Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Askaria Milindri
Abstrak :
Tesis ini membahas eksplorasi dan manifestasi pengetahuan tasit pada siswa SMP di Sekolah Lazuardi GIS Cinere dengan menggunakan kerangka analisa Nonaka & Takuechi (1995). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing murid telah memiliki pengetahuan tasit berdimensi teknis dan kognitif sebelum mereka menjadi murid SMP Lazuardi GIS. Pengetahuan tersebut di bawa oleh tiga agen sosialisasi dominan, yakni keluarga, agama, dan media massa. Pengetahuan tasit tersebut dieksplorasi di sekolah pada program pengayaan sekolah dan program inti sekolah. Sedangkan manifestasi pengetahuan tasitnya terdapat pada kurikulum intangible-nya (hidden curriculumatau kurikulum yang tidak kelihatan secara kasat mata tetapi dapat dirasakan dalam budaya sekolah, seperti visi-misi-filosofi sekolah dan hal-hal apa saja yang ingin dikembangkan pada murid-muridnya). ...... This thesis explains about exploration and manifestation tacit knowledge of Junior High School Student in Lazuardi GIS Cinere with Nonaka and Takeuchi (1995) frame analysis. This thesis is a qualitative research with descriptive analysis design. The result showed that each student had their own tacit knowledge either in tecnical dimension or kognitif dimension before they became a Junior High School student in Lazuardi GIS Cinere. That knowledge was brought by three dominant socialization agents, namely family, religion, and mass media. That tacit knowledge was explored by the school on school enrichment programs and school core programs. While the tacit knowledge manifestation could be found in its tangible curriculum (hidden curriculum or a curriculum that is invisible but can only be felt within its school culture, such as school vision and mission and things that the school wants to be flourished).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdulah
Abstrak :
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah dimana di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pembelajaran yaitu guru, isi atau materi pembelajaran, siswa dan lingkungan. Penelitian ini menganalisis implementasi kebijakan standar proses di SMPN 2 Sukagumiwang Kabupaten Indramayu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan metodenya studi kasus yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen, observasi dan wawancara. Hasil Penelitian tentang Bagaimana implementasi standar proses di SMPN 2 Sukagumiwang Indramayu sebagai berikut:1. Aspek perencanaan pembelajaran yang terdiri dari rencana program pembelajaran dan silabus pada umumnya sudah ada tapi sebagian besar bukan hasil karya sendiri. 2. Pelaksanaan pembelajaran masih perlu dibenahi terutama dari aspek jam belajar dan metode pembelajaran. 3. Penilaian pembelajaran perlu dioptimalkan lagi frekwensi, jenis dan pemanfaatannya. 4. Pengawasan pembelajaran perlu ditingkatkan lagi baik oleh Kepala Sekolah maupun Pengawas Sekolah. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu : 1. Aspek komunikasi masih perlu ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya. 2. Sumberdaya guru dan wewenangnya sudah cukup tetapi yang masih perlu diperhatikan adalah sumberdaya siswa, informasi, sarana dan dana. 3. Sikap para pelaksana belum optimal mendukung implementasi standar proses. 4. Struktur birokrasi sekolah dalam melaksanakan implementasi standar proses sudah cukup berperan. ......The learning process is the core of the formal education process at school where it occurs in the interaction between the various components of the learning those are : teachers, content or learning materials, students and the environment. This study analyzes the policy implementation process standards in SMPN 2 Sukagumiwang Indramayu district and the factors that influence it. This study used a qualitative approach. The method used was a descriptive case study. Data was collected through the study documents, observations and interviews. Research on how the implementation of standard processes in SMPN 2 Sukagumiwang Indramayu obtained as follows : 1. Aspects of the learning plan consists of plan learning program sand existing syllabus in general but mostly not the work itself,. 2. Learning implementation still need to be addressed, especially from the aspect of teaching hours and teaching methods. 3. Assessment of learning needs to be optimized again the frequency, type andutilization. 4. Instructional supervision should be increased again by both the Principal and the School Trustees. While the factors that influence, namely : 1. Communication aspect could be improved both quantity and quality. 2. Resource teachers and authority is sufficient but that remains to be seen is a student resource, information, facilities and funds. 3. Attitude of the implementers is not optimal to support the implementation of standard processes. 4. Bureaucratic structure of the schools in implementing the standards implementation process has been quite instrumental.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadyana Rahayu
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S6889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ankiet Dayu Lelono
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S6935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raracitta Gya Maria
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S6986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Praditya Andika Putra
Abstrak :
Meningkatnya angka tawuran pelajar hingga tahun 2012 membuat perlunya kita memperhatikan kembali permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia. Secara idealnya, pendidikan dapat memberikan nilai-nilai mengenai integrasi. Tetapi, secara faktanya fenomena tawuran pelajar ini menunjukan adanya disintegrasi di masyarakat terutama di kalangan pelajar. Penelitian ini mencoba melihat hubungan sebab akibat yang membuat seorang pelajar cenderung melakukan tawuran. Pelajar di dalam penelitian ini difokuskan kepada pelajar SMP dengan metode kuantitatif. Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasikan, ternyata konsep seperti Academic Performance, Kepemilikan Peer Group Deviance, Aktivitas Solidaritas Konflik, dan Sosialisasi Pendidikan Moral memiliki peran didalam hubungannya dengan tawuran pelajar. Permasalahan mengenai prestis dan power di kalangan pelajar sendiri juga menjadi aspek yang signifikan di dalam menjelaskan fenomena ini.
The rate of tawuran pelajar (mass student brawl) is increase until 2012. So, we need give an attention for the education problem in Indonesia. Ideally, education can gives values about integration. But, in fact with this phenomena show us there?s disintegration in society especially in student. This research try to understand causallaw relationship that made a student dispose to do tawuran pelajar. This research has focus on junior high school student with quantitative method. This research found that some concepts like Academic Performance, Deviance Peer Group Ownership, Conflict Solidarity Activity, and Moral Education Socialization have role on this phenomenon. Prestige and Power issue among student is become significant aspect to explain this phenomena too.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandraditya Kusuma
Abstrak :
Skripsi ini mendiskusikan tentang subkultur straight edge, terutama budaya, identitas, serta resistensi yang dimilikinya. Straight edge merupakan subkultur dengan warna gaya hidup positif yang berkembang di skena punk dan anak muda yang hedonis di Amerika Serikat era 80-an. Sepanjang sejarah straight edge telah berubah dari lagu hardcore punk berdurasi 49 detik, menjadi sebuah subkultur yang muncul di berbagai komunitas underground di seluruh dunia. Mengambil studi kasus straight edge Jakarta, skripsi ini berusaha untuk melihat bagaimana subkultur straight edge dimaknai oleh individu dan kelompoknya, bagaimana identitas straight edge dibangun dan dikelola, serta bagaimana secara kolektif straight edge meresistensi budaya hedonis dari punk dan anak muda secara umum.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danar Pratomo
Abstrak :
Penelitian ini membahas bagaimana jaringan sosial Kaval memberikan manfaat terhadap aksesibilitas ke lapangan pekerjaan bagi para anggotanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa manfaat jaringan sosial tersebut tercipta karena: (1) Anggota-anggotanya tidak hanya berinteraksi secara online tetapi juga tatap muka dan harus dilakukan secara mendalam, (2) diantara anggota-anggotanya tercipta kepercayaan sosial, nilai, dan norma tertulis yang mendukung eksistensi jaringan sosial tersebut, (3) sebagian besar anggotanya berlatar belakang pendidikan yang sama, yang pada akhirnya akan tercipta info-info lapangan pekerjaan yang homogen di komunitas elektronik tersebut.
This paper discusses how Kaval social network provides benefits to accessibility of employment opportunities for its members. This research is conducted using qualitative methods. The findings of this study indicate that the benefits of social network are created because: (1) The members don?t just interact via online but also through face to face and be done in depth, (2) there are social beliefs, values, and norms in writing that supports the existence of social networks among its members, (3) the majority of its members have the same educational background, which in turn will create homogeneous jobs info in the community.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Saleh H F S
Abstrak :
Sekolah dengan kapasitasnya sebagai sebuah institusi sosial berfungsi sebagai agen sosialisasi dan sekaligus agen kontrol sosial. Dalam fungsinya tersebut misalnya membentuk perilaku seseorang, tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan pelajaran-pelajaran formal saja, diperlukan adanya perbuatan nyata, yang jika dalam lingkup sekolah bisa dicontoh melalui segala bentuk interaksi antara aktor-aktor di sekolah. Hal inilah yang dinamakan dengan kurikulum terselubung (hidden curriculum) yang sudah barang tentu terdapat di setiap sekolah. Seperti yang dilakukan oleh SMA Negeri "X" Jakarta yang mana salah satu visi-misi-tujuannya adalah ingin mewujudkan sikap/perilaku siswanya menjadi demokratis. Penelitian ini ingin mencoba melihat hubungan antara kurikulum terselubung terhadap pembentukan perilaku demokratis siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan kurikulum terselubung memiliki peranan/pengaruh dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi pada siswa. Terdapat hubungan yang cukup/sedang dan arah yang positif antara variabel kurikulum terselubung dengan variabel perilaku demokratis siswa. Lebih jauh lagi, telah dibuktikan dalam penelitian ini tentang pentingnya penanaman nilai-nilai demokrasi melalui penerapan kurikulum terselubung yang cukup efektif.
School with it's capacity as a social institution has a function to become an agents of socialization and social control. Its function for example to form a person's behavior, not enough just to rely on any formal lessons, concrete action is needed, that if within the scope of the school can be emulated by all forms of interaction among actors in the school. This is called the hidden curriculum (hidden curriculum), which of course contained in each school. As performed by SMA Negeri "X" Jakarta where one of the vision-mission-goal is to establish the democratic attitude/behavior of students. This study try to see the relationship between the hidden curriculum to formation of student democratic behavior. The results of this study empirically indicate that application of the hidden curriculum has a role/influence in internalize democratic values in students. There is a moderate relationship and positive direction between hidden curriculum variable with student's democratic behavior variable. Furthermore, it has been proved in this study on the importance of cultivation of democratic values through the application of the hidden curriculum is quite effective.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Szasza Hervanovriza
Abstrak :
Sekolah merupakan institusi pendidikan formal yang melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada siswa. Tidak hanya sebatas pada transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi sekolah juga merupakan agen sosialisasi yang membentuk perilaku siswa seperti yang diinginkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara sosialisasi pendidikan di sekolah dan sosialisasi pendidikan dalam keluarga terhadap perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Pengertian dari perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri adalah tindakan siswa dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara berulang. Penggunaan ini sendiri akan efektif jika siswa memanfaatkan teknologi tersebut untuk keperluan akademis dengan porsi yang lebih besar daripada kepentingan lain. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulam data melalui survey yang dilakukan di SMAN ?X? Jakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 165 yang terdiri dari siswa kelas X, kelas XI, dan kelas XII. Teknik penarikan sampel menggunakan stratified random sampling non-proporsional sehingga dapat melihat gradasi jawaban responden berdasarkan tingkatan kelas. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel sosialisasi pendidikan di sekolah dan variabel sosialisasi pendidikan dalam keluarga berpengaruh terhadap perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dengan kekuatan hubungan yang lemah. Di dalam variabel sosialisasi pendidikan di sekolah terdapat empat dimensi yang juga diuji pengaruhnya yaitu peran guru, kurikulum tertulis, hidden curriculum, dan peer group. Dari keempat dimensi tersebut dimensi kurikulum menjadi dimensi yang paling kuat dalam mempengaruhi perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi siswa. Berbeda dengan tiga dimensi lain, hasil pengujian statistik mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan antara dimensi peer group dengan perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Pada variabel sosialisasi pendidikan dalam keluarga, lemahnya hubungan antara sosialisasi pendidikan dalam keluarga disebabkan oleh lemahnya kontrol orang tua terhadap perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi siswa yang kecendrungannya disebabkan oleh ketidakmampuan orang tua dalam mengikuti perkembangan teknologi yang sangat pesat.
Schools are educational institutions that conduct formal transfer of science and technology to student. Not only limited to the transfer of science and technology, but the school is also an agent of socialization that shape student behavior as desired by the community. This study aims to see how the relationship between the socialization of education in schools and educational socialization in the family of the behavior of the use of information and communication technology. Understanding of the behavior of the use of information and communication technology itself is the act of the students in using information and communication technology repeatedly. Use of this alone would be effective if student utilize these technologies for academic purpose with a larger portion than other interests. This study uses quantitative methods with survey techniques in SMAN "X" Jakarta. The number of sample in this study is 165 which consists of grade X, XI and XII classes. Technique sampling using a stratified random sampling nonproportional in order to see the gradations of respondent's answer based on grade level. The result of this study indicate that the variable socialization of education in schools and education in the family socialization variables influence the behavior of the use of information and communication technology with the strength of weak ties. In socialization variable of education in school there are four dimensions that also tested the effect of the role of teachers, written curriculum, hidden curriculum and peer group. From the fourth dimensions, the dimensions of the curriculum is the most powerful in influencing the behavior of the use of information technology and communications students. Unlike the three other dimensions, the statistical tests revealed result that there is no relationship between the dimensions of the peer group with the behavior of the use of information and communication technology. Family socialization show low influence towards information technology usage behavior. It was because parents could not follow the technology development.which have progressive development.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>