Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Abrar Rizqullah
"Pertumbuhan dan pembangunan yang masif membawa dampak terhadap iklim pada suatu wilayah. Vegetasi yang menyusun ruang terbuka hijau di kota menjadi salah satu sarana dalam peningkatan kualitas dari atmosfir kota, tidak terkecuali efek kenyamanan termal. Keberadaan tutupan vegetasi di Kecamatan Serpong menjadi hal yang mengkhawatirkan karena upaya-upaya pembangungan yang mengakibatkan degradasi kuantitas dan kualitas nya. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh ketersediaan vegetasi terhadap suhu permukaan darat dan tingkat kenyamanan termal di Kecamatan Serpong. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data suhu permukaan darat, kerapatan vegetasi, suhu udara, dan kelembaban udara yang didapat dari citra Landsat 5, 7, 9, dan juga pengukuran langsung. Metode spasial yang digunakan adalah Land Surface Temperature, Normalized Difference Vegetation Index, dan metode statistik pearson correlation dan uji regresi sederhana untuk melihat bentuk pengaruh vegetasi terhadap iklim di Kecamatan Serpong. Hasil menunjukkan bahwa vegetasi memiliki pengaruh terhadap penurunan nilai suhu permukaan darat dan juga meningkatkan tingkat kenyamanan termal di Kecamatan Serpong. Sebagian besar wilayah di Kecamatan Serpong masuk kategori tidak nyaman dan hanya 1,68 km2 wilayah Kecamatan Serpong yang memiliki status kenyamanan termal “sebagian nyaman”.

Rapid growth and development cause a significant impact on the climate of a region. Vegetation that forms an urban green space plays a significance role in enhancing the quality of the urban atmosphere, including thermal comfort. Existance of urban vegetation in Serpong Subdistrict is becoming a concern due to development efforts that causing degradation in both its quantity and also quality. The purpose of this research is to see influence of vegetation on land surface temperature and thermal comfort Index levels in Serpong Subdistrict. The data used in this research include land surface temperature data, air temperature data, NDVI data, and air humidity data that obtained from Landsat 5, 7 and 9 imagery as well field recording. The spacial method that are utilized is land surface temperature, NDVI, and the statistical method using pearson correlation and simple regression analysis to examine the nature of the influence of vegetation existance on climate in Serpong Subdistrict. The results indicate that vegetation lowers land surface temperature and significantly improves thermal comfort levels in the region. However, the majority of the area in Serpong Subdistrict falls under the uncomfortable category, with only 1.68 km² of the subdistrict’s area having a partially comfortable thermal status."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rias Idawanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34117
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wastoni
"Orangutan (Pongo pygmaeus) merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di Asia, yang
sekarang berdistribusi secara endemik di pulau Sumatera dan Borneo. Perubahan lahan akibat
penebangan hutan, konversi lahan dan kebakaran hutan, secara langsung berdampak merugikan
terhadap habitatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah kesesuaian habitat
orangutan (Pongo pygmaeus) di kawasan konservasi Cakra Estate PT. REA Kaltim Plantations
di Kalimantan Timur. Variabel kesesuaian wilayah yang digunakan meliputi ketersediaan pakan
orangutan, ketersediaan air, dan bentuk medan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif secara keruangan (spatial) untuk mendapatkan wilayah kesesuaian dan analisis
korelasi dengan menggunakan metode chi-square dengan mengkorelasikan sebaran sarang
sebagai indikator keberadaan orangutan dengan ketersediaan pakan orangutan, ketersediaan air,
dan bentuk medan. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa kawasan yang sesuai sebagai habitat
orangutan berada pada ketinggian 40-50 mdpl dengan kelerengan 5-8 % dan variabel yang paling
berpengaruh adalah ketersediaan pakan dengan tingkat korelasi sebesar 0,459."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34072
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Habibie
"DKI Jakarta merupakan kota besar yang memiliki tingkat pertumbuhan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang tinggi. Banyaknya jumlah PTS tentu akan meningkatkan persaingan serapan mahasiswa. Baik dari segi kualitas dan lokasi, PTS memperhitungkan perubahan serapan mahasiswa yang terjadi sebagai pasar yang kompak dalam pusat pelayanan PTS-nya di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan serapan mahasiswa di berbagai lokasi PTS Jakarta sehubungan dengan kondisi fisik wilayah yang homogen dengan pusat pelayanan teori lokasi Christaller. Kemudian, menghubungkan faktor akreditasi, aksesibilitas dan lokasi. Metode analisis yang digunakan adalah mendeskripsikan perubahan serapan mahasiswa tiap-tiap PTS dari tahun 2002 sampai dengan 2008. Kemudian, melihat hubungan antara variabel (akreditasi, aksesibilitas dan lokasi) terhadap perubahan serapan mahasiswa. Sehingga, dapat mendeskripsikan karakteristik lokasi tiap-tiap PTS. Faktor yang mempengaruhi perubahan serapan mahasiswa PTS adalah akreditasi dan aksesibilitas. Hubungan antara akreditasi dan aksesibilitas sesuai dengan serapan mahasiswa. Hasilnya, tingkat akreditasi dan aksesibilitas yang tinggi mempengaruhi peningkatan serapan mahasiswa pada PTS. Begitupun dengan lokasi PTS mempunyai karakteristik lokasi berada pada penggunaan tanah jasa perdagangan, terhubung pada jalan utama dan terminal yang ada pada wilayah threshold. Lokasi masing-masing PTS tidak sesuai"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34162
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yanian Ade Kristi
"Pemanfaatan lahan kering untuk tanaman pangan pokok non beras bertujuan
untuk meningkatkan ketersediaan pangan dan tidak hanya mengandalkan beras
sehingga ketahanan pangan tetap terjaga untuk jangka waktu tertentu. Kabupaten
Garut mempunyai lahan kering yang dapat dimanfaatkan sebagai penghasil
tanaman pangan jagung dan ubi kayu sehingga kebutuhan pangan dapat terpenuhi
melalui tanaman pangan pengganti non beras. Adapun tujuan penelitian ini adalah
mengetahui wilayah pemanfaatan lahan kering untuk pertanian tanaman pangan
pokok non beras dan mengetahui peranan pemanfaatan lahan kering untuk
tanaman pangan pokok non beras dalam upaya ketahanan pangan di Kabupaten
Garut. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu ketinggian, lereng, tektur
tanah, curah hujan, dan kedalaman efektifitas untuk penelusuran kesesuaian
tanaman jagung dan ubi kayu, data sekunder hasil produksi dan jumlah penduduk
untuk penelusuran ketersediaan pangan, kebutuhan pangan, dan ketahanan
pangan, dengan unit analisis adalah kecamatan. Adapun hasil dari penelitian ini
adalah wilayah lahan kering tanaman pangan jagung dan ubi kayu yang berpotensi
untuk dimanfaatkan terdapat di hampir seluruh Kabupaten Garut, dan peranannya
adalah dapat memenuhi kebutuhan pangan dan dapat bertahan untuk jangka waktu
15-23 bulan pada masing-masing kecamatan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34157
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal Nandaniko
"Kedinamisan wilayah pesisir dapat diamati dengan mengamati parameter berupa perubahan garis pantai baik akibat abrasi maupun akresi. Kabupaten Karawang yang terletak di Provinsi Jawa Barat merupakan kabupaten yang langsung berbatasan dengan Laut Jawa sehingga menyebabkan di sepanjang pesisir utara Kabupaten Karawang menjadi rentan akan fenomena perubahan garis pantai. Abrasi yang terjadi telah mengakibatkan hilangnya wilayah daratan seperti permukiman serta tambak penduduk yang merugikan warga setempat. Sama seperti abrasi, akresi juga dapat merugikan masyarakat sekitar karena akibatnya yang menimbulkan pendangkalan muara sungai sehingga menghambat lalu lintas kapal dan perahu. Tiga faktor oseanografis penting yang mempengaruhi perubahan garis pantai adalah arus, gelombang, dan pasang surut. Selain itu, faktor topografi pantai dan penggunaan lahan juga turut dipertimbangkan. Dilakukan analisis mengenai ada atau tidak terdapatnya pengaruh topografi pantai terhadap abrasi dan akresi yang terjadi, serta bagaimana pengaruh penggunaan lahan terhadap perubahan garis pantai. Dengan memodelkan prediksi perubahan garis pantai yang akan terjadi di masa depan, langkah preventif dapat dilakukan guna mencegah dampak negatif yang merugikan warga setempat dari fenomena ini. Model prediksi perubahan garis pantai didapatkan dari informasi laju perubahan di setiap garis transek yang tersebar di sepanjang garis pantai Kabupaten Karawang. Laju perubahan didapatkan dari data perubahan garis pantai yang diolah dengan mengekstraksi citra satelit Landsat 8 OLI/TIRS tahun 2018, Landsat 7 ETM+ tahun 2008, dan Landsat 5 TM tahun 1998. Analisis perubahan garis pantai dikaji dalam pendekatan per segmen. Dalam melihat hubungan antara topografi pantai dengan abrasi dan akresi, digunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil menunjukkan bahwa topografi pantai yang landai cenderung terjadi akresi. Sebaliknya, abrasi lebih mudah terjadi di wilayah dengan topografi pantai yang lebih curam. Untuk penggunaan lahan, adanya alih fungsi lahan menjadi permukiman dan tambak akan mempercepat proses abrasi. Sedangkan ekosistem mangrove mendukung terjadinya fenomena akresi. Model prediksi abrasi diprediksi terjadi paling besar di bagian tengah Kabupaten Karawang. Sedangkan untuk akresi, bagian paling Timur Kabupaten Karawang diprediksi menjadi wilayah dengan luasan akresi terbesar.

Dynamics of coastal areas can be observed by observing the parameters in the form of shoreline changes both due to abrasion and accretion. Karawang Regency, which is located in West Java Province, is a regency that borders the Java Sea directly, so that along the northern coast of Karawang Regency it becomes vulnerable to the phenomenon of coastline changes. Abrasion that occurred has resulted in the loss of land area such as settlements and resident pond which harm local residents. Just like abrasion, accretion can also be detrimental to the surrounding community because of the consequence that it causes siltation of river estuaries which hampers ship and boat traffic. Three important oceanographic factors that influence changes in shoreline are currents, waves, and tides. In addition, coastal topography and land use factors are also considered. An analysis of the presence or absence of coastal topographical effects on abrasion and accretion is carried out, as well as how the influence of land use on shoreline changes. By modeling predictions of shoreline changes that will occur in the future, preventive steps can be taken to prevent negative impacts that can harm local residents of this phenomenon. The prediction model for shoreline change is obtained from information on the rate of change in each line of transects that are scattered along the coastline of Karawang Regency. The rate of change was obtained from the shoreline change data processed by extracting Landsat 8 OLI/TIRS satellite images year 2018, Landsat 7 ETM + year 2008, and Landsat 5 TM year 1998. The shoreline change analysis was assessed in a per segment approach. In perceiving the relationship between coastal topography and abrasion and accretion, simple linear regression analysis was used. The results show that the sloping topography of the beach tends to accretion. Conversely, abrasion is occur easier in regions with steeper coastal topography. For land use, the conversion of land into settlements and ponds will accelerate the abrasion process. While the mangrove ecosystem supports the occurrence of accretion phenomena. The abrasion model is predicted to occur most in the central part of Karawang Regency. While for accretion, the easternmost part of Karawang Regency is predicted to be the region with the largest accretion area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Yuli Puspitasari
"Seiring berjalannya waktu, gumuk pasir di Pantai Parangtritis DI Yogyakarta yang unik digunakan penduduk untuk memenuhi kebutuhannya akan ruang yang semakin besar. Berkembang dan berubahnya penggunaan tanah di gumuk pasir ini diteliti dengan metode overlay dan analisis spasial, deskriptif dan spasiotemporal dari hasil interpretasi foto udara tahun 1972 dan 1992 dan citra tahun 2002 dan 2006. Berkembangnya gumuk pasir ditandai dengan bertambahnya luasan gumuk pasir pasif yang semakin melebar ke bagian tengah gumuk pasir aktif. Perubahan penggunaan tanah di gumuk pasir selama tahun 1972 sampai 2006 adalah menjadi pemukiman, hotel, fasilitas kuliner dan fungsi lainnya. Perubahan penggunaan tanah di gumuk pasir pasif lebih banyak menjadi pemukiman dan hutan belukar. Di gumuk pasir aktif bagian tengah, perubahan terjadi di sepadan pantai menjadi pertanian di tanh berpasir dan fasilitas kuliner. Di bagian utara, menjadi lahan pertanian berpasir dan hutan belukar.

Abstract
The Unique sanddunes at Parangtritis Beach in DI Yogyakarta Province is used for the population to fill their needed. Developing and changing land use in sanddunes was studied by overlay method with spatial analysis, descriptive, and spatiotemporal from the result of photo interpretationof the 1972 and 1992 and the image of the 2002 and 2006. Developing of sanddunes is characterized by increasing passive sanddunes area. Land use in sanddunes from 1972 to 2006 was changed into residential, hotel, culinary facilities, and other functions. Land use changing in the passive and dunes was changed into many of the settlements and bushes. In the middle of active sanddunes. Land use was changed into sandy agriculture and culinary facilities in the commensurate coastal. In the north, they become sandy agricultural and bushes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S203
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ipung L. Purwaka
"Pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 lalu terdapat fenomena yang menarik, yakni pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahja yang terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2012-2017. Kemenangan gubernur terpilih ini menjadi hal yang diluar perkiraan publik sebelumnya. Penelitian yang bersifat kualitatif dengan analisis isi dan deskriptif keruangan ini membahas kemenangan gubernur terpilih dengan mengungkap karakteristik ruang yang membentuk dan menggambarkan kemenangan gubernur terpilih di kecamatan yang merupakan salah satu daerah yan menjadi tolak ukur kekuatan politik dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, yakni Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik ruang kemenangan gubernur terpilih, berada pada lokasi bercirikan perumahan teratur yang didominasi pemilih berorientasi pada faktor etnis dan ketokohan, dimana para pemilih ini sebagian besar beretnis Jawa, kelompok usia diatas 40 tahun, tingkat pendidikan yang tergolong dasar dan menengah, dengan sebagian besar pekerjaannya adalah wiraswasta dan ibu rumah tangga. Sehingga nilai ruang kemenangan gubernur terpilih yang tergolong klasifikasi tinggi berada di sebagian besar RW di Kelurahan Pasar Minggu, Cilandak Timur, dan Ragunan. Sedangkan nilai ruang kemenangan yang tergolong klasifikasi rendah berada di sebagian besar RW di Kelurahan Jati Padang, Pejaten Barat, dan Kebagusan.

On the Jakarta governor election in 2012, there was an interesting phenomenon, that is the pair Joko Widodo and Basuki Tjahja elected as Governor and Deputy Governor of DKI Jakarta for the 2012-2017 period. This victory was elected governor a thing beyond previous public estimates. The research which is qualitative with content analysis and spatial descriptive discusses victory of elected governor by revealing the characteristics that make up a victory and describe the space value of a victory in the district governor-elect who is one area as a benchmark of political power in the elections of Governor of Jakarta, that is Pasar Minggu Subdistrict, South Jakarta.
The results showed that the space characteristics of the governor-elect’s victory is at a location which is predominantly characterized by irregular housing oriented voters ethnic factors and persona, in which voters are mostly ethnic Javanese, above 40 years age group, education level are classified as primary and secondary, with most great work is self-employed and housewives. So the space value of winning a governorelect who belong to high classification are largely RW in Pasar Minggu, East Cilandak, and Ragunan. While the space value of a win is a relatively low classification in most of the RW in Jati Padang, West Pejaten, and Kebagusan.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rizky Septian
"Pada wilayah perkotaan seperti Jakarta Timur yang didalamnya banyak terdapat pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan lain lain, perangkat telekomunikasi banyak dimanfaatkan dalam hal publikasi, transaksi atau pelayanan, administrasi, promosi, sedangkan kebutuhan internet bagi individu banyak dimanfaatkan dalam hal komunikasi, sosialisasi, mencari informasi hingga hiburan. Saat ini game online tidak hanya dimainkan menggunakan komputer atau PC, melainkan dengan hadirnya telepon pintar dengan teknologi canggih yang dapat terhubung satu sama lain dengan jaringan internet. Dalam mobile gaming membutuhkan latensi yang baik agar dapat berjalan lancar. Kebutuhan akan perangkat telekomunikasi tersebut menggunakan gelombang frekuensi untuk perambatan sinyal, namun biasanya perambatan sinyal dapat terganggu karena banyak faktor yang mempengaruhi contohnya jarak dari BTS, kerapatan bangunan dan bentuk medan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kualitas sinyal, kecepatan internet dan latensi terhadap jarak dari BTS, kerapatan bangunan dan bentuk medan. Penggunaan metode analisis keruangan secara deskriptif menghasilkan informasi keruangan kualitas sinyal di Jakarta Timur dan metode analisis statistik menghasilkan informasi nilai hubungan antara variabel dependen dan independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas sinyal, kecepatan internet dan latensi yang baik terdapat pada wilayah yang dekat dengan BTS dan memiliki tingkat kerapatan bangunan yang rendah.

In urban areas such as East Jakarta where there are many centers of government, trade, education and others, telecommunication device widely used on publication, transactions or services, administration, promotion, while the internet needs of individuals are widely used in terms of communication, socialization, seeking information and entertainment. At this time, online games are not only played using a computer or PC, but the presence of a smartphone with advanced technology that can be connected to each other with the internet network. In mobile gaming requires good latency to run smoothly. The need for telecommunications system uses frequency waves for signal propagation, but usually signal propagation can be interrupted due to many factors that affect for example distance from BTS, building density and terrain shape. This study purposed to determine the relationship between signal quality, internet speed and latency to the distance from BTS, building density and shape of the terrain. Descriptive spatial analysis method produces spatial information of signal quality in East Jakarta and statistical analysis method produces information about the relationship between the dependent and independent variables. The results showed that signal quality, internet speed and good latency were found in areas where near from BTS and had a low level of building density."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sachi Emelin Carissa
"Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas 17.000 pulau dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Hutan mangrove Indonesia merupakan 23% dari ekosistem mangrove dunia. Salah satu wilayah konservasi ekosistem mangrove terdapat pada Kawasan Mangrove Angke Kapuk, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Kawasan ini merupakan satu-satunya kawasan hutan lindung di Provinsi DKI Jakarta. Kawasan mangrove di Jakarta Utara terfragmentasi menjadi beberapa blok seperti pada Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK), Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA), Ekowisata Mangrove Tol Sedyatmo, Arboretum Mangrove, dan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk. Menanggapi meningkatnya tuntutan yang ditempatkan pada lanskap dan kesulitan dalam memenuhi tujuan keberlanjutan, wilayah ekologi lanskap masih terus berkembang. Sehingga, perlu integrasi peneliti pada ilmu pengetahuan ke dalam sistem pengelolaan skala lanskap dengan kerjasama yang efektif dan keterlibatan lokal, meningkatkan kapasitas lanskap untuk memberikan berbagai manfaat, komponen kunci dari ilmu pengetahuan keberlanjutan lanskap. Oleh sebab itu, perlu kajian spasial konektivitas lanskap sebagai bagian dari penilaian lanskap mangrove yang berkelanjutan di Kawasan Angke Kapuk, Jakarta Utara. Persamaan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode konektivitas lanskap. Dengan demikian, keterbaruan metode terdapat pada lanskap berkelanjutan berbasis sosial-ekonomi dan fisik pada konektivitas lanskap dengan biodiversitas mangrove. Karakteristik sebaran lanskap mangrove di Kawasan Angke Kapuk, Jakarta Utara umumnya adalah Avicennia, Nipah, Pidada, dan Rhizopora dengan kerapatan mulai dari rendah, sedang, dan tinggi. Konektivitas lanskap mangrove di Kawasan Angke Kapuk, Jakarta Utara termasuk rendah pada SMMA dan Hutan Lindung serta sedang pada Ekowisata dan TWA Hal ini disebabkan mayoritas penggunaan lahan kawasan konservasi sebelumnya dari tambak sehingga tidak semua jenis mangrove dapat beradaptasi. Keberlanjutan lanskap wilayah mangrove di Kawasan Angke Kapuk, Jakarta Utara memiliki visi bersama yang setuju. Mayoritas responden sangat tidak setuju terkait berkurangnya mangrove.

Indonesia is an archipelagic country consisting of 17,000 islands with a high level of biodiversity. Indonesia's mangrove forests constitute 23% of the world's mangrove ecosystems. One of the areas of the mangrove ecosystem is located in the Angke Kapuk Mangrove Area, Penjaringan District, North Jakarta. This area is the only protected forest area in DKI Jakarta Province. The mangrove area in North Jakarta is fragmented into several blocks, such as the Angke Kapuk Protection Forest (HLAK), Muara Angke Wildlife Reserve (SMMA), Sedyatmo Toll Mangrove Ecotourism, Mangrove Arboretum, and Angke Kapuk Natural Tourism Park (TWA). In response to the increasing tensions placed in the world and the difficulties in meeting the goals of cancellation, the landscape ecological area is still growing. Thus, it is necessary to integrate researchers in science into landscape-scale management systems with effective collaboration and local involvement, increasing the capacity of landscapes to provide multiple benefits, a key component of landscape sustainability science. Therefore, it is necessary to study the spatial connectivity of the landscape as part of a sustainable mangrove landscape assessment in the Angke Kapuk Area, North Jakarta. The method used in this research is the landscape connectivity method. Thus, the novelty of the method is in sustainable landscapes based on socio-economic and physical landscape connectivity with mangrove biodiversity. The distribution characteristics of the mangrove landscape in the Angke Kapuk Area, North Jakarta, are generally Avicennia, Nipah, Pidada, and Rhizophora with densities ranging from low, medium, and high. The connectivity of the mangrove landscape in the Angke Kapuk Area, North Jakarta, is low in SMMA and Protected Forest and moderate in Ecotourism and TWA. The sustainability of the landscape of the mangrove forest area in the Angke Kapuk Area, North Jakarta, has a shared vision that has been agreed upon. The majority of respondents strongly disagree regarding the reduction of mangroves."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>