Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hikmahwaty
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang : Usia Harapan Hidup (UHH) diperkirakan pada 2014 sudah mencapai 72 tahun. Peningkatan tersebut akan berdampak pada peningkatan jumlah lansia. Pada tahun 2050 mencapai 2 milyar lansia. Meningkatnya jumlah lansia menjadi perhatian kita semua, baik pemerintah, lembaga masyarakat maupun masyarakat itu sendiri. Kementerian kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan indikator dalam pelayanan kesehatan lanjut usia. Namun dalam pelaksanaannya, target indikator tersebut masih belum tercapai, terutama skrining kesehatan pada 100% lansia di panti werdha.

Tujuan : Mengembangkan sistem informasi pemantauan status kesehatan lansia agar dapat memonitoring status kesehatan lansia.

Metode : menggunakan metode kualitatif dan System Development Life Cycle (SDLC).

Hasil : Dengan dikembangkannya sistem informasi pemantauan status kesehatan lansia berbasis panti werdha, maka panti werdha dapat memberikan informasi capaian skrining kesehatan lansia dipanti kepada puskesmas dan suku dinas kesehatan. Selain itu, keluarga lansia juga dapat memonitoring status kesehatan lansia.

Kesimpulan : Pengembangan sistem informasi ini menghasilkan data status kesehatan individu lansia dilevel panti terkait capaian indikator skrining kesehatan pada 100% lansia dipanti yang dapat dimanfaatkan oleh puskesmas, suku dinas kesehatan maupun keluarga lansia.
ABSTRACT
Background: life expectancy estimated in 2014 has been reached 72 years. The increase will have an impact on the increasing number of elderly. In 2050 will be reached 2 billion elderly. The increasing number of elderly being attention for government, community agencies and the community itself. Indonesian republic's ministry of health has set an indicator in elderly health care. But in practice, the target indicator is still not achieved, especially at 100% health screening elderly in nursing homes.

Objective: develop monitoring health status information systems to elderly.

Methods: using qualitative methods and System Development Life Cycle (SDLC).

Results: developed of monitoring information system based on the health status of elderly nursing homes, can provide performance indicator of elderly health screening to the primary health care and district of health. In addition, elderly relatives can also monitor the health status of elderly.

Conclusion: these information system development to produce health status data of elderly individuals associated performance indicators nursing homes at 100% health screening elderly in nursing homes, which can be used by primary health care, district of health and elderly families.
2013
T35172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayola Audita Hervyani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil evaluasi pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur pada tahun 2015. Jenis Penelitian cross sectional kualitatif dengan menganalisis efektivitas pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur dengan dilakukan wawancara mendalam kepada narasumber yang disesuaikan dengan kerangka konsep. Hasil Penelitian menunjukan bahwa sampai saat ini Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur masih menggunakan Sistem Informasi Kesehatan berbasis komputerisasi Offline yang sejauh ini penggunaannya efektif dikarenakan kecukupan SDM, pendanaan, alat, dan sudah adanya kebijakan/peraturan yang jelas tentang pelaporan data terkait pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan. ......This study aimed to obtain the evaluation of the Health Information System (HIS ) at the Dept. of Health East Jakarta Administration in 2015. The study was cross sectional qualitative type by analyzing the effectiveness of the implementation of the Health Information System (HIS ) at the Dept. of Health East Jakarta Administration City with conducted in-depth interview to the informant that are tailored to the conceptual framework . Research shows that to date the Dept. of Health East Jakarta Administration still use Healthcare Information System computerized Offline is by far its use effectively due to adequacy of human resources, funding , tools, and existing policies / clear rules on the reporting of data related to the implementation of the Information System Health.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efi Trimuryani
Abstrak :
Keluarga berencana sebagai program pengendalian penduduk dan strategi percepatan penurunan AKI mengalami tren penurunan penggunaan KB Modern (mCPR) sebanyak 57,10% di tahun 2017. Pengguna KB sebagian besar adalah pasangan usia subur termasuk generasi milenial usia 17-37 tahun. Peran pengambil keputusan menjadi salah satu faktor penentu dalam penggunaan kontrasepsi karena berkaitan dengan hak kesehatan reproduksi dan seksual, keberlangsungan penggunaan KB dan peran gender dalam pengambilan keputusan. Karakteristik gen milenial di perdesaan dan perkotaan memiliki perbedaan karena faktor sosiodemografi, lingkungan dan keterpaparan media informasi KB. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan determinan pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi modern pada wanita kawin generasi milenial di perdesaan dan perkotaan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel wanita generasi milenial (usia 17-37 tahun), berstatus menikah dan menggunakan kontrasepsi modern yang terpilih menjadi responden dalam SDKI tahun 2017 serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 10.752 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan penggunaaan kontrasepsi modern pada wanita kawin generasi milenial baik di perdesaan (56,7%) dan di perkotaan (55,8%) telah didominasi oleh pengambilan keputusan bersama. Perbedaan penggunaan KB modern terlihat pada penggunaan metode MKJP, bahwa KB Implant (10,5%) lebih populer digunakan wanita kawin generasi milenial di perdesaan. Sedangkan di perkotaan, KB IUD (11,4%) lebih populer digunakan wanita kawin generasi milenial. Analisis multivariat dengan uji regresi logistik menyatakan bahwa ada perbedaan karakteristik wanita kawin generasi milenial dalam pengambilan keputusan di perdesaan dan perkotaan. Di perdesaan, diskusi KB dengan suami menjadi faktor dominan yang berpotensi 1,847 kali (AOR:1,847 95%CI: 1,468 – 2,324), sedangkan di perkotaan, faktor dominan yang mempengaruhi yaitu dukungan suami berpotensi 2,358 kali (AOR:2,358 95%CI:1,485–3,744) untuk mengambil keputusan bersama dalam penggunaan kontrasepsi modern.  ......Family Planning (FP) as a population control program and a strategy to accelerate the reduction of MMR has experienced a downward trend in the use of Modern Contraception (mCPR) by 57,10% in 2017. The majority of family planning users are couples of childbearing age, including the millennial generation aged 17 to 37 years old. The role of decision makers is one of the determining factors in the use of contraception because it related to sexual and reproductive health rights, the sustainability of family planning use, and the role of gender in decision making. The characteristics of millennials in rural and urban areas are different due to socio-demographics, environmental factors, and exposure to family planning information on media. The purpose of this study was to determine the differences in the determinants of decision making on the use of modern contraceptives among millennial married women in rural and urban areas in Indonesia. This study used a cross-sectional design with a sample of millennial women (age 17-37 years old), married and using modern contraception who were selected as respondents to the 2017 IDHS and met the inclusion and exclusion criteria of 10,752 respondents. The results of the study shows that the millennial generation of married women in rural areas (56.7%) and urban areas (55.8%) dominate decision making on the use of modern contraception. The difference in the use of modern family planning can be seen in the use of the LARC method, that implant contraceptives (10.5%) are more popularly used by married women in the millennial generation in rural areas. Whereas in urban areas, IUD contraception (11.4%) is more popularly used by married women of the millennial generation. Multivariate analysis using logistic regression test states that there are differences in the characteristics of millennial married women in decision making in rural and urban areas. In rural areas, family planning discussions with husbands are the dominant factor, potentially 1.847 times (AOR: 1.847 95% CI: 1.468-2.324). In urban areas, the dominant influencing factor is prospective husbands' support 2,358 times (AOR: 2,358 95% CI: 1,485 – 3,744) to make family planning joint decisions on the use of modern contraception.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Trivalni
Abstrak :
Pelayanan hemodialisis (HD) merupakan tindakan layanan terapi pengganti ginjal bagi pasien dengan kondisi gagal ginjal kronis stadium akhir. Kebutuhan layanan HD sampai saat ini masih tergolong sedikit dan belum seluruh rumah sakit dapat memfasilitasi layanan HD. Dampaknya kebutuhan terlihat pada beberapa rumah sakit yang dijadikan rujukan layanan HD. Meningkatnya kebutuhan layanan HD menyebabkan tingginya kebutuhan penjadawalan. Oleh sebab itu diperlukan pengaturan jadwal tindakan yang tepat sehingga pasien dapat terlayani dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun suatu sistem pendukung keputusan untuk Pengaturan jadwal HD dengan menggunakan algoritme AHP dengan menggunakan kriteria sehingga menghasilkan berupa keluaran urutan prioritas dan dan perankingan jadwal layanan HD bagi pasien yang membutuhkan. Dengan adanya sistem pendukung keputusan (SPK) ini diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih optimal di unit HD. Sistem pendukung keputusan dengan menggunakan algoritme AHP (Analytic Hierarchy Process) dilakukan dengan langkah menterjemahkan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama dengan menetapkan kriteria sebagai landasan, membuat matriks perbandingan berpasangan, menentukan nilai normalisasi, menguji konsistensi dan rasio konsistensinya, sehingga bila hasil hitung dari pembobotan kriteria telah didapatkan dan dinyatakan konsisten, maka urutan prioritas dan alternatif penjadwalan dinyatakan valid dan layak menjadi standar baku dalam penetuan jadwal layanan HD. Algoritme AHP selanjutnya akan di tanamakan pada proses pengembangan sistem SDLC waterfall terdiri dari analisis kebutuhan, desain rancangan, implementasi, testing dan integrasi serta maintenance pada proses evaluasi sistem bila sudah berjalan. ......Hemodialysis (HD) service is a kidney replacement therapy service for patients with end-stage chronic kidney failure. The need for HD services is still relatively small and not all hospitals can facilitate HD services. The impact of the need is seen in several hospitals that are used as referrals for HD services. With the increasing demand for HD services, the need for scheduling is high. Therefore it is necessary to arrange the right action schedule so that patients can be served properly. The purpose of this study is to build a decision support system for setting HD schedules using the AHP algorithm using criteria so as to produce outputs in the form of priority sequences and ranking HD service schedules for patients in need. By decision support system (DSS) it is hoped that it will be able to provide optimal service in the HD unit. A decision support system using the AHP (Analytic Hierarchy Process) algorithm is carried out by translating the problem and determining the desired solution, creating a hierarchical structure starting with the main goal by setting criteria as the basis, creating a pairwise comparison matrix, determining normalization values, testing consistency and ratios consistency, so that if the calculated results from the weighting of the criteria have been obtained and declared consistent, then the priority order and scheduling alternatives are declared valid and appropriate to be the standard in determining HD schedules. The AHP algorithm will then be embedded in the SDLC waterfall system development process consisting of needs analysis, design, implementation, testing and integration as well as maintenance in the system evaluation process when it is running.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Angga Kusuma
Abstrak :
Penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik (RME) di semua fasilitas kesehatan merupakan target transformasi digital di Indonesia, tidak terkecuali klinik. Klinik merupakan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan tingkat primer. Namun masih banyak klinik yang penyelenggaraannya masih manual berbasis kertas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk merancang sistem informasi rekam medis elektronik Klinik Medika Lestari yang dapat menghasilkan data dan informasi yang tepat dan akurat serta menggunakan pedoman variabel dan metadata rekam medis elektronik untuk siap diintegrasikan ke platform SATUSEHAT. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif. Metode pengembangan sistem menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) dengan metode prototipe. Hasil pengumpulan data ditemukan beberapa permasalahan penyelenggaraan rekam medis pada klinik diantaranya masih berbasis kertas, diagnosa belum terstandar dan terstruktur, penyimpanan kartu rekam medis belum efisien, penyusunan laporan kurang efektif. Berdasarkan hal tersebut, dibangun prototipe RME klinik berbasis web. Prototipe yang dihasilkan menjadikan penyelenggaraan klinik yang lebih efisien tanpa banyak kertas/kartu, diagnosa terstandarisasi, penyimpanan data terstruktur dan lebih aman, serta penyusunan laporan lebih efektif karena dilakukan melalui sistem. Laporan yang dihasilkan oleh prototipe dapat digunakan sebagai dasar kebijakan klinik seperti penyediaan stok obat berdasarkan laporan penyakit pasien, dan juga laporan rutin yang dilaporkan ke Puskesmas setempat. Prototipe RME Klinik ini juga dapat menjadi cikal bakal sistem untuk klinik yang ingin mengintegrasikan RME dengan platform SATUSEHAT. ......The implementation of Electronic Medical Records (RME) in all health facilities is a digital transformation target in Indonesia, including clinics. Clinics are health service facilities as the spearhead of primary level health services. However, there are still many clinics whose operations are still manual based on paper. The purpose of this study is to design an electronic medical record information system for the Medika Lestari Clinic that can produce precise and accurate data and information and uses variable guidelines and electronic medical record metadata to be ready to be integrated into the SATUSEHAT platform. The research design used in this research is qualitative. The system development method uses the System Development Life Cycle (SDLC) with the prototype method. The results of data collection found several problems with the implementation of medical records at clinics including paper-based, non-standardized and structured diagnoses, inefficient medical record card storage, ineffective reporting. Based on this, a web-based clinical RME prototype was built. The resulting prototype makes clinical administration more efficient without a lot of paper/cards, standardized diagnostics, structured and safer data storage, and more effective report preparation because it is done through the system. The reports generated by the prototype can be used as a basis for clinical policies such as providing drug stock based on patient disease reports, as well as routine reports that are reported to the local Puskesmas. This RME Clinic prototype can also be the forerunner of the system for clinics that wish to integrate RME with SATUSEHAT platform.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Daud Rusdi
Abstrak :
Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan SDM Kesehatan di Kota Palembang adalah belum terdistribusinya secara merata, selain itu belum adanya database SDM Kesehatan yang dapat digunakan bersama, sehingga data belum dapat di analisa dan menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan sistem pendukung keputusan berdasarkan perhitungan beban kerja untuk distribusi SDM Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Palembang. Dalam perhitungan beban kerja SDM Kesehatan menggunakan 2 pendekatan yaitu Work Load Indicator Staff Need (WISN) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Metodologi yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan adalah model information base yang menghasilkan laporan melalui pembacaan database sedangkan untuk pengembangan sistem digunakan Sistem Development Life Cycle (SDLC) dengan pendekatan prototype. Pengumpulan data primer dengan cara wawancara mendalam (indepth interview). Data sekunder dilakukan dengan mempelajari berkas pencatatan dan pelaporan serta telaah dokumen. Keluaran informasi pendukung keputusan yang dapat dihasilkan dari prototype antara lain indikator rasio jumlah SDM kesehatan per 100.000 penduduk, rasio jumlah kunjungan dengan SDM kesehatan, kebutuhan SDM kesehatan per kategori SDM di setiap puskesmas berdasarkan metode WISN dan kebutuhan SDM kesehatan per kategori SDM berdasarkan metode SPM, namun prototype tersebut perlu dikembangkan lagi dengan melakukan perhitungan untuk semua jenis SDM kesehatan dan semua indikator SPM yang ada. ......The problem faced by human resources related to health in the city of Palembang is not distributed evenly, besides the lack of health human resources database that can be used together, so that data can not be in the analysis and produce information for decision making. The research aims to develop a decision support system based on the workload calculation for the distribution of health human resources in Palembang District Health Office. For calculating the workload of health human resources using two approaches namelyWork Load Indicator Staff Need (WISN) and Minimum Service Standards (SPM) in health. The methodology used in decision support system is the base information model that produced the report through reading the database while the system development use for System Development Life Cycle (SDLC) with a prototype approach. The primary data collected through in-depth interviews. Secondary data was performed by studying the file recording and reporting and document analysis. Output of information for decision support that can be generated from the prototype, among others, the indicator ratio of total health human resources per 100.000 population, the ratio of the number of visits to health human resources, health human resources required per category in each health center human resources based on WISN method and health human resources needs per category based on SPM methods, but the prototype needs to be developed again by doing the calculations for all types of health human resources and all existing SPM indicators.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T28844
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mitri Rahmawati
Abstrak :
Suatu rancangan sistem informasi pelaporan monitoring dan evaluasi yang terkomputerisasi dan berbasis web diciptakan untuk menggantikan sistem lama yang masih manual/ proses surat menyurat. Metodelogi menggunakan tahapan dalam metode System Development Life Cycle (SDLC) yang dimulai dari tahap analisis, perancangan database, perancangan interface hingga implementasi sistem. Studi ini dibatasi hanya sampai pada tahap uji coba prototype. Hasil pengembangan sistem monitoring dan evaluasi penelitian kesehatan di Badan Litbangkes memudahkan pengguna untuk mendapat data peneliti, proposal, protokol, laporan kemajuan, abstrak penelitian dan publikasi. Sistem ini masih belum komprehensif sehingga perlu penambahan variabel dan terus berinteraksi dengan pelaku sistem dalam hal keperluan informasi dan masukan lain. ......It is a prototype of a web based computerized system of reporting information and evaluation to replace the old manual system (post mailing). A methodology applied is phases on System Development Cycle (SDLC) method, which is started from analysis phase, database setting, interface setting, until system implementation. The prototype test stage will be the limit of this study. The outcomes of monitoring system development and health research evaluation in Badan Litbangkes will ease the user to track back the researcher data, proposal, protocol, progress report, research abstact, and publication. The system is still not compherensive yet, therefore it may need some additional variables and a continuous interaction with the user of this system regarding the needs of information and other feedback.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31097
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shindry Rihayaty
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang rancang bangun sistem informasi kesehatan berbasis web untuk pencatatan dan pelaporan program kesehatan lingkungan tempat umum dan tempat pengelolaan makanan di Dinas Kesehatan Kota Bogor. Tujuan penelitian adalah membuat formulir digital untuk menguji keabsahan data pembinaan tempat umum dan tempat pengelolaan makanan yang dilaporkan oleh Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota Bogor, membuat pangkalan data kesehatan lingkungan tempat umum dan tempat pengelolaan makanan, dan menyajikan informasi tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dalam bentuk visual. Metode penelitian yang digunakan adalah iterative and incremental development dengan pendekatan Agile UP. Hasil penelitian menyarankan agar Dinas Kesehatan Kota Bogor membuat ketentuan, peraturan, dan perbaikan bisnis proses pada sistem pencatatan dan pelaporan sehingga implementasi teknologi dapat berlangsung secara konsisten dan berkesinambungan. ......This study discusses the design of web-based health information system for recording and reporting of environmental public health programs and food management in Bogor City Health Department. The purpose of the research is to create a digital formulir in order to test the validity of reported public places and food management data from Puskesmas to the Bogor City Health Department, a database of public places and food management environmental health, and present an information of the public places and food management place in the form of visual management. The method used is iterative and incremental development approach Agile UP. The results of the study suggest the Bogor City Health Department need to makes provision, regulation, and improvement a business process system on recording and reporting system so that the implementation of technology that can take place consistently and continuously.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Wijayaningrum
Abstrak :
Pendahuluan. Pemakaian kontrasepsi pada wanita tidak kawin mampu mencegah terjadinya kehamilan tidak diharapkan yang dapat mendorong aborsi tidak aman. Pada wanita bekerja, tuntutan dunia kerja dan keinginan mengembangkan karir, mendorong untuk memakai kontrasepsi agar tidak hamil. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan dengan pemakaian kontrasepsi pada wanita tidak kawin di Indonesia tahun 2012. Metodologi. Analisis multivariabel regresi logistik dilakukan pada subsampel 13.124 wanita tidak kawin umur 15-49 tahun dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan hanya 1,1% wanita tidak tidak kawin yang mengaku memakai kontrasepsi pada saat survei. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa wanita tidak kawin yang bekerja memiliki odds 1,7 kali lebih tinggi untuk memakai kontraspesi dibandingkan yang tidak bekerja (OR adjusted = 1,7, 95% CI: 1,1 - 2,8). Simpulan. Akses pelayanan kontrasepsi untuk wanita yang dalam usia reproduksi tidak ditinggalkan oleh Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana di Indonesia harus memberikan akses universal kepada setiap wanita dalam usia subur tanpa memandang status perkawinannya. ...... Introduction. Contraceptive use by unmarried women are able to prevent unintended pregnancy that can lead to unsafe abortion. Women who work, the demands of the working world and desire to develop their career, increase the use of contraceptive to avoid pregnancy. Objective. The purpose of this study is to find out the influence of employment status on contraceptive use among unmarried women in Indonesia. Method. Multivariable logistic regression analysis conducted on the subsample 13.124 of unmarried women aged 15-49 years from Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2012. Result. The results showed only 1.1% of unmarried women who are using contraception at the time of the survey. The results also showed that unmarried women who work have a 1.7 times higher odds to use contraception than those who do not work (OR adjusted = 1.7, 95% CI: 1.1 to 2.8). Conclusion. Access to contraceptive services for women of reproductive age should not left behind by the Family Planning Program. We should provide universal access to every woman of childbearing age regardless of marital status.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Handayani
Abstrak :
Transmisi seksual adalah faktor utama pertumbuhan epidemi HIV/AIDS di dunia. Kasus HIV/AIDS paling banyak adalah pada pria dan kelompok umur 20-39 tahun. Upaya untuk menekan pertumbuhan epidemi tercepat adalah menurunkan insiden HIV dengan mengubah perilaku berisiko menjadi aman dan mengurangi stigma/diskriminasi terhadap ODHA. Penelitian terdahulu menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan HIV/AIDS dengan sikap dan perilaku berisiko HIV. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan HIV/AIDS terhadap sikap positif dan perilaku aman HIV/AIDS. Desain studi cross-sectional menggunakan data SDKI 2012. Hasil penelitian menunjukkan pria kawin dan pria belum kawin dengan tingkat pengetahuan tinggi berpeluang lebih besar untuk memiliki sikap positif dan perilaku aman HIV/AIDS dibanding pria dengan tingkat pengetahuan rendah. ...... The major factor of HIV spreading is sexual transmission. Most cases happened on men and people in 20-39 years old range. One of HIV-growth suppressing effort is to reduce HIV incidence. It can be done by switching the risk behaviour into safe behaviour and decreasing the stigma towards PLWHA. The earlier studies showed that there are association between knowledge of HIV/AIDS attitudes and risk behavior related to HIV/AIDS. The objective of study is to investigate the effects of HIV/AIDS knowledge toward attitudes and HIV/AIDS risk behavior on men. This cross-sectional study using DHS Indonesian Year 2012 and inform us that either married men and unmarriedmen who have highly knowledge have more chance to gain possitive attitude and HIV/AIDS safe behavior rather than low HIV/AIDS knowledge men.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>