Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurweni Saptawuryandari
"Skripsi ini mencoba mengetengahkan mengenai 30 Teks puisi Dolanan Anak-anak yang Diajarkan Di Taman Muda Siswa Ibu Pawiyatan Yogyakarta. Ke 30 teks tersebut merupakan sebagian dari teks-teks yang diajarkan di Taman Muda Taman siswa Ibu Pawiyatan Yogyakarta. Pembahasan 30 teks puisi tersebut pertama-tama, dilakukan dengan mendeskripsikan bentuk, isi, dan menginterpretasikan teks tersebut secara satu persatu. Setelah teks-teks tersebut dideskripsikan bentuk, isi, dan diinterpretasikan, maka selanjutnya teks-teks tersebut dianalisis. Analisis yang dilakukan berdasarkan metode intrinsik. Dari hasil analisis ini nantinya akan terlihat betapa fungsi yang terkandung dalam tiap-tiap teks puisi dolanan tersebut berfungsi sebagai alat pendidikan, yang meliputi fungsi pendidikan mental, moral, budi pekerti, agama, keindahan, dan kecerdasan. Fungsi ini semua ternyata sesuai dengan maksud pendidikan kesenian di Taman_siswa, yaitu bahwa pendidikan kesenian menurut Tamansiswa adalah syarat mutlak untuk mendidik jasmani, rohani, dan budi pekerti (Ki Hajar Dewantara, 1954:92). Dan sesuai pu_la dengan tujuannya yaitu mendidik manusia yang estetis, yang aktif, kreatif, dan berpribadi (Mohammad Said, 1954: 77)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Laksmi Humani
"Transkripsi drama radio Kembang-kembang Pucuk Gunung (KKPG) ini merupakan pelengkap dari skripsi Drama Radio Kembang-kembang Pucuk Gunung, Suatu Analisis Struktural. Transkripsi ini diperoleh dari 12 (duabelas) buah kaset yang direkam dari radio swasta Radio Kayu Manis karena drama radio KKPG ini pernah disiarkan di sana. Drama radio KKPG ini ternyata terdiri dari 6 (enam) episode, yang tiap episode memakan waktu siaran 90 menit atau 2 (dua) buah kaset. Tiap-tiap episode berisi 12 adegan, dimana pada tiap permulaan episode dimulai dengan sebuah gending pembukaan, dan pada tiap pergantian adegan diselingi dengan gending yang pendek, demikian juga pada akhir episode diakhiri dengan gending yang pendek. Karena drama radio KKPG ini sudah cukup lama diputar atau disiarkan di radio Kayu Manis, maka dalam proses transkripsi ini ditemukan beberapa dialog yang tidak dapat tertangkap oleh pendengaran. Tetapi ternyata dialog-dialog ini tidak mengganggu jalannya cerita. Dengan dilakukan transkripsi dari Drama Radio KKPG ini diharapkan kiranya dapat membantu melancarkan para pembaca skripsi Drama Radio Kembang-Kembang Pucuk Gunung; Suatu Analisis Struktural"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Pramonowati
"Sebagai karya sastra daerah, roman Supraba Lan Suminten (karya Kamsa, diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka, 1923; diterbitkan ulang oleh Pusat Bahasa, 1980) tergolong ke dalam hasil karya sastra Jawa zaman Balai Pastaka, atau tergolong ke da_lam karya sastra Jawa modern periode 1908-1945. Roman Supraba Lan Suminten, kemunculannya di antara roman-roman lain seperiode, ternyata menampilkan nafas baru, yakni sama sekali tidak mengungkapkan ihwal kalangan bangsawan (baca: istana sentris) sebagaimana tema cerita yang digemari para pengarang sastra lama, dan kemudian masih berpengaruh pada kebanyakan roman-roman sastra Jawa modern periode 1908-1945 itu. Tokoh-tokoh utama dalam roman Supraba Lan Suminten ada_lah, justru para priyayi kecil bernama Supraba dan Suminten yang karena berpe-rilaku nerima, hormat, jujur, dan rendah hati, berhasil meraih cita-citanya sebagai orang berpangkat dan terpandang sehingga hidup berbahagia. Kiprah para tokoh dalam roman ini menarik perhatian, karena suasana pada waktu roman diterbitkan pertama kali (1923), yakni suasana pada zaman pemerintahan kolonial Belanda, setidaknya me_nyiratkan berbagai hal, antara lain: (1) pengarang harus tunduk kepada peraturan Ba_lai Pustaka, sehingga setuju tidak setuju, harus mengungkapkan kebaikan hati pejabat Belanda; (2) pengarang harus berhati-hati apabila berniat mendidik pembacanya dalam hal moral dan etik, dan (5) pengarang, diam-diam, merasa sudah saatnya harus menam_pilkan tokoh dari golongan priyayi cilik 'priyayi kecil', yang kemudian diformulasi_kan dalam wujud yang tetap bersifat politik : priyayi kecil itu adalah pegawai seorang pembesar Belanda (yang kebetulan) baik hati. Meskipun tidak berasal dari golongan bangsawan, ternyata perilaku dan sikap hidup tokoh Supraba dan tokoh Suminten dapat diandalkan sebagaimana layaknya orang terpelajar yang tabu adat. Mereka dapat menjunjung nilai-nilai moral dan etik : patuh terhadap atasan, rajin, memiliki loyalitas, sederhana, dan kreatif."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library