Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Corputy Johan E.M.
"Bakteremia yang merupakan suatu peristiwa masuknya kuman/bakteri kedalam aliran darah akibat tindakan kedokteran gigi sudah banyak dilaporkan dan efeknya sebagai sarana terjadinya infeksi fokal seperti endokarditis subakut telah mendapat pengakuan umum.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek berkumur dengan larutan Hexetidine 0,1% sebelum pencabutan gigi terhadap terjadinya bakteremia setelah pencabutan gigi dibandingkan dengan berkumur larutan NaCl 0,9%.
60 pasien dewasa muda umur rata-rata 24 th, yang ingin dilakukan pencabutan gigi yang vital untuk berbagai keperluan dengan OHI-S kurang dari 1 serta tidak makan antibiotika minimal 3 hari sebelum pencabutan gigi, merupakan subyek penelitian ini.
Hasil penelitian ini setelah diuji statistik menunjukan bahwa Hexetidine 0,1% memberikan hasil yang berbeda dengan NaCl 0,9% yaitu berkumur dengan NaCl 0;9% sebelum pencabutan gigi tetap terjadi bakteremia pada mayoritas penderita setelah pencabutan gigi sedang berkumur dengan Hexetidine 0,1% lebih efektif mencegah terjadinya bakteremia balk yang disebabkan bakteri aerob maupun anaerob."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Henri Winangun
"ABSTRAK
Perikoronitis merupakan salah satu komplikasi dari adanya gigi molar tiga bawah yang impaksi. Keadaan ini dapat berkembang menjadi infeksi yang berbahaya, bahkan fatal. Literatur mengatakan bahwa kejadian ini akibat adanya suatu trauma dari gigi antagonisnya, yang menyebabkan masuknya kuman ke dalam jaringan sehingga menimbulkan radang / infeksi. Kejadian tersebut dapat terjadi pada berbagai klasifikasi impaksi, berkaitan juga dengan faktor umur, jenis kelamin, dan kebersihan mulut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kejadian ini pada gigi molar 3 bawah impaksi sebagian sehubungan dengan ada atau tidaknya trauma gigi antagonisnya.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, pada semua pasien perikoronitis yang datang di poliklinik gigi RSCM, dari bulan Pebruari sampai dengan Juli 1994. Pasien pasien tersebut diperiksa dan dicatat pada form khusus penelitian, dalam kelompok umur, jenis kelamin, kebersihan mulut dan kiasifikasi impaksi.
Hasil penelitian menunjukkan ditemukan 67 pasien perikoronitis, dengan ratio laki-laki: perempuan = 2:3. Trauma akibat gigi antagonis sebanyak 48 kasus {72%) dari seluruh kasus perikoronitis. Jumlah kasus tertinggi terjadi pada kelompok umur 20 - 29 tahun, dengan kebersihan mulut sedang. Menurut klasifikasi gigi impaksinya menunjukkan bahwa pada kelas I dan II relatif hampir sama banyaknya, pada posisi A jauh lebih banyak dari pada posisi B, dan sumbu terbanyak adalah vertikal. Tetapi dilihat dari ada atau tidaknya trauma gigi antagonis maka belum dapat disimpulkan secara hubungan kausal terhadap kejadian perikoronitis. Kesimpulan yang dapat diambil adalah memang cukup banyak ditemukan kasus perikoronitis dengan trauma gigi antagonis."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Ninik Tridjaja
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, C.M.T
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang gejala klinik akibat odontektomi gigi M3 bawah impaksi, dengan menggunakan alat pahat dan bor terhadap 36 pasien.
Penelitian tersebut dibagi dalam dua kelompok sama besar. Reaksi jaringan seoara klinik akibat odontektomi tersebut dievaluasi pada hari pertama, ketiga dan ketujuh. Gejala klinik yang dievaluasi dikelompokkan dalam :
- Sembuh, tanpa gejala
- Ringan; dengan satu gejala, masing»masing gejala dianggap setara
- Sedang; dengan dua gelaja '
- Barat; dengan tiga atau lebih gejala.
Analisa data dilakukan secara Chi-kwadrat dan Kolmogorov~Smirnov dalam dua tahap, yaitu:
1. Tes Chi-kwadrat pada kelompok pahat dan bor ditinjau dari segi umur, seks, letak gigi (kanan/kiri), Penyebaran akar dan lamanya operasi, menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut homogen,
2. Tas Kolmogorov-Smirnov pada kelompok pahat dan bor ditinjau dari gejala kliniknya, meliputi sembuh tanpa gejala, ringan, sedang dan berat menunjukkan basil sebagai berikutr Setiap kategori tersebut pada setiap hari pemeriksaan menunjukkan bahwa peralihan dari keadaan yang berat sampai sembuh tanpa gejala pada kelompok pahat lebih oepat dibandingkan kelompok bor. `
Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa meskipun pemakaian pahat tampak lebih menakutkan, namun gejala klinik yang diakibatkannya lebih ringan dibandingkan kelompok bor, yaitu pada: pembengkakan pada hari ketiga, rasa nyeri pada hari kesatu dan ketiga, dan trismus pada hari kesatu.
Pembengkakan adalah akibat paling dominan baik pada penggunaan pahat maupun bor. Pembengkakan disertai rasa nyeri dan trismus tampaknya tinggi pada pemakaian bor.
Terdapat keoenderungan pada pasien untuk menolak operasi odontektomi menggunakan pahat karena faktor psikik.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library