Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ninik Mudjihartini
"Ruang lingkup dan cara penelitian: Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh minyak atsiri temulawak terhadap kadar peroksida lipid plasma pada tikus yang kaki kanan belakangnya dibuat meradang dengan cara penyuntikan formaldehid. Penelitian ini menggunakan metode eksperimentai pada 50 ekor tikus jantan galur WISTAR, yang secara acak dibagi menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor tikus. Pada semua kelompok diinduksi inflamasi dengan cara menyuntikkan 0,05 mL larutan formaldehid 10 % dalam air, subplantar pada kaki kanan belakang tikus. Kelompok I diberi minyak bunga matahari dengan dosis 1 mL per 100 g berat badan; kelompok II diberi minyak atsiri temulawak 10 % dalam minyak bunga matahari dengan dosis 1 mL per 100 g berat badan; kelompok III diberi minyak atsiri 5 % dalam minyak bunga matahari dengan dosis 1 mL per 100 g berat badan; kelompok IV diberi larutan tragakan 1 % dalam air dengan dosis 1 mL per 100 g berat badan dan kelompok V diberi sodium diklofenak dalam larutan tragakan 1 % dengan dosis 3 mg per 100 g berat badan. 30 menit sebelum penyuntikan formaldehid, semua zat tersebut di atas diberikan per os. Pemberian zat per os ini, diulang pada 2 hari berikutnya. Untuk mendai proses inflamasi sebagai akibat suntikan dengan formaldehid dipergunakan 3 parameter, yaitu A. volume kaki kanan belakang, B. jumlah lekosit plasma dan C. kadar peroksida lipid plasma. Parameter-parameter tersebut diukur 24 jam sebelum induksi inflamasi, disusul dengan 24 jam; 48 jam dan 72 jam setelah induksi inflamasi. Untuk uji statistik hasil-hasil yang diperoleh digunakan analisis varians dua arah dengan batas kemaknaan p < 0,05.
Hasil dan kesimpulan: Dari hasil penelitian ditemukan bahwa volume kaki kanan belakang tikus kelompok yang mendapat minyak atsiri temulawak 10 % dan 5 % lebih rendah dibandingkan dengan kontrol dan hasil ini berbeda bermakna secara statistik (p < 0,01). Kelompok yang diberi sodium dildofenak menunjukkan hasil yang sama (p < 0,01). Jumlah lekosit plasma kelompok yang diberi minyak atsiri. 10 % dan 5 % juga lebih rendah dibandingkan dengan kontrol, secara statistik berbeda bermakna (p < 0,01). Parameter ini juga lebih rendah dibandingkan dengan kontrol pada kelompok yang diberi sodium diklofenak (p < 0,01). Didapatkan pula hasil pengukuran kadar peroksida lipid plasma kelompok yang mendapatkan minyak atsiri 10 % dan 5 % lebih rendah dibanding dengan kontrol, hasil ini secara statistik berbeda bermakna (p<0,01). Selain itu pada kelompok yang mendapatkan sodium diklofenak , parameter ini juga menunjukkan hasil lebih rendah dibanding dengan kontrol dan hasil ini berbeda bermakna secara statistik (p < 0,01).

The Effect Of Temulawak's Volatile Oil On Plasma Lipid Peroxide Concentration In Rats With Induced InflammationScope and Method of Study : The effect of temulawak's (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) volatile oil on plasma lipid peroxides was determined in rats with induced inflammation. The experimental study was carried out on fifty WIST'AR rats of both sexes, wich were randomly divided into 5 groups of 10 rats each. In all rats inflammation was induced by injecting 0.05 mL of a 10 % formaldehide solution in water, subplantar on the right hind paw. To group I was given sunflower oil 1 mL/100 g Body Weight; To group 11:10 % temulawak's volatile oil in sunflower oi11 mL/100 g Body Weight; To group III : 5 % temulawal's volatile oil in sunflower oil 1 mL/100 g Body Weight; To group IV : 1 % tragacanth suspension in water 1 mL/100 g Body weight and to group V: 1 % diclofenac suspension in tragacanth 3 mg/100 g Body Weight. The drugs were administered orally 30 minutes before the injection of formaldehide and repeated on the following 2 days. Three parameters for the inflammation measured were: a. volume of the right hind paw; b. total plasma leucoytes and c. plasma lipid peroxide levels. All parameters were measured : 24 hours before the induction of inflammation and subsequently 24 hours,48 hours and 72 hours there-after. The data were statistically analyzed using Analysis of variants.
Result and conclusions : The results showed that the volume of the right hind paw; total plasma leucocytes and plasma lipid peroxide levels in groups given temulawak's volatile oil of 10 % and 5 % were lower than the control group; the differences were statistically highly significant (p < 0.01). The other group with diclofenac gave similar results.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T4806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalena Niken Oktovina
"Monosodium glutamat (MSG) yang dikenal sebagai bumbu penyedap masakan telah di gunakan sejak pertengahan abad yang lalu. Sekarang telah beredar dalam merek dagang bumbu penyedap masakan Timbul dugaan bahwa gejala-gejala yang disebut Chinese Restaurant Syndrome MRS) disebabkan oleh MSG. Hal ini membuat MSG diragukan keamanannya. Penelitian ini bertujuan untuk men getahui apakah MSG yang dimakan diserap oleh darah dapat dibedakan dengan asam glutamat (Glu) yang sudah terdapat dalam darah. Identifikasi glutamat dilakukan secara kromatografi krtas dengan teknik ci Usi menurun q menggunakan berbaqai campuran elun. Pemeriksaan di lakukan terhadap sampel Glu dn MSG standard dalam pelarut etanol 70%, serta sampel drah in vitro dan in vivo. Tidak ditemukan perbedaan bntuk bercak dan nilai if antara Glu dan MSG pad larutan standard, beqitu pula yang ada pada sapei darah in vitro maupun in vivo, in Menurut FR WIROSUJANTO (1984) gejala-gejala CR5 yang disebabkan oleh MSG, mirip dengan gejala-gejala hipertensi yang disebabkan oleh kadar natrium yang tinggi dalam darah. Namun dari hasil identifikasi natrium secara kroinatografi kertas, haik yang dilakukan terhadap sampel darah in vitro maupun in vivo tidak ditemukan perbedaan. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan, bahwa HSG yang masuk ke dalam tubuh dan diserap oleh darah, tidak dapat dibedakan dari Glu yang ada dalam darah. Hal ini menunjukkan, MSG diserap oleh darah dalam bentuk ion glutamat, sehingga tidak dapat dibedakan dengan ion giutamat eridogen. menurut FELKERS (1981), penyebab CRS bukan MSG melainkan defisiensi vitamin B 6 intraseluler."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprijanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Sukmawati
"Khasiat obat tradisional kini tidak dapat disangkal lagi.
Jenis obat mi terdiri dari ramuan tanaman dengan atau tanpa
bahan yang berasal dari binatang, pada umumnya bekerja tidak Secepat
obat-obat moderen. Akan tetapi efek-efek sampingan yang dapat
timbul akibat penggunaan obat-obat tradisional jarang sekali
dijumpai.
Atas dasar pertimbangan untuk membuat khasiat obat-obat tradisional
lebih cepat terasa oleh pemakai, maka ada usaha-usaha
untuk menambahkan obat-obat moderen kepada ramuan-ramuan obat
tradisional.
Dapat dipahami bahwa tindakan mi tidak disertai pencantuman
nama obat moderen tersebut dalam daftar susunan ramuan obat tradisional
yang terdapat pada pembungkusnya.
Pada penelitian mi ditentukan kandungan diazepam sejenis
"minor tranquilizer", dalam sejumlah obat tradisional, balk yang
dibuat dalam negeri maupun yang telah diimpor dari luar negeni.
Telah dipilih untuk penelitian mi obat-obat tradisional
yang dianjurkan untuk pengobatan penyakit reumatik atau sakitsakit
tulang dan yang dapat dibeli dipusat-pusat perbelanjaan di
Jakarta.

The efficacy of traditional medicinal drugs are now
more readily accepted.
These preparations which are composed of plants or herbs
with or without the addition of animal parts do not exert
their pharmacological action as fast as modern drugs.
However, side effect.s due to herbal drugs are seldom encountered.
In order to obtain faster and more pronounced pharmacological
effects, efforts have been made to add modern
drugs to these traditional drugs without naming these additions
in t'he lists of composition, of these traditional
drugs.
A number of local as well as imported traditional preparations
wereanalysed on-the presence of diazepam, a minor
tranquilizer . The analsis were restricted to those drugs
J
recommended against bone and muscle rheumatism and were purchased
over the counter at the various shopping centers in
Jakarta.
Diazepam was identified in one brand of imported traditional
preparations.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Indira
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian cara pemisahan fruktosa, glukosa dan sukrosa dari empat belas jenis madu dengan metoda kroniatografi kertas menurun dengan hasil yang cukup memuaskan. Pemeriksaan semi kuantitatif dilakukan secara visual dengan membandingkan besar bercak dan intensitas warna gula-gula dalam madu dengan larutan standar. Menurut persyaratan Standar Industri Indonesia (SII), dalam madu kadar total fruktosa dan glukosa minimal 60 % serta kadar sukrosa maksimal 8 %. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadar gula-gula didalam madu yang diperiksa memenuhi persyaratan SII, kecuali kadar sukrosa madu dalam negri yang melampaui syarat tersebut. Secara kualitatif madu-madu yang diperiksa menunjukkan rasa manis, bau harum,berwarna terang hingga gelap, bersifat asam, berkonsistensi kental dan secara mikroskopis menunjukkan satu atau lebih bentuk tepung sari."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armaya Hanum
"ABSTRAK
Telah dilakukan pemeriksaan efek androgenik seduhan 15 obat tradisional yang dinyatakan berkhasiat afrodisiaka, menggunakan metode pertumbuhan jengger ayam. Masing-masing obat tradisional diberikan kepada sekelompok anak ayam jantan jenis Lenghorn Putih secara intramuskuler selama 5 hari berturut-turut dengan pembanding larutan testoteron propionat dalam minyak kelapa dans secara oral selama 10 hari berturut dengan pembanding suspensi metiltestoteron dalam air. Efek androgenik dinyatakan sebagai respon yaitu pembandingan antara berat jengger (mg) terhadap berat badan (g) dari masing-masing anak ayam pada akhir percobaan. Disamping itu juga dilakukan pengamatan terhadap berat testis untuk membedakan afek androgenik yang timbul disebabkan aktifitas biologis seperti androgen ataykah seperti gonadotropin. Pada pemberian obat tradisional secara intramuskuler dengan dosis total 10 kali dosis manusia berdasarkan berat badan, ditemukan 6 obat tradisonal yang memberikan respon yang bermakna secara statistik dimana 4 diantaranya terdapat ditentukan kesetaraanya terhadap testosteron propionat. Pada pemberian secara oral dengan dosis 500 kali dosis manusia berdasarkan berat badan, hanya terdapat 2 obat tradisional yang memberikan respons yang bermakna secara statistik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadarsyah
"Golongan benzodiazepin adalah salah satu golongan obat dari kelas ansiolitik sedatif. Benzodiazepin merupakan obat yang sering digunakan. Di Amerika Serikat setiap tahun ditulis kira-kira 100 juta resep benzodiazepin. Diazepam, salah satu obat golongan benzodiazepin, adalah merupakan obat ansiolitik sedatif yang paling sering digunakan. Pada tahun 1973 kira-kira 15% dari populasi orang dewasa di negara-negara Barat paling sedikit satu kali menggunakan benzodiazepin dalam tahun tersebut, yang digunakan untuk anti kejang, ansiolitik, atau hipnotik.

The benzodiazepine group is a class of drugs from the sedative anxiolytic class. Benzodiazepines are frequently used drugs. In the United States each year approximately 100 million prescriptions for benzodiazepines are written. Diazepam, one of the benzodiazepine class of drugs, is the most frequently used sedative anxiolytic drug. In 1973 approximately 15% of the adult population in Western countries had used at least one benzodiazepine during the year, which was used as an anticonvulsant, anxiolytic, or hypnotic."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library