Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Lainun Shabrina Sugino
"Atlet esports rentan mengalami non-specific neck pain (NSNP) akibat postur duduk yang tidak ergonomis dan durasi bermain yang panjang. Kondisi ini dapat menurunkan fungsi leher dan mengganggu performa bermain. Salah satu pendekatan non-farmakologis yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi otot adalah teknik Jacobson Progressive Muscle Relaxation Technique (JPMRT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi JPMRT terhadap peningkatan fungsional leher pada atlet esports dengan parameter Neck Disability Index(NDI). Desain penelitian ini adalah pre-eksperimental dengan pendekatan one-group pretest-posttest. Subjek penelitian berjumlah 24 atlet esportsberusia 18–30 tahun yang mengalami NSNP. Intervensi JPMRT dilakukan selama delapan hari dengan frekuensi dua kali sehari. Pengukuran NDI dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed-Rank Test karena data tidak berdistribusi normal. Hasil menunjukkan penurunan skor NDI yang signifikan (p < 0,05) setelah intervensi. Kesimpulannya, JPMRT efektif dalam meningkatkan fungsi leher dan menurunkan tingkat disabilitas pada atlet esports dengan NSNP, sehingga dapat menjadi alternatif intervensi fisioterapi yang sederhana dan aplikatif dalam manajemen nyeri leher.
Esports athletes are prone to non-specific neck pain (NSNP) due to unergonomic sitting postures and long playing durations. This condition can reduce neck function and interfere with playing performance. One non-pharmacological approach that can be used to reduce pain and improve muscle function is the Jacobson Progressive Muscle Relaxation Technique (JPMRT). This study aims to determine the effect of JPMRT intervention on improving neck function in esports athletes with Neck Disability Index (NDI) parameters. The design of this study was pre-experimental with a one-group pretest-posttest approach. The subjects of the study were 24 esports athletes aged 18–30 years who experienced NSNP. The JPMRT intervention was carried out for eight days with a frequency of twice a day. NDI measurements were taken before and after the intervention. Data were analyzed using the Wilcoxon Signed-Rank Test because the data were not normally distributed. The results showed a significant decrease in NDI scores (p <0.05) after the intervention. In conclusion, JPMRT is effective in improving neck function and reducing disability levels in esports athletes with NSNP, thus it can be a simple and applicable alternative physiotherapy intervention in neck pain management."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dhea Syalsabilla Maharani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi pengaruh core stability exercise terhadap penurunan nilai oswestry disability index (ODI) pada pekerja kantoran dengan non specific low back pain. Gangguan ini disebabkan oleh durasi duduk yang lama dan postur duduk yang salah. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desai pre-ekperimental. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 16 orang pekerja kantoran yang mengalami keluhan non specific low back pain. Intervensi dilakukan selama 12 sesi dengan frekuensi tiga kali seminggu. Menggunakan parameter ODI yang dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai ODI menurun dari 27,25% sebelum intervensi menjadi 11% setelah dilakukan intervensi, dengan nilai p<0,001, menunjukkan perbedaan signifikan. Penurunan ini menunjukkan peningkatan kemampuan fungsional dalam aktivitas sehari-hari. Penelitian ini memberikan bukti bahwa core stability exercise efektif dalam mengurangi nyeri dan disabilitas, serta meningkatkan kualitas hidup pekerja kantoran yang mengalami masalah low back pain. Hasil ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk intervensi fisioterapi dalam manajemen non specific low back pain di lingkungan kerja, serta meningkatkan kesadaran trentang pentingnya kenyamanan dan aktivitas fisik dalam mengurangi risiko low back pain.
This study aims to analyze the effect of core stability exercise on reducing the oswestry disability index (ODI) value in office workers with non-specific low back pain. This disorder is caused by long sitting duration and incorrect sitting posture. The method used is quantitative with pre-experimental design. The sample in this study were 16 office workers who experienced non-specific low back pain complaints. The intervention was carried out for 12 sessions with a frequency of three times a week. Using ODI parameters carried out before and after the intervention. The results showed that the average ODI value decreased from 27.25% before the intervention to 11% after the intervention, with a p value <0.001, indicating a significant difference. This decrease indicates an increase in functional ability in daily activities. This study provides evidence that core stability exercise is effective in reducing pain and disability, as well as improving the quality of life of office workers who experience low back pain problems. These results are expected to be a reference for physiotherapy interventions in the management of non-specific low back pain in the work environment, as well as increasing awareness of the importance of comfort and physical activity in reducing the risk of low back pain."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Amelia Putri Ardiani
"Penelitian ini dibuat untuk mengetahui pengaruhnya penambahan muscle energy technique pada ischemic compression technique terhadap kasus myofascial pain syndrome di upper trapezius. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimental dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Partisipan sampel sebanyak 38 pekerja kantor berusia 20-59 tahun yang memiliki keluhan myofascial pain syndrome. Sampel dibagi menjadi dua kelompok dimana kelompok kontrol diberi ischemic compression technique dan kelompok eksperimen diberi ischemic compression technique dan muscle energy technique. Waktu penelitian dilakukan sebanyak 12 sesi dengan pemberian pre-test sebelum sesi pertama dan pemberian post-test setelah sesi kedua belas dengan parameter neck disability index. Setelah periode program terapi, dilakukan analisis data untuk menguji pengaruh intervensi dan didapatkan bahwa adanya penurunan nilai neck disability index pada kelompok eksperimen (p<0,001) dan kelompok kontrol (p<0,001). Uji beda dilakukan untuk mengetahui perbedaan efek perlakuan antara dua kelompok dan didapatkan adanya perbedaan signifikan terhadap kelompok kontrol dan eksperimen. Berdasarkan hasil analisis, kelompok eksperimen memiliki perubahan yang lebih signifikan dengan selisih rata-rata nilai perubahan parameter sebesar 16,1 dibandingkan kelompok kontrol dengan selisih nilai rata-rata nilai perubahan sebesar 8,63. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan muscle energy technique pada ischemic compression technique lebih efektif untuk menangani kasus myofascial pain syndrome di upper trapezius.
This study aims to determinded to effect of adding muscle energy technique to ischemic compression technique in cases of myofascial pain syndrome in the upper trapezius. The research method used was a quasi-experimental design with purposive sampling. The sample consisted of 38 office workers aged 20-59 years who have myofascial pain syndrome. The sample was divided into two group: the control group received ischemic compression, while the experimental group received a combination of ischemic compression technique and muscle energy technique. The intervention was conducted 12 sessions with pre-test before session dan post-test after session with neck disability index as the measurement parameter. After the therapy, data analysis’s results showed a reduction in neck disability index scores in both experimental group (p<0,001) dan control group (p<0,001). Based on analysis of comparative test, the experimental group showed a more significant change, with an average difference of 16,1 in parametic score compared to the control group, which had an average difference of 8,63. It can be concluded that the addition of muscle energy technique to ischemic compression technique is more effective in treating cases of myofascial pain syndrome in the upper trapezius."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library