Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mozeea Kiara Anisa
"Babad Praya merupakan naskah klasik Lombok yang menceritakan perjuangan suku Sasak Praya untuk lepas dari kekuasaan Karangasem Bali. Tokoh penting dalam cerita ini adalah Tuan Guru Bangkol. Penelitian ini membahas Tuan Guru Bangkol sebagai representasi tokoh pejuang suku Sasak dalam Babad Praya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran Tuan Guru dalam kehidupan sosial masyarakat suku Sasak, serta berfokus pada perlawanan Tuan Guru Bangkol sebagai panglima perang Praya II pada 1891—1894. Sumber data utama penelitian ini berupa transliterasi naskah Babad Praya oleh Lalu Gde Suparman. Selanjutnya dalam mengkaji teks digunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan teori representasi dari Jacob Sumardjo dan Stuart Hall. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Tuan Guru Bangkol berperan penting dalam membebaskan masyarakat Sasak Lombok dari kekuasaan Karangasem. Tuan Guru Bangkol merupakan representasi pejuang yang mempunyai peran utama dalam perlawanan rakyat Sasak terhadap Karangasem. Beliau berperan sebagai panglima perang sekaligus pemimpin tarikat qadiriyah wa naqsabandiyah bagi kelompoknya.

Babad Praya is a classic Lombok manuscript that tells the struggle of the Sasak Praya tribe to escape the rule of Karangasem Bali. An important character in this story is Tuan Guru Bangkol. This study discusses Tuan Guru Bangkol as a representation of Sasak tribal warrior figures in Babad Praya. This study aims to describe the role of Tuan Guru in the social life of the Sasak people and focuses on the resistance of Tuan Guru Bangkol as the warlord of Praya II in 1891-1894. The main source of data for this research is the transliteration of the Babad Praya manuscript by Lalu Gde Suparman. Furthermore, in reviewing the text, descriptive qualitative research methods are used with the representation theory approach of Jacob Sumardjo and Stuart Hall. The results of this study show that Tuan Guru Bangkol played an important role in liberating the Sasak community of Lombok from the rule of Karangasem. Tuan Guru Bangkol is a representative of fighters who have a major role in the resistance of the Sasak people against Karangasem. He acted as a warlord as well as the leader of the qadiriyah wa naqsabandiyah tarikat for his group."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Stevanus Natanael
"Penelitian ini mengkaji bagaimana konstruksi anak bahagia digambarkan dalam novel Aku, Meps, dan Beps dan bagaimana gaya pengasuhan yang dilakukan oleh Meps dan Beps mengonstruksi karakter tokoh Aku pada novel Aku, Meps, dan Beps. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan struktural yang berfokus pada unsur tokoh dan penokohan. Hasil analisis struktural tersebut diolah dengan menggunakan konsep konstruksi untuk menunjukkan karakter anak bahagia dalam novel Aku, Meps, dan Beps. Selain konsep konstruksi, konsep gaya pengasuhan juga digunakan untuk menunjukkan gaya pengasuhan Meps dan Beps terhadap konstruksi karakter anak bahagia pada tokoh Aku. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa karakter bahagia yang dimiliki oleh tokoh Aku digambarkan melalui karakternya yang mampu mengendalikan emosi, memiliki empati dan kepedulian terhadap sesama, serta menunjukkan kecerdasan dan kreativitas. Karakter yang dimiliki oleh tokoh Aku tersebut dibentuk melalui gaya pengasuhan otoritatif Meps dan Beps yang hangat, responsif, komunikatif, dan suportif.
This study examines how the construction of a happy child is constructes in the novel Aku, Meps, dan Beps and how the parenting style practiced by Meps and Beps constructs the character of Aku in Aku, Meps, dan Beps. This study uses a qualitative method with a structural approach that focus on characters. The results of the structural analysis are processed by using the concept of construction to show the character of happy children in the novel Aku, Meps, and Beps. In addition to the concept of construction, the concept of parenting style is also used to show the parenting style of Meps and Beps to the character Aku. The results of the study show that the happy character of Aku is constructed through his character who is able to control emotions, has empathy and concern for others, and is intelligent and creative. Aku's character is formed through Meps and Beps' authoritative parenting style which is warm, responsive, communicative, and supportive."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Fajardini Anugrah Oktaviani
"Komik digital menjadi satu karya sastra yang sekarang ini mengalami permintaan yang cukup tinggi dari penikmat sastra siber. Keberadaan komik digital tidak lepas dari teknologi yang berkembang pesat sekarang ini. Keikutsertaan pengembangan sastra dari satu bentuk ke bentuk lainnya juga diminati oleh banyak penikmat kreatif, contohnya adaptasi film. Adaptasi film dilakukan sebagai bentuk memperluas dan meningkatkan eksistensi nilai sastra untuk perkembangan dan pelestarian sastra di era modern. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji aspek ekranisasi dari komik digital Pasutri Gaje karya Annisa Nisfihani menjadi film Pasutri Gaje karya Fajar Bustomi. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah proses, fungsi, dan dampak ekranisasi yang berfokus pada struktur naratif, yaitu peristiwa, karakter, dan latar. Penelitian akan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bersumber dari aplikasi LINE Webtoon Pasutri Gaje karya Annisa Nisfihani dan film Pasutri Gaje karya Fajar Bustomi. Hasil penelitian ini menggambarkan fungsi dan dampak, serta fenomena proses ekranisasi yang meliputi penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi pada struktur naratif, yakni peristiwa, karakter (tokoh), dan latar.
Digital comics have become a literary work that is currently experiencing high demand from cyber literature enthusiasts. The existence of digital comics is inseparable from the rapidly developing technology nowadays. The participation of literature development from one form to another is also favored by many creative enthusiasts, such as film adaptations. Film adaptation is carried out as a form of expanding and enhancing the literary value's existence for the development and preservation of literature in this modern era. Therefore, this research will examine the ecranisation aspect of the digital comic "Pasutri Gaje" by Annisa Nisfihani into the film "Pasutri Gaje" by Fajar Bustomi. The focus of the problem in this research is the process, function, and impact of ecranisation focusing on narrative structure, namely events, characters, and settings. The research will use a qualitative descriptive method sourced from the LINE Webtoon application "Pasutri Gaje" by Annisa Nisfihani and the film "Pasutri Gaje" by Fajar Bustomi. The results of this research depict the function and impact, as well as the phenomenon of the ecranisation process, which includes compression, addition, and various changes to the narrative structure, namely events, characters (figures), and settings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Banalha
"Penelitian ini membahas konflik batin pada tokoh Muhammad Ayyas dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Novel Bumi Cinta mengandung unsur nilai dan norma Islam di dalamnya. Setiap tempat memiliki nilai dan normanya masing-masing. Perbedaan nilai dan norma di suatu tempat bisa saja bertentangan dengan tempat yang lainnya. Dalam novel Bumi Cinta tokoh Ayyas yang memiliki latar nilai dan norma Islam menghadapi perbedaan nilai dan norma di Rusia yang sangat bertentangan dengan dirinya. Nilai dan norma yang bertentangan ini mengakibatkan munculnya konflik batin di dalam diri Muhammad Ayyas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ayyas mengalami dilema dalam pertemanan, mencari tempat tinggal, beribadah, dan percintaan. Hal tersebut karena setiap keputusan yang Ayyas ambil selalu berlandaskan nilai dan norma Islam serta logika berpikirnya.

This study discusses about inner conflict Muhammad Ayyas character in the novel Bumi Cinta by Habiburrahman El Shirazy using a psychology literary approach. Novel Bumi Cinta has Islam norms and value. Each place has its own norms and values. This difference can be contradicting between others. In novel Bumi Cinta, Muhammad Ayyas has a problem because he has a different norms and values with surroundings. Contradicting value and norms makes inner conclict for Muhammad Ayyas. This research tries to describe inner conflict in him and describe Muhammad Ayyas response when he deals with inncer conflict. This study used a qualitative descriptive method and analyzed the novel based on a psychology literary approach. The result showed Muhammad Ayyas facing a dilemma about friendship, looking for a place, worship, and love. Ayyas decision always based on Islam norms and values and his logic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Valencia Malson
"Kata adinda memiliki arti ‘kata sapaan akrab kepada adik’. Kata yang banyak digunakan pada sebelum abad ke-20 ini sudah jarang ditemukan pada naskah novel modern. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri perkembangan adinda dalam bahasa Melayu sebelum abad ke-20 sampai sekarang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan data penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang mengandung kata adinda. Sumber data dari penelitian ini adalah naskah klasik Melayu Hikayat Raja-Raja Pasai (www.mcp.anu.edu.au), dan Hikayat Pandawa Lima (www.mcp.anu.edu.au), novel abad ke-20 Salah Asuhan (Abdoel Moeis) dan Tenggelamnya Kapal van Der Wijck (Hamka), dan novel abad ke-21 Gadis Kretek (Ratih Kumala) dan Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (Eka Kurniawan). Data dikumpulkan dari dokumen digital, kemudian dimasukkan ke aplikasi AntConc untuk mempermudah pengolahan data. Setelah itu, data dipisahkan menurut fungsinya: 1) kata sapaan, 2) pronomina, dan 3) nomina kekerabatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan kata adinda telah berkurang seiring perkembangan zaman. Kata adinda pada naskah sebelum abad ke-20 berguna sebagai kata sapaan, pronomina, dan nomina kekerabatan, pada abad ke-20 digunakan sebagai kata sapaan dan pronomina, dan pada abad ke-21 tidak ditemukan penggunaan kata adinda lagi.
The word “adinda” means ‘a term of endearment for a younger sibling’. This term, widely used before the 20th century, is rarely found in modern novel manuscripts. This research aims to trace the evolution of “adinda” in the Malay language from before the 20th century to the present day. The study utilizes qualitative methods, and its data consists of sentences containing the word “adinda”. The data sources include classic Malay texts such as Hikayat Raja-Raja Pasai (www.mcp.anu.edu.au) and Hikayat Pandawa Lima (www.mcp.anu.edu.au), 20th-century novels Wrong Upbringing (Abdoel Moeis) and The Sinking of van Der Wijck (Hamka), as well as 21st-century novels Cigarette Girl (Ratih Kumala) and Vengeance is Mine, All Others Pay Cash (Eka Kurniawan). Data was collected from digital documents and processed using the AntConc application for easier data analysis. Subsequently, the data was categorized into: 1) terms of address, 2) pronouns, and 3) kinship nouns. The results indicate a decline in the use of the word “adinda” over time. In texts before the 20th century, “adinda” served as a term of address, pronoun, and kinship noun. In the 20th century, it was used primarily as a term of address and pronoun, while in the 21st century, its usage was no longer found."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Mitharani Putri
"Komponen makna merupakan kajian linguistik mengenai unsur leksikal terdiri dari satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal tersebut. Penelitian ini membahas komponen makna kata bodoh dan kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh dalam Tesaurus Bahasa Indonesia merupakan kata-kata yang tepat untuk sinonim kata bodoh. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan komponen makna kata bodoh dan sinonimnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik penelitian kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata bodoh dan kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh dari Tesaurus Bahasa Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan teori komponen makna yang dikemukakan oleh Nida (1977). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua sinonim kata bodoh adalah sinonim. Kata yang bukan sinonim kata bodoh adalah dogol, domot, odoh, dan jahil. Peneliti menemukan kata-kata tersebut sudah tidak bermakna ‘bodoh’ pada konteks terbaru. Kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh termasuk dalam sinonim dekat (near synonym) dan secara garis besar memiliki tiga klasifikasi makna, yaitu (1)‘seorang yang bodoh karena menderita penyakit’, (2)‘seorang yang bodoh karena tumpul otak’, dan (3)‘seorang yang bodoh karena lambat berpikir dan bertindak spontan’. Penelitian ini menghasilkan makna kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh sehingga data penelitian ini dapat memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan definisi kata bodoh dan sinonimnya untuk Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi VI (KBBI 6).

The meaning component is a linguistic study of lexical elements consisting of one or several elements that together form the meaning of the word or the meaning of the lexical element. This study discusses the components of the meaning of the word stupid and words that are synonymous with the word stupid. The formulation of the problem of this research is whether the words that are synonymous with the word stupid in the Indonesian Thesaurus are the right words for the synonym of the word stupid. The purpose of this study is to explain the components of the meaning of the word stupid and it’s synonyms. The research method used is a qualitative method with library research techniques. The data used in this study are the word stupid and words that are synonymous with the word stupid from the Indonesian Thesaurus. The data were analyzed using the meaning component theory proposed by Nida (1977). The results show that not all synonyms for stupid are synonyms. Words that are not synonyms for stupid are dogol, domot, bodoh, and jahil. Researchers found these words no longer mean 'stupid' in the latest context. Words that are synonymous with the word stupid are included in near synonyms and broadly have three classifications of meaning, namely (1)'a person who is stupid because he has an illness', (2)'a person who is stupid because of a dull brain', and (3) 'one who is stupid because he is slow to think and act spontaneously'. This research produces the meaning of words that are synonymous with the word stupid, so that the data of this study can provide criticism and input in the preparation of the definition of the word stupid and its synonyms for the Great Dictionary of The Indonesian Language (KBBI 6).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Mitharani Putri
"Komponen makna merupakan kajian linguistik mengenai unsur leksikal terdiri dari satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal tersebut. Penelitian ini membahas komponen makna kata bodoh dan kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh dalam Tesaurus Bahasa Indonesia merupakan kata-kata yang tepat untuk sinonim kata bodoh. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan komponen makna kata bodoh dan sinonimnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik penelitian kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata bodoh dan kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh dari Tesaurus Bahasa Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan teori komponen makna yang dikemukakan oleh Nida (1977). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua sinonim kata bodoh adalah sinonim. Kata yang bukan sinonim kata bodoh adalah dogol, domot, odoh, dan jahil. Peneliti menemukan kata-kata tersebut sudah tidak bermakna ‘bodoh’ pada konteks terbaru. Kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh termasuk dalam sinonim dekat (near synonym) dan secara garis besar memiliki tiga klasifikasi makna, yaitu (1)‘seorang yang bodoh karena menderita penyakit’, (2)‘seorang yang bodoh karena tumpul otak’, dan (3)‘seorang yang bodoh karena lambat berpikir dan bertindak spontan’. Penelitian ini menghasilkan makna kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh sehingga data penelitian ini dapat memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan definisi kata bodoh dan sinonimnya untuk Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi VI (KBBI 6).

The meaning component is a linguistic study of lexical elements consisting of one or several elements that together form the meaning of the word or the meaning of the lexical element. This study discusses the components of the meaning of the word stupid and words that are synonymous with the word stupid. The formulation of the problem of this research is whether the words that are synonymous with the word stupid in the Indonesian Thesaurus are the right words for the synonym of the word stupid. The purpose of this study is to explain the components of the meaning of the word stupid and it’s synonyms. The research method used is a qualitative method with library research techniques. The data used in this study are the word stupid and words that are synonymous with the word stupid from the Indonesian Thesaurus. The data were analyzed using the meaning component theory proposed by Nida (1977). The results show that not all synonyms for stupid are synonyms. Words that are not synonyms for stupid are dogol, domot, bodoh, and jahil. Researchers found these words no longer mean 'stupid' in the latest context. Words that are synonymous with the word stupid are included in near synonyms and broadly have three classifications of meaning, namely (1)'a person who is stupid because he has an illness', (2)'a person who is stupid because of a dull brain', and (3) 'one who is stupid because he is slow to think and act spontaneously'. This research produces the meaning of words that are synonymous with the word stupid, so that the data of this study can provide criticism and input in the preparation of the definition of the word stupid and its synonyms for the Great Dictionary of The Indonesian Language (KBBI 6)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library