Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuraiza Meutia
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Bertambah atau berkurangnya berat badan terjadi akibat perubahan pada keseimbangan energi tubuh. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal ini adalah adanya perubahan pada nafsu makan. Bagian tubuh yang dipahami sebagai pusat pengaturan nafsu makan adalah hipotalamus. Hipotalamus menerima berbagai sinyal dari dalam dan luar tubuh untuk menimbulkan respon perubahan nafsu makan. Pegagan merupakan salah satu tanaman yang secara tradisional disebutkan dapat meningkatkan nafsu makan. Qfeh karena itu permasaiahannya adalah apakah benar pegagan dapat meningkatkan nafsu makan, dan dengan mekanisme yang bagaimana.
Pada penelitian ini diamati efek pegagan terhadap nafsu makan melalui parameter-parameter jumlah asupan makanan dan pertambahan berat badan. Dan untuk menjajaki mekanisme yang mungkin terjadi sebagai sinyal yang mempengaruhi nafsu makan, diperiksa kadar glukosa darah dan kadar hormon ghrelin.
Hewan coba yang digunakan adalah tikus Wistar jantan dengan berat 141,2 t 12,7 gram. Penelitian dibuat 2 kelompok yaitu : kelompok kontrol dengan pemberian cekokan aquades selama 2 minggu ( n = 14 ) dan kelompok uji dengan pemberian cekokan ekstrak pegagan selama 2 minggu (n = 14 ).
Hasil dan Kesimpulan : Dari hasil pengamatan didapatkan jumlah asupan makanan kelompok kontrol ( MBK = 8,28 ± 0,76 gr vs MSK = 8,05 ± 0,83 gr, T-test, p > 0,05 ). Pada kelompok uji didapat ( MBu = 8,21 ± 1,38 gr vs MSu = 8,05 ± 0,73, T-test, p > 0,05 ). Pengamatan terhadap kenaikan berat badan antara kelompok kontrol dan kelompok uji didapat ( PBK = 16,26 ± 5,24 gr vs PBu = 13,22 ± 8,06 gr, T-test, p > 0,05 ). Pengamatan terhadap kadar glukosa darah pada kelompok kontrol dan kelompok uji didapat ( KGDK = 119,21 ± 17,91 mg/di vs KGDu = 166,86 ± 54,85 mgldl, T-test, p < 0,05 ). Pengamatan terhadap kadar ghrelin plasma darah pada kelompok kontrol dan kelompok uji didapat (GK = 2,483 ± 0,507 nglml vs Gu = 2,126 ± 0,347 nglml, T-test, p < 0,05 ).
Hasil analisa menunjukkan bahwa jumlah asupan makanan rata-rata kelompok kontrol dan kelompok uji menunjukkan adanya penurunan tetapi tidak bermakna secara statistik (p > 0,05). Pada kedua kelompok terjadi pertambahan berat badan karena hewan coba yang digunakan masih pada usia pertumbuhan, dan pertambahan yang terjadi antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna secara statistik ( p > 0,05 )Sedangkan hasil analisa terhadap kadar glukosa darah menunjukkan adanya peningkatan dan bermakna secara statistik ( p 0,05 ). Dan untuk kadar ghrelin plasma menunjukkan penurunan dan bermakna secara statistik ( p < 0,05 )."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T 13660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Suraya
"Musik dapat mempengaruhi emosi dan beberapa fungsi tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pajanan musik rock terhadap nafsu makan pada tikus galur Wistar jantan dengan metode eksperimental. Selama 15 hari, tikus diberi pajanan musik rock selama empat jam per hari, dan diukur jumlah makanan yang dikonsumsi tiap tiga hari. Data dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan dan didapatkan bahwa pajanan musik rock secara signifikan berhubungan dengan perubahan nafsu makan pada tikus galur Wistar; nilai p = 0,007. Kesimpulannya, Pajanan musik rock selama empat jam dalam waktu 15 hari berpengaruh terhadap peningkatan nafsu makan tikus galur Wistar.

Music affects emotion and some body functions. The aim of this research is to know whether rock music exposed to Wistar-strained rats is linked to their appetite using experimental method. Each rat was exposed to rock music four hours a day in 15 consecutive days and measured for their food consumption every three day. The data were analyzed statistically with independent-t test. In conclusion, rock music was significantly linked to the change of appetite on Wistar-strained rats; p value: 0.007. Rock music exposure to Wistar-strained rats for four hours in 15 consecutive days resulted in the increase of their appetite."
2009
S09046fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Rapih Astuti Natsir
"Musik klasik diduga memengaruhi fisiologis modulasi melalui nafsu makan. Namun, belum ada penelitian yang secara langsung membahas efek musik klasik terhadap nafsu makan. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental pada 36 tikus galur wistar dewasa dibagi dalam dua kelompok. Satu kelompok tikus dipajankan musik klasik selama lima belas hari dan kelompok lainnya tidak dipajankan musik. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna rerata jumlah makanan yang dikonsumsi perhari antara kedua kelompok (p = 0,148). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tidak terdapat hubungan antara pajanan musik klasik dan nafsu makan pada tikus galur Wistar.

Classical music is hypothesized influence physiology through appetite modulation. But, there hasn`t been a study directly investigating the effect of classical music on food appetite. This study was conducted experimentally to 36 adult Wistar-Strained rats into two groups. One group rats was exposed to classical music for fifteen days and other group didn`t get music exposure. The result showed no significant difference on mean of food consumed per day between two groups (p = 0,148). The conclusion of this study is that there is no association between classical music exposure and food appetite in Wistar-Strained rats."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S09135fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Okatiranti
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pegagan pada ketahanan mukosa Iambung (gastroprotektif) tikus yang mengalami stres immobilisasi baik secara makroskopik dengan parameter luas ulkus dan skor perdarahan dan secara mikroskopik parameter edema, infiltrasi leukosit, dan nekrosis jaringan Iambung tikus.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo,
dilakukan dengan 5 kelompok perlakuan dengan 6 ulangan. Kelompok I adalah kelompok kontrol diet normal, kelompok Il kelompok kontrol diet normal dicampur pegagan 1 gr/kg bb hari, kelompok Ill adalah kelompok kontrol tikus yang mengalami stres immobilisasi tanpa
pemberian pegagan sebelumnya, Kelompok IV dan V adalah kelompok yang sebelumnya mendapat diet pegagan selama 3 hari sebelum stres immobilisasi dengan konsentrasi pegagan 0,5 gr/kg bb hari dan 1,0 gr/kg bb hari.
Hasil pengamatan makroskopis menunjukkan bahwa Iuas ulkus dan skoring, perdarahan kelompok I, Il, III, terdapat perbedaan yang bemakna dan dibuktikan secara mikroskopik untuk parameter edema, infilrasi leukosit dan nekrosis juga rerdapat perbedaan yang bermakna. Sedangkan untuk kelompok III, IV dan V secara makroskopik Iuas ulkus
dan skoring perdarahan tidak ada perbedaan yang bermakna dan dibuktikan dengan pengamatan parameter inflamasi, (edema, infiltrasi leukosit dan nekrosis) juga tidak terdapat perbedaan yang bermakna.
Stres immobilisasi dapat menyebabkan ulkus lambung, sedangkan pada
penelitian ini terlihat bahwa efek gastroprotektif pegagan pada kondisi stres immobilisasi menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna walaupun ada penurunan dari parameter luas ulkus, skoring perdarahan dan parameter proses inflamasi dibandingkan dengan kontrol."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T16241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendy Kristyanto
"Musik dapat memodulasi emosi melalui pengeluaran neurohormon. Modulasi ini berakibat pada perubahan masukan dan penggunaan energi sehingga berpengaruh terhadap berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pajanan musik rock terhadap berat badan tikus galur Wistar. Kelompok variabel diberi pajanan musik rock selama empat jam dalam 15 hari. Tiap tiga hari berat badan tikus ditimbang. Data tersebut dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan. Didapatkan bahwa pajanan musik rock secara signifikan meningkatkan berat badan tikus (P=0,028). Pajanan musik rock selama empat jam dalam 15 hari meningkatkan berat badan tikus galur Wistar.

Music can modulate emotion through neurohormones secretion. This modulation affects energy input and output, and thus body weight. This research aimed to know whether rock music influenced rats’ body weight. The variable group was exposed to rock music for four hours in 15 consecutive days. Every three days, rats’ body weight was measured. The data were analyzed using unpaired-t test. This study resulted in that rock music significantly increase rats’ body weight (P=0.028). Rock music exposure to Wistar-strained rats for four hours in 15 consecutive days resulted in the increase of their body weight."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Stefanus
"Stroke memiliki insiden yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, dengan gejala sisa terutama berupa hemi/paraplegia. Obat konvensional yang dipakai untuk pengobatan stroke relatif mahal dan memiliki banyak efek samping. Ekstrak air akar dari tanaman akar kucing (Acalypha indica Linn.) dipercaya masyarakat dapat mengatasi gejala hemi/paraplegia. Akar kucing memiliki efek antiradang, diuretik, antibiotik, laksatif, hemostasis, antidiabetes, dan menurunkan asam urat. Sampai saat ini, belum ada uji mengenai efek ekstrak air akar dari tanaman akar kucing tersebut, baik in vitro, eks vivo, maupun in vivo (uji praklinik) sebagai neuroterapi. Oleh karena itu, akan dilakukan uji efek neuroterapi ekstrak akar air dari Acalypha indica Linn. secara eks vivo. Penelitian eksperimental ini menggunakan sampel otot gastroknemius katak Bufo melanostictus Schneider. Pertama-tama setiap sampel direndam dengan ringer selama 10 menit, dicatat kontraksinya, kemudian dibilas. Selanjutnya direndam dengan pankuronium bromida 2 mg selama 10 menit, dibilas, saraf dirangsang dan dicatat kontraksinya.
Sampel kemudian direndam ekstrak air akar Acalypha indica Linn. dengan dosis 5 mg dan 10 mg selama 10 menit, saraf dirangsang dan dicatat kontraksinya. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah aktivitas listrik otot katak seperti jumlah dan lama repolarisasi, depolarisasi, flat, dan amplitudo setelah distimulasi. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji Anova satu arah. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbaikan pada lama depolarisasi pada kelompok dosis 5 mg dan 10 mg (p=0,941) dan lama repolarisasi pada kelompok dosis 10 mg (p=0,657), walaupun hasil ini secara statistik tidak signifikan.

Stroke incidence is likely to increase over time, with hemi/paraplegia as the common symptoms after stroke. Conventional drugs use for treatment of stroke is relatively expensive and have many side effects. People believed that extract water from the root of Acalypha indica Linn. can overcome the symptoms of hemi/paraplegia. Acalypha indica Linn. have the effect anti-inflammation, diuretics, antibiotics, laxative, hemostatis, anti-diabetic, and anti-urosemic. Until now, there has been no test of the effect of water extract from the roots of Acalypha indica Linn. both in vitro, ex vivo or in vivo (preclinical trial) as neurotherapy.
Therefore, a test will be conducted to test the neuro-therapy effect of water extract from the roots of Acalypha indica Linn. ex vivo. M. gastrocnemius of frog Bufo melanostictus Schneider used in this experimental study as a sample. First each sample soaked with the ringer for 10 minutes, and the contraction is recorded, then rinsed. Second sample soaked with pancuronium bromide 2 mg for 10 minutes, rinsed, nerve stimulated, contraction recorded then rinsed. Then sample soaked with extract with dose of 5 mg and 10 mg for 10 minutes, nerve stimulated and contraction recorded. Parameters measured in this study were electrical activities of frog muscle, such as amount and duration of repolarization, depolarization, flat (resting potential), and amplitude after stimulation. Data are analyzed statistically with the one way Anova test. Results of this study indicate the improvement in the long depolarization in the 5 mg and 10 mg dose group (p=0.941) and long repolarization in the 10 mg dose group (p=0,657), although these result is not statistically significant.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Sufiandi
"Tesis ini akan membahas karakterisasi absorbansi darah pada rentang 190 sampai dengan 1100 nm per 10 nm pada pasien demam dengue dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Data numerik yang diperoleh kemudian dilakukan pengenalan pola karakteristiknya menggunakan kecerdasan buatan. Hasil yang diperoleh menggambarkan karakteristik yang berbeda antara rentang 190 s/d 380 dan 610 s/d 1100 nm dengan 400 s/d 600 nm. Data numerik absorbansi 400 s/d 600 nm diproses dengan metoda self organizing maps menunjukan kestabilan hasil walaupun tingkat pengenalannya masih rendah.

This thesis is describing characterization of blood absorbance in range of 190 through 1100 nm per 10 nm of dengue fever patient using UV-Vis spectrophotometer. Collected numerical data is processed by pattern recognition using artificial intelligence. Result shown that characteristics between 190-380 nm and 610?1100 nm differ from 400 nm?600 nm. 400 - 600 nm absorbance numerical data processed using self organizing maps showing output of recognition stability, even degree of recognition was still low."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Kamelia
"Terhambatnya perkembangan otak dan saraf merupakan problem kesehatan, diperkirakan mencapai 17% dari seluruh populasi. Dampaknya dapat menurunkan fungsi kognitif/daya ingat. Dasar patologi penurunan fungsi kognitif antara lain disebabkan oleh berkurangnya sinaps, neuron, neurotransmitter dan jejaring saraf. Hal ini berkaitan dengan sinyal-sinyal penting seperti faktor neurotrofik, neurotransmitter dan hormon.
Pegagan (Centella asiatica) telah lama digunakan secara empiris untuk memperbaiki daya ingat. Hasil penelitian secara in vivo pemberian pegagan dapat meningkatkan level GABA(Gamma aminobutyric acid) di otak. Pengaruh pegagan pada BDNF(Brain derived neurotrophic factor) belum pemah diteliti, namun menurut Obrietan dkk stimulasi GABA dapat meningkatkan ekspresi BDNF melalui jalur MAPK-CREB (mirogen ocrivated prorein kinase-cyclic AMP response element binding protein).
Brain derived neurotrophic factor (BDNF) merupakani salah satu substansi dalam pengaturan neurogenesis. Penelitian ini merupakan studi eksperimental untuk meneliti kadar BDNF dan jumlah sel saraf pada kultur jaringan hipokampus tikus muda. Pengukuran kadar BDNF dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 450 nm dengan kit BDNF dari Chemicon. Data dianalisis dengan ANOVA (anabrsis of varions), dan sebelumnya diuji normalitas data dengan Lavene, serta post Hoc Test.
Dari penelitian ini diperoleh hasil (1) jumlah sel saraf lebih besar pada kultur sel jaringan hipokampus tikus muda yang diberi ekstrak pegagan 0,50 ug/ml dibandingkan 0,25 ug/ml dan kontrol sebagai pembanding (p<0,05). (2) Untuk kadar BDNF terlihat hasil kadar BDNF pada kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan perlakuan ekstrak pegagan 0,25 ug/ml dan 0,50 ug/ml (p>0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yani
"Dengan adanya keinginan merancang alat deteksi DD dengan sensor optik, maka dilakukan penelitian pengukuran absorbansi darah penderita DD, non DD dan orang sehat dengan Spektrofotometer UV-Vis. Pola-pola absorbansi yang diperoleh dikenali dengan menggunakan jaringan saraf tiruan dengan metode LVQ, SOM dan algoritma PCA. Hasil penelitian dengan menggunakan rentang panjang gelombang antara 400-600 nm dengan 21 data input memperlihatkan pola-pola yang sangat berbeda antara DD, non DD dan orang sehat dibandingkan dengan panjang gelombang 190-400 dan 400-1100 nm. Dengan algoritma PCA 10 dimensi dan LVQ mampu mengenali pola absorbansi darah penderdan DD, non DD dan orang sehat sebesar 73 %. Sedangkan PCA 20 maupun 10 dimensi dan SOM mampu mengenali pola-pola tersebut sebesar 47 %.

The willing existence to design device for detection DF with optics sensor so has done this research by measure absorbance using spectrophotometer of DF, non DF and health person with spectrophotometer UV-vis. These patterns are recognized by using artificial neural network with LVQ, SOM and algorithm Principal PCA. This research done using wavelength range between 400-600 nm with 21 datas input show patterns very differ between DF, non DF and health person compared to wavelength 190-400 and 400-1100 nm. Using algorithm PCA with 10 dimensions and LVQ can recognize blood absorbance pattern DF, non DF and health person as big as 73 %, while PCA with 20 also 10 dimensions and SOM can recognize patterns as big as 47 %."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gani Mohamad Arifin Suryadi
"Penelitian ini menggunakan rentang panjang gelombang spektroskopi UVVis 400-600 nm dengan 21 data input memperlihatkan pola -pola yang sangat berbeda antara Demam Dengue (DD), non DD dan orang sehat dibandingkan dengan panjang gelombang 190 -400 dan 400-1100 nm. Jaringan Saraf Tiruan metode LVQ baik dengan input langsung dan melalui PCA secara matematis telah dapat mengenal pola-pola DD, non DD dan orang sehat dengan keadaan yang dinamis. Rentang panjang gelombang antara 400 -600 nm dengan 21 data input memperlihatkan pola-pola yang sangat berbeda a ntara DD, non DD dan orang sehat dibandingkan dengan panjang gelombang 190 -400 dan 400-1100 nm. Namun dengan menggunakan PCA maka data input 190 -1100 dapat mengenal pola-pola DD, non DD dan orang sehat. Jaringan Saraf Tiruan metode LVQ mempunyai nilai keberhasilan untuk mengenali pola DD, non DD dan orang sehat mencapai 67%, sedangkan metode PCA + LVQ dengan 20 dan 10 dimensi nilai keberhasilannya mencapai 53% dan 73%. Ini memperlihatkan metode PCA + LVQ 10 dimensi lebih baik dibandingkan dengan LVQ dan PCA + LVQ dimensi 20.

This research use wavelength distance 400-600 nm of spectroscopy UV-Vis with 21 input data show a pattern which is very differs between Dengue Fever (DF), non DF and healthy people compared to wavelength 190 -400 and 400-1100 nm. After got blood absorbance spectrum pattern analyzed by using method of artificial neural network LVQ with 20 efficacy value to recognize pattern of DF, non DF and healthy people reach 67%, while PCA + LVQ with 20 and 10 dimension reaching 53% and 73%.;This research use wavelength distance 400-600 nm of spectroscopy UV-Vis with 21 input data show a pattern which is very differs between Dengue Fever (DF), non DF and healthy people compared to wavelength 190 -400 and 400-1100 nm. After got blood absorbance spectrum pattern analyzed by using method of artificial neural network LVQ with 20 efficacy value to recognize pattern of DF, non DF and healthy people reach 67%, while PCA + LVQ with 20 and 10 dimension reaching 53% and 73%."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>