Therefore, independent musicians need to adapt by utilizing effective marketing strategies, such as transmedia storytelling. One of the independent Indonesian musicians who utilizes transmedia storytelling in their marketing is Hindia. This study aims to observe the use of transmedia storytelling strategies by Hindia in marketing the album ‘Lagipula Hidup Akan Berakhir’ to encourage audience engagement. This presentation journal uses a qualitative method with an observational approach. The narrative of the album ‘Lagipula Hidup Akan Berakhir’ by Hindia is observed through the 7 principles of transmedia storytelling by Jenkins and the relationship with the 5 audience engagement processes by Turner in it. Based on the 7 principles of transmedia storytelling, there are 4 principles, namely Drillability, Immersion vs Extractability, Worldbuilding, and Performance which greatly encourage audience engagement, from the Engage process to Reward. This engagement builds a deeper emotional connection between Hindia and his audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Khusnul Hotimah
"Praktik prankvertising (prank advertising) dan self-deprecating humor (humor yang merendahkan diri sendiri) merupakan bentuk kreativitas pemasaran digital yang belum banyak digunakan pemasar di Indonesia. Makalah ini bertujuan untuk mengobservasi interaksi yang terjadi di dalam iklan prank Nestlé Pure Life Indonesia dan kolom komentar konten dengan melihat persepsi dan asosiasi emosional audiens yang tercipta bagi yang terlibat dalam proses pembuatan iklan dan yang menonton iklan tersebut. Dengan menggunakan metode observatif digital, penelitian kualitatif ini berfokus pada konten dan kolom komentar prank di TikTok @nestlepurelife_id sejak 5 Juli 2024 hingga 9 November 2024. Melalui dua konten dengan engagement tertinggi dan dua konten dengan engagement terendah di antara 18 kategori konten prank yang diunggah, temuan ini menghasilkan respon positif dari audiens pada iklan prank yang menggunakan low-importance attributes berdasarkan konsep self-deprecating humor yang dipraktikan suatu brand. Meski prank memiliki stigma negatif, prankvertising yang menggunakan alur self-deprecating humor membuktikan sebaliknya. Ketiga pihak yang terlibat mendapatkan keuntungan berupa kepuasan masing-masing, misalnya pihak Nestlé Pure Life Indonesia mendapatkan pujian yang dapat meningkatkan brand awareness dan brand image-nya, audiens mendapatkan kepuasan batiniah dari konten yang menghibur, dan target prank mendapatkan hiburan sekaligus produk gratis. Pada intinya, iklan prank yang diekspektasikan untuk menghasilkan respon positif perlu untuk direncanakan setiap elemennya dengan baik, termasuk emosi yang mungkin muncul oleh audiens.
Prank advertising and self-deprecating humor are forms of digital marketing creativity that have not been widely used by marketers in Indonesia. This paper aims to observe the interactions occurring in Nestlé Pure Life Indonesia's prankvertising campaigns and their comment sections by examining audience perceptions and the emotional associations created for those involved in the ad-making process and those watching the ads. Using a digital observational method, this qualitative research focuses on the prank content and comment sections on @nestlepurelife_id from July 5, 2024, to November 9, 2024. Analyzing two pieces of content with the highest engagement and two with the lowest engagement among 18 categories of uploaded prank content, the findings reveal positive responses from audiences toward prankvertising featuring low-importance attributes based on the concept of self-deprecating humor practiced by the brand. Although pranks often carry a negative stigma, prankvertising that uses self-deprecating humor proves otherwise. The three parties involved benefit from each other's satisfaction. For example, Nestlé Pure Life Indonesia receives praise that can increase its brand awareness and brand image; the audience gains satisfaction from entertaining content; and the prank target receives entertainment as well as free products. In essence, a prank ad that aims to generate a positive response needs to have every element well-planned, including the emotions that the audience may experience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Naura Cintantya Khairunnisa
"Industri K-Pop mengalami digitalisasi dalam berbagai aspek. Kini, artis K-Pop banyak menggunakan media sosial untuk memasarkan karya mereka sekaligus membangun interaksi dengan penggemar. Keterlibatan aktif mereka di media sosial membantu membentuk hubungan parasosial di antara idola dan penggemar. Loyalitas yang timbul dari hubungan parasosial ini mendorong para penggemar untuk melakukan berbagai hal demi mendukung dan mempromosikan idola mereka, seperti membuat User-Generated Content (UGC). ATEEZ merupakan salah satu artis K-Pop yang aktif memanfaatkan media sosial dan UGC untuk memasarkan karya dan membangun hubungan parasosial dengan penggemar mereka, ATINY. Makalah ini membahas mengenai pemanfaatan UGC dalam strategi pemasaran lagu “WORK” oleh ATEEZ di TikTok dan perannya dalam membentuk hubungan parasosial di antara ATEEZ dan ATINY. Dengan menggunakan metode textual analysis, makalah ini mengobservasi berbagai video promosi dari ATEEZ dan UGC buatan ATINY terkait lagu “WORK”. Makalah ini menemukan bahwa ATEEZ berhasil membangun hubungan parasosial yang kuat dengan ATINY melalui penggunaan UGC dalam strategi pemasaran lagu “WORK”.
The K-Pop industry has undergone digitalization in various aspects. Now, many K-Pop artists use social media to promote their works as well as build interaction with their fans. Their active involvement in social media helps build parasocial relationships between idols and fans. Loyalty that arises from parasocial relationships encourages fans to do various things to support and promote their idols, such as creating User-Generated Content (UGC). ATEEZ is one of the K-Pop artists that actively utilizes social media and UGC to market their songs and form parasocial relationships with their fans, ATINY. This paper discussed the use of UGC in the marketing strategy for the song “WORK” by ATEEZ on TikTok and its role in forming a parasocial relationship between ATEEZ and ATINY. Using qualitative textual observation methods, this paper observed promotional videos from ATEEZ and UGC videos made by ATINY for the song “WORK”. This paper found that ATEEZ succeeded in forming a strong parasocial relationship with ATINY through the use of UGC in the marketing strategy for the song “WORK”."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library