Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsabila Rizkya Andriani
"Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui dan menelaah potensi dari limbah botol plastik (PET) dalam dunia arsitektur. Melihat isu dan kontroversi di mana botol plastik bekerja sangat efektif sebagai sebuah produk namun limbah dari botol plastik sangat mencemari lingkungan. Oleh karena itu kita harus memikirkan kembali bagaimana menanggulangi limbah botol plastik (PET) agar tidak menjadi lebih buruk khususnya dalam dunia arsitektur. Dengan memanfaatkan potensi dari material botol plastik serta mempelajari karakteristik dari botol plastik kita dapat menjadikan limbah botol plastik menjadi material yang lebih berguna. Mempelajari teori Cradle to Cradle oleh Braungart dan McDonough sebagai salah satu cara untuk menghasilkan produk material yang berkelanjutan. Penelitian mengenai potensi dari material botol plastik (PET), didapat dari mempelajari beberapa kasus pemanfaatan limbah botol plastik (PET) secara fisik. Beberapa dari kasus ini adalah menjadikan PET sebagai sambungan furnitur, bata, dinding sekolah, dan struktur. Melalui studi ini didapat kesimpulan bahwa limbah botol plastik dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara, terutama dalam arsitektur limbah botol plastik (PET) dapat digunakan sebagai material berkelanjutan. Dengan memanfaatkan sisa dari umur botol plastik di lingkungan, pemanfaatan ini memiliki kesimpulan bahwa limbah botol plastik (PET) dapat menjadi material yang kontekstual dengan berbagai karakteristik dari botol plastik. Namun pemanfaatan ini tidak dapat diaplikasikan semua secara bersamaan karena PET mampu bekerja lebih baik bila bersama dengan material lain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Yosehara
"Laboratorium Pendidikan sebagai tempat dilakukannya penelitian berbasis edukasi, membutuhkan tingkat konsentrasi dan kejelasan suara tinggi yang dapat diwujudkan pada kondisi yang tenang. Ditambah dengan adanya isu evolusi pedagogi seiring dengan perkembangan desain arsitektur kontemporer menimbulkan beberapa permasalahan akustik yang perlu diintervensi. Skripsi ini bertujuan mengetahui kualitas akustik pada laboratorium pendidikan dan bagaimana penyesuaian akustik yang dilakukan pada desain kontemporer. Penulisan ini menganalisis i-CELL FTUI sebagai objek studi kasus dengan menggunakan dua metode perhitungan, yaitu manual untuk perhitungan waktu dengung (Sabine) dan simulasi software EASE Evac untuk mengetahui waktu dengung (Eyring), persebaran tingkat bising (SPL) dan kejelasan suara (STI) saat ruang digunakan. Hasil studi kasus menunjukan bahwa i-CELL FTUI memiliki waktu dengung dan indeks STI yang sesuai standar, namun memiliki tingkat bising (SPL) yang melampaui standar, sehingga perlu adanya beberapa perbaikan guna menyempurnakan kualitas akustik pada laboratorium pendidikan.

The Education Laboratory as a place for conducting education-based research requires a high level of concentration and speech clarity that can be realized in quiet conditions. Coupled with the issue of pedagogical evolution along with the development of contemporary architectural design, there are several acoustic problems that need to be intervened. This thesis aims to determine the quality of acoustics in education laboratory and how acoustic adjustments are made for contemporary design. This thesis analyzes i-CELL FTUI as a case study object using two calculation methods, there are manual calculation to determine reverberation time (Sabine) and EASE Evac software simulation to determine reverberation time (Eyring), sound pressure level distribution (SPL), and speech transmission index (STI) when laboratory is used. The results show that i-CELL FTUI has an ideal reverberation time and STI index, but has a noise level (SPL) that exceeds the standard. Therefore, some improvements are needed to increase the acoustic quality of the education laboratory."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Hanifah
"Life Cycle Assessment (LCA) adalah metode penilaian siklus hidup dalam suatu produk. Dalam arsitektur, penggunaan LCA masih terbilang cukup baru. Sebagai seorang arsitek cukup untuk memahami LCA melalui teori LCA yang disederhanakan. Penerapan LCA dalam industri bangunan dapat berupa mengevaluasi proses manufaktur, membandingkan beberapa material dan metode, serta menganalisa suatu bangunan secara keseluruhan. Teori-teori LCA yang disajikan dalam skripsi ini menjabarkan jenis-jenis dan metode-metode LCA yang berbeda. Terdapat teori secara sederhana bagaimana LCA dihitung. Definisi arsitektur dijelaskan agar mendapatkan keterhubungan LCA dalam arsitektur. Studi kasus yang diambil berupa perbandingan GWP (Global Warming Potential) material-material yang sudah dapat dibandingkan secara apple-to-apple.

Life Cycle Assessment (LCA) is an assessment of the life cycle of a product. In architecture, the use of LCA is still quite new. As an architect it is enough to understand LCA through simplified LCA theory. The application of LCA in the building industry can include evaluating manufacturing processes, comparing several materials and methods, and analyzing a building as a whole. The LCA theories presented in this thesis describe the different types and methods of LCA. There is a simple theory of how LCA is calculated. The architectural definition is explained in order to get LCA connectedness in architecture. The case study taken is in the form of a comparison of the GWP (Global Warming Potential) of materials that can be compared apples-to-apples."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hikmah
"Tanaman nanas (Ananas Cosmosus) merupakan salah satu komoditas buah unggulan di Indonesia dan mudah dibudidayakan. Daun nanas merupakan salah satu limbah pertanian yang memiliki serat yang mengandung kadar selulosa yang tinggi, dimana selulosa ini merupakan bahan baku dalam pembuatan papan serat. Perekat yang biasa digunakan dalam pembuatan papan serat adalah perekat sintetik yang berasal dari bahan bakar fosil yang sifatnya terbatas, tidak terbarukan, dan berdampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan perekat yang terbarukan dan ramah lingkungan, seperti pati kulit singkong dan asam sitrat. Penelitian ini mempelajari pengaruh pati kulit singkong dan atau asam sitrat sebagai perekat alami papan serat dari serat daun nanas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode proses basah, yaitu dengan proses pulping serat daun nanas secara semi kimia dan dengan pembentukan lembaran papan serat dengan proses basah. Ukuran papan dalam penelitian ini adalah 10 x 15 x 0,9 cm, dengan target kerapatan 0,5 g /cm3. Kemudian dilakukan pengujian sifat mekanis dan fisis papan serat sesuai standar SNI 01-4449-2006 dan JIS A 5905 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa papan serat yang diikat dengan pati kulit singkong dan asam sitrat memberikan pengaruh positif terhadap sifat fisis dibandingkan dengan papan serat tanpa perekat dan yang diikat dengan pati kulit singkong saja. Sedangkan untuk sifat mekanisnya, hanya papan serat yang tanpa perekat yang mampu memenuhi standar nilai MOR.

Pineapple (Ananas Cosmosus) is one of the leading commodities in Indonesia and is easy to cultivate. Pineapple leaves are one of the agricultural wastes that have fibers that contain high levels of cellulose, where this cellulose is the raw material for making fiberboard. The adhesive commonly used in fiberboard production is a synthetic adhesive derived from fossil fuels that are limited, non-renewable, and harms humans and the environment. Therefore, an adhesive renewable and environmentally friendly is needed, such as cassava peel starch and citric acid. This research studied the effect of cassava peel starch and or citric acid as a natural adhesive for fiberboard from pineapple leaf fibers. The method used in this research is the wet process method, by semi-chemical pulping of pineapple leaf fibers and forming fiberboard sheets with a wet process. The board size of 10 x 15 x 0.9 cm, with a target density of 0.5 g/cm3. The mechanical and physical properties of fiberboards were tested according to SNI 01-4449-2006 and JIS A 5905 2003 standards. The results showed that the fiberboard with cassava peel starch and citric acid as adhesives had a positive effect on physical properties compared to fiberboard without adhesive and bonded with cassava peel starch only. As for its mechanical properties, the only fiberboard without adhesive can meet the MOR value standard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuhfah Hanifah
"Material konvensional yang digunakan pada bangunan saat ini terbukti berdampak buruk pada lingkungan dengan turut berperan dalam 40% limbah di pembuangan akhir. Hal tersebut meningkatkan urgensi untuk membangun bangunan yang sesuai dengan parameter sustainable pada bangunan, khususnya parameter material. Dalam industri fashion, permasalahan limbah tekstil diatasi dengan penggunaan tekstil biodegradable. Bangunan dan fashion sebenarnya memiliki persamaan, yaitu keduanya merupakan selubung dalam dimensi sosial yang berbeda. Oleh karena itu, penggunaan tekstil biodegradable untuk mengatasi masalah limbah dapat digunakan pula untuk bangunan sustainable. Namun, penggunaan tekstil pada bangunan masih didominasi tekstil non biodegradable, sehingga tekstil biodegradable masih kurang di studi performa nya pada bangunan. Padahal untuk membangun bangunan sustainable, elemen yang perlu diperhatikan salah satunya adalah performa material untuk indoor quality environment. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menguji tekstil biodegradable berdasarkan parameter indoor quality environment jika digunakan pada selubung bangunan. Beberapa inovasi tekstil biodegradable dalam fashion memiliki performa baik dalam menyeimbangkan thermal comfort pada pemakainya dan memiliki transparansi material yang bervariasi, karena tekstil biodegradable memiliki karakteristik berpori yang tinggi nilai transmisi nya. Oleh karena itu, studi ini akan menguji nilai transmisi cahaya dan infrared thermal terhadap standar visual dan thermal comfort. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa tekstil biodegradable yang diuji tidak sesuai dengan thermal comfort ASHRAE karena thermal transmittance yang terlalu tinggi. Akan tetapi, tekstil biodegradable memiliki performa yang lebih baik daripada tekstil non biodegradable untuk menurunkan suhu ruang. Sedangkan, nilai light transmittance pada tekstil biodegradable sudah sesuai dengan standar visual comfort SNI. Meskipun begitu, potensi tekstil biodegradable masih perlu dikembangkan lebih lanjut untuk penggunaanya pada selubung bangunan.

Conventional materials used in buildings are currently proven to have a negative impact on the environment by contributing to 40% of waste in landfills. This increases the urgency to build buildings that comply with sustainable parameters in buildings, especially by the use of material. In industry fashion, the problem of textile waste is overcome by the use of biodegradable textiles. Building and fashion actually have similarities, both are envelopes or enclosures in different social dimensions. Hence, the use of biodegradable textiles to overcome the problem of waste can also be used for sustainable building. However, the use of textiles in buildings is still dominated by non-biodegradable textiles, so biodegradable textiles are still lacking in studies on their performance in buildings. In fact, to build a sustainable building, one of the elements that need to be considered is the performance of the material for an indoor quality environment. This writing aims to test biodegradable textile performances based on indoor quality environment parameters when used on building envelopes. Several innovations in fashion of biodegradable textile have good balancing thermal comfort performance on the wearer and have varying transparency, due to the characteristics of biodegradable textile that is porous with a high transmission value. Therefore, this study will examine the light transmittance values and infrared thermal against visual and thermal comfort standards. From the test results it was found that the biodegradable textile which is tested does not conform to thermal comfort ASHRAE due to too high thermal transmittance. However, biodegradable textile has better performance than non-biodegradable textile to lower the room temperature. Meanwhile, light transmittance value on biodegradable textile does conform to the visual comfort standard SNI. Even so, the potential for biodegradable textiles still needs to be further developed for its use on building enclosures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Sukma Dewi
"Memiliki hewan pendamping atau companion animal mengalami tren kenaikan pada setiap tahunnya. Selaras dengan hal tersebut maka terdapat potensi adanya permintaan yang tinggi terkait fasilitas untuk menunjang kebutuhan hewan pendamping. Salah satu dari fasilitas penunjang kebutuhan hewan yaitu animal boarding atau tempat penitipan. Terdapat potensi ancaman polutan pada fasilitas penunjang kesehatan hewan seperti  patogen zoonosis, zat alergen, potensi meledaknya jumlah okupan sebagai penghasil polutan karbon dioksida (CO2), dan polutan dari gas amonia yang disebabkan oleh perilaku spraying dari companion animal. Di beberapa tempat, hampir setengah dari pekerja yang bekerja di fasilitas hewan telah dilaporkan mengalami gejala terkait alergi seperti rhinitis, konjungtivitis, asma, urtikaria kontak, dan jenis dermatitis alergi lainnya. Karena adanya potensi tercemarnya udara ruang dalam pada animal boarding dari polutan-polutan berbahaya, sistem penjernihan udara banyak diaplikasikan pada ruangan-ruangan yang rentan terhadap polutan di animal boarding. Dengan demikian, penelusuran mengenai mekanisme penjernihan udara pada animal boarding sangat menarik dilakukan.

Having a companion animal experiences an increasing trend every year. The number of pets worldwide has also been systematically increasing since 2010. Over the past 10 years, the pet population has grown. In line with this, it can be ensured that there is a high demand for facilities to support the well-being and health of companion animals. The presence of pollutants is one of the factors that affect Kualitas Udara Ruang Dalam. There is a potential threat of pollutants in animal  facilities such as zoonotic pathogens, allergenic substances, the potential for an increase in occupant numbers leading to carbon dioxide (CO2) emissions, and pollutants from ammonia gas caused by spraying behavior from companion animals. In some places, almost half of the workers in animal facilities have reported allergy-related symptoms such as rhinitis, conjunctivitis, asthma, contact urticaria, and other types of allergic dermatitis. Due to the potential air contamination in animal boarding from harmful pollutants, air purification systems are widely applied in rooms susceptible to pollutants in animal boarding. Therefore, exploring the mechanisms of air purification in animal boarding is highly interesting to be conducted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library