Manusia dianugerahi indra penciuman oleh Tuhan untuk merasakan suatu bau dan aroma yang dengan cara menghirupnya. Aroma merupakan substansi pengisi suatu ruang yang kehadirannya dampat mempengaruhi manusia dalam mengalami ruang itu sendiri. Aroma yang terekspansi pada ruang dapat membentuk suatu batasan yang invisible. Aroma yang menyebar menjauhi sumbernya memiliki tingkat kepekatan yang berbeda-beda karena adanya interaksi dengan aroma lain di udara. Dengan kondisi demikian, aroma menyebabkan adanya suatu intangible boundary. Batasan tak kasat mata yang menjadi bagian dari atmofer ruang ini mengakibatkan manusia dapat mengidentifikasi serta, memahami bahasa dan karakter suatu ruang sehingga membentuk persepsinya terhadap ruang itu sendiri.
Observasi ini akan membahas mengenai eksistensi aroma kopi yang berperan dan berpengaruh pada manusia dalam mengalami ruang serta menciptakan intangible boundary bagi manusia. Sebagai salah satu material yang menghasilkan suatu aroma, penulis memilih kopi sebagai sumber aroma itu sendiri dan biasanya terdapat pada kedai kopi. Coffeeshop yang dibahas pada studi kasus Penelusuran ini merupakan kedai Kopi Kenangan cabang Cilandak Town Square (Citos), Jakarta. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui respon manusia serta dampak adanya aroma kopi yang hadir berupa intangible boundary pada ruang kedai kopi dan area sekitarnya tersebut dengan melalui wawancara, observasi langsung, dan analisis ulasan pengunjung.
Humans are given the sense of smell from God to feel the smell and aroma by inhaling-exhaling process. The aroma is a substance that fills a space that is able to affect humans experience in said space. Aroma expanded in space can form an invisible boundary. The aroma that spreads away from the source has a different level of density caused by interactions with other scents in the air. Based on this conditions, the aroma causes the existence of intangible boundaries. The invisible boundaries as part of the spaces atmosphere contributes in how humans are able to identify and understand the language and character of a space, resulting in a perception formed on those spaces.
This thesis will discuss the existence of the aroma of coffee which contributes to how human experience and understand space as well as forming intangible boundaries for humans. As one of the ingredients that produce aroma, the author chooses coffee as the source of the aroma usually present in coffee shops. The coffee shop used as the thesis case study is Kopi Kenangan Coffee Shop at Cilandak Town Square (Citos), Jakarta. This writing aims to find out human responses and the aroma of the presence of coffee that is present is an intangible boundary in the coffee shop room and the surrounding area with interviews, direct observation, and analysis of visitor reviews.
"Dalam perancangan sebuah interior toko retail, penting bagi sebuah perusahaan untuk menciptakan sebuah ruang yang dapat menarik perhatian pengunjung. Brandscaping, sebuah metode perancangan interior yang melibatkan proses desain branding visual sebuah perusahaan dari dua dimensi menjadi tiga dimensi yang hadir dalam ruang, berperan sebagai salah satu cara untuk menciptakan pengalaman ruang yang baru yang dapat mempengaruhi cara pandang pengunjung terhadap perusahaan secara emosional, serta meningkatkan kemungkinan pengunjung untuk melakukan transaksi jual-beli.
Dalam proses brandscaping, tipografi hadir sebagai bagian dari elemen sebuah branding visual perusahaan dan dapat mengkomunikasikan serta mempengaruhi tingkah laku dan pikiran pengunjung di dalam sebuah ruang toko retail melalui pengalaman ruang. Berdasarkan studi kasus, faktor jenis, ukuran, serta warna sebuah elemen tipografi akan menentukan mudah atau tidaknya pengunjung sebuah toko retail dalam membaca dan menyerap informasi, serta mempengaruhi keefektifan peran tipografi dalam sebuah pengalaman ruang tersebut.
When designing an interior space of a retail store, a company needs to create a space that can attract a customer’s attention. Brandscaping, a method that involves processing a company's visual branding design from two dimensional to three dimensional and existing spatial element, serves as a way to create a new spatial experience that affects how a customer views the company emotionally, and increase the likelihood of a said customer to execute transactions.
Through brandscaping, typography exists as part of a company's visual branding element, to communicate and influence the thoughts and behavior of a customer in a retail store through spatial experience. Based on the case study, type, size, and color of a typographic element will determine whether or not the customer of a retail store can easily read and absorb the information, and can affect the effectiveness of typography in spatial experience.
"