Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erasto Akbar Adjie
"Pandemi COVID-19 telah memicu pergeseran kebiasaan belanja obat-obatan masyarakat dunia, termasuk Indonesia, dari apotek fisik ke platform daring seperti electronic marketplace (e-marketplace) atau electronic pharmacy (e-pharmacy). Namun, peristiwa-peristiwa yang telah lalu menunjukkan bahwa berbelanja obat melalui e-marketplace tidak selalu terjamin kualitas dan keamanannya, apalagi mengingat sifat obat sebagai produk berisiko tinggi (high-risk product). Berangkat dari isu tersebut, penelitian ini ingin mempelajari faktor-faktor yang dapat membuat masyarakat Indonesia mau beralih ke e-pharmacy yang dapat menawarkan proses dan produk yang lebih aman. Untuk meneliti hal tersebut, penulis menggunakan teori Push-Pull-Mooring dan DeLone and McLean IS Success Model. Data penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi oleh 778 responden dan wawancara dengan tiga puluh narasumber. Data kuantitatif diolah dengan PLS-SEM, sedangkan data kualitatif diolah dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa push factor, pull factor, dan mooring factor berpengaruh terhadap switching intention ke e-pharmacy, yang kemudian berpengaruh terhadap switching behavior. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak e-marketplace dalam memberikan kualitas dan keamanan yang diharapkan oleh penggunanya, regulator agar dapat menekankan regulasi yang lebih ketat, dan e-pharmacy dalam memperkuat fitur yang menjadi nilai lebih dari e-marketplace.

The COVID-19 pandemic has triggered a shift in the medicine purchasing behaviors of the world's population, including Indonesia, from physical pharmacies to online platforms such as electronic marketplaces (e-marketplaces) or electronic pharmacies (e-pharmacy). However, shopping for drugs through e-marketplaces does not always guarantee quality and safety, especially given the nature of drugs as high-risk products. Departing from this issue, this research wants to study the factors that can motivate Indonesian people to switch to e-pharmacy which can offer safer processes and products. We use the Push-Pull-Mooring theory and the DeLone and McLean IS Success Model. We collected 778 respondents’ data and interviewed thirty respondents. The quantitative data obtained was processed by PLS-SEM, while the qualitative data was processed by content analysis. This research shows that push factors, pull factors, and mooring factors influence switching intentions to e-pharmacy, which in turn affects actual switching behavior. The results of this study are expected to provide valuable insights for e-marketplaces in delivering the quality and security expected by their users, regulators to emphasize regulations for e-marketplaces, and e-pharmacy to strengthen features that are added value over e-marketplaces.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Calista
"Pandemi COVID-19 telah memicu pergeseran kebiasaan belanja obat-obatan masyarakat dunia, termasuk Indonesia, dari apotek fisik ke platform daring seperti electronic marketplace (e-marketplace) atau electronic pharmacy (e-pharmacy). Namun, peristiwa-peristiwa yang telah lalu menunjukkan bahwa berbelanja obat melalui e-marketplace tidak selalu terjamin kualitas dan keamanannya, apalagi mengingat sifat obat sebagai produk berisiko tinggi (high-risk product). Berangkat dari isu tersebut, penelitian ini ingin mempelajari faktor-faktor yang dapat membuat masyarakat Indonesia mau beralih ke e-pharmacy yang dapat menawarkan proses dan produk yang lebih aman. Untuk meneliti hal tersebut, penulis menggunakan teori Push-Pull-Mooring dan DeLone and McLean IS Success Model. Data penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi oleh 778 responden dan wawancara dengan tiga puluh narasumber. Data kuantitatif diolah dengan PLS-SEM, sedangkan data kualitatif diolah dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa push factor, pull factor, dan mooring factor berpengaruh terhadap switching intention ke e-pharmacy, yang kemudian berpengaruh terhadap switching behavior. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak e-marketplace dalam memberikan kualitas dan keamanan yang diharapkan oleh penggunanya, regulator agar dapat menekankan regulasi yang lebih ketat, dan e-pharmacy dalam memperkuat fitur yang menjadi nilai lebih dari e-marketplace.

The COVID-19 pandemic has triggered a shift in the medicine purchasing behaviors of the world's population, including Indonesia, from physical pharmacies to online platforms such as electronic marketplaces (e-marketplaces) or electronic pharmacies (e-pharmacy). However, shopping for drugs through e-marketplaces does not always guarantee quality and safety, especially given the nature of drugs as high-risk products. Departing from this issue, this research wants to study the factors that can motivate Indonesian people to switch to e-pharmacy which can offer safer processes and products. We use the Push-Pull-Mooring theory and the DeLone and McLean IS Success Model. We collected 778 respondents’ data and interviewed thirty respondents. The quantitative data obtained was processed by PLS-SEM, while the qualitative data was processed by content analysis. This research shows that push factors, pull factors, and mooring factors influence switching intentions to e-pharmacy, which in turn affects actual switching behavior. The results of this study are expected to provide valuable insights for e-marketplaces in delivering the quality and security expected by their users, regulators to emphasize regulations for e-marketplaces, and e-pharmacy to strengthen features that are added value over e-marketplaces.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Rizqi Muhtadiin
"Pandemi COVID-19 telah memicu pergeseran kebiasaan belanja obat-obatan masyarakat dunia, termasuk Indonesia, ke platform daring seperti electronic marketplace (e-marketplace) atau electronic pharmacy (e pharmacy). Namun, peristiwa-peristiwa yang telah lalu menunjukkan bahwa berbelanja obat melalui e-marketplace tidak selalu terjamin kualitas dan keamanannya, apalagi obat adalah produk berisiko tinggi (high risk product). Berangkat dari isu tersebut, penelitian ini ingin mempelajari faktor-faktor yang dapat membuat masyarakat Indonesia mau beralih ke e-pharmacy yang dikelola langsung oleh pihak kefarmasian sehingga dapat menawarkan proses dan produk yang lebih aman. Untuk meneliti hal tersebut, penulis menggunakan teori Push Pull-Mooring dan DeLone and McLean IS Success Model. Data dalam penelitian ini dikumpulkan secara kuantitatif melalui kuesioner yang diisi oleh 778 responden dan kualitatif melalui wawancara dengan tiga puluh narasumber. Data kuantitatif yang diperoleh diolah dengan PLS-SEM, sedangkan data kualitatif diolah dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa push factor, pull factor, dan mooring factor berpengaruh terhadap switching intention ke e-pharmacy, yang kemudian berpengaruh terhadap switching behavior. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak e-marketplace dalam memberikan kualitas dan keamanan yang diharapkan oleh penggunanya, regulator agar dapat menekankan regulasi yang lebih ketat di e-marketplace, dan e-pharmacy agar dapat memperkuat fitur yang menjadi nilai lebih dari e-marketplace.

The COVID-19 pandemic has sparked a global shift in medicine purchasing behaviors, including Indonesia, from physical pharmacies to online platforms like electronic marketplace (e-marketplace) or electronic pharmacy (e pharmacy). However, past events raise concerns about the quality and safety of medicines acquired through e-marketplaces, given the high-risk nature of medicines. This research delves into the factors driving Indonesians to switch from e-marketplace, which is a multipurpose platform, to e-pharmacy which is a platform more specialized in selling medicines and managed directly by pharmacy professionals. Using the Push-Pull-Mooring theory and the DeLone and McLean IS Success Model, 778 survey respondents were gathered as quantitative data and thirty interview respondents were gathered as qualitative data. Quantitative data was processed using PLS SEM, while qualitative data was analyzed through content analysis to further confirm findings from quantitative data analysis. Our findings reveal that push factors, pull factors, and mooring factors significantly influence the intention to switch to e-pharmacy, which subsequently affects actual switching behavior. These insights are valuable for e-marketplaces in improving user satisfaction and safety, for regulators in enforcing stricter e-commerce regulations, and for e-pharmacies in augmenting their unique features over e-marketplaces.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikita Jacey Natania
"

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh media sosial terhadap salah satu aspek psikologis penggunanya, yaitu kepuasan tubuh (body satisfaction), dengan menggabungkan dasar teori Tripartite Influence Model of Body Dissatisfaction dan teori Stimulus-Organism-Response, dan juga memodifikasi dengan penambahan faktor-faktor pemicu (stimulus) dari model dasar, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan video penampilan fisik (photo-based activity), motivasi untuk terlihat baik dari media sosial (appearance motivation) dan literasi media sosial pengguna (social media literacy). Objek dari penelitian ini merupakan media sosial TikTok, sebagai salah satu media sosial berbasis gambar (photo-based) dengan subjek penelitian pengguna TikTok yang berbasis di Indonesia dan memiliki rentang umur 17 – 26 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan metode gabungan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif didapatkan melalui penyebaran kuesioner dengan hasil 507 responden dan diolah menggunakan metode Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) dengan bantuan aplikasi SPSS AMOS. Kemudian, untuk kualitatif dilakukan dengan mewawancarai 32 responden dan dianalisis dengan metode content-analysis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa upward appearance comparison dipengaruhi oleh photo-based activity dan appearance motivation, sedangkan untuk thin-ideal internalization dipengaruhi oleh appearance motivation dan social media literacy. Upward appearance comparison dan thin ideal internalization comparison memberikan dampak buruk terhadap body satisfaction penggunanya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penelitian selanjutnya dalam topik pengaruh media sosial terhadap persepsi tubuh penggunanya, serta bagi pihak media sosial TikTok dalam usahanya menciptakan lingkungan media sosial yang sehat bagi penggunanya.


This research was conducted to analyze the effect of media social on human's perception of their body image, specifically on body satisfaction, by combining a theoretical basis of the Tripartite Influence Model of Influence model and the Stimulus-Organism-Response theory, and also by modifying the stimulus factors, which are photo-based activity, appearance motivation, and social media literacy. The object of this research is TikTok, a photo-based social media, with the research subject of TikTok users based in Indonesia with age ranges from 17 to 26. This research was conducted with a mixed method, combining quantitative and qualitative approaches. The quantitative data was acquired by distributing questionnaires with the results of 507 respondents and was processed through Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) method with the help of the SPSS AMOS application. As for the qualitative approach, the data was acquired by interviewing 32 respondents, and the answers were analyzed using a content-analysis method. This research indicated that upward appearance comparison is affected by photo-based activity and appearance motivation, as thin-ideal internalization is affected by appearance motivation and social media literacy. Both upward appearance comparison and thin-ideal internalization can be harmful to body satisfaction. Through the findings from this research, we hope to contribute to future research on related topics and for TikTok as the social media provider to create a healthier social media environment for their users

"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Ariana
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh media sosial terhadap salah satu aspek psikologis penggunanya, yaitu kepuasan tubuh (body satisfaction), dengan menggabungkan dasar teori Tripartite Influence Model of Body Disatissfaction dan teori Stimulus-Organism-Response, dan juga memodifikasi dengan penambahan faktor-faktor pemicu (stimulus) dari model dasar, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan video penampilan fisik (photo-based activity), motivasi untuk terlihat baik dari media sosial (appearance motivation) dan literasi media sosial pengguna (social media literacy). Objek dari penelitian ini merupakan media sosial TikTok, sebagai salah satu media sosial berbasis gambar (photo-based) dengan subjek penelitian pengguna TikTok yang berbasis di Indonesia dan memiliki rentang umur 17 – 26 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan metode gabungan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif didapatkan melalui penyebaran kuesioner dengan hasil 507 responden dan diolah menggunakan metode Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) dengan bantuan aplikasi SPSS AMOS. Kemudian, untuk kualitatif dilakukan dengan mewawancarai 32 responden dan dianalisis dengan metode content-analysis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa upward appearance comparison dipengaruhi oleh photo-based activity dan appearance motivation, sedangkan untuk thin-ideal internalization dipengaruhi oleh appearance motivation dan social media literacy. Upward appearance comparison dan thin ideal internalization comparison memberikan dampak buruk terhadap body satisfaction penggunanya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penelitian selanjutnya dalam topik pengaruh media sosial terhadap persepsi tubuh penggunanya, serta bagi pihak media sosial TikTok dalam usahanya menciptakan lingkungan media sosial yang sehat bagi penggunanya.

This research was conducted to analyze the effect of media social on human's perception of their body image, specifically on body satisfaction, by combining a theoretical basis of the Tripartite Influence Model of Influence model and the Stimulus-Organism-Response theory, and also by modifying the stimulus factors, which are photo-based activity, appearance motivation, and social media literacy. The object of this research is TikTok, a photo-based social media, with the research subject of TikTok users based in Indonesia with age ranges from 17 to 26. This research was conducted with a mixed method, combining quantitative and qualitative approaches. The quantitative data was acquired by distributing questionnaires with the results of 507 respondents and was processed through Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) method with the help of the SPSS AMOS application. As for the qualitative approach, the data was acquired by interviewing 32 respondents, and the answers were analyzed using a content-analysis method. This research indicated that upward appearance comparison is affected by photobased activity and appearance motivation, as thin-ideal internalization is affected by appearance motivation and social media literacy. Both upward appearance comparison and thin-ideal internalization can be harmful to body satisfaction. Through the findings from this research, we hope to contribute to future research on related topics and for TikTok as the social media provider to create a healthier social media environment for their users.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikmal Almuhtadi Rajab
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh media sosial terhadap salah satu aspek psikologis penggunanya, yaitu kepuasan tubuh (body satisfaction), dengan menggabungkan dasar teori Tripartite Influence Model of Body Disatissfaction dan teori Stimulus-Organism-Response, dan juga memodifikasi dengan penambahan faktor-faktor pemicu (stimulus) dari model dasar, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan video penampilan fisik (photo-based activity), motivasi untuk terlihat baik dari media sosial (appearance motivation) dan literasi media sosial pengguna (social media literacy). Objek dari penelitian ini merupakan media sosial TikTok, sebagai salah satu media sosial berbasis gambar (photo-based) dengan subjek penelitian pengguna TikTok yang berbasis di Indonesia dan memiliki rentang umur 17 – 26 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan metode gabungan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif didapatkan melalui penyebaran kuesioner dengan hasil 507 responden dan diolah menggunakan metode Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) dengan bantuan aplikasi SPSS AMOS. Kemudian, untuk kualitatif dilakukan dengan mewawancarai 32 responden dan dianalisis dengan metode content-analysis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa upward appearance comparison dipengaruhi oleh photo-based activity dan appearance motivation, sedangkan untuk thin-ideal internalization dipengaruhi oleh appearance motivation dan social media literacy. Upward appearance comparison dan thin ideal internalization comparison memberikan dampak buruk terhadap body satisfaction penggunanya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penelitian selanjutnya dalam topik pengaruh media sosial terhadap persepsi tubuh penggunanya, serta bagi pihak media sosial TikTok dalam usahanya menciptakan lingkungan media sosial yang sehat bagi penggunanya.

This research was conducted to analyze the effect of media social on human's perception of their body image, specifically on body satisfaction, by combining a theoretical basis of the Tripartite Influence Model of Influence model and the Stimulus-Organism-Response theory, and also by modifying the stimulus factors, which are photo-based activity, appearance motivation, and social media literacy. The object of this research is TikTok, a photo-based social media, with the research subject of TikTok users based in Indonesia with age ranges from 17 to 26. This research was conducted with a mixed method, combining quantitative and qualitative approaches. The quantitative data was acquired by distributing questionnaires with the results of 507 respondents and was processed through Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) method with the help of the SPSS AMOS application. As for the qualitative approach, the data was acquired by interviewing 32 respondents, and the answers were analyzed using a content-analysis method. This research indicated that upward appearance comparison is affected by photobased activity and appearance motivation, as thin-ideal internalization is affected by appearance motivation and social media literacy. Both upward appearance comparison and thin-ideal internalization can be harmful to body satisfaction. Through the findings from this research, we hope to contribute to future research on related topics and for TikTok as the social media provider to create a healthier social media environment for their users.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Maharani Nurmalitasari
"Pada era digital ini, pembelajaran daring makin umum digunakan untuk mendukung pembelajaran siswa di Indonesia, salah satunya melalui platform e-learning, yaitu Ruangguru. Ruangguru, sebagai salah satu platform e-learning terbesar di Indonesia, menawarkan berbagai layanan pendidikan, mulai dari video pembelajaran hingga konsultasi akademik dengan pengajar, memiliki peningkatan jumlah pengguna yang konsisten dan telah mencapai jutaan pelajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi niat pengguna Ruangguru versi gratis untuk beralih ke versi berbayar. Dengan menggunakan kerangka teori push-pull-mooring dan value-based adoption model, penelitian ini memeriksa hubungan antara faktor push dan faktor pull terhadap price value, serta hubungan price value dan faktor mooring terhadap switching intention. Faktor push yang diteliti meliputi learning content dissatisfaction dan feature limitation pada Ruangguru versi gratis, sedangkan faktor pull mencakup personalized learning, perceived interactivity, dan learning progress. Faktor mooring yang diteliti adalah network externality, buying power limitation, dan risk aversion. Data kuantitatif diperoleh dari 341 responden melalui survei, sedangkan data kualitatif dikumpulkan dari 11 narasumber melalui wawancara secara daring. Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan PLS-SEM dan analisis data kualitatif menggunakan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa learning content dissatisfaction, personalized learning, perceived interactivity, dan learning progress memiliki pengaruh positif terhadap price value Ruangguru versi berbayar, serta bahwa price value dan network externality memiliki pengaruh positif terhadap niat beralih dari Ruangguru versi gratis ke versi berbayar. Sebaliknya, terdapat tiga faktor, yaitu feature limitation, buying power limitation, dan risk aversion, yang tidak berpengaruh signifikan terhadap niat beralih tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pemahaman tentang penerapan teori push-pull-mooring dan value-based adoption model dalam konteks e-learning. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan rekomendasi bermanfaat bagi Ruangguru dan penyedia layanan e-learning lainnya untuk merancang strategi pengembangan produk dan pemasaran yang lebih efektif guna meningkatkan performa pembelajaran siswa, serta kepuasan dan retensi pengguna dalam suatu platform e-learning.

In this digital era, online learning is increasingly used to support student learning systems in Indonesia, one of which is through an e-learning platform, Ruangguru. Ruangguru, as one of the largest e-learning platforms in Indonesia, offers various educational services, ranging from video lessons to academic consultations with teachers, and has consistently increased its user base, reaching millions of students. This study aims to analyze the factors that influence the switching intention of Ruangguru's free version users to use the paid version. By implementing the push-pull-mooring framework and the value-based adoption model, this research examines the relationship between push and pull factors on the price value of Ruangguru's paid version, as well as the relationship between price value itself and mooring factors on switching intention. The push factors studied include learning content dissatisfaction and feature limitations in Ruangguru's free version. The pull factors encompass features and services in Ruangguru's paid version that facilitate personalized learning, perceived interactivity, and learning progress. The mooring factors examined are network externality, buying power limitation, and the users' level of risk aversion. Quantitative data was obtained from 341 respondents through surveys, while qualitative data was collected from 11 sources through online interviews. Quantitative data analysis was conducted using PLS-SEM and qualitative data analysis using content analysis. The results of the study show that learning content dissatisfaction, personalized learning, perceived interactivity, and learning progress positively influence the price value of Ruangguru's paid version, and that price value and network externality positively influence the intention to switch from the free version to the paid version. On the other hand, there are three factors, namely feature limitation, buying power limitation, and risk aversion, that do not significantly affect the switching intention. This study is expected to broaden the understanding of the application of the push-pull-mooring theory and value-based adoption model in the context of e-learning. Additionally, this research can provide valuable recommendations for Ruangguru and other e-learning service providers to design more effective product development and marketing strategies to improve student learning performance, as well as user satisfaction and retention in an e-learning platform."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library