Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizka Lidya Savitri
Abstrak :
AKN di Indonesia belum menunjukan penurunan yang bermakna. Sebesar 80 dari kematian bayi di Indonesia terjadi pada masa neonatal dini. Kejadian komplikasi persalinan belum menunjukkan penurunan yang signifikan di Indonesia dan 40 Ibu dengan anak yang meninggal dalam periode neonatal mengalami komplikasi persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar hubungan komplikasi persalinan maternal dengan kematian neonatal dini setelah dikontrol dengan faktor sosial ekonomi, faktor ibu, riwayat komplikasi kehamilan, dan faktor pelayanan kesehatan serta memperhitungkan variabel interaksi. Desain studi penelitian ini adalah kasus kontrol 1:4 dengan analisis multivariat regresi logistik ganda menggunakan data SDKI 2012. Jumlah sampel dalam penelitian iniadalah 90 kasus dan 360 kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar hubungan komplikasi persalinan dengan kematian neonatal dini setelah dikontrol oleh variabel interaksi komplikasi persalinan dengan komplikasi kehamilan yaitu OR sebesar 1,204 95 CI: 0,695-2,084. Diperoleh OR interaksi pada ibu yang mengalami komplikasipersalinan dan komplikasi kehamilan sebesar 11,53 95 CI : 1,295-102,787. Intervensiuntuk menurunkan kematian neonatal dini diantaranya dengan optimalisasi upaya deteksidini kehamilan risiko tinggi, kualitas ANC, pelaporan AMP, penanganan kasus komplikasidan penanganan rujukan serta memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak denganmenekankan pendekatan continuum of care. ...... NMR in Indonesia has not shown a significant decrease. Early neonatal death contribute 80 of infant death in Indonesia. The incidence of maternal complication of labor has not shown a significant decline in Indonesia and 40 of mother with children die with inneonatal period with complication of labor. Aims of this study to identify the association between maternal complication of labor and early neonatal mortality in Indonesia after controlling the factors of socioeconomic, characteristics of the mother, maternal complication of pregnancy and health services and also considering variable interaction. Design of this study is case control 1 4 with multiple logistic regression to multivariate analysis using secondary SDKI 2012 data. The number of sample in this study are 90 cases and 360 controls. The results indicates association between maternal complication of labor to early neonatal mortality after controlling the variable interaction of maternal complication of labor and maternal complication of pregnancy, OR 1,204 95 CI 0,695-2,084. The result showed estimate OR for mothers with complications of labor and complication of pregnancy is 11,53 95 CI 1,295 102,787. Intervention to reduce early neonatal death are optimalize early detection of high risk pregnancy, ANC quality, AMP reporting, handling cases complication, handling reverral and providing maternal and child health service by emphasizing the approach of continuum of care.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Duwi Prihatin
Abstrak :
ABSTRAK
Persalinan yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, terbukti bisa menekan risiko kematian ibu. Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Lamunti tahun 2017 masih rendah yaitu 16,8%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan dan alasan pemanfaatan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan oleh ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Lamunti Tahun 2017. Metode penelitian menggunakan metode gabungan kuantitatif dan kualitatif. Analisis bivariat menunjukkan tiga faktor yang berhubungan yaitu kepemilikan jaminan kesehatan, pelayanan antenatal dan komplikasi kebidanan. Analisis multivariate menunjukkan dua faktor yang berhubungan yaitu pelayanan antenatal dan komplikasi kebidanan. Faktor komplikasi kebidanan merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemanfaatan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan. Hasil kualitatif ditemukan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mempunyai kartu BPJS, standar pelayanan antenatal di desa kurang dari 10 T, adanya komplikasi kebidanan menjadi alasan ibu melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan. Diperlukan komitmen/kebijakan yang mendukung persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan; pelatihan ANC terintegrasi; pemberdayaan masyarakat (pelaksanaan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, kelas ibu hamil, desa siaga dan PIS-PK).


Childbirth performed in health care facilities has been proven to reduce the risk of maternal death. Childbirth in health care facilities at Lamunti Health Center in 2017 is still low at 16.8%. This study aims to know the determinants and reasons for the use of childbirth in health care facilities by maternity in the working area of Lamunti Health Center 2017. The research method uses quantitative and qualitative combined methods. Bivariate analysis showed three related factors namely health insurance ownership, antenatal care and obstetric complications. Multivariate analysis showed two related factors, namely antenatal care and obstetric complications. Obstetric complications are the most dominant factor associated with the use of childbirth in health care facilities. The qualitative results found that there were still many people who did not yet have a BPJS card, the standard of antenatal care in the village was less than 10 T, the existence of obstetric complications was the reason for the mother giving birth in a health care facility. Commitments / policies are needed to support childbirth in health care facility; integrated ANC training; community empowerment (implementation of childbirth planning programs and prevention of complications; classes of pregnant women; alert villages and PIS-PK).

[Depok, Depok, Depok, Depok, Depok]: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Karnila
Abstrak :
Pendahuluan: Pemberian ASI ekslusif direkomendasikan hingga anak berusia 6 bulan. Kurangnya pemberian ASI ekslusif merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas bayi dan anak. Berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif diantaranya depresi, inisiasi menyusui dini, wilayah tempat tinggal, status bekerja dan status pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI ekslusif pada anak 0-5 bulan di Indonesia berdasarkan data SDKI 2017. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data berasal dari data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sampel penelitian ini adalah WUS yang melahirkan anak terakhir berumur 0-5 bulan berjumlah 1.266. Analisis data menggunakan regresi logistik untuk mengetahui prevalen odd rasio. Signifikansi dinilai dengan melihat rentang kepercayaan (confident interval) CI 95%. Hasil: Dari 1.266 responden diperoleh prevalensi depresi postpartum 10,2%, pemberian ASI ekslusif 67,1%. Hasil analisis menunjukan responden yang depresi berpeluang 0,762 kali (CI 95% 0,506 – 1,148) untuk tidak memberikan ASI ekslusif setelah dikontrol variabel inisiasi menyusui dini, status bekerja dan status pernikahan. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI ekslusif. Namun terdapat hubungan variabel lainnya dengan pemberian ASI ekslusif diantaranya variabel inisiasi menyusui dini, status bekerja dan status pernikahan. Kata kunci: Depresi postpartum, ASI ekslusif, regresi logistik, SDKI, Indonesia ......Background: Exclusive breastfeeding is recommended for children up to 6 months old. Lack of exclusive breastfeeding is a risk factor for infant and child morbidity and mortality. Various factors that influence exclusive breastfeeding include depression, early breastfeeding initiation, place of residence, work status and marital status. This study aims to determine the association between postpartum depression with exclusive breastfeeding for children 0-5 months in Indonesia based on Indonesian Demographic Health Survey 2017. Methods: Design study was cross-sectional and data was obtained from Indonesian Demographic Health Survey 2017. Sample was women childbearing age who gave birth to last child aged 0-5 months, total 1.266 respondents. Data were analysed using logistic regression to determine the prevalence odds ratio. Significant level was assessed by confident interval (CI) 95%. Results: From 1.266 respondents, the prevalence of postpartum depression was 10.2%, exclusive breastfeeding was 67.1%. The results of the analysis showed that depressed respondents had an odd 0.762 (95% CI 0.506 - 1.148) to not give exclusive breastfeeding after being controlled by early breastfeeding initiation, work status and marital status. Conclusion: There was no association between postpartum depression with exclusive breastfeeding. But there was a association between other variables with exclusive breastfeeding including variable early breastfeeding initiation, work status and marital status. Key words: Postpartum depression, exclusive breastfeeding, logistic regression, IDHS, Indonesia
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aryastuti
Abstrak :
Komplikasi persalinan merupakan penyebab langsung kematian maternal yang sebenarnya dapat dicegah melalui perawatan kehamilan yang baik. Peningkatan cakupan pemeriksaan kehamilan yang tidak diikuti dengan menurunnya komplikasi persalinan karena para ibu hamil belum sepenuhnya mendapatkan pelayanan yang sesuai standar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perawatan kehamilan dengan komplikasi persalinan pada ibu di Indonesia. Penelitian ini merupakan studi analitik menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian yaitu semua perempuan usia 15-49 tahun yang pernah melahirkan anak hidup maupun mati, tercakup dalam rumah tangga yang disurvei di 33 propinsi di Indonesia yang memenuhi kriteria sampel penelitian sebanyak 11.803 responden. Variabel yang diteliti adalah komplikasi persalinan, perawatan kehamilan, umur ibu saat melahirkan, pendidikan, paritas, jarak kelahiran, penolong persalinan, tempat persalinan, riwayat komplikasi kehamilan, riwayat komplikasi persalinan sebelumnya dan kehamilan kembar. Analisis menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian komplikasi persalinan di Indonesia antara kurun waktu tahun 2007-2012 sebanyak 49,2% dan prevalensi perawatan kehamilan yang buruk tidak sesuai standar sebanyak 91,2%. Ibu dengan perawatan kehamilan yang buruk berisiko 1,3 kali lebih tinggi mengalami komplikasi persalinan dibandingkan dengan ibu dengan perawatan kehamilan baik (OR: 1,3, 95% CI: 1,14-1,49). ......The complication that appears during delivery is the direct cause of maternal death which could be prevented through a better antenatal care. Improved antenatal coverage was not followed by decline of delivery complication since mothers/pregnant women has not been fully obtained adequate standard services. The purpose of this study to analyze the relationship between antenatal care with childbirth complications on mothers in Indonesia. This research is an analytical study uses data of Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) at year 2012 with cross-sectional design study. The research sample was all women aged 15-49 years who had given birth the child alive or dead, is included in the households surveyed in 33 provinces in Indonesia that meet the criteria of the study sample as many 11.803 respondents. Variables studied are childbirth complications, antenatal care, maternal age in childbirth, education, parity, preceding birth interval, birth attendence, place of delivery, a history of pregnancy complications, previous history of childbirth complications and multiple pregnancies. Analysis using multiple logistic regression. Results showed the prevalence of childbirth complications on mother's in Indonesia between the period of 2007-2012 as much as 49.2% and the prevalence of poor antenatal care (is not according to standards) as much as 91.2%. Mothers with poor antenatal care were 1,3 times higher risk for complications of childbirth compared with women with good antenatal care (OR: 1.3, 95% CI: 1.1 to 1.4).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatun Nazilah
Abstrak :
Penelitian ini menggunkan Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2012. Bertujuan untuk mengetahui kontribusi faktor ibu, bayi danakses pelayanan kesehatan ANC dan persalinan terhadap kematian neonatal diIndonesia. Desain dalam penelitian ini Crossectional dengan populasinya bayiyang lahir hidup pada tahun 2007 sampai tahun 2012 anak terakhir dari wanitausia subur 15-49 tahun di Indonesia dengan jumlah sampel 12.766. Hubunganditentukan dengan analisis multiple logistic regression. Hasil penelitian kontribusifaktor ibu kurang berisiko 2,6 kali dan faktor ibu buruk berisiko 2,5 kalidibandingkan faktor ibu baik setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan, statusekonomi, status pekerjaan dan wilayah tempat tinggal. Kontribusi faktor bayikurang berisiko 1,9 kali dan faktor bayi buruk berisiko 7,8 kali dibandingkanfaktor bayi baik setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan, status ekonomi, statuspekerjaan dan wilayah tempat tinggal. Kontribusi akses pelayanan kesehatan ANCdan persalinan kurang berisiko 1,8 kali dibandingkan akses pelayanan kesehatanbaik setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan, status ekonomi, status pekerjaandan wilayah tempat tinggal, akses pelayanan kesehatan buruk tidak ada pengaruhterhadap kematian neonatal. Menggerakkan continuum of care untuk calonpengantin, peningkatan program KB, dan peningkatan persalinan di fasilitaskesehatan. ...... This study uses Data Indonesia Demographic and Health Survey IDHS in 2012.The aims of this study to determine contribution Factors of maternal, infant andhealth care access antenatal care and childbirth of the Neonatal Death inIndonesia. Designs in this study was population Crossectional of infant born alivein 2007 until 2012 the last son of a woman of childbearing age 15 49 years inIndonesia with sample of 12 766. The relationship is determined by multiplelogistic regression analysis. Results of research contributing result less riskmaternal factors were 2.6 times and bad maternal risk factor of 2.5 timescompared to the maternal factors well after being controlled by the level ofeducation, economic status, employment status and region residence. Thecontribution factors babies less risk factor of 1.9 times and bad babies risk factorof 7.8 times compared to well after the baby factor controlled by the level ofeducation, economic status, employment status and region of residence. Thecontribution access to health services ANC and childbirth less risk than 1.8 timesbetter access to health care after being controlled by the level of education,economic status, employment status and region of residence, poor access to healthservices no effect on neonatal deaths. Moving the continuum of care for the bride,the increase in family planning programs, and an increase in childbirth in healthfacilities.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sukmawati Manti Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Kejadian anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan yang serius karena pengaruhnya terhadap kesehatan ibu dan anak yang dikandung. Anemia dapat mengakibatkan kelahiran premature, gangguan perkembangan janin, BBLR dan kematian ibu dan anak. Riskesdas 2013 mencatat prevalensi anemia ibu hamil sebesar 37,1%. Salah satu penyebab anemi dikarenakan rendahnya asupan zat besi yang dipengaruhi oleh pola makanan masyarakat Indonesia yang sebagian besar berasal dari sumber nabati. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat konsumsi zat besi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan studi cross sectional. Responden adalah 2013 ibu hamil trimester 2 dan 3 pengunjung Puskesmas Tirto I kabupaten Pekalongan. Pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner, food recall 1x24 jam, FFQ serta pengambilan data LILA dan kadar Hb. Data dianalisis dengan Cox Regression. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 112 orang (55,2%) yang mengalami anemia. Sebanyak 100 orang ibu hamil (49,3%) memiliki tingkat konsumsi zat besi kurang dan 103 ibu hamil (50,7%) memiliki tingkat konsumsi zat besi cukup. Konsumsi rata-rata zat besi/hari dari makanan adalah 22,98+9,8 mg/hari yang kurang dari rekomendasi AKG untuk ibu hamil. Tingkat konsumsi zat besi berhubungan signifikan dengan kejadian anemia ibu hamil (p<0,001; PR=2,466; CI 95%=1,829-3,325). Variabel lain yang berhubungan signifikan yaitu umur ibu hamil (PR=1,837; CI95%=1,509-2,237), jarak kelahiran (PR=1,714, CI 95% 1,085-2,709), LILA (PR=3,323; CI 95% 2,473-4,466), pengetahuan tentang anemia (PR=2,676, CI 95% 1,861-3,848), pola konsumsi protein nabati (PR=1,319, CI 95% 1,034-1,683), pola konsumsi pengikat zat besi (enhancer Fe) (PR=1,347, CI 95%1,045-1,735) dan konsumsi tablet tambah darah (PR=1,741, CI 95% 1,228-2,468). Hasil analisis multivariat diperoleh bahwa prevalens ibu hamil dengan tingkat konsumsi zat besi kurang beresiko 1,846 kali lebih tinggi (CI 95% 1,056 ? 3,564) untuk menderita anemia dibandingkan ibu hamil dengan tingkat konsumsi zat besi cukup setelah di kontrol oleh variabel LILA, pengetahuan tentang anemia dan konsumsi tablet tambah darah. Penelitian ini menyimpulkan tingkat konsumsi zat besi berhubungan dengan kejadian anemia ibu hamil. Oleh karena itu, diperlukannya perbaikan konsumsi anekaragam pangan yang diatur proporsinya, dalam jumlah yang cukup dan dilakukan secara teratur
ABSTRACT
Anemia in pregnancy is still serious health problem considering the impact to mother?s and baby?s health. Anemia could lead to preterm birth, abortus, baby?s development disorder, low birth weight, and mother and baby?s death. National health research in 2013 has resulted the prevalence of anemia among pregnant mother around 37,1%. One of contributive factors to anemia in pregnancy is the low iron intake which affected by most Indonesian consumption pattern with plants food (non-haem iron). This research is aimed to figure out the association between iron consumption level with anemia in pregnancy. Design study used in this research is cross sectional. Respondent are 203 pregnant women trimester 2 and 3 who had ANC in Tirto I primary health care. Data were collected through cohort registration (for middle upper arm circumference/MUAC and Hb) and interview using questionnaire food recall 1x24 hr and FFQ. Data is analyzed by Cox Regression. Result: as much 112 (55,2%) of 203 respondents were anemia. As much of 100 (49,3%) repsondents have low iron consumption level. Average iron consumption per day from meal is 22,98+9,8 mg/day which is still under the daily allowance intake recommendation for pregnant women. Iron consumption level is significantly associated to anemia in pregnancy (p<0,001; PR=2,466; CI 95%=1,829-3,325). Other variabels associated are age (PR=1,837; CI95%=1,509- 2,237), birth distance (PR=1,714, CI 95%=1,085-2,709), MUAC (PR=3,323; CI 95%=2,473-4,466), knowledge about anemia (PR=2,676, CI 95%=1,861-3,848), non-haem consumption pattern (PR=1,319, CI 95%=1,034-1,683), iron enhancer consumption pattern (PR=1,347, CI 95%=1,045-1,735) and iron tablet consumption (PR=1,741, CI 95%=1,228-2,468). Multivariate analysis showed that prevalens among pregnant women with low iron consumption level is 1,846 higher to suffer anemia than those with high iron consumption level after being controlled by MUAC, knowledge and Fe Tablet consumption. This research has concluded that iron consumption level is associated to anemia in pregnancy. Therefore, it?s important to have variety in food consumption, served in proper proportion and regular frequencies.
2016
T47075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulia Af`idah Cahyani
Abstrak :
Kejadian BBLR merupakan masalah kesehatan yang tidak dapat diabaikan karena berkontribusi besar terhadap kematian neonatal dan peka terhadap berbagai risiko jangka panjang pada kesehatan bayi. Salah satu faktor ibu yang dapat menimbulkan kehamilan risiko tinggi untuk BBLR adalah intensi kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensi kehamilan dengan kejadian BBLR berdasarkan data sekunder hasil SDKI 2012. Desain penelitian adalah cross sectional dengan sampel sebanyak 8922 merupakan ibu usia 15-49 tahun berstatus menikah, pernah melahirkan dalam kurun waktu 5 tahun (sebelum pengumpulan data SDKI 2012), kelahiran tunggal dan kondisi lahir hidup. Hasil penelitian mendapatkan proporsi BBLR sebesar 6.2%. Hasil analisis multivariat regresi logistik, setelah seluruh kategori dikontrol oleh variabel umur dan frekuensi ANC, kategori kehamilan diinginkan kemudian (mistimed) berisiko 1.055 kali untuk BBLR. Kategori kehamilan tidak diinginkan (unwanted) dimodifikasi oleh riwayat komplikasi, untuk responden kategori unwanted dan memiliki riwayat komplikasi berisiko lebih besar (1.158 kali) melahirkan bayi BBLR, untuk kehamilan unwanted dan tidak memiliki riwayat komplikasi mempunyai risiko lebih kecil (0.590 kali) melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan responden yang kehamilannya diinginkan dan tidak memiliki riwayat komplikasi (referensi). Namun, hasil akhir untuk kedua kategori intensi kehamilan tersebut menunjukkan hubungan yang tidak bermakna secara statistik.
The incidence of low birth weight (LBW) is a health problem that can not be ignored because it contributes greatly to neonatal mortality and is sensitive to long-term risks to infant health. One of the maternal factors that can lead to a high-risk pregnancy for LBW is the pregnancy intentions. This study aims to determine the association between pregnancy intentions and LBW based on secondary data from Indonesia Demographic And Health Survey 2012. The design of this study was cross sectional with 8922 samples of mothers aged 15-49 years married, had given birth within 5 years (before Indonesia Demographic And Health Survey 2012 data collection), single birth and live birth conditions. The result of the study obtained the proportion of LBW at 6.2%. Based on multivariate analysis of logistic regression, after all categories were controlled by ANC age and frequency variable, pregnancy category was then mistimed at 1,055 times for LBW. The unwanted pregnancy category was modified by a history of complications, for the unwanted category and had a history of complications having a greater risk (1,158 times) of delivering LBW, for unwanted pregnancy and no history of complications having a smaller risk (0.590 times) Compared with respondents with intended pregnancies and no history of complications (references). However, the final outcome for both categories of pregnancy intentions showed a statistically insignificant.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Khatimah
Abstrak :
Penyebab terbesar kematian ibu masih tetap sama yaitu perdarahan. Upaya untukmengendalikan terjadinya perdarahan yaitu dengan memperbaiki kontraksi danretraksi myometrium. Hormon oksitosin diketahui dapat memicu kontraksi ototpolos pada uterus sehingga akan terjadi involusi uterus dan mencegah terjadinyaperdarahan. Oksitosin dapat diperoleh dengan berbagai cara baik melalui oral,intranasal, intra-muscular, pemijatan yang merangsang keluarnya hormonoksitosin, dan melalui pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini IMD . Pada tahun2013 Sulawesi Selatan menempati posisi kedua cakupan IMD tertinggi diIndonesia dengan pelaksanaan IMD berkisar 42 . Penelitian ini bertujuan untukmengetahui perbedaan kadar hormon oksitosin pada ibu 2 jam post partum yangmenerapkan IMD di RSKDIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2017. Penelitian iniadalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalampenelitian ini adalah adalah ibu post partum yang melahirkan di RSKDIA SitiFatimah Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ibu yang IMDkadar hormon oksitosinnya akan lebih tinggi 35,90 pg/ml setelah dikontrolvariabel kecemasan, hisapan bayi dan dukungan keluarga. Pada ibu yang memilikikecemasan ringan kadar hormon oksitosinnya akan lebih tinggi 17,95 pg/mlsetelah dikontrol variabel IMD, hisapan bayi dan dukungan keluarga. Pada ibuyang hisapan bayinya efektif kadar hormon oksitosinnya akan lebih tinggi 7,26pg/ml setelah dikontrol variabel IMD, kecemasan dan dukungan keluarga danpada ibu yang mendapatkan dukungan keluarga kadar hormon oksitosinnya akanlebih tinggi 11,98 pg/ml setelah dikontrol variabel IMD, kecemasan dan hisapanbayi. Perlu meninjau kembali kebijakan pelaksanaan IMD dengan lebihmemperhatikan kualitas pelaksanaan tidak berfokus pada waktu tapi berfokuskepada kepuasaan bayi.
The greatest cause of maternal death remains the same is bleeding. Efforts tocontrol the occurrence of bleeding is to improve contraction and retraction ofmyometrium. The hormone oxytocin is known to trigger smooth musclecontraction in the uterus so that there will be involution of the uterus and preventthe occurrence of bleeding. Oxytocin can be obtained by various means eitherthrough oral, intranasal, intra muscular, massage that stimulates the release ofoxytocin hormone, and through the implementation of Early InitiationBreastfeeding. In 2013 South Sulawesi ranked second highest IMD coverage inIndonesia with IMD implementation ranging from 42 . This study aims todetermine differences in hormone levels of oxytocin in the mother 2 hours postpartum that implements IMD in RSKDIA Siti Fatimah Makassar in 2017. Thisresearch is a quantitative research with cross sectional design. The population inthis study is the post partum mother who gave birth in RSKDIA Siti FatimahMakassar. The results showed that in mothers with IMD their hormone oxytocinlevels would be higher 35.90 pg ml after controlled for anxiety, infant suckingand family support variables. In mothers who have mild anxiety, their hormoneoxytocin levels will be higher at 17.95 pg ml after controlled for IMD variables,baby sucking and family support. In mothers with effective baby sucking theirhormone oxytocin levels will be higher 7.26 pg ml after controlled for IMDvariables, anxiety and family support and in mothers who get family support thehormone oxytocin levels will be higher 11.98 pg ml after controlled variablesIMD , Anxiety and baby sucking. Need to review IMD implementation policywith more attention to implementation quality not focused on time but focusing onbaby satisfaction.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Bestari
Abstrak :
Resiko penularan HIV dari Ibu ke bayi dinegara berkembang meningkat cepatdisebabkan oleh minimnya akses intervensi. Di Indonesia sendiri kasus HIV semakinmeningkat ditiap tahunnya dan kasus HIV banyak terjadi di usia produktif dimana padausia ini banyak terdapat ibu hamil yang sangat rentan untuk dapat menularkan HIVkepada bayinya. Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi yang sangat dekatdengan negara tetangga Singapura dan Malaysia , sehingga merupakan daerah yangsangat rentan untuk terjadinya penularan HIV/AIDS. Oleh sebab itu, perlu dilakukanupaya untuk pencegahan penyebaran penularan HIV/AIDS lebih luas terutama pada ibuhamil melalui program Pencegahan Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak PPIA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu hamil dalam pencegahanpenularan HIV dari Ibu ke Anak PPIA di Kota Tanjungpinang. Desain penelitianadalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel merupakan ibu hamilyang datang ke puskesmas berjumlah 130 responden. Variable yang diteliti yaitu umur,tingkat pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, dukunganpetugas kesehatan, dukungan suami dan keterpaparan informasi. Variabel tersebutdiukur dengan menggunakan kuisioner yang diolah hingga multivariat denganmenggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis univariat didapatkan bahwa ratarataibu yang berkunjung ke puskesmas mempunyai perilaku buruk sebesar 56,2. Hasil uji chi-square didapatkan hasil bahwa yang berhubungan dengan perilaku ibuhamil dalam pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak PPIA yaitu sikap ibu,keterpaparan informasi kesehatan dan dukungan petugas kesehatan. Variabel yangpaling dominan mempengaruhi perilaku ibu adalah dukungan dari tenaga kesehatandengan nilai OR= 6,420 yang artinya Ibu yang mendapat dukungan dari petugaskesehatan akan berperilaku baik 6,240 kali lebih besar dibandingkan Ibu hamil yangtidak mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan, setelah dikontrol oleh variablependidikan, sikap dan keterpaparan informasi. Direkomendasikan kepada DinasKesehatan dan Puskesmas agar dapat meningkatkan upaya promosi kesehatan tentangHIV/AIDS dan meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi KIE serta konselingtentang HIV/AIDS kepada ibu hamil agar ibu hamil mau melakukan pemeriksaan HIVselama kehamilan. ......The risk of HIV transmission from mother to baby in developing countries is increasingrapidly due to lack of access to intervention. In Indonesia, HIV cases are increasingevery year and HIV cases occur in productive age which many pregnant women rsquo s veryvulnerable to be able transmitting HIV to their babies. Riau Islands province is aprovince that very close to neighboring countries Singapore and Malaysia , so it is avery vulnerable area for the occurrence of HIV AIDS transmission. Therefore, effortsshould be made to prevent HIV AIDS spread more widely, especially for pregnantwomen through the program Prevention of HIV AIDS from the mother to child PPIA. This study aims to determine the behaviour of pregnant women in prevention ofHIV transmission from mother to child PPIA in Tanjungpinang City. This studydesign is cross sectional with quantitative approach. Samples are pregnant women whocame to the health centers amounted to 130 respondents. The variables studied wereage, education level, marital status, occupation, knowledge, attitude, health officersupport, husband support and information exposure. The variables were measured usinga multivariate treated questionnaire using multiple logistic regression tests. The result ofunivariate analysis showed 56,2 average of mothers who visited Primary HealthCentre had bad behaviour. The result of chi square test showed that related to pregnantwoman rsquo s behaviour in prevention of HIV AIDS from the mother to child PPIA ismother attitude, health information exposure and health officer support. The mostdominant variable that influence mother behaviour is support from health manpowerwith OR 6,420 which means that mother who get support from health officer willbehave better 6,240 times bigger than mother who do not get support from healthworker, after controlled by education variable, attitude and information exposure. It isrecommended for Health Department and Primary Health Centre to improve healthpromotion efforts on HIV AIDS and improve communication, information, andeducation IEC and HIV AIDS counseling to pregnant women so then that pregnantwomen are willing to perform HIV test during pregnancy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Legina Anggraeni
Abstrak :
Doula adalah seseorang yang terlatih dan tersertifikasi untuk melakukan pendampingan kepada ibu selama hamil, bersalin dan pasca persalinan. Doula memberikan dukungan kepada ibu dengan tujuan agar ibu siap secara fisik dan psikologis dalam menghadapi kehamilan dan persalinannya kelak. Salah satu manfaat penggunaan jasa doula adalah meningkatkan akses pelayanan kesehatan. Angka bersalin oleh dukun di beberapa wilayah Kota Bogor masih cukup tinggi. Diharapkan dengan adanya adaptasi konsep doula (pendamping persalinan) di Kota Bogor dapat meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi dukungan yang doula berikan kepda ibu selama proses pendampingan dan membandingkannya dengan program penyelamatan maternal (motivator KIA) di Kota Bogor. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam. Informan pada penelitian ini adalah doula, penyedia jasa doula, ibu hamil dan suami yang menggunakan jasa doula yang ada di wilayah Jakarta. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat,Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Kota Bogor, Bidan Koordinator PONED Puskesmas Cipaku, kader dan dukun bayi (paraji) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cipaku. Hasil penelitian ini menunjukan dukungan yang diberikan doula kepada kliennya meliputi pemberian motivasi, afirmasi (sugesti) positif, pemberian pujian, dukungan jasa, waktu, menyusun brith plan, pemenuhan nutrisi, aktivitas fisik dan melakukan disukusi bersama. Perbedaan antara konsep dukungan doula dengan program penyelamatan ibu (motivator KIA) hanyalah pada segi dukungan secara mental dan psikologis. SDM yang tepat untuk melakukan program pendampingan persalinan di Kota Bogor adalah kader dan dukun paraji, sedangkan uang transport yang diberikan dapat dialokasikan dari APBD dan BOK. ......Doula is a trained and certified person to assist mother during pregnancy, childbirth and postpartum. Doula provides support to the mother with the aim that mothers are physically and psychologically ready in the face of pregnancy and childbirth someday. One of the benefits of using doula services is improving access to health services. Birth rate by shamans (paraji) in some areas of Bogor is still quite high. It is expected that with the adaptation of doula concept (birth attendant) in Bogor City can increase the coverage of delivery by health personnel. This study aims to find out the support that doula give kepda mother during the mentoring process and compare it with the program of maternal rescue (motivator KIA) in the city of Bogor. This research method using qualitative approach with data collection through observation and in-depth interview. Informants in this study were doula, doula service providers, pregnant women and husbands using doula services in the Jakarta area. Head of Public Health Section, Head of Family Health Section of Bogor, Midwife Coordinator of PONED, cadre and shamans "paraji" in Cipaku Public Health Service. The results of this study show that the support given by the doula to the client includes motivation, positive affirmation, praise, service support, time, brith plan, nutritional fulfillment, physical activity and joint engagement. The difference between the concept of doula support and the mother's rescue program (maternal and child health motivator) is only in terms of mental and psychological support. The right human resources to conduct mentoring programs in Bogor are cadres and paraji shamans, whereas the given transport money can be allocated from APBD and BOK.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>