Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kadaryanto
Abstrak :
Terjadinya krisis moneter pada sebagian negara di Asia termasuk Indonesia pada tahun 1997 telah menyebabkan dampak perubahan yang sangat besar. Indonesia mengalami dampak paling parah dan berkepanjangan dibandingkan dengan negara Asia lainnya, karena yang terjadi bukan hanya krisis bidang ekonomi saja tetapi berubah menjadi krisis multidemensi seperti politik, hukum, dan sosial budaya. Dari permasalahan tersebut diatas dengan dilatarbelakangi dengan masalah nasional yang terjadi, maka rumah sakit pemerintah pada umumnya perlu meningkatkan pola manajemen dengan menggunakan prinsip prinsip perencanaan-strategis. Tujuan penelitian ini ialah untuk menjawab permasalahan yang ada dengan menetapkan kebijaksanaan melalui perencanaan strategis untuk pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah "45" Kuningan agar menjadi rumah sakit mandiri serta siap menghadapi persaingan dengan rumah sakit sekitarnya serta mampu memberikan pelayanan yang bermutu. Kerangka konsep meliputi analisis lingkungan eksternal makro ialah geografi, demografi, sosio ekonomi, politik, tekhnologi dan analisis eksternal mikro yaitu pemasok, pesaing,dan pelanggan sedangkan analisis internal meliputi visi misi, manajemen, sarana dan prasarana, sumberdaya manusia, keuangan. pemasaran dan Sistem Informasi Manajemen. Rancangan penelitian yang meliputi desain penelitian adalah penelitian dengan analisis deskriftif dan analisis strategik dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan lokasi dan waktu penelitian adalah lokasi penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah "45" Kuningan pada bulan Pebruari aid Maret 2001. Pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam dengan pihak pihak terkait dengan RSUD "45" Kuningan,selain wawancara mendalam juga dilakukan fokus diskusi group yang pesertanya pejabat struktural serta ketua Komite Medik berjumlah 16 orang yang dipandu langsung oleh Direktur, jumlah ini dianggap dapat mewakili karyawan Rumah Sakit Umum Daerah "45" Kuningan, dari fokus diskusi group tersebut dapat diketahui pembobotan dari masing masing variabel dari faktor internal dan eksternal dengan menggunakan metode Delphi. Data sekunder diperoleh dari diperoleh dari Sub Bagian Rekam Medik, Sub Bagian Kepegawaian serta Bagian Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah " 45 " Kuningan serta Kantor Statistik Kabupaten Kuningan. Pengolahan data meliputi tahap input yaitu analisis lingkungan eksternal dan analisis lingkungan internal serta profil matriks kompetetif sedangkan tahap matching dengan analisis SWOT dan analisis SPACE Matriks, tahap decision dilakukan fokus diskusi group sekali lagi untuk menentukan attractive score terhadap strategi yang dipilih yaitu dengan cara quantitative strategic planning matriks ( QSPM ) sehingga akhimya didapatkan urutan prioritas dari strategi terpilih. Dari hasil penelitian didapatkan hasil yaitu faktor eksternal potensial menjadi peluang yaitu : geografi, demografi, politik, teknologi dan pemasok sedangkan yang masih menjadi ancaman ialah pesaing, pelanggan dan sosial ekonomi sedangkan faktor internal yang menjadi kekuatan adalah sarana & prasarana, manajemen, keuangan dan terdapat kelarnahan pada visi SDM, pemasaran dan SDM. Didapatkan posisi Rumah Sakit Umum Daerah "45" Kabupaten Kuningan pada posisi WO yaitu strategi dengan menggunakan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan sehingga strategi dengan matriks SWOT dan SPACE matriks adalah strategi agresive dengan market penetration, market development dan product development. Prioritas strategi meliputi setelah melalui QSPM dan wawancara mendalam adalah pertama Meningkatkan SDM keperawatan baik ketrampilan profesional maupun manajerial, serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan, kedua menambah dan mengembangkan Ruang VIP dengan menggunakan SDM Rumah Sakit dengan memanfaatkan tehnologi modern, ketiga Memantapkan Rumah sakit umum daerah "45" Kuningan sebagai pusat rujukan di Kabupaten Kuningan dengan sasaran untuk meningkatkan jumlah kunjungan Rumah sakit, keempat meningkatkan komitmen terhadap Visi Misi RS dengan sosialiasi internal dan eksternal untuk lebih memfokuskan kepada tujuan yang ingin dicapai. ...... Analysis of Strategic Planning of General Hospital "45" Kuningan 2003-2008 Monetary crisis that hit to several Asia countries including Indonesia in 1997 had led to a big impact. Indonesia had faced to the most serious and prolonging impact compared to other Asian countries, because the crisis was not only in economic but also changed to multi-dimension crisis such are political, law, and socio-culture. Based aforementioned problem in the setting of national problem, so government hospital in general needs to improve its management model using strategic planning principles. This research aims at answering the existing problem with defining policy through strategic planning for the development of General Hospital of "45" Kuningan towards self-reliance hospital and ready to compete with other hospital and able to provide qualified services. The framework of research is including macro external environment such are geography, demography, socio economic, politic, technology and micro external such are supplier, competitor, and customer. Internal analysis is including vision, mission, management, infrastructure and facility, human resources, financial, marketing, and management information system. The research design is a research with descriptive and strategic analysis using qualitative approach. Location and time of study is in General Hospital of "45" Kuningan from February - March 2003. Primary data collected by in-depth interview with respective parties of General Hospital "45" Kuningan, and also focused group discussion with 16 structural officers and medical committee guided by the director. This number of officer is representing total of hospital employees. From this focused group discussion can be generated the scoring of each variable from internal and external factors using Delphi method. Secondary data was taken from Sub-Division of Medical Record, Sub-division of Personnel, and sub-division of Finance of General Hospital "45" Kuningan and Statistic Office of Kuningan. Data management including steps of input such as analysis of external environment factors and analysis of internal environment factors and profile of competitive matrix, matching stage is using SWOT analysis and SPACE matrix, decision stage done through focused group discussion again to define attractive score to the chosen strategic through method of quantitative strategic planning matrix (QSPM) and finally the strategic priority can be generated. The result of research shows that external factors that potential to be opportunities are geography, demography, political, technology, and supplier. Meanwhile the threats are competitor, customer, and socio economic. The internal factor that consider as strengths is facility and infrastructure, management, and financial. There are weaknesses such are vision, mission, human resources, marketing and management information system. The position of. General Hospital of "45" Kuningan is at WO-position with the strategy is using the existing opportunities to overcome its weaknesses, so the strategic option of SWOT Matrix and SPACE Matrix is aggressive strategy with market penetration, market development, and product development. Strategic priority after goes through QSPM and in-depth interview process is including: First: improving human resources of nursing either professional or managerial, and improving service quality to the customer. Second: increase and develop VIP Rooms, using Hospital MIS by utilizing modern technology. Third: develop General Hospital "45" Kuningan with the target to increase number of hospital visitor. Forth: improving commitment hospital to its vision and mission, and socialized it to internal and external to focus it towards the expected objectives.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T12566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwadi
Abstrak :
Faktor penentu yang berhubungan dengan terjadinya pembengkakan restitusi dan jumlah pemohon yang tidak prosedural dari tahun ke tahun antara lain adalah adanya persepsi masyarakat Polri terhadap citra Rumkitpus Polri RS Sukanto yang kurang baik yaitu adanya stigma negatif terhadap rumah sakit tersebut. Untuk mengetahui hubungan antara citra Rumkitpus Poiri RS. Sukanto dan pengajuan restitusi diantara anggota Polri kesatuan Markas Besar dan Polda Metro Jaya, telah dilakukan penelitian kros seksional dan penelitian kualitatit terhadap 190 orang sampel anggota Polri di Jakarta. Sampel diambil secara proportional stratified random sampling. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data tentang persepsi terhadap citra dan pengetahuan tentang restitusi, sedangkan data tentang restitusi lainnya diperoleh dari studi literatur. Teknik analisis yang digunakan adalah : uji chi square, menghitung odds ratio dengan confidence interval 95 %, uji korelasi Spearman's rho dan analisis regresi logistik dari program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (56,8 %) memiliki persepsi terhadap citra yang baik dan sebanyak 43,2 % responden memberikan persepsi buruk terhadap citra Rumkitpus Polri RS. Sukanto. Sebagian besar responden (64,7 %) tahu tentang restitusi. Sebanyak 117 orang (61,6 %) responden pernah mengajukan restitusi dan sebagian besar (86,3 %) diantaranya tidak prosedural. Dana yang dikeluarkan untuk membayar restitusi pada setiap tahunnya cenderung meningkat. Terdapat hubungan yang bermakna (p < 0,05) antara kepangkatan dengan citra p= 0,012; OR= 0,23. Hubungan tersebut menunjukkan korelasi positif dan bermakna, dimana r= 0, 182; p= 0,012. Variabel citra berhubungan bermakna dengan restitusi, dimana p= 0,038; OR= 0,784. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan nilai p= 0,046; OR= 0,146: CI 95% 0,048-0,274. Terdapat perbedaan persepsi terhadap citra Rumkitpus Polri RS Sukanto di kalangan anggota Polri kesatuan Markas Besar dan Polda Metro Jaya berdasarkan kepangkatan dan terdapat hubungan antara citra Rumkitpus Poiri RS Sukanto dan pengajuan restitusi diantara anggota Polri kesatuan Markas Besar dan Polda Metro Jaya. Disarankan konsisten dan tegas dalam menerapkan ketentuan pangajuan restitusi dan meningkatkan kualitas pelayanan, memperbaiki tingkat kecocokan, memperbaiki tingkat kedekatan serta perbaikan manajemen rumah sakit. Daftar Pustaka : 26 (1983-2003)
Relation Between Image of Rumkitpus Polri Rs. Sukanto and Proffering of Restitution Among Member Police Unity of Headquarter and of Polda Metro Jaya of Year 2003Determinant related to the happening of improvement of applicant amount and restitution which not procedural from year to year for. Example is the existence of perception of Polri to image of Rumkitpus Polri of RS Sukanto un favorable that is existence of negative stigma to hospital. To know relation among image of Rumkipus Polri of RS Sukanto and proffering of restitution among Police member unity of Headquarter and of Polda Metro Jaya, have been conducted by research of sectional kros and research qualitative to 190 people of sampel Police member in Jakarta. Sample taken by proportional sampling random stratified. Questioner used to get data about perception to knowledge and image about restitution, while data about other restitution obtained from literature study. Analysis technique the used is : test of chi square, calculating ratio odds with international confidence 95%, correlation test of Spearman?s analysis and rho of regression logistics of program of SPSS. Result of research indicate that most responder ( 56,8%) owning perception to good image and counted 43,2% responder give ugly perception to image of Rumkitpus Polri of RS. Sukanto. Most responder ( 64,7%) knowing about restitution. Counted 117 people ( 61,6%) responder have raised restitution and most ( 86,3%) among others [do] not procedural. Fund released to pay for restitution in each its year tend to increase. There are relation having meaning of (p < 0,05) among rank with image of p= 0,012; OR= 0,23. The relation show positive correlation and have a meaning of, where r= 0, 182; p= 0,012. image variable correlate to have a meaning of with restitution, where p= 0,038; OR= 0,784. Result of analysis of regression logistics show value of p= 0,046; OR= 0,146: Cl 95% 0,048 - 0,274. There are difference of perception to image of Rumkitpus Polri of RS Sukanto among Police member Unity of Headquarter and of Polda Metro Jaya pursuant to rank and there are relation among image of Rumkitpus Polri of RS Sukanto and proffering of restitution among Police member unity of Headquarter and of Polda Metro Jaya. Is suggested by consistence and coherent in applying rule of proffering of restitution and improve the quality of service, improve storey of agreement, improve contiguity storey and also repair of hospital management. Bibliography : 26 ( 1983-2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liliosa Maria T.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26632
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alpha Aulia Devi
Abstrak :
DBD merupakan penyakit menular, dapat menyerang semua orang, rnengakibatkan kematian, serta sering menimbulkan wabah. DBD menunjukkan beban ekonomi signifikan pada masyarakat yang terkena. Tujuan penelitian ini diperolehnya informasi tentang biaya per DRG's berdasarkan Clinical Pathway pada penderita DBD yang dirawat inap di RSU Dr. Soedarso Pontianak tahun 2005. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain survei. Data dikumpulkan dari biaya-biaya yang dikeluarkan oleh penderita DBD yang di rawat inap di RSU Dokter Soedarso bulan Januari sampai Desember 2005. Penelitian dilaksanakan bulan Februari-Juni 2006, menggunakan data sekunder dan rekam medis pasien rawat inap DBD dan unit penunjang serta data primer dari wawancara dengan dokter, perawat, kepala ruangan dan kepala rekam medis tentang penatalaksanaan DBD. Unit cost dihitung berdasarkan direct cost dengan Activity Based Costing dan indirect cost dengan simple distribution. Variabel yang mempengaruhi penetapan DRG's DBD di RSU Dr. Soedarso Pontianak tahun 2005 antara lain: karakteristik pasien: jenis kelamin, diagnosa utama, penyakit penyerta dan penyulit, lama hari rawat dan pemanfaatan utilisasi. Clinical Pathway DBD yang di rawat inap di RSU Dr. Soedarso Pontianak tahun 2005 terdiri dari tahapan berikut : I. Pendaftaran, II. Penegakan Diagnosa: tindakan oleh perawat, dokter, pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosa utama, terapi dokter, pendaftaran rawat inap, III. Terapi: visite dokter, pemeriksaan penunjang, penegakan DBD berdasarkan casemix, penentuan terapi (dokter), asuhan keperawatan, penggunaan alat kesehatan habis pakai, obat-obatan dan akomodasi serta IV. Pulang. Rata-rata lama hari inap dan biaya DBD berdasarkan DRG's (T63B) di RSU. Dr. Soedarso Pontianak Tahun 2005 adalah: DBD Murni 4,01 hari, biaya Rp.565.948,- - Rp.2.471.298,-. DBD dengan penyerta 4,46 hari, biaya Rp.572.692,- - Rp.2.740.687,- DBD dengan penyulit 4,82 hari, biaya Rp.652.352,- - Rp.3.256.826,-. DBD dengan penyakit penyerta dan penyulit 5 hari, biaya Rp.662.385,- - Rp.3.467.237,-. Sampel pada DBD dengan penyakit penyerta dan penyulit hanya 2 orang (1,65%) sehingga lama hari rawat inap dan biaya kurang bervariasi. Rumah sakit dapat melakukan penerapan DRG's secara bertahap. Perlu koordinasi lintas program antara Depkes RI, Ikatan Profesi, Asuransi, YLKI dan Rumah Sakit (Private dan Public) dalam penyusunan Clinical Pathway yang baku dan penetapan biaya berdasarkan DRG's serta akhimya tercipta Indonesian DRG's. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan diagnosa penyakit lain dan di rumah sakit lain (private maupun public) agar perhitungan unit costIDRG's dapat digunakan sebagai alat untuk pembayaran sehingga adanya kepastian biaya yang diperlukan bagi RS, asuransi, konsumen dan pemerintah. ...... DHF disease is contagious disease, could attack all people and cause death, and often cause epidemic. DHF show significant economical burden in infected society. This research aim is get the information about cost per DRG's based on Clinical Pathway of DHF patient that taken care at Dr. Soedarso General Hospital Pontianak in 2005. Research is quatitative with survey design. Data gathered from costs that spend by dengue haemorrhagic fever patient that taken care in Dr. Soedarso General Hospital from January to December 2005. Research done in February - June 2006, using secondary data from DHF inpatient medical record and supportive units and also primary data from interview with doctors, nurses, Hall Chief and Medical Record Chief toward dengue haemorrhagic fever menagery. Unit cost count based on direct cost by Activity Based Costing and indirect cost by simple distribution. Variables that affect DRG's DHF in Dr. Soedarso General Hospital Pontianak year 2005 such as: patient characteristics: sex, main diagnose, commorbidity and commortality disease (casemix), length of stay and utilization used. DHF's Clinical Pathway in Dr. Soedarso General Hospital Pontianak year 2005 consists of: I. Registration, IL Diagnose Straightening: action of nurse, doctor, supportive examiner, main diagnose straightening, doctor therapy, inpatient registration, III. Therapy: Visit Doctor, supportive examiner, DHF diagnose straightening with casemix, therapy determining (doctor), nursing education, after use health tools using, medication and accommodation and also 1V. Returning Home. Inpatient length of stay mean and DHF cost based DRG's (T63B) in Dr. Soedarso General Hospital Pontianak year 2005 are: Pure DHF is 4,01 days, with inpatient cost mean between Rp. 565.948,- to Rp. 2.471.298,-. DHF with commorbidity disease is 4,46 days. Inpatient cost mean between Rp. 572.692,- to Rp. 2.740.687,-. DHF with complicated disease is 4,82 days. Inpatient cost mean between Rp.652.352,- to Rp.3.256.826,-. DHF with casemix is 5 days. Inpatient cost between Rp.662.385,- to Rp.3.467.237,-. Sample on DHF with casemix only two people (1,65%) with the result that inpatient length of stay and cost less varying. Hospital can do DRG's implementation step by step especially in inpatient cases that often handled. Need cross program coordination between Depkes RI, Profession Band, Assurance, YLKI and Hospital (Private and Public) in arranging basic Clinical Pathway and cost determining based on condition in Indonesia and finally created Indonesian DRG's. Important to do the other research with other diagnostic and other hospitals (private and public) so unit costlDRG's can be used became tools to payment system So that cost certainty needed for hospitals, assurance, consumer and government created.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tandyo Triasmoro
Abstrak :
Epididimis adalah bagian dari alat reproduksi laki-laki yang berfungsi dalam pematangan sperma. Proses ini terjadi melalui interaksi antara sperma dan protein yang disekresikan oleh sel-sel epitel di epididimis. Protein-protein tersebut dikode oleh gen yang terekspresi secara spesifik di epididimis, salah satunya adalah Serpina1f. Akan tetapi, kebanyakan dari regulasi gen diatas belum dipahami dan perlu ditelilti, lebih lanjut. Serpina1f adalah salah satu gen yang menarik untuk di karakterisasikan. Gen ini diregulasi oleh androgen dan sudah dibuktikan oleg data yang diambil menggunakan mikroaray analisis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa struktur gen dari Serpina1f sebagai dasar untuk mempelajari fungsi dari gen tersebut lebih lanjut, dan juga distribusi jaringan untuk menyeleksi apakah gen Serpina1f hanya terekspresi di epididymis yang pada akhirnya akan menentukan apakah gen ini cocok dikembangkan menjadi kontrasepsi non-hormonal bagi pria. Penelitian ini dilakukan sejak Mei 2012 sampai Februari 2013 di Laboratorium Departemen Biologi Universitas Indonesia dan dilaksanakan dengan menggunakan analisa bioinformatika dan analisa ekspresi gen. Hasil penelitian menunjukan bahwa gen Serpina1f sangat dominan pada daerah initial segment pada epididimis mencit sehingga cocok untuk dikembangkan menjadi kontrasepsi non-hormonal bagi pria. ......Epididymis is a part of male reproductive system which functions in the process of sperm maturation. This process is occurs by interaction between sperm and proteins that secreted by epithelial cells in the epididymis. Those proteins are encoded by epididymis specific genes, one of them is Serpina1f. However, many of those genes are not entirely well-characterized and need to be elaborated further. Serpina1f is one of the attractive genes to be characterized. It is regulated by androgen and has been proved by previous data obtained by microarray analysis. This research was aimed to analyze gene structure of Serpina1f gene as a basis for more exploration regarding the function of this gene, and also to identify tissue distribution to determine whether Serpina1f gene is expressed only in epididymis, so that this gene is suitable to be developed as a target for non-hormonal male contraception. This experiment was conducted from May 2012 to February 2013 in the Laboratory of Department of Biology Universitas Indonesia and it was performed by in-silico analysis and gene expression analysis. The result shows that Serpina1f gene is very dominant in initial segment in epididymis, thus suitable as a candidate for non-hormonal male contraception.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriwanto Sakidjan Atmosudigdo
Abstrak :
Penelitian ini membahas ketidaktepatan dalam pengisian catatan rekam medis, Dan ketidaktepatan dalam melakukan koding yang menyebabkan pelayanan menanggung risiko finansial pada kasus Tetralogy of Fallot di unit Pediatrik Kardiologi dan Penyakit Jantung Bawaan RS Harapan Kita periode Januari- September 2013. Dengan metode kualitatif. Dengan hasil 21,4% kasus dengan diagnosis sekunder yang tidak lengkap dan selisih klaim Rp 251.273.615,00 (4%). Saran untuk dilakukan peningkatan sarana dan prasarana fisik serta pengelolaan kebijakan seperti adanya SPO pengisian rekam medis, sosialisasi, pembinaan staf dan pemantauan secara berkala. ......This study discusses the inaccuracies in medical record entry charging, and inaccuracy in doing coding that caused service run the risk of financially in the case of Tetralogy of Fallot in the Pediatric Cardiology and congenital heart disease unit RS Harapan Kita from January-September 2013. With the qualitative method. With the results at 21.4% of cases with a diagnosis of incomplete secondary and the difference between the claim of Rp 251.273.615 b (4%).Advice to do the physical facilities and infrastructure increased as well as themanagement policies as there are SPO medical record filing, socialization, training staff and monitoring at regular intervals.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fera Christiani
Abstrak :
Perubahan pengelolaan rumah sakit pemerintah dari orientasi sosial manjadi orientasi sosial bisnis, hal initeljadi karena perubahau turrtumn dari konsumcn sebagai pengguna dan juga oleh pembcri pelayanamselain itu menyongsong era Globalisasi, perkembangan ilmu dan tehnologi di bidang kesehatan, persaingn antar rumah sakit dan kondisi keuangan pmnerintah yang terbaias dalam pembiayaan rumah sakit. Peningkatan mutu yang baik dan terjangkau oleh ekonomi Kousumen secara umum. RSUD dr.H.Abdul Moeloek Propinsi Lampung merupakan salah satu rumah sakit swadana pemerintah yang mcngemban misi sosial danjuga merupakan rumah sakit pusat rujukan dipropinsi Lampung, sejakmeningkatnya kebutuhan masyarakat akan Mesin cuci darah atnu hacmodialisa fahun I999,telah berperan untuk mengadakan alat tersebut dengan melakukan Outsourcing dengan pihak ketiga dengan pezjanjian Pinjam pakai mesin dan pembclian haemodilaisa set kepada perusahaan tersebut. Paket haemodialisa tersebut seharga Rp.549.350 untuk yang baru dan Rp.454.350 untuk yang Reuse. Dengan lmif Perda Rp. 729.350 baru dan R.p. 634.350 untuk yang Reuse. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mcndapat berapa Cost yang harus dikcluarkan unit Haemodialisa clan berapa Revenue yang didapat dari tindakan tersebut tahun 2007, penelitian ini bcrsifat Operasional Research melalui pcndekatan Kualitatif. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa, Revenue yang didapat unit haemodialisa setelah dikurangi Cost ada Surplus. Dari basil penelitian , maka disimpulkan bahwa unit hacmodialisa RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung, dengan sistem Outsourcing mempunnyai potensi umuk mcndapatkan Surplus lebih besar apabila dilakukan dengan investasi sendiri mesin Haemodialisa., mensosialisasikan kcpada Dinsksi dan Jajaranya,melakukan penalitian lehih lanjut tezhadap unit lain yang akan melakukan Out Sourcing. ......Change of management of governmental hospital of social orientation of social orientation of business, matter of initeijadi because change of demand of consumer as consumer as well as by giver of that pelayananselain welcome Globalimtion era, growth of and science of tehnologi in health area, emulation between monetary condition and hospital of limited govemment in defrayal of hospital. top notch Improvement and reached by Consumer economics in general. RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Lampung Province to represent one of the hospital of innate governmental which is carry of social mission as well as representing hospital center province reference Float, its of requirement of Blood washing machine society will or year haernodialisa 1999, sharing to perform a the the appliance by doing/conducting Outsourcing with third patty with agreement Borrow to wear machine and purchasing of haemodilaisa set to company package of Haemodialisa the at the price of Rp.549.350 for the things newly and Rp.454.3S0 for the things Reuse. With tariff of Perda Rp. 729.350 newly and Rp. 634.350 for the things Reuse Intention of this research is to get how much/many Cost which must be released by unit of Haemodialim and how much/many got Revenue of action of year 2007, this research have the character of Operational of Research pass approach Qualitative. From result of research got by result of that, got by Revenue is unit of haemodialisa after lessened by Cost there is Surplus. From result of research , hence concluded that unit of haemodialisa RSUD Dr. H. Abdul Moelock Province Float, with system of Outsourcing potency mernpunnyai to get bigger Surplus if Done/conducted with invesment alone machine of Haemodialisa, socializing to Board of directors and of Sta5` only, Melakukan furthermore advance research to other unit to do/conduct Out Sourcing.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34566
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Misman
Abstrak :
Di Provinsi Jambi dibeberapa Kabupaten/Kota malaria masih merupakan permasalahan kronis. Di Kota Jambi angka AMT tahun 2004-2006 masib diatas toleransi Nasional dan pencapaian clan indikator SPM masih dibawah target. Program pemberantasan malaria mernpakan salah satu pelayanan esensiai yang dalam pelaksanaanya hams disubsidi (sebagian atau seluruhnya) oleh pemerintah. Denga.n adanya otonoun daerah anggaran bidang kesehatan masingmasing daerah sangat tergantung pada komitmen Pemerintah Daerah, kecuali dilakukan advokasi yang efektif dengan didasarkan pada informasi keuangan yang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi peta pembiayaan yang bersumber dari pemerintah yang dialokaslkan untuk program pemberantasan malaria Tabun Anggaran 2004-2006 berdasarkan sumber, alokasi pemanfaatanrrya dan komitmen pejabat terkait Berta resource gap antara perhitungan estimasi kebutuhan program berdasarkan costing KW-SPM dengan ketersediaan dana. Ruang lingkup penelitian adalah pembiayaan program pemberantasan malaria yang bersumber pemerintah di Dinas Kesehatan Kota Jambi tahun 2004-2006. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh meialui wawancara mendalam dengan pejabat terkait, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen keuangan. Hasil analisis pembiayaan program pemberantasan malaria diperoleh gambaran bahwa pembiayaan program pemberantasan malaria tahun 2004-2006 semakin meningkat dari Rp 41,6 juta - Rp.I4,8 miliar (Program Kelambunisasi). Total pembiayaan diluar program kelambunisasi lzanya nark dan Rp. 41,6 juta menjadi Rp 214,8 juta. Pembiayaan yang bersumber dari APBD Kota meningkat, sedangkan pembiayaan yang bersumber APBD Provinsi tidak ada, pembiayaan bersumber APBN mulai ada di th 2005. Sementara pada tahun 2006 pembiayaan yang terbesar dari BLNIHibah yang mencapai 14,8 miliar hal ini karena adanya program kelambunisasi. Berdasarkan eleman kegiatan hampir setiap tahun alokasi terbesar untuk kegiatan freedmen yang sebagian besar berupa obat. Berdasarkan fumgsi program hampir setiap tahun alokasi untuk kuraiif yang sebagian besar berupa obat, sedangkan kegiatan preventif pada tahun 2006 mempunyai alokasi terbesar karena adanya program kelambunisasi. Berdasarkan mata anggaran hampir setiap tahun belanja operasional obat yang terbesar sedangkan belanja perjalanan mendapat alokasi yang terendah. Tabun 2006 belanja investasi mempunyai alokasi terbesar_ Berdasarkan perhihmgan esfimasi KW-SPM malaria dan ketersediaan alokasi dana di tahun 2006 terdapat resource gap sebesar 46% atau Rp.253.885.035, Jika di luar perhitungan gaji personil program kesenjangannya sebesar 33,3% atau Rp.312.872.831. Dari basil wawancara mendalam dengan pejabat terkait diperoleh gambaran bahwa sektor kesehatan merupakan salah satu prioritas pembangunan di Kota Jambi. Demikian pula dengan permasalahan malaria merupakan permasalahan kesehatan yang perlu mendapat perhatian dan penanganan yang tepat. Pemeriatah daerah perlu meningkatkan alokasi anggaran program pemberantasan malaria sesuai kebutuhan program dengan melakukan mobilisasi dana dari berbagai somber dengan mempertimbangkan kemampuan APBD Kota. Hal ini perlu ditunjang dengan upaya advokasi yang lebih efektif dari Dinas Kesehatan Kota Jambi serta melakukan koordinasi pada sektor-sektor yang terkait didalam program pemberantasan malaria. Dalam penyusunan anggaran program pemberantasan malaria perlu memperhatikan kebijakan dari gerakan Gebrak Malaria serta memperhatikan kesenambungan anggaran. ......Malaria is a chronic problem in same district micifalities in province of Jambi. ANII rate is above national tolerance and SPM indicator is under target at period of 2004-2006. Malaria eradication program is one of essential service which must be subsided by government (a half or all of them) on implementation. The presence of district autonomy of health budget for each district is depend on district government commitment, except if it has been done an effective advocation based on an accurate financial information. This study purpose is getting information about financial planning based on government which allocated for Malaria eradication program at period of 2004-2006 based on source, used allocation and commitment from authority government and resource gap between estimated calculation of program need based on KW-SPM costing of fund. This study covered cost of Malaria eradication program of government funding District Health Office of Jambi at period of 2004-2006. This study used primary and secondary data. Primary data was collected from in-depth interview with stakeholder and secondary data was collected from financial document. From the cost analysis of Malaria eradication program was obtained an illustration that cost analysis of Malaria eradication program at period of 2004-2006 went up from 41,6 million rupiahs until 14,8 billion rupiahs because kelambunisasi program. Total cost out of Kelambunisasi program went up from 41,6 billion rupiahs until 214,8 billion rupiahs. There is not fend from Province budget, with contribution from central government begins in 2005. While the biggest cost of BLN/donation is 14,8 billion because of Kelambunisasi program. Based on activity element, the biggest allocation for treatment activity every year is medicine. According to program function., the biggest allocation for curative every year is medicine, white preventive activity in 2006 has a big allocation because of Kelambunisasi program. Based on budget, operational cost of medicine gets the biggest allocation, while traveling purchase of medicine gets the lowest allocation every year. Investation cost gets the biggest allocation in 2006. Based on KW-SPM Malaria estimation calculated and fund allocation in 2006 got 46% resource gap or 254 million rupiahs. Out of calculation of program personal salary, the different is 33,3% or 313 million rupiahs. From in-depth interview result with stakeholder got art illustration that health sector is one of development priority in Jambi Problem of Malaria also need right handling and more attention. It was suggested to district government to improve an estimated allocation of Malaria eradication program based on program need by mobilizing funds from various sources considering district capacity of budget. It is important to give support by advocation effort effectively from District Health Office of Jambi and coordination with other sectors on Malaria eradication program. It is important to give attention of policy from Gebrak Malaria movement and giving more attention of fund sustainability on fund arrangement of Malaria eradication program.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T19097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanik Jodjana
Abstrak :
Salah satu kelornpok yang rentan terhadap masalah kesehatan adalah tenaga kerja. Biaya kesehatan pegawai/tenaga kerja untuk pelayanan kesehatan sebesar 19,94% pada tahun 2001 dan 18,72% pada tahun 2002. Komponen obat dalam pelayanan kesehatan mencapai sekitar 35% dari total biaya pelayanan kesehatan. Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan di PT. Jamsostek Karawang diketahui hingga saat ini masih ada beberapa dokter yang tidak menuliskan resep sesuai dengan standar JPK Jamsostek dalam mengohati pasien. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti beban biaya yang ditanggung peserta JPK Jamsostek di RSUD Karawang akibat jenis peresepan obat rawat jalan yang non standar. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei untuk mengetahui total biaya yang timbul akibat jenis peresepan obat non standar pada peserta JPK Jamsostek di RSUD Karawang. Data yang digunakan adalah data yang berasal dari resep obat yang ditagihkan apotek kepada PT. Jamsostek cabang Karawang pada bulan Januari sampai dengan Febuari tahun 2007. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 412 lembar resep dengan jumlah items obat sebanyak 1360. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata beban biaya yang ditanggwag pasien adalah sebesar Rp 25.886,425%) dengan rentang Rp 360,- sampai dengan Rp 337.560,- sedangkan rata-rata yang ditanggung Jamsostek adalah sebesar Rp 76.194,475%) dengan kisaran Rp 500,- sampai dengan Rp 816.030,-. Rata-rata beban biaya yang ditanggung JPK Jamsostek clan peserta di bagian poliklinik paru paling besar dibandingkan dengan poliklinik yang lain. Prosentase peresepan obat generik berlogo pada. JPK Jamsostek lebih kecil dibandingkan dengan penulisan obat bermerek dari total resep obat yang ada. Masih ada poliklinik yang peresepan obatnya polifarmasi untuk itu perlu dibuat pedoman pengobatan yang rasional di rumah sakit agar tidak terjadi polifannasi. Selain Ikatan Kerja Sama juga dibutuhkan komitmen dan sanksi yang kuat antara badan penyelenggara clan provider. Masih dibutuhkan penelitian farmakoekonorai lebih lanjut mengenai beban biaya yang ditanggung balk badan penyelenggara JPK Jamsostek maupun peserta path provider yang lain. ......One of the groups which were sensitive to health problem is worker. Health expenses of workers for health services equal to 19,94 % in the year 2001 and 18,72 % in the year 2002. Drugs component in health services around 35% from total cost service of health. From pre survey which done in PT. Jamsostek Karawang known until now there are some doctors which do not write down recipe as according to standard of JPK Jamsostek in curing patient. The objective of this research to account the burden of cost beneficiaries Jr% Jamsostek in RSUD Karawang as a consequence of type Prescription of drug which non standard. Type of this research is survey to know arising out total cost effect of type prescription of drug non standard at beneficiaries of JPK Jamsostek in RSUD Karawang. Data was used from drug recipes beneficiaries PT. Jarnsostek branch Karawang in January Until Febuari year 2007. From the result known that the average of burden cost beneficiaries is Rp 25.886,- (25%) with coverage between Rp 360,- to Rp 337.560 and the average of burden cost of Jamsostek is Rp 76.194,475%) with coverage between Rp 500,- to Rp 816.030,- Percentage prescription of generic drugs in JPK Jamsostek still small compared to with writing of drug have brand from totalizing existing drug recipe. Polyclinic has prescription that indicated of polyphannacy. Existence of guidance of rational medication in hospital in order not to happened polypharmacy. It was required strong sanction and commitment between insurer and provider. Still required another pharmacoeconomy research regarding good accounted on charges of JPK Jarnsostek and beneficiaries for other provider to equip result of this research.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
Abstrak :
Terdapatnya kasus infertilitas pria menimbulkan dugaan bahwa salah satu penyebabnya adalah tingkat integritas DNA sperma, sehingga pemeriksaan tingkat kerusakan DNA sperma dipandang perlu untuk dimasukan dalam analisa semen standar untuk menilai kesuburan pria. Namun demikian sampai saat ini masih terdapat ketidakseragaman laporan mengenai hubungan tingkat integritas DNA sperma dengan parameter standar kualitas spermatozoa seperti motilitas dan morfologi. Disamping itu terdapat berbagai metode pemeriksaan integritas DNA sperma dengan prinsip deteksi yang berbeda yang menyebabkan kesulitan dalam menginterpretasi hasil. Di antara metode tersebut adalah uji Sperm Chromatin Dispersion (SCD) assay dengan melihat pola penyebaran kromatin sperma dan Terminal Deoxynucleotidyl Transferase dUTP Nick-end Labelling (TUNEL) yang mampu mendeteksi patahan DNA. Berdasarkan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat integritas DNA sperma dengan parameter standar kualitas spermatozoa dan juga untuk mengetahui korelasi antara uji SCD dan TUNEL. Jenis penelitian ini menggunakan metode observasional analitik. Sampel yang diteliti berjumlah 36 sampel dengan rincian 23 sampel dari kelompok pria dengan parameter semen abnormal dibandingkan dengan 13 sampel kelompok pria dengan parameter semen normal. Masing-masing sampel dilakukan pemeriksaan integritas DNA dengan metode SCD dan TUNEL. Hasil pemeriksaan dari kedua metode ini kemudian dilakukan analisa korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode SCD spermatozoa dengan parameter abnormal (n = 23) mempunyai kisaran indeks fragmentasi DNA (IFD) kriteria baik sebesar 34%, IFD sedang 26% dan IFD kurang 40%, sedangkan pada sperma dengan parameter normal (n = 13) dengan urutan kriteria yang sama menunjukkan kisaran IFD sebesar 46%, 46%, dan 8%. Pada pemeriksaan dengan menggunakan metode TUNEL, sperma dengan parameter abnormal diperoleh IFD baik, sedang dan kurang sebesar 35%, 35%, dan 30%, sedangkan sperma dengan parameter normal diperoleh IFD berkisar antara 31%, 61% dan 8%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum, baik pada uji SCD maupun TUNEL, terdapat kecenderungan tingginya IFD pada sampel abnormal walaupun hasil analisa statistik pada kedua metode tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dari analisa korelasi antara SCD dan TUNEL diperoleh hasil bahwa pemeriksaan dengan kedua metode menunjukkan korelasi yang kuat dan signifikan dengan nilai (r = 0.791). sehingga dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan integritas DNA sperma dengan uji SCD maupun TUNEL memberikan hasil yang serupa. ......The incidence of man infertility leads to a notion that one of the possible cause is sperm DNA damage, therefore sperm DNA integrity test is thought to be necessary for a standard sperm analysis to assess male fertility. However, there is still lack of common reports regarding the relationship between sperm DNA integrity and its quality parameters such as motility and morphology. Besides, there are different methods of sperm DNA integrity test with different detection principles that lead to difficulties in interpreting the results. Among these methods are the Sperm Chromatin Dispersion test (SCD) that is based on detection of sperm chromatin spread pattern and Terminal Deoxynucleotidyl Transferase dUTP Nickend Labeling (TUNEL) capable of detecting sperm DNA strand break. Based on these problems, the purpose of this study was to determine the relationship between the levels of sperm DNA integrity and its quality parameters and also to determine the correlation between SCD and TUNEL test. The observational analytic method was used in this study to analyze the relationship between sperm DNA integrity and its quality parameters. Thirty six samples consist of 23 samples from groups of men with abnormal semen parameters were compared with 13 samples from group with normal semen parameters. SCD and TUNEL test were performed on each sample from both groups. The relatioship between SCD and TUNEL was further analyzed using a correlation analysis. The results on SCD method showed that spermatozoa with abnormal parameter (n = 23) had DNA fragmentation Index (DFI) ranged from good criteria 34%, average 26% and poor 40%, whereas sperm with normal parameters (n = 13) showed good, average and poor criteria of 46%, 46% and 8% respectively. The results on TUNEL method also showed DFI of abnormal sperm ranged from good 35%, average 35% and poor criteria of 30%, whereas sperm with normal parameters showed 31%, 61% and 8%, respectively. In general, this study showed that, in both methods, sperm with abnormal parameters showed a higher DFI compared to the normal samples, although the difference was not statistically significant. In addition, correlation analysis between SCD and TUNEL showed that both methods had a strong linear correlation (r = 0.791). Thus it can be concluded that sperm DNA integrity test using SCD and TUNEL gave similar results.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>