Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Dhea Shavira
"
ABSTRAKEmotional eating merupakan kecenderungan seseorang untuk makan secara berlebih dalam menanggapi emosi negatif. Kecenderungan emotional eating erat hubungannya dengan konsumsi makanan tinggi gula, garam dan lemak, makanan bertekstur renyah, dan minuman berpemanis. Apabila pola konsumsi ini dilakukan secara terus menerus, akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan Diabetes Mellitus tipe II. Kecenderungan emotional eating dapat terjadi karena berbagai faktor seperti tingkat stres, stresor perkuliahan, status gizi, dan eating dysregulation. Untuk melihat hubungan emotional eating dengan faktor-faktor tersebut dilakukan penelitian cross-sectional pada mahasiswi S1 Reguler FKM UI. Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan dengan metode stratified random sampling. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu uji chi square dan uji t independen. Hasil uji t independen menunjukkan adanya perbedaan rata-rata yang signifikan skor eating dysregulation berdasarkan kecenderungan emotional eating (p value = 0.011). Pada penelitian ini, tidak ada perbedaan proporsi yang signifikan kejadian emotional eating berdasarkan status gizi, namun ditemukan bahwa variabel eating dysregulation juga dapat menjadi variabel confounding yang mempengaruhi hubungan antara status gizi dengan emotional eating (p value = 0.035)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sihombing, Romauli
"Emotional eating merupakan kecenderungan mengkonsumsi makanan secara belebih sebagai respon terhadap emosi negatif. Emotional eating dapat menyebabkan obesitas, eating disorder, diabetes melitus, dan penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres, jenis kelamin, premenstrual syndrome (PMS), aktivitas fisik, citra tubuh, harga diri, kualitas tidur, penggunaan media sosial, tempat tinggal, dan culture shock dengan perilaku emotional eating pada mahasiswa UI angkatan 2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2023 melaui kuesioner online, dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan menggunakan chi-square dan uji t-independent. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebanyak 19% responden mengalami emotional eating. Terdapat hubungan yang signifikan antara emotional eating dengan stres (p-value = 0,003), dan terdapat perbedaan rata-rata skor citra tubuh yang signifikan pada kelompok dengan dan tanpa emotional eating (p-value = 0,005). Pada penelitian ini, terdapat 7 variabel yang berhubungan signifikan dan 3 varibel yang tidak berhubungan signifikan dengan perilaku emotional eating. Harapannya mahasiswa UI maupun kelompok usia dewasa muda mampu memperhatikan jenis stressor yang dialami dan mencari coping stres yang sesuai dengan karakteristik masing-masing individu.
Emotional eating is the tendency to overeat in response to negative emotions. Emotional eating can lead to obesity, eating disorders, diabetes mellitus, and cardiovascular disease. This study aims to look at the relationship between stress, gender, premenstrual syndrome (PMS), physical activity, body image, self-esteem, sleep quality, social media use, residence, and culture shock with emotional eating behavior in UI student batch 2022. This study uses a quantitative approach with a cross-sectional design. Data collection was carried out in June 2023 through an online questionnaire, with purposive sampling technique. Data analysis was performed using chi-square and independent t-test. The results of this study showed that 19% of respondents experienced emotional eating. There is a significant relationship between emotional eating and stress (p-value = 0.003), and there is a significant difference in average body image scores in groups with and without emotional eating (p-value = 0.005). In this study, there are 7 variables that are significantly related and 3 variables that are not significantly related to emotional eating behavior. It is hoped that UI students and young adults will be able to pay attention to the types of stressors experienced and find stress coping that suits the characteristics of each individual."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adinda Safira Salsabiela
"Emotional eating didefinisikan sebagai kecenderungan untuk mengonsumsi makanan yang umumnya tinggi gula, garam, dan lemak, secara berlebih, sebagai respons atas emosi negatif yang dirasakan. Emotional eating yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko terjadinya perilaku makan menyimpang seperti bulimia nervosa dan binge-eating disorder, obesitas, penyakit kardiovaskuler, serta diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi stres, kecemasan, stresor perkuliahan, penggunaan media sosial, riwayat terkonfirmasi positif COVID-19 pada individu dan anggota keluarga, serta mindfulness dengan kejadian emotional eating pada 106 mahasiswi tingkat akhir S1 Reguler Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia selama pandemi COVID-19. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 20,8% responden mengalami emotional eating. Terdapat perbedaan rata-rata skor yang signifikan antara penggunaan media sosial (p-value = 0,029) dan observing facet (p-value = 0,032) terhadap emotional eating. Individu dapat lebih mengenali pemicu dan coping strategies yang tepat untuk mengatasi emosi negatif, menggunakan media sosial secara bijak, serta menerapkan mindful eating. Pemerintah dapat lebih meningkatkan dukungan dan kolaborasi untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu gangguan perilaku makan di masyarakat. Departemen Gizi FKM UI diharapkan dapat mencantumkan skrining perilaku makan menyimpang dalam salah satu aspek pengkajian riwayat asupan pada “Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)”.
Emotional eating is defined as the tendency to excessively consuming food which often high in sugar, salt, and fat levels in response to negative emotions. Uncontrolled emotional eating will increase the risk of eating disorders such as bulimia nervosa and binge-eating disorder, obesity, cardiovascular diseases, and type II diabetes. This study aims to find out about the relationship between perceived stress, anxiety, academic stressors, social media engagement, COVID-19 infection history, and mindfulness with emotional eating among 106 final year undergraduate female students of the Faculty of Public Health Universitas Indonesia during the COVID-19 pandemic in 2021. This cross-sectional quantitative study shows that there are about 20,8% of respondents who has an emotional eating tendency. There are significant differences between social media engagement (p-value = 0,029) and observing facet (p-value = 0,032) with emotional eating. Young adults should discover more about their triggers and positive coping strategies, use social media wisely, and eat mindfully. The government should enhance their supports and collaborations to raise awareness about the disordered eating behavior in the population. The Nutrition Department of FPH UI is suggested to include the “eating disorders screening” in the dietary history assessment aspect of the “Nutrition Care Process (NCP)”."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Syifa Nur Hanifah
"Motif pemilihan makanan berkaitan dengan pemilihan makanan serta asupan yang berkorelasi terhadap risiko kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Motif pemilihan makanan merupakan hal kompleks, multifaktoral, dan dapat berubah dari orang ke orang lainnya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motif pemilihan makanan pada mahasiswa S1 Univeristas Indonesia tahun angkatan 2018 selama pandemi COVID-19. Total responden pada penelitian ini yaitu 305 mahasiswa/i S1 Universitas Indonesia tahun angkatan 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motif utama pemilihan makanan pada mahasiswa S1 Universitas Indonesia tahun angkatan 2018 selama pandemi COVID-19 adalah harga (m = 3,44). Faktor pengetahuan gizi, stres, sosial ekonomi, dan paparan media sosial memiliki hubungan yang bermakna (p-value <0,05) dengan motif pemilihan makanan pada mahasiswa S1 Univeristas Indonesia tahun angkatan 2018 selama pandemi COVID-19. Sementara, faktor jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang bermakna (p-value >0,05) dengan motif pemilihan makanan.
Food choice motives is related to food selection and intake which is correlated with health risks, both short and long term. Food choice motives are complex, multifactorial, and can change from person to person. This study is a quantitative study with a cross-sectional design to determine factors related to food choice motives for undergraduate students at the University of Indonesia batch 2018 during the COVID-19 pandemic. Total respondents in this study were 305 undergraduate students at the University of Indonesia batch 2018. The results of this study indicate that hat the main food choice motives for undergraduate students at Universitas Indonesia batch 2018 during the COVID-19 pandemic are price (m = 3.44). Knowledge of nutrition, stress, socio-economic, and exposure to social media have a significant relationship (p-value <0,05) with food choice motives for undergraduate students at the University of Indonesia batch 2018 during the COVID-19 pandemic. Meanwhile, gender did not have a significant relationship (p-value > 0.05) with the food choice motives."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library