Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andica Giovanni
"ABSTRAK
Tesis ini membahas content strategy market challenger dalam menghadapi market leader
industry televisi, dengan studi kasus pada NET terhadap Trans TV. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan menggunakan desain deskriptif. Temuan dianalisis dengan
menggunakan kerangka analisis Industrial Organization Model yang membahas market
structure, conduct dan performance. Hasil temuan menunjukkan bahwa kondisi market structure
yang oligopoli mempengaruhi conduct Trans TV sebagai market leader dan NET sebagai market
challenger dalam memperebutkan target audience yang sama. Sebagai market challenger NET
melakukan strategi frontal attack terhadap Trans TV dengan content strategy yang berbeda.
Performance content strategy tersebut ditunjukkan melalui rating, share dan penerimaan iklan

ABSTRAK
This thesis deals with the content strategy of the market challenger against the market leader of
television industry, with case study in NET towards Trans TV. This research is aqualitative study
using descriptive analysis design. The findings were analized by usingthe Industrial Organization
Model of analytical framework that explore the marketstructure, conduct and performance. The
analisys is shows that condition of an oligopolymarket structure influences the conduct of Trans
TV as the Market leader and NET as themarket challenger in competing the same target audience
and advertising. As the marketchallenger NET conduct a frontal attack strategy against Trans TV
with a differentcontent strategy. The performances of the content strategies can be showed in
rating,share and advertising revenue."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cleisia Tyas Alemina Theodora Inakawa
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang peran media yang membentuk nilai kecantikan para penggemar K-Pop yang aktif mengkonsumsi berbagai tayangan K-Pop lewat media. Tidak hanya membentuk nilai kecantikan tetapi penelitian ini ingin melihat bagaimana media juga berperan mendorong penggemar K-Pop untuk memakai kosmetika asal Korea Selatan sebagai bagian dari adopsi nilai yang dilihat dalam media. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa media dengan tayangan K-Pop mempengaruhi nilai kecantikan yang diingkan oleh wanita muda penggemar K-Pop yang aktif mengkonsumsi media tersebut. Media juga berperan dalam mendorong pemakaian produk perawatan dan kosmetika BB Cream oleh wanita muda penggemar K-Pop. Para penggemar K-Pop juga lebih memilih menggunakan barang keluaran Korea Selatan karena selera mereka telah didominasi oleh dunia hiburan K-Pop. Media yang paling berperan besar adalah internet

ABSTRACT
This thesis describes the role of media in forming beauty values of K-Pop fans who actively consume media about K-Pop. This research also describes how media takes role to encourage K-Pop fans to use Korean cosmetics as an action of adopting values which they seen in the media. This research is qualitative research using narrative design. The result of this research found that media gave a big influence to form the beauty of values that is desired by young adult K-Pop fans female. Media also took part to encourage them to use Korean BB Cream and other skin-care product. The biggest media that could give big influence to the fans is internet"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ceynita Kartika Ary Pertiwi
"Tesis ini membahas tentang representasi perempuan postfeminis di majalah perempuan online di Indonesia. Analisis difokuskan pada bagaimana Majalah perempuan online di Indonesia, yaitu cosmopolitan.co.id dan fimela.com merepresentasikan perempuan masa kini yang sesuai dengan konsep woman power dan kebebasan perempuan dari teori postfeminisme. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma kontruktivisinterpretif dan analisis semiotik untuk menganalisa teks serta gambar pada cosmopolitan.co.id dan fimela.com.
Hasil penelitan yang dilakukan dengan menggunakan semiotik Roland Barthes ini menyimpulkan bahwa cosmopolitan.co.id dan fimela.com merepresentasikan perempuan postfeminis yang memiliki ciri-ciri kuat yakni bebas dan kuat, di dalam artikel-artikelnya. Women power dan kebebasan perempuan tampak mewarnai isi dari majalah online Indonesia Cosmopolitan.co.id dan fimela.com, yang mana hal tersebut adalah merupakan citra perempuan dalam postfeminisme. Dan hal ini ditunjukan hampir dari berbagai sisi majalah perempuan online, baik tagline dan berbagai tema rubrik atau channel yang ada.

This research focused about postfeminist women representation in Indonesian women’s online magazine. Analized of how the Indonesia women’s online magazine, cosmopolitan.co.id and fimela.com, represent todays women, that is fit to the women power and women’s freedom concept from the potfeminism theory. This research is a qualitative with a constructivism-interpretivism as it’s paradigm, and semiotic analysis to analyze texts and pictures in cosmopolitan.co.id and fimela.com.
The result of this Roland Barthes semiotic research is how cosmopolitan.co.id and fimela.com represents postfeminist women with the women power and women’s freedom characteristics, in the articles. Women power and women's freedom is shown in every content of, cosmopolitan.co.id and fimela.com, and those concept are imaging the women in postfeminsm, nowdays women. And it shown almost in each side of women's online magazines, it's tagline, and in every themes in the rubrics or channels of cosmopolitan.co.id and fimela.com
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Priza Audermando
"ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah menguji kecocokan model teoretikal kepekaan retorikal (rhetorical sensitivity) berbasis struktur mentalitas budaya komunikasi pada guru tersertifikasi dalam konteks masyarakat multietnis di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Model penelitian terdiri dari 47 variabel manifes (indikator), enam variabel laten dan 15 lajur hubungan kausal. Penelitian berangkat dari paradigma klasik (positivis).Disain penelitian adalah cross-sectional survey.Data dikumpulkan melalui wawancara tatap muka. Alat pengumpul data yang utama adalah kuesioner.Jumlah sampel sebanyak 339 orang.Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah pencuplikan acak sistematis. Marjin kesalahan pencuplikan sampel sebesar + /- 4 %. Data dianalisis dengan metode Structural Equation Modelling (SEM) dengan bantuan piranti lunak LISREL 8.5. Terdapat tiga temuan utama yang dihasilkan penelitian ini.Pertama, tiga ukuran kecocokan absolut model keseluruhan berkategori baik.Semua ukuran kecocokan inkremental model berkategori baik.Semua ukuran parsimoni model keseluruhan berkategori baik. Satu ukuran lain keseluruhan model berkategori baik. Kedua, 45 butir variabel manifest (indikator) memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Terakhir, terdapat 12 lajur hubungan kausal yang berkategori signifikan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberlakuan model teoretikal kepekaan retorikal (rhetorical sensitivity) berbasis struktur mentalitas budaya komunikasi pada guru tersertifikasi dalam konteks masyarakat multietnis di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara bersifat terbatas.

ABSTRACT
The main aim of this research is test how fit theoretical model of rhetorical sensitivity based on communication mentality structure on certified teachers in multiethnic context. This model research was shaped by 47 indicators (manifest variables), six latent variables and 15 causal paths. Paradigm used to this research is positivism. All concepts that building theoretical model are measured in interval levels and operationalized in self-report format with 7 points Likert-type scale. All indicators were translated from English to Indonesia. Unit and level analysis is individual. The target population is certified teachers as listed until 2013 at District of Simalungun, Province of North Sumatera. Sample size is 339 people that selecting by systematic random sampling technique with margin of error ± 4%. Sampling frame is available. This research design is a cross-sectional survey in which data was collected by face to face interview that guided by structured questionnaire. Data was analyzed by structural equation modelling (SEM) method that supporting with LISREL 8.5 for Windows.
This research found that three of six absolute fit measures were classified good fit. All incremental fit measures were classified good fit. All parsimonious fit measures were apparently classified good fit. There 45 0f 47 indicators were valid and reliable. Twelve of fifteen casual paths were significance. This research generally conclude that data which are taken from certified teachers in multiethnic context did not all fit to the theoretical model.
"
[2015, 2015]
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufti Nurlatifah
"Disertasi ini membahas mengenai kebebasan bermedia pada jurnalisme digital. Kebebasan bermedia didefinisikan sebagai prinsip institusi media untuk menyelenggarakan peran dan tanggung jawabnya kepada publik sesuai dengan platform media digital di mana proses produksi dan distribusi informasi berlangsung. Tujuan penelitian adalah menguraikan esensi kebebasan bermedia pada jurnalisme digital melalui analisis kualitas informasi produk jurnalistik, profesionalitas jurnalis, struktur kelembagaan institusi media, partisipasi, deinstitusionalisasi, inovasi, dan entrepreneurship pada platform jurnalisme digital di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian post positivist yang dikembangkan dengan analisis tekstual regulasi media, analisis isi putusan kasus jurnalisme digital, analisis konten media, analisis dokumen, dan wawancara. Sejumlah temuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, regulasi media di Indonesia melegitimasi kriteria profesional bagi jurnalis, namun tidak memberikan ruang kepada produsen informasi yang tidak memiliki lisensi, pendidikan, dan pelatihan jurnalis, sekalipun mereka berkomitmen terhadap Kode Etik Jurnalistik. Kedua, regulasi media di Indonesia melegitimasi institusi media dengan struktur kelembagaan yang jelas, namun mengabaikan konsekuensi ekosistem jurnalisme digital yang terbuka bagi semua pihak. Ketiga, isu praktik jurnalisme digital melalui partisipasi, deinstitusionalisasi, inovasi, entrepreneurship teridentifikasi, namun belum terdapat ruang legitimasi yang memadai dalam regulasi media. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsekuensi media digital mempengaruhi ruang redaksi melalui adopsi teknologi yang dilakukan oleh jurnalis dan institusi media. Kontrak sosial atas kebebasan bermedia pada akhirnya tidak berhenti pada regulasi media, namun pada batas toleransi penggunaan teknologi media dalam ruang otonom redaksi, karena hal tersebut juga berdampak bagi fungsi dan peran media untuk publik.

This dissertation discusses media freedom in digital journalism. Media freedom is defined as a principle attached to media institutions that requires them to carry out their roles and responsibilities to the public in a professional manner, in accordance with digital media platforms, the process of information production and distribution takes place. The research objective is to describe the essence of media freedom in digital journalism through an analysis of the quality of journalistic product information, the professionalism of journalists, the institutional structure of media institutions, participation, deinstitutionalization, innovation, and entrepreneurship on digital journalism platforms in Indonesia, and to explain the implications of media regulation on media freedom in digital journalism through digital journalism cases resolved through the press and judicial disputes in Indonesia. This research uses Tambini's Media Freedom Theory, Schnider's Media Freedom Analyzer, and Kreiss and Brennen's Normative Theory of Digital Journalism. This post-positivist research was developed with textual analysis of media regulations, content analysis of digital journalism case decisions, media content analysis, document analysis, and interviews. This study found several significant findings. First, media regulations in Indonesia legitimize professional criteria for journalists but do not provide space for information producers who do not have a journalist's license, journalist education, or journalist training, even if they are committed to complying with the journalistic code of ethics and carrying out journalistic work on a regular basis. Second, media regulation in Indonesia legitimizes media institutions with clear institutional structures but ignores the consequences of digital journalism ecosystem that is open to all parties. Third, the issue of digital journalism practices through participation, deinstitutionalization, innovation, and entrepreneurship has been identified but does not yet have adequate legitimacy in media regulation. This research shows that digital media technology influences newsrooms through the adoption of technology by journalists and media institutions. The social contract on media freedom ultimately does not stop at media regulation but at the limits of tolerance for the use of media technology in the autonomous editorial space, because it also has an impact on the function and role of the media for the public."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Juli Bestian
"

Abstrak

Penelitian ini menguji signifikansi  dari kritik kapitalisme industri yang digagas para pemikir ekonomi politik dalam kasus transformasi kapital industri media cetak di Indonesia kurun waktu dua dasa warsa (1998-2018) terakhir. Fokus kajian ini terkait dengan bagaimana struktur teknokapitalisme mendeterminasi sekaligus melahirkan  berbagai kontradiksi industrial. Perspektif dan model analisis ekonomi politik berlandaskan pada konsepsi teori surplus nilai Marx (1867/1992), Kellner (1989), Knoche (1999; 2015), Suarez-Villa (2009, 2015), dan Fuchs (2014, 2016) menjadi landasan. Analisis  kualitatif yang dilakukan secara berjenjang (multy level analysis) menjadi kerangka pijakan. Kajian bercorak instrumental case study ini dilakukan pada Grup korporasi surat kabar berskala nasional (Jawa Pos, Kompas Gramedia), grup media lokal (Kedaulatan Rakyat, Waspada, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Pos Kota, Bali Post, dan Analisa), dan grup media cetak khusus (Tempo Inti Media dan Femina). Hasil kajian menunjukkan kontinuitas format kapitalisme dalam praktik transformasi industri media cetak di Indonesia melahirkan berbagai kontradiksi. Dalam liberalisasi ekonomi dan politik serta arus perubahan teknologi yang menjaminkan kebebasan,  justru struktur pasar oligopolistik terbentuk. Keterancaman penciptaan surplus nilai dan akumulasi kapital berlangsung. Dekapasitasi kendali kapital, alienasi dan resistensi pekerja media, hingga disorientasi fungsi ekonomi dan sosial menyertai langkah transformasi kapital industri media cetak.


Abstract

The study is to verify the significance of criticisms of industrial capitalism as it was presented by  political economy scholars  in response to cases of print  media capital transformation (1998-2018).  The focus of this study related to the structures of technocapitalism have determined and created industrial contradictions. The political economy analysis model which are based on Marxs Theory of Surplus values, Kellner (1989), Knoche (1999;2015), Suarez-Villa (2009, 2015) and Fuchs (20014, 2016) are the premises of  this study. Qualitative multilevel Analysis has also become  the framework of  the study. This instrumental case study is related to the cases of  media corporation such as Jawa Pos, Kompas Gramedia, and local media group newspapers (Kedaulatan Rakyat, Waspada, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Pos Kota, Bali Post, dan Analisa), and other print media groups (Tempo Inti Media dan Femina) which are in ongoing industrial transformation. The results of the study show that the continuity of capitalism format in the print media transformation practices in Indonesia have sparked contradiction. In the context of economic liberalization and politics as well as technology changes which guarantee freedom, even these have created oligopolistic   market structures.  There have been challenges to the creation of surplus value and the accumulation of capitalIncapacity of capital control, alienation and resistance among media workers as well as economic function disorientation have become part of the transformation of capital.

"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspitasari
"Kepelbagaian atau pluralitas di Indonesia memiliki sejarah panjang yang diwarnai dengan konflik dan kekerasan. Bahkan sejak sebelum masa kemerdekaan, kepelbagaian telah menjadi penyebab dari adanya konflik yang berbasis pada perbedaan etnis dan agama Bahasa yang menurut Sukarno dan Bourdieu dapat menjadi penyebab meningkatnya tegangan dalan pemaknaan dikarenakan oleh hakekat teks sebagai person yang selalu mengandung kepentingan. Pemilihan bahasa yang merepresentasi kepentingan dan ideology merupakan sumber dari pertarungan untuk memenangkan dominasi terhadap yang lain.
Berdasarkan pemahaman tersebut, peneliti telah menganalisis wacana pluralisme pada sejumlah akun twitter. Peneliti berupaya menganalisis praktik kekerasan simbolikyang muncul karena dikonstruksioleh pengguna akun twitter tersebut. Peneliti menggunakan teori habitus, kapital, arena and kekerasan simbolik yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu dan ditunjang oleh konsep kekuasaan menurut Michel Foucault. Peneliti menggunakan paradigma kritis, metode pengumpulan data berbasis observasi dan wawancara. Sementara metode analisis menggunakan kerangka semiotika Roland Barthes.
Setelah mengamati beberapa akun twitter yang merepresentasikan dua pandangan yang berbeda: mendukung dan menentang pluralisme, peneliti menemukan adanya sejumlah mitos yang berlangsung dalam arena. Mitos mengenai klaim kebenaran tunggal yang absolut menjadi kerangka yang melegitimasi penerimaan terhadap kekerasan. Dan hal itu terjadi berkat adanya habitus yang terbentuk dalam masyarakat melalui rentang waktu yang panjang dan diwacanakan oleh institusi-institusi sosial seperti institusi pendidikan, agama da media massa, bahkan institusi pemerintahan. Setiap pihak yang terlibat dalam twitter mereproduksi wacana yang berbeda dan masing-masing berusaha membangun habitus, bagi pendukung berusaha membangun habitus baru, bagi penentang berusaha mengukuhkan habitus lama untuk mendukung status quo. Sekalipun demikian penelitian menunjukkan bahwa twitter memiliki potensi untuk menjadi media alternatif yang membentuk habitus yang nirkekerasan.
Penelitian menunjukkan bahwa wacana yang direproduksi oleh penentang pluralisme adalah tentang kekuatan uang di balik wacana pluralisme untuk melegitimasi resistensi mereka terhadap pluralisme dan penerimaan terhadap kekerasan.

Diversity in Indonesia has such a long history which has been filled by conflict and violence. In fact, before its independence, diversity became cause of conflicts of multi religions and ethnics. Language; as Sukarno and Bourdieu mentioned, became a cause of rising tension in perceiving meaning. This happened because every text is a message as said by Roland Barthes. It means, every text shown in every arena including twitter has the meaning indeed. Language selection can also represent certain interests and ideology, and that?s what defines discourse. Language derived from the idea of domination. By then, discourse can be changeable according to the purpose of the parties/individuals who are trying to fight their dominant ideas.
Based on the understanding of that, researcher has tried to analyze the discourse of pluralism in several twitter accounts. Researcher has tried to analyze how symbolic violence constructed to the actor of twitter arena as shown in their account. By that, researcher has used the theory of habitus, capital, arena and symbolic violence by Pierre Bourdieu and supported by Michel Foucault?s power. The method analysis utilized in this research is Roland Barthes? semiotic. Researcher has used critical paradigm. The data collection methods were using observation and interview.
By observed several accounts on twitter that represented different perspectives on pluralism, pro and anti-pluralism, researcher has tried to reveal the myth that happened on the twitter arena. By then, researcher find symbolic violence appear through the habitus that constructed to the individu from a long period and going through the social institutions such as education, religion, media institution. Every parties in twitter has reproduced the different discourse that build new habitus or established the old habitus to support the ideology of status quo.
The result of this research shown that the discourse of pluralism that produced by the antipluralism draws an effort of dominant party to legitimate violence as a way to solve the problem of differences. Then they produced and reproduced the discourse pluralism by appointing Jaringan Islam Liberal (JIL) as the enemy of Islam and suspect that America behind this (the pluralism) who also funded and facilitated the idea of pluralism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
D1311
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Antoni
"Studi ini merupakan studi jaringan komunikasi interlocking directorate yang diteliti melalui jaringan yang terbentuk di dalam perbuatan korupsi. Hasil studi ini dalam rangka mengembangkan teori jaringan komunikasi interlocking directorate, khususnya kontribusi dari studi interlocking directorate pada masyarakat di luar Amerika dan Eropa yang selama ini mendominasi. Sejauh ini, kontribusi Indonesia belum pernah disinggung dalam telaah perkembangan studi interlocking directorate dari negara-negara Asia. Hanya beberapa negara di Asia yang disebut telah memberi sumbangan bagi pengembangan studi interlocking directorate yakni China, Hong Kong, Taiwan, Piliphina, Thailand, Jepang, Timur Tengah, dan Singapura.
Studi ini meneliti praktek jaringan komunikasi interlocking directorate dalam fenomena hubungan hubungan yang mengandung konflik kepentingan sebagaimana berlangsung di dalam perbuatan korupsi. Studi jaringan komunikasi interlocking directorate ini menunjukkan bahwa sejumlah latar belakang hubungan kedekatan yang bersifat informal telah menjadi dasar terbentuknya jaringan komunikasi interlocking directorate dimana telah memuluskan berlangsungnya praktek-praktek korupsi. Sejumlah latarbelakang kedekatan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah hubungan keluarga, pertemanan, dan hubungan pekerjaan sebelumnya.
Temuan penelitian ini juga didiskusikan dengan Teori Ketergantungan Sumber Daya (Resource Dependence Theory). Hubungan konflik kepentingan didalam perbuatan korupsi dilatarbelakangi motif adanya saling ketergantungan terhadap sumberdaya yang dibutuhkan. Sehingga pada hakikatnya terjadi proses transaksi terhadap sumberdaya yang dimiliki. Selanjutnya proses komunikasi dalam kontek jaringan korupsi ini merupakan suatu bentuk komunikasi korupsi yaitu komunikasi tertutup yang ditandai dengan digunakannya kode ? kode verbal yang hanya dipahami anggota kelompok jaringan.

This research explains a communication network of interlocking directorate that examine the network of corruptions in Indonesia. Focus of this study is on the conflict of interest relationship as happens in corruption network. Research findings of this study has a significance contribution to the development of theories of communication network of interlocking directorate, particularly, as the one from outside the American and European countries; the countries which have, sofar, been dominating the field of studies. Although, there are a number of such studies from other Asian countires i.e.: China, Hong Kong, Taiwan, Thailand, Singapore, Japan, and the Middle Ease; however, this research is a pioneer in Indonesia.
Research findings in this study shows that some backgrounds of informal close relationship contribute to the formation of communication networks of interlocking directorate that smoothen the practices of corruption. The findings show that some backgrounds of close relationships include family relationships, friendships, and previous work relationships. The data is analyzed using Resoure Dependence Theory ofPfeffer andSalancik (1978).
The results show that the conflict of interest in corruption practices are driven by the interdependence needs on the available resources, which motivates the process of transaction on the resources owned. The communication process occured in this context is thus a form of corruption communication; which is practiced and understood only amongst the members of the network using particular verbal codes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
D1456
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricardo Indra
"Masyarakat dihadapkan pada perkembangan teknologi yang dapat memberikan dampak perubahan kehidupan sosial. Kehadiran teknologi di tengah masyarakat kini tidak dapat dihindari lagi seperti penggunaan uang elektronik untuk keperluan transportasi bis Transjakarta, kereta Commuter Line, akses jalan tol, kemudian layanan elektronik perbankan, belanja online, perubahan surat kabar menjadi media digital, transportasi berbasis online, dan berbagai inovasi lainnya. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif ditemukan penyatuan karakteristik inovasi sebagai penentu dominan proses adopsi pada model penerimaan teknologi dapat menghasilkan suatu model baru penerimaan teknologi. Model ini menggambarkan peran penting dari karakteristik inovasi Innovations Diffusion Theory IDT yaitu Relative Advantage, Compatibility, Complexity, Trialiblity, dan Observability dalam membentuk persepsi individu melalui Technology Acceptance Model TAM . Hasil penelitian terhadap pengguna mobile money menunjukkan kontribusi ilmu komunikasi di bidang sistem informasi, melalui penyatuan karakteristik inovasi ke dalam model penerimaan teknologi.

People are faced to the technological developments that can have a life changing social impact. The presence of technology in the community is now inevitable such as the use of electronic money for Transjakarta bus transportation, Commuter Line train, toll road access and electronic banking services, online shopping, newspapers that changed into the digital media, online based transportation and various other innovations. Quantitative approach was used to find the innovation characteristics unification as the dominant determinant of the adoption process on the technology acceptance model that can produce a new model of technology acceptance. This model illustrates the important role of Innovations Diffusion Theory IDT such as an innovation characteristic of Relative Advantage, Compatibility, Complexity, Trialiblity, and Observability in shaping individual perception through Technology Acceptance Model TAM . The results of research on mobile money users showed the contribution of communication science in the field of information system, through the unification of innovation characteristics into the technology acceptance model.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cosmas Gatot Haryono
"

Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam era globalisasi ini, media tidak lagi dilihat dan dikelola sebagai entitas bisnis special dengan tata kelola khusus. Sebaliknya, media diperlakukan layaknya entitas bisnis biasanya yang dikelola dengan menggunakan logika-logika industri pada umumnya. Maka tidak mengherankan bila tata kelola media tidak jauh dari tata kelola bisnis pada umumnya yang mengedepankan spirit khas kapitalisme dalam mengelola bisnis, yaitu pengeluaran biaya sedikit mungkin untuk mencapai laba sebesar mungkin. Dalam konteks produksi program siaran dunia media, hal itu kemudian diterjemahkan dengan penetapan share dan rating menjadi satu-satunya justifikasi dari kesuksesan sebuah program.

Akibatnya, pengelola media berupaya dengan berbagai cara untuk mencapai rating yang tinggi sehingga terjadilah komodifikasi pekerja. Para pekerja televisi dikondisikan untuk bekerja mati-matian tanpa pernah memperhatikan jam kerja dan hak-hak dasar mereka demi tercapainya rating yang tinggi. Dengan slogan profesionalisme dan tuntutan kerja, mereka sering bekerja dengan beban yang lebih, tapi dengan penghasilan yang pas-pasan. Banyak pekerja media yang dituntut multi tasking (mempunyai peran dan tanggungjawab yang lebih banyak) tetapi tidak digaji semestinya. Celakanya, sebagian besar pekerja media televisi menikmatinya dan terjebak dalam suatu kesadaran palsu yang membuai kehidupan mereka.

Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma kritis. Teori yang digunakan adalah teori ekonomi politik media yang dikembangkan oleh Vincent Mosco. Peneliti juga menggunakan teori strukturasi untuk melihat bagaimana agen dan struktur melakukan constraining dan enabling. Fokus penelitian ini adalah tentang komodifikasi pekerja media, dimana peneliti berusaha untuk menngungkap bagaimana komodifikasi pekerja media terjadi dalam produksi program siaran televisi dan bagaimana kesadaran palsu pekerja media berperanan besar dalam memperkokoh komodifikasi tersebut.

Hasil dari penelitian ini antara lain: komodifikasi pekerja televise di Indonesia muncul dalam bentuk eksploitasi pekerja yang telah dimulai sejak persetujuan kontrak kerja. Struktur eksploitatif ini kemudian diterima pekerja dan direproduksi dalam sistem kerja televise di Indonesia. Reproduksi struktur eksploitatif ini pada dasarnya merupakan perwujudan atau cermin dari “ketidakberdayaan” pekerja terhadap struktur eksploitatif yang ada. Ketidakberdayaan pekerja ini pada dasarnya merupakan sedimentasi dari keberulangan praktek sosial yang “salah” tetapi tidak dikritik atau dipertanyakan oleh agen. Para agen justru hidup dalam kesadaran palsu yang membelenggu sedari awal bekerja di industri televisi dan justru menikmatinya sebagai bentuk pencapaian hidup.


This Research demonstrate that in globalization era, the media no longer seen and managed as a special business entity with special management. On the contrary, the media is treated like an ordinary business entity that is managed with the logic of industry in general. Capitalist has penetrated into the world of media (including television) in Indonesia and ultimately leads to the fulfillment of the "economic interest" of capital owners, translated by rating placement as central to all broadcasting management. As aresult, media managers strive with various ways to achieve a high rating so that there is a labor commodification. Television labor are conditioned to work desperately without ever paying attention to their working hours and basic rights in order to achieve a high rating.

The focus of this study is on the commodification of television labor, where reseacher try to uncover how the commodification of labor occures in the production of television broadcasting program and how false cosnciousess plays a big role in strengthening this commodification. This research use Mosco's political economic of communication theory and structuration theory of Antony Giddens in critical paradigm.

The result of this study include: commodification of television labor in Indonesia appearing in the form of exploitation of labor which has been started since the approval of the employment contract. This exploitative structure then accepted and reproduced in Indonesian television work system. Reproduction of this exploitation structure is basically an embodiment or miror of the “helplessness” of worker against the existing exploitative structure. Basically, this ”helplessness of worker” is sedimentation of the repetition of “wrong” social practices, but not critized or questioned by workers as agents. As agents, television workers actually live in the false consciousness which shackles from the beginning of working in the televisison industry and even they observes it as a form of the achievement of life.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2018
D2547
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>