Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rustanto Yanuar
"Kepuasan Kerja adalah merupakan langkah pertama yang penting dan mejadi faktor penentu keberhasilan Rumah Sakit dalam menjalankan usahanya Karyawan yang tidak puas mengakibatkan tingginya ketidak puasan pasien. Kepuasan Kerja dikenal sebagai salah satu kunci pentig bagi Rumah Sakit untuk tetap bertahan dan bisa menurunkan keluhan pasien dan meningkatkan kepuasan pasien.
Penulisan Thesis ini bertujuan untuk mendapatkan inforrnasi faktor- faktor apa saja yang berhubungan dengan kepuasan kerja Adanya berbagai keluhan maupun kritikan pasien terhadap pelayanan rumah sakit yang berpangkal pada ketidakpuasan karyawan yang mendasari penelitian ini. Jenis penelitian yang digunakan adalah pene1itian kuantitatif dengan pendekatan Cross SectionaL Data Primer didapat melalui Kuesioner kepada 96 responden meialui penyebaran angket selama 30 hari pada bulan Maret 2007.
Berdasarkan basil pene;itian diketahui bahwa faktor Lingkungan Kerja memiliki pengaruh signifikan dan hubWlgan paling besar yaitu 0,621, Berdasarkan basil tersebut diatas maka perbaikan yang harus dilakukan untuk lebih meningkatkan kepuasan karyawan dengan lebih terarah dan terencana adalah dengan memperbaiki lingkungan kerja. Dengan peningkatan kepuasan kerja karyawan melalui perbaikan lingkungan kerja diharapkan karyawan dapat lebih baik dalam me1ayani pasien sesuai dengan harapan.

Job satisfaction constitutes the important thing and become the first step to definite hospital success factor to run his business. Unsatislaetion feeling on employee arise un-satisfactions on patient. Job satisfaction is known as one of the role key to hospital to keep on continuing his service and can reduce the patient complaint and increases patient satisfaction.
The purposed this thesis to find those in formations factors that is engaged job satisfaction. The research performed basely by various complaint and also criticism to hospital service which is beginning fonn the un-satisfactions feeling by employee. This observational is utilized observational quantitative with cross sectional approaching. The primary data collected by questioners thru to 96 respondents through questionnaire publicized along 30 day on March 2007.
Base on observational result known that work condition factor has significant influence and largest relationship as O.62l. Based on the result, so then: is a need to make a preparation directed and planned to increase the employee satisfaction with preparation the working environment or condition. With the increasing jobs satisfactory, could to expect the employee performing better service to patient according to expectation and standard operation procedures.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T32071
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mardiyati Yuliningsih
"Pengelolaan obat/alat kesehatan di Rumah Sakit merupakan segi manajemen yang penting dan perlu dikelola dengan baik guna menjamin kelancaran pelayanan pasien. Obat/alat kesehatan persediaan ruangan adalah obat/alat kesehatan yang vital dan esensial yang diperlukan oleh ruangan untuk tindakan pelayanan dan harus tersedia setiap saat diperlukan. Ketidak tersediaan obat/alkes keperluan ruangan sangat berpengaruh pada kinerja pelayanan dan berakibat hilangnya pendapatan Rumah Sakit. Kebijakan pelayanan obat/alkes persediaan ruangan di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita dilaksanakan oleh Unit Farmasi dan diatur kebijakan pemakaiannya dengan standarisasi kebutuhan oleh Panitia Farmasi dan Terapi. Ketersediaan obat/alkes di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita sangat tergantung pada sistem pengelolaan yang telah ditetapkan sesuai ketentuan Dep Kes RI.
Dalam tahun 2001, ketidaktersediaan obat/alkes persediaan ruangan frekwensinya mencapai rata-rata ± 22,5 % dan mencakup ± 8,5 % dari jumlah item yang diperlukan setiap bulan, sehingga sangat mengganggu pelayanan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran tentang ketidaktersediaan obat/alkes dan mengetahui masalah-masalah yang timbul didalamnya.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan study kasus dengan metode kwalitatif karena menghasilkan data dekriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang diamati. Penelitian dilakukan secara retrospektif untuk memperoleh data sekundcr dan prospektif untuk memperoleh data primer, melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung. Sebagai unit analisa adalah Unit Farmasi dan unit lain atau kepanitiaan yang terkait dengan sistem pengelolaan obat/alkes.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa ketidaktersediaan obat/alkes persediaan ruangan tergantung pada sistem pengelolaan yang sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur manajemen yaitu kebijakan pelayanan, organisasi, SDM, sarana/prasarana, metode dan sistem informasi, serta aspek logistik yang meliputi proses perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pengawasan/pengendalian.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem pengelolaan obat/alkes persediaan ruangan di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, namun pada pelaksanaannya masih banyak terjadi kendala antara lain, kebijakan pcmakaian Formularium dan standart kebutuhan ruangan tidak pernah dimonitor sccara berkala oleh Panitia Farmasi dan Terapi. Sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan sudah tersedia cukup dan dilengkapi Sistim Informasi Manajemen, namun SIM yang ada kurang bermanfaat karena tidak didukung dengan sumber daya manusia yang memadai. Dari segi aspek logistik dapat disimpulkan bahwa proses perencanaan belum dilaksanakan dengan optimal. Dalam proses penganggaran belum ada koordinasi yang baik sehingga masih terjadi kesenjangan antara usulan dengan alokasi anggaran yang tersedia. Proses pengadaan melalui Keppres memakan waktu cukup lama yaitu ± 2 Bulan. Proses penerimaan sudah berjalan cukup baik, namun karena proses pengadaan lama menyebabkan waktu penerimaan dilaksanakan sebelum SPK/Kontrak terbit sehingga mempengaruhi administrasi penyimpanan. Proses penyimpanan barang farmasi di gudang sentral dan terminal sudah berjalan sesuai ketentuan yang berlaku. Pada proses pendistribusian sudah ada jadwal kegiatan pelayanan namun belum ditaati sepenuhnya oleh unit pelayanan schingga masih banyak pernyataan diluar jadwal yang telah ditetapkan. Pola proses pengendalian sudah dilaksanakan dengan baik mulai dari perencanaan sampai dengan pendistribusian oleh Unit Farmasi, akan tetapi pengendalian pemakaian obat/alkes diruangan belum berjalan karena tidak tersedia tenaga khusus.

Analysis of Management System of Drugs / Medical Equipment Floor Stock in Wards in Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan KitaManagement of drugs / medical equipment in hospital is an important management side and need to be well managed to ensure the smoothness of patient services. Drugs / medical equipment's available in wards are those that are vital and essential and must be available anytime needed. The unavailability of drugs / medical equipment much influence for the services given and may cause loss of hospital income. Service policy of drugs / medical equipment availability in wards of Rumah Sakit Anak dan Bcrsalin Harapan Kita is carried out by Pharmacy unit and the use policy is managed by standardization of need by Pharmacy and Therapy committee. The availability of drugs / medical equipment in Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita is much depends on management system issues in line with Indonesian Department of health. In 2001, the unavailability of drugs / medical equipment in wards reaches approx. 25 % in frequency and covered 8,5 % from the number item needed in a month and this is much disturb the services.
This study is carried out to know the picture of the unavailability of drugs / medical equipment as well as the problems raised. Method used in this study is case study with qualitative method for the results descriptive data i.e. written words or verbal from the behavior observed. The study is conducted retrospectively to gain secular data and prospectively to gain primary data through deep interview and direct observation. As analytical unit is Pharmacy unit and other committee involved.
Result of the study depicts that the unavailability of drugs / medical equipment in wards is much influenced by managerial aspects i.e., service policy, organization, tools, method & information system and logistic aspects that cover planning process, purchasing, acceptance, storage, distribution and control.
This study summarized that management system of drugs / medical equipment in wards in Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita is in line with regulation issued by Indonesian Health Department but in field there are still many handicaps among others are; policy of usage, Formularies and standard need of wards never been monitored periodically by pharmacy and therapy committee. Tools and means to conduct such activity existed enough already and completed with Management Information System however MIS is not functioning well because of inadequate human resources. From logistic point of view resumed that planning process has not been carried out optimally. In budgeting process, good coordination has not been established since there is lack between proposal and allocation of fund available. The processes of allocation through Kepres takes long time enough approx. 2 moths. The receiving process is good but because the former process takes time, the receiving process is conducted before SPK / Contract issued therefore influencing storage administration. Storage process in Central or terminal is running on schedule. In distribution process schedule of activity exist but is not followed by service unit and this causes proposal beyond schedule. In controlling process the handicap lies on wards, lack of dedicated person to handle it."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T10374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Mira Dyah Wahyuni
"Sumber Waras Hospital ( RSSW) is a non government hospital which is appointed as a referral hospital in West Jakarta. This hospital also has develop a vision to become a prominently referral hospital in its service area. Lately, RSSW has faced a major problem caused by the decrease of its total number of patients. To achieve its vision of becoming a good referral hospital, The Sumber Waras Hospital is strongly required to have a superior competency on four major types of services , namely are pediatric , obstetric and gynecologic , surgery and internal medicine care. Based on the current data of RSSW's services utilization, the surgery care has the smallest proportion of decrease number of patients. The purpose of this research is to gather various information which affect surgery care in RSSW and conduct an analysis marketing strategic for surgery care. This design of this research is a case study which focuses on problem solving using combination qualitative and survey method quantitative. Data collection instruments includeiv questionnaire and indepth interviews. In addition the Porter's competitive analysis and TOWS analysis are used to asses the existing data.
Based on the results of this research, RSSW's surgery care is facing various threats. But on the other hand it this hospital gaining unexplored opportunities. The current management of RSSW need to deal with various weaknesses over its limited strengths. Using TOWS technique, following strategy is suggested to the management :
1. RSSW has to cope with ongoing continuous technology aspect of the surgery care and fix the internal weaknesses by applying the double distribution and cost analysis. Hence, RSSW will have more financial resources for dealing with this threat.
2. Due to the current economic crisis of the country and the people's ability to pay has substantially reduced, RSSW is recommended to provide a low cost economic package services for surgical patient and increase the third party payer consumer.
3. To anticipate competition among similar institutions, the RSSW has to develop an effective marketing program.
4. It is further recommended that the RSSW has to strengthen its human resources and also improve the quality or surgical services and initiate to extend r the market to the third party payer."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Rupini
"Saat ini rumah sakit tidak dapat hanya mengandalkan pendapatan dari pembayaran tunai saja. Pembayaran secara kredit dapat ditempuh dalam upaya meningkatkan pendapatan rumah sakit. Tetapi apabila kebijakan kredit ini tidak dikelola dengan hati-hati rumah sakit akan gagal dan harus menyediakan dana tambahan untuk menambah modal agar chash flow tetap terjaga. Dalam usaha mengurangi risiko dari kebijakan kredit ini, maka rumah sakit menjalin ikatan kerja sama dengan pihak perusahaan (pihak ketiga) yang mengirimkan pasien dengan biaya jaminan perusahaan, ikatan kerja sama tersebut melalui penandatanganan Kesepakatan tertulis yang diberikan tentang hak dan kewajiban para pihak (rumah sakit dan perusahaan) termasuk jangka waktu perjanjian berakhir. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah Kesepakatan Tertulis antara rumah sakit dengan pihak ketiga (perusahaan) penjamin berhubungan dengan ketepatan waktu pembayaran piutang pasien rawat inap jaminan perusahaan cenderung meningkat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor dalam Kesepakatan Tertulis yang berhubungan dengan ketepatan waktu pembayaran piutang pasien rawat inap jaminan perusahaan yang mengadakan Kesepakatan Tertulis. dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD). Untuk mengetahui faktor-faktor dalam Kesepakatan Tertulis yang berhubungan dengan ketepatan pembayaran piutang tersebut maka dilakukan analisis melalui karakteristik perusahaan dan karakteristik Kesepakatan Tertulis, kemudian di analisis secara Bivariat dan Multivariat.
Metodologi penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional, untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam satu periode waktu tertentu. Di samping itu dilakukan pula indepth interview untuk menguatkan justifikasi dalam pembayaran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu pembayaran sangat ditentukan oleh kesepakatan yang jelas antara rumah sakit dengan pihak penjamin (perusahaan) dan dilaksanakannya kesepakatan tersebut secara konsekuen. Dari 10 variabel yang diteliti, 6 di antaranya menunjukkan hubungan yang bermakna dengan ketepatan waktu pembayaran piutang. Dengan analisis multivariat, hanya 3 variabel yang benar-benar bermakna dan menunjukkan hubungan dengan ketepatan waktu pembayaran piutang yaitu jumlah tagihan dalam setiap kunjungan. jangka waktu Kesepakatan Tertulis terbentuk dan jangka waktu Kesepakatan Tertulis berlaku. Dari ketiga variabel bermakna ini, yang menunjukkan hubungan terbesar yaitu jangka waktu Kesepakatan Tertulis terbentuk yaitu : makin cepat Kesepakatan Tertulis terbentuk, maka pembayaran piutang makin besar. Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi bagi Rumah Sakit Kanker Dharmais dalam menentukan kebijakan lebih lanjut dan dapat meningkatkan kinerjanya.

Recently sources of hospital revenue and from out of pocket and though. Third party (insurance, employers). But if this credit policy is not carefully managed, the hospital will fail to collect patient's receivables an sequentially, the hospitals need to provide additional resources to maintain their cash flow. To minimize risk of this credit policy, Rumah Sakit Kanker Dharrnais has established a cooperative agreement with the company sending it's patients at the expense of company. The agreement is in the from of written agreement contract including medical treatment scope. the rights and obligations of each party then resulting in a mutual agreement. What seems to be a problem of this research is whether the contract document agreement between hospital and third party (company) results in punctuality of payment of hospitalized patients account at the expense of company. This is because the sum of the patients account is the biggest part ()fall accounts payable to the hospital.
This research is intended to find out some factors in connection with the punctuality of payment of hospitalized patients account at the expense of company payable to Rumah Sakit Kanker Dharmais. To find out those factors made in the contact document agreement in connection with the punctuality of payment, those factors will be classified into company and written agreement characteristic then analysed by using univariance, bivariance dan multivariance analysis.
The research methodology used is descriptive analysis using cross sectional design to find out the correlation between dependent and independent variables in a given period of time. Besides that, indepth interview was made to support the justification of the solution.
The result of this research indicates that the punctuality of payment depends on clear agreement and application of the agreement consequently as well. The result of multivariance indicates that there are three significant variables and indicates a correlation to accuracy of account receivable payment such as sum of collection of each visit, the establishment and true application of that written agreement timing. Of those three significant variables indicating the biggest correlation is the duration is the duration of establishment of written agreement takes place, the bigger the punctuality of account payment. May this research be a good evaluation for Rumah Sakit Kanker Dharmais to determine a further policy as well as a better achievement."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiek Wahjuningtyas
"Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis deskriptif elemen yang terdapat pada proses pelayanan medik dokter jaga rawat inap yang diduga berhubungan dengan Perubahan Klinis dan menganalisis korelasinya.
Metodologi. Penelitian ini merupakan studi Cross Sectional terhadap 172 kasus yang ditangani langsung oleh Dokter Jaga Rawat Inap dan tidak dikonsulkan kepada Konsultan (Dokter Spesialis) selama masa pengamatan 1 bulan. Seluruh kasus dijadikan sampel penelitian (172 kasus). Data yang digunakan adalah data primer yang terdapat pada status (dokumen medik) pasien. Analisis statistik yang digunakan adalah tabel frekuensi, distribusi dan statistik deskriptif untuk analisis univariat serta uji Chi t dan analisis korelasi Rank dari Kendall untuk analisis bivariat.
Hasil. Analisis deskriptif variabel independen yang terdiri dari pemeriksaan penunjang dan terapi (keduanya mewakili aplikasi keahlian); penulisan kriteria diagnosa dan penulisan diagnosa banding (keduanya mewakili kedisiplinan menulis dokumen medik) memberikan indikasi rendahnya ketaatan Dokter Jaga Rawat Inap terhadap SOP (Standard of Operating Procedure) yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Analisis deskriptifvariabel dependen perubahan klinis menunjukkan hanya 47.1% yang mengalami perubahan klinis dengan penanganan pasien langsung oleh Dokter Jaga Rawat Inap. Analisis evaluatif bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara elemen proses pelaksanaan pelayanan medik dokter jaga rawat inap dengan perubahan Medis.
Kesimpulan. Konsep penelitian yang disusun hanya mampu menerangkan kemaknaan hubungan antara proses pelaksanaan pelayanan medik dengan perubahan klinis yang terjadi. Sedangkan hubungan yang mungkin terdapat di antara masing-masing elemen yang terdapat di dalam proses pelaksanaan pelayanan medik tersebut tidak dianalisa. Dari analisis deskriptif dapat disimpulkan bahwa ketepatan pelaksanaan pelayanan medik terhadap SOP RSUP Fatmawati masih rendah (rata-rata 34.88%), hal ini menunjukkan perlunya dilakukan intervensi oleh pihak rumah sakit untuk memperbaiki kinerja Dokter Jaga Rawat Inap ini. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain dapat berupa pendidikan berkelanjutan untuk Dokter Jaga Rawat Inap, pembinaan kedisiplinan melalui Komite Medik, peningkatan peran Dokter Konsultan (Spesialis) dalam melakukan supervisi, peningkatan sosialisasi SOP dan pembaharuan tatalaksana kerja dokter jaga rawat inap.

Introduction. Medical services in hospital is conducted for 24 hours per day. As a part of it, Dokter Jaga Rawat Inap (general practitioner) take an Important role as they conduct a 16 after office hours medical services. Since there is an assumption that DokterJaga Rawat Inap's performance in their medical case handling doesn't meet the requirements, it is necessary to study their ability in gaining inpatient clinical improvement.
Objectives of the study. The objectives are to get some information?s about expertise application aspect and medical document writing compliance aspect of Dokter Jaga Rawat Inap that correlates to clinical improvement.
Metodology of the study. This is a cross sectional study of 172 cases those are directly handled by Dokter Jaga Rawat Inap not consulted to the specialists. All of them are used as a sample (172 cases).The data analyzed are all primary ones, took from patient's medical document. Statistical analysis used in the study are the table of frequency distribution, the descriptive analysis of univariate and the bivariate analysis by Chit test and Kendall's Rank Correlation test.
Result of study. Descriptive analysis for variables of process indicates Dokter Jaga Rawat Inap's compliances in implementing SOP ( Standard of Operating Procedure) is low. Those variables consist of supporting test and therapy conducted ( represent the expertise application) and writing the diagnosis criterion and the differential diagnosis (represent the compliance in medical document writing). While the analysis for variable of Output indicates 47% of patients had clinical improvements."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poerwani B.S.
"Rekam medik rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem Informasi rumah sakit yang mutlak harus ada di setiap rumah sakit dalam rangka menjaga/meningkatkan mutu layanannya. Bila pengelolaan rekam medik rumah sakit tidak baik, maka dapat dikatakan bahwa mutu layanan rumah sakit yang bersangkutan juga tidak baik karena kriteria-kriteria tentang mutu layanan RS tidak dapat diukur.
Di RSUD Pare, pengelolaan rekam medik secara keseluruhan dapat dikatakan baik oleh karena pencapaian nilai statifikasi RS Jawa Timur mencapai 98 % dari target. Tetapi apakah pengelolaan rekam medik dilihat dari kelengkapan pengisiannya ada hubungannya dengan mutu layanan RS. Pertanyaan inilah yang akan dicari jawabannya melalui penelitian ini.
Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat evaluatif tentang kelengkapan pengisian variabel rekam medik dengan analisa yang bersifat diskriptif dengan menggunakan uji statistik chi kuadrat. Uji statistik tersebut digunakan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara kelengkapan pengisian variabel rekam medik dengan mutu layanan tonsilektomi pada unit bedah RSUD Pare. Dalam hal ini terwakili oleh lama perawatan, pra bedah dan pasca bedah. Data diperoleh dengan Cara mengamati semua rekam medik penderita yang dilakukan tindakan tonsilektomi pada tahun 1990-1991, dan wawancara terhadap kepala unit bedah, rekam medik dan pimpinan rumah sakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelengkapan pengisian variabel rekam medik penderita dengan tonsilektomi yang mempunyai hubungan dengan lama perawatan adalah variabel pemeriksaan fisik/diagnosa/terapi, laporan operasi dan resume. Variabel rekam medik yang ada hubungannya dengan lama perawatan pra bedah adalah pemeriksaan fisik/diagnosa/terapi dan identitas penderita. Sedangkan variabel rekam medik yang ada hubungan dengan lama perawatan pasca bedah adalah laporan operasi. Kelengkapan pengisian variabel rekam medik secara menyeluruh ternyata mempunyai hubungan terhadap lama perawatan keseluruhan dan lama perawatan pra bedah.
Disarankan dengan pengelolaan pengisian rekam medik yang demikian itu, RSUD Pare dapat melakukan kegiatan evaluasi periodik tentang rekam medik yang amat berguna untuk memulai kegiatan membina mutu RS. Demikian pula bagi Dep. Kes. RI dapat menyusun mutu baku bagi pengelolaan rekam medik rumah sakit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riwayat Suyono
"Untuk mengetahui keinginan dari konsumen tentang pelayanan kesehatan yang merupakan karakteristik pasien rawat inap Rumah Sakit Pelni "Petamburan" Jakarta, telah dilakukan penelitian terhadap 49 pasien kelas perawatan VIP dan 86 pasien kelas perawatan Non VIP. Banyaknya sampel tersebut telah memenuhi persyaratan penelitian yang ditetapkan.
Penelitian dilakukan dengan latar belakang bahwa rumah sakit mampu untuk menyelenggarakan pelayanan rawat nginap yang baik, tetapi belum dapat dimanfaatkan konsumen secara optimal untuk menghadapi peluang yang ada. Peluang tersebut adalah demand konsumen terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik karena adanya peningkatan pendidikan dan keseiahteraan masyarakat serta semakin membaiknya perekonomian negara sebagai hasil pembangunan yang telah dilakukan bangsa Indonesia.
Serta untuk menghadapi persaingan dengan sesamanya, rumah sakit perlu berupaya melakukan pemasaran produk jasa pelayanan rawat inapnya. Upaya pemasaran ini dilakukan terhadap produk jasa pelayanan kelas perawatan VIP dan Non VIP agar dapat memberikan nilai tambah bagi rumah sakit. Nilai tambah ini dimaksudkan agar rumah sakit mampu mengatasi biaya operasionalnya yang semakin meningkat.
Hasil penelitian yang merupakan karakteristik pasien kelas perawatan tersebut diharapkan dapat menjadi landasan bagi rumah sakit dalam menyusun upaya pemasaran, agar dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Karmali Ruslim
"Peralatan biomedis adalah perlengkapan yang menjadi salah satu unsur penting penunjang mutu pelayanan rumah sakit untuk memberikan pelayanan medis yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. Agar dapat berfungsi secara optimal, memberikan kepuasan waktu dan manfaat kepada pasien, dan dapat dipakai untuk jangka waktu cukup lama, serta selalu berada dalam kondisi siap pakai, maka peralatan biomedis harus mendapat perlakuan khusus, mengingat biaya untuk pengadaan alat biomedis selalu meningkat sesuai dengan kemajuan ilmu serta teknologi kedokteran dan perkembangan inflasi. Perlakuan khusus terhadap alat biomedis, sudah dimulai sejak awal perencanaan pengadaan alat, meliputi berbagai tindakan antara lain ; Pengoperasian, Pemeliharaan rutin, dan Pemeliharaan pencegahan yang didasarkan pada kegiatan inspeksi/pemeriksaan berkala; dengan tujuan agar alat terhindar dari kerusakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran peranan faktor-faktor : Pengoperasian dan Pemeliharaan rutin yang dilakukan oleh operator, faktor Pemeliharaan pencegahan yang dilakukan oleh teknisi alat, faktor-faktor Frekuensi pemakaian, Usia alat dan Jumlah operator ; terhadap terjadinya kerusakan alat. Penelitian ini merusakan penelitian analitis yang dilakukan terhadap 142 alat biomedis dari 20 rumah sakit umum kelas C yang berada di wilayah DKI Jakarta. Sebagai unit analisa diambil tujuh jenis peralatan biomedis, yakni : Rontgen, USG, EKG, Fotometer, Inkubator, Diatermi dan Mesin anestesi; Dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada pimpinan rumah sakit, kepala unit/ruang, operator dan teknisi alat. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa prosentase, Uji chi-square, dan analisa regresi linier berganda.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor yang paling berperan pada kerusakan alat adalah usia alat; karena setiap usia alat bertambah satu tahun, akan menambah kerusakan sebesar 0,6 kali, sehingga makin tua alat makin besar kemungkinan terjadinya kerusakan. Terdapat pula kecenderungan bahwa alat yang dioperasikan oleh satu orang operator kemungkinan terjadinya kerusakan alat biomedis lebih sedikit dibandingkan dengan alat yang dioperasikan oleh lebih dari satu orang operator.
Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah Operator yang berpendidikan akademis cenderung mengoperasikan alat dengan prosedur yang lebih baik. Operator yang mendapat latihan yang baik, akan mengoperasikan dan melakukan pemeliharaan rutin dengan baik. Makin baik pengetahuan operator akan makin baik Pula pemeliharaan rutin. Dengan anggaran pemeliharaan biomedis yang besar, ada kecenderungan kemungkinan terjadinya kerusakan alat biomedis lebih sedikit.
Pada penelitian ini juga ditemui bahwa belum seorangpun teknisi alat yang sepenuhnya melaksanakan pemeliharaan pencegahan, dan sebagian besar rumah sakit umum kelas C di DKI Jakarta belum mempunyai teknisi alat, karena teknisi lulusan ATEM masih belum dikenal secara luas.
Deberapa saran bagi pimpinan rumah sakit, ATEM, dan instansi pemilik rumah sakit antara lain : Pada alat yang telah berusia 6 tahun tindakan pengoperasian agar dilakukan lebih hati-hati, dan kalau mungkin melakukan peremajaan; pemberian latihan yang baik kepada operator dan teknisi alat oleh distributor, lebih menggiatkan pengenalan lembaga pendidikan ATEM dan lulusannya kepada para pimpinan rumah sakit, perlunya penggalakkan program pemeliharaan pencegahan, penunjukkan jumlah operator minimal untuk setiap alat, dan meninjau kebijakan penggunaan anggaran pemeliharaan."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library