Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Etty Setyawati
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T26399
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eli Sulistiawati
Abstrak :
Seperti diketahui bahwa sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian. Oleh sebab itu produk-produk alat dan mesin pertanian sangat dibutuhkan. Tetapi kenyataan yang dihadapi industri Alsintan belum sepenuhnya berkembang untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini dikarenakan dari segi demand daya beli petani sendiri lemah tetapi dari segi supply belum mampu bersaing dengan produk-produk impor. Dengan demikian kendala yang dihadapi industri Alsintan adalah masalah daya saing. Oleh sebab itu perlu adanya strategi bagaimana meningkatkan daya saing agar produk lokal mampu bersaing dengan produk impor.

Adapun pendekatan dalam rangka strategi peningkatan daya saing industri Alsintan pembahasannya menggunakan Diamond Porter. Setelah melakukan pembahasan dengan menggunakan Diamond Porter maka dibuat formulasi strategi, lalu ditentukan skala prioritasnya dengan menggunakan Analytical Hierachy Prosess (AHP) yang terdiri dari tingkatan fokus, aktor, faktor, tujuan dan langkah-langkah strategi. Berdasarkan perhitungan AHP diperoleh bahwa strategi peningkatan daya saing ditingkat aktor skala prioritas terbesar adalah industri Alsintan dalam pengertian bahwa industri tersebut harus mampu menghasilkan produk yang berdaya saing. Sedangkan di tingkat faktor bahwa peran pemerintah menjadi prioritas utama. Di tingkat tujuan bahwa penciptaan pasar dalam negeri menjadi prioritas utama dan akhirnya langkah-lahgkah strategi yang jadi prioritas adalah mengembangkan litbang dalam rangka rekayasa dan rancang bangun serta mengembangkan keterkaitan antar industri.

Untuk mewujudkannya peningkatan daya saing industri Alsintan diperlukan kerjasama diantara lembaga-lembaga seperti pihak industri, perbankan, pemerintah, balitbang, serta perguruan tinggi. Disamping itu perlu adanya kesinambungan antara perencanaan strategi, pelaksanaan dan evaluasi, sehingga dapat melakukan perbaikan yang terus menerus. Akhirnya perlu adanya forum dialog antara pihak asosiasi industri Alsintan, pemakai, pemerintah serta lembaga-lembaga terkait sebagai jembatan menciptakan peningkatan daya saing industri Alsintan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faridah Auzar
Abstrak :
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I. NO: M.01-PR_07.01 tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I., Badan Pembinaan Hukum Nasional mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan hukum nasional. Pada penelitian ini penulis melakukan suatu studi tentang analisis tingkat kompetensi karyawan dan Learning Organization,suatu studi kasus di Badan Pembinaan Hukum Nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kompetensi karyawan dan tingkat penerapan Learning Organization pada Badan Pembinaan Hukum Nasional. Instrumen yang digunakan dalarn melakukan penelitian adalah Learning Organization Profile dari Marquardt untuk mengetahui perkembangan proses pembelajaran tingkat Pejabat Struktural, Pejabat Fungsional dan Staf. Sedangkan untuk Kompetensi diangkat dari teori Spencer. Instrumen pengukur yang digunakan dengan memakai Skala Likert sebagai alat ukur. Dari hasil penelitian, diketahui tingkat Learning Organization di BPHN masih di bawah standard rata-rata dunia yang diuji oleh Marquardt, yaitu Dinamika Pembelajaran dengan score 16,92, Transformasi Organisasi dengan score 17,51, Pemberdayaan Individu dengan score 17,47, Pengelolaan Pengetahuan dengan score 17,79, dan Penerapan Teknologi dengan score 18,06. Sedangkan untuk tingkat kompetensi seluruh karyawan, yaitu Kompetensi Intelektual dengan score 3,33, yaitu sering melaksanakan, Kompetensi Emosional dengan score 3,49, yaitu sering melaksanakan ,dan Kompetensi Sosial dengan score 3,20, yaitu sexing melaksanakan. Selain itu juga diukur tingkat kompetensi tiap-tiap kelompok, yaitu kelompok Pejabat Struktural memiliki score untuk Kompetensi Intelektual sebesar 3,5, untuk Kompetensi Emosional sebesar 3,16, dan untuk Kompetensi Sosial sebesar 3,33. Pada kelompok Pejabat Fungsional diperoleh hasil bahwa untuk Kompetensi Intelektual sebesar 3,69, untuk Kompetensi Emosional sebesar 3,65, dan untuk Kompetensi Sosiai sebesar 3,43. Pada kelompok Staf diperoleh hasil bahwa untuk Kompetensi Intelektual sebesar 3,31, untuk Kompetensi Emosional sebesar 3,12, dan untuk Kompetensi Sosial sebesar 3,14. Secara keseluruhan tingkat Learning Organization di BPHN masih berada di bawah standard rata-rata dunia, dan tingkat kompetensi karyawan masih perlu ditingkatkan, dengan salah satu cara adalah meningkatkan tingkat pembelajaran di segala lapisan di dalam organisasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setya Widhi Rumpoko
Abstrak :
Memiliki kehidupan yang lebih baik merupakan kebutuhan dasar bagi umat manusia yang membutuhkan proses perubahan dari masa kini menuju kehidupan yang lebih baik di masa depan. Kebutuhan akan perubahan dalam suatu tatanan organisasi perusahaan dipicu oleh evolusi perubahan jaman dan terobosan teknologi. Fenomena ini menyebabkan pergeseran paradigma sehingga mengakibatkan perubahan tata cara dalam lingkungan bisnis. Kondisi pasar lokal yang lesu karena krisis multi dimensi di Indonesia menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan proyek yang mengakibatkan revenue perusahaan menurun. Kombinasi dari kondisi ini dan tuntutan perubahan jaman di atas menjadikan pemicu dan latar belakang perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar dapat menaiki kurva kedua masa depan yang lebih baik. Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, penulis sebagai salah satu karyawan perusahaan melihat ada beberapa hal menarik untuk diteliti sebagai masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah seluruh level organisasi sudah mengetahui, memahami dan siap dalam menerima suatu program perubahan? 2. Apakah seluruh level organisasi sudah mempunyai komitmen yang cukup kuat terhadap program perubahan? 3. Adakah korelasi antara faktor-faktor perubahan? 4. Diantara faktor yang ada, faktor manakah yang harus diprioritaskan dalam pelaksanaan program perubahan? 5. Bagaimana pendekatan yang cocok untuk diaplikasikan sebagai panduan langkah-langkah perubahan kedepan? Kerangka alur proses perubahan memakai pendekatan LaMarsh: , The Managed Change Process, dimana kerangka ini dipakai untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan komitmen dari stakeholders terhadap perubahan, mempersiapkan perubahan, merencanakan perubahan, implementasi perubahan serta bagaimana membuat perubahan dapat berkelanjutan (sustain). Untuk itu diperlukan pengukuran tingkat korelasi dari faktor-faktor perubahan kemudian dilakukan gap analysis untuk mengetahui gap antara kondisi masa kini dan harapan masa depan, sehingga dapat disusun prediksi prioritas perubahan dan rencana tindak lanjut perbaikan terhadap faktor-faktor perubahan. Setelah ditentukan susunan Skala prioritas dan rencana perbaikan yang diperlukan, selanjutnya dengan dikombinasikan dengan kriteria MBNQA (Malcolm Baidridge - National Award) dapat disusun urutan langkah-langkah perubahan beserta target skor yang harus dicapai dan jadwal tahapan pelaksanaannya, sebagai rencana tata kelola suatu proses perubahan Dengan tata kelola perubahan yang terencana dengan baik diharapkan dapat mengurangi cycle time, mengurangi cost of change dan. meningkatkan quality of change, sekaligus mewujudkan skor perusahaan kelas dunia (world class company) sesuai dengan sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Metoda penelitian yang digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan perubahan (change readiness) dan tata kelola perubahan adalah memakai survey kesiapan organisasi dengan cara mengukur persepsi stakeholders terhadap faktor-faktor perubahan. Teknik sampling memakai stratified random sampling, mengingat populasi organisasi yang heterogen berlapis-lapis dengan ukuran sample (sample size) yang disesuaikan secara proporsional berdasarkan masing-masing lapisan jabatan. Dengan demikian persepsi disemua level bisa terwakili sehingga seluruh persepsi responden yang mewakili potret perusahaan secara keseluruhan dapat diketahui. Kesimpulan penelitian dapat diketahui tingkat kesiapan dari stakeholders dalam menerima perubahan dan juga diketahui bahwa semakin rendah tingkat korelasi maka gap akan semakin besar. Dengan demikian dapat disusun urutan prioritas langkah perubahan dimana faktor perubahan dengan tingkat korelasi paling rendah dengan gap paling besar diletakkan pada urutan pertama, sedangkan faktor perubahan dengan tingkat korelasi paling tinggi dengan gap paling kecil diletakkan pada urutan terakhir dalam upaya perbaikan. Rancangan ini menghasilkan suatu road map program perubahan beserta analisisnya dan rekomendasi langkah-langkah komprehensif yang dapat dipakai serta solusi yang ditawarkan didalam mengelola perubahan di suatu perusahaan bisnis. Hal inilah yang disebut sebagai upaya perbaikan dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaan yang baru berdasarkan landasan praktis, data potret perusahaan serta teori manajemen perubahan yang didapatkan oleh penulis selama menjalankan penelitian dan mengikuti perkuliahan bidang studi administrasi bisnis internasional.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Yulia
Abstrak :
Integrasi dari Multi Fibre Arrangement (MFA), yang mengatur perdagangan Tekstil Dan Produk Tekstil (TPT) termasuk pakaian jadi, ke dalam World Trade Organization (WTO) berakhir pada tahun 2004 dan efektif sejak 1 Januari 2005 perdagangan internasional TPT akan berlangsung tanpa ada batasan dalam bentuk kuota. Hal ini akan menimbulkan peluang dan ancaman bagi negara eksportir pakaian jadi, termasuk Indonesia. Dikatakan sebagai peluang, karena penghapusan kuota bisa dianggap sebagai titik tolak untuk mengadakan ekspansi dan pengembangan ekspor, ini utamanya bagi perusahaan yang mempunyai keunggulan kompetitif seperti kualitas produk yang baik dan mesin yang efisien. Namun dilain pihak, bebas kuota juga berarti ancaman bagi perusahaan yang hanya mengandalkan keunggulan komparatif berupa upah buruh murah. Juga hal tersebut akan mengakibatkan tingkat kompetisi bisnis pakaian jadi di dunia makin meningkat, untuk industri pakaian jadi Indonesia akan mengakibatkan ancaman pula jika tidak segera memperbaiki kinerja ekspornya yang selama 2 tahun terakhir cenderung menurun. PT. Apac Citra Centertex Tbk. (PT. ACC Tbk.), adalah industri pakaian jadi berorientasi ekspor dan telah melakukan ekspornya ke lebih dari 20 negara di dunia. Untuk menghadapi peningkatan persaingan dan mempertahankan kelangsungan hidup korporasinya, PT. ACC Tbk. perlu merencanakan strategi pengembangan ekspornya dengan merespon setiap perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal maupun internal perusahaan. Penelitian ini dimaksudkan menganalisis kondisi lingkungan eksternal dan internal, baik di tingkat korporat maupun di tingkat segmen produk yang dihadapi oleh PT. ACC Tbk. dan memetakan posisi persaingan/competitive position PT. ACC Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis. Responden penelitian adalah karyawan PT. ACC Tbk. yang dinilai ahli dan berkompeten serta dari Direktorat Industri TPT, Depperindag, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), dan Asosiasi Apparel Manufakturing Indonesia (AMI). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara riset pustaka dan riset lapangan melalui daftar kuesioner dilanjutkan dengan menggunakan wawancara tak berstruktur serta dengan menggunakan alat analisis Matriks GE yang dapat menggambarkan posisi bisnis perusahaan, untuk kemudian dijadikan landasan berpijak yang cukup kuat bagi manajemen dalam pengambilan keputusan dan penentu dalam pengembangan strategi. Dari analisis lingkungan eksternal diketahui bahwa yang paling berpengaruh terhadap PT. ACC Tbk. adalah kebijakan pemerintah dan ancaman yang perlu dicermati adalah 'perkembangan ekonomi negara tujuan ekspor dan stabilitas politik yang selama 2 tahun terakhir (2001-2002) buruk. Sedangkan faktor nilai tukar mata uang dapat membuka peluang baru yaitu permintaan ekspor meningkat karena fluktuasi Rupiah terhadap Dolar mengakibatkan harga produk pakaian jadi Indonesia lebih kompetitif dibanding negara pesaing. Dari analisis lingkungan internal perusahaan, yang menunjukkan indikasi kuat adalah citra dan reputasi perusahaan (kemampuan sumber tak berwujud), kemampuan sumber daya fisik dan produktivitas karyawan. Sebaliknya faktor keuangan agak lemah. Ini disebabkan karena tingginya pengeluaran dan kewajiban yang harus dibayar dalam dolar Amerika. Demikian juga terindikasi lemahnya kemampuan perusahaan mengadakan inovasi dan penelitian pasar, karena sangat tergantung kepada keinginan pelanggan. Pemetaan faktor eksternal dan faktor internal pada Matriks GE, berada pada sel II yaitu posisi dimana daya tarik industri sedang dan kekuatan bisnis tinggi, maka strategi korporat yang sesuai diterapkan adalah strategi pertumbuhan selektif. strategi pertumbuhan selektif adalah mempertahankan dan memelihara posisi di tempat lain serta investasi agresif. Hasil analisis portofolio unit bisnis, menunjukkan segmen pakaian wanita dan pants berada pada posisi daya tarik industri tinggi dan kekuatan bisnis perusahaan jugs tinggi, maka strategi unit bisnis dan alokasi sumber daya diarahkan untuk mempertahankan dominasi pasar, melindungi kekuatan yang ada dan mengelola dengan sebaik-baiknya serta investasi yang maksimum. Sedangkan segmen jaket pada posisi daya tarik sedang dan kekuatan bisnis sedang, maka strategi unit bisnis dan alokasi sumber daya diarahkan untuk mengidentifikasi segmen pasar yang bertumbuh, pengembangan produk dan pasar, sedangkan investasi dilakukan selektif. Dalam mengantisipasi resiko yang muncul dalam strategi pengembangan ekspor, maka disarankan agar perusahaan melakukan diversifikasi segmentasi pasar dan perusahaan harus mulai menggeser orientasi pengembangan ekspornya dari orientasi pada market based menjadi orientasi resource based.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12273
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Laksamana
Abstrak :
Dalam studi ini dilakukan pemodelan terhadap proses supply chain yang ada di PT.YMNI. Tujuan dilakukan hal tersebut adalah untuk mengetahui perilaku sistem dalam berbagai kondisi dan variabel-variabel yang secara signifikan mempengaruhinya. Karena luasnya cakupan permasalahan yang ada dalam sistem supply chain, model yang dikembangkan dalam studi ini dibatasi pada proses internal di organisasi PT. YMNI, di luar itu merupakan exogenous variable. Model yang ada kemudian divalidasi secara structural maupun numeric. Tes perbandingan rata-rata dilakukan dengan T-test menunjukkan hasil simulasi model dan data aktual tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Korelasi Pearson juga menunjukkan adanya hubungan yang relatif kuat antara hasil simulasi dan data aktual. Kesalahan simulasi terhadap data aktual diukur dengan parameter MAE, MAPE dan MAEIMEAN serta pengukuran dengan Theil's inequality statistic menunjukkan secara umum model mampu merepresentasikan sistem yang sebenarnya. Uji sensitivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan nilai suatu variabel terhadap perilaku sistem secara keseluruhan. Uji ini dilakukan dengan Cara mengubah nilai beberapa variabel dan mengamati perilaku sistem yang terjadi akibatnya. Secara umum dalam tahap ini akan dilihat apakah perubahan suatu variabel akan menyebabkan perubahan perilaku sistem secara signifikan atau tidak. Lebih jauh juga tipe perubahan juga diamati disini. Secara umum perubahan yang diakibatkan oleh beberapa variabel yang diuji tidak menyebabkan perubahan pola perilaku sistem. Hasil studi memperlihatkan perubahan yang terjadi kebanyakan bersifat numeric dan terdapat satu kasus yang memperlihatkan policy sensitivity yang memperlihatkan perubahan asumsi dalam pengambilan keputusan. Analisis kebijakan dengan menggunakan scenario planning menunjukkan penurunan delay, pengurangan stock product, control terhadap reject rate pada parts dengan tetap menjaga stock parts untuk merespon peningkatan produksi yang mendadak ternyata mampu meningkatkan kinerja sistem secara umum.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Riyanti
Abstrak :
Industri Purified Terephthalic Acid (PTA) merupakan industri yang relatif baru tumbuh di Indonesia, termasuk dalam industri petrokimia antara dan merupakan bahan baku dari industri benang polyester, botol plastik, plastik film dan nylon tire cord. Sampai saat ini di Indonesia sudah ada 5 perusahaan produsen PTA yaitu PT. Pertamina (1986), PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (1994), PT. Polysindo Eka Perkasa (1997), PT. Amoco Mitsui PTA Indonesia (1997) dan PT. Polyprima Karyareksa (1997). Bahan baku utama industri PTA adalah nafta dan kondensat yang merupakan hasil pengolahan kilang minyak bumi yang mengalami proses reforming sehingga dihasilkan paraxylene, selanjutnya paraxylene direaksikan dengan acetic acid maka dihasilkan PTA. Pengembangan industri PTA diharapkan akan memberikan keuntungan berganda bagi pembangunan nasional yang sangat berarti dibandingkan apabila potensi sumber daya migas hanya dimanfaatkan sebagai komoditi ekspor. Melihat sumber daya migas dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki Indonesia, produk PTA dapat dikatakan mempunyal keunggulan komparatif di pasar internasional, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk PTA Indonesia yang akan berdampak pada penghematan dan perolehan devisa. Penefitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi daya saing produk PTA Indonesia di pasar internasional dan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan serta memberikan alternatif strategi bagi peningkatan daya saing industri PTA Indonesia. Penentuan posisi daya saing produk PTA Indonesia dilakukan melalui perhitungan Revealed Comparative Advantage (RCA), sedangkan penentuan strategi menggunakan teknik Proses Hirarki Analitik (PHA) dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing menurut Diamond Porter's. Disamping itu juga dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui sensitif tidaknya suatu hirarki terhadap perubahan prioritas. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa RCA rata-rata produk PTA Indonesia dari tahun 1996 -- 2001 adalah 7,18 dan faktor-faktor yang berperan dalam peningkatan daya saing industri PTA berdasarkan urutan prioritasnya adalah : Kebijakan pemerintah (komitmen nasional, iklim usaha kondusif, kebijakan negara tujuan ekspor dan kebijakan negara pesaing); Kondisi permintaan (permintaan dalam negeri, pangsa pasar dunia dan permintaan ekspor); Industri terkait dan pendukung (kekuatan industri pemasok bahan baku, kekuatan industri pengguna PTA, dan kekuatan industri bahan penolong); Kondisi faktor (kemampuan SAM, kodisi permodalan, kekayaan SDA, infrastnrtur, dan sumber daya IPTEK); Strategi, struktur dan persaingan (struktur industri, persaingan industri, informasi pasar. promosi ekspor dan kualitas produk); dan Kesempatan (era perdagangan babas, kurs mata uang dan blok perdagangan). Pelaku yang diharapkan dapat lebih berperan aktif adalah pemerintah, industri, industri pemasok, industri pengguna, lembaga keuangan, negara passing dan negara tujuan ekspor. Dengan pnorttas tujuannya adaiah peningkatan daya saing, penghematan dan perolehan devisa serta pertumbuhan dan perluasan pasar. Aternatif strategi yang diprioritaskan adalah strategi genet keunggulan biaya menyeluruh dengan penekanan pada pemanfaatan sumber daya migas bagi bahan baku industri dan pemantapan struktur industri yang terintegrasi untuk meningkatkan efisiensi. Untuk mencapai keberhasilan ini, diperlukan komitmen nasional bagi pengembangan industri PTA khususnya mengenai kebijakan penyediaan bahan baku, melalui pengaturan target produksi produk-produk pengilangan migas, khususnya nafta serta alokasi penggunaan dan penjualannya, dengan tujuan agar kebutuhan akan bahan baku dapat semaksimal mungkin dipasok dari hasil produksi dalam negeri sehingga produk PTA Indonesia dapat berjaya di pasar lokal dan bersaing di pasar global.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudji Samekto
Abstrak :
PT Timah periode 1991-1995 dinilai berhasil melaksanakan pemulihan daya saing global dan perubahan budaya kerja melalui program restrukturisasi dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 17.000 orang relatif tanpa gejolak. Namun dalam waktu lima tahun kemudian perusahaan mengalami penurunan daya saing. Memburuknya kinerja tersebut salah satunya adalah adanya tambahan pasokan timah dunia dari tambang liar di kawasan Bangka, Indonesia. Karena berpotensi merugi, maka pada tahun 2001 perusahaan berencana melaksanakan restrukturisasi lagi dengan PHK sebanyak 3.750 orang, seolah PHK sesuatu yang wajar terjadi dalam upaya pemulihan daya saing. Restrukturisasi jilid kedua diinterpretasikan sebagai ancaman pengulangan PHK besar-besaran seperti sebelumnya. Penurunan daya saing dan rencana PHK jilid kedua menjadi pertanyaan besar atas mitos keberhasilan restrukturisasi 1991-1995. Dengan demikian mites keberhasilan yang tertuang dalam teks, laporan manajemen, makalah seminar, case study maupun berita di media-massa tentang pemberitaan restrukturisasi PT Timah perlu didekonstruksi untuk mengungkap keberhasilan sesungguhnya. Selama ini keberhasilan restrukturisasi merupakan hasil pemaknaan oleh manajemen atau Direksi atau pihak yang menguasai. Sedangkan suara dari orang-orang bawah/ karyawan perusahaan/ pihak-pihak yang berkepentingan atau pihak yang dikuasai belum pernah diungkapkan dan dikritisi. Tujuan penelitian adalah mengungkap bagaimana PT Timah Tbk melakukan pemulihan daya saing global melalui program restrukturisasi 1991-1995 dengan PHK. Dan bagaimana sebaiknya langkah-langkah pemulihan daya saing melalui restrukturisasi tanpa harus melakukan PHK. Penelitian posmodern ini ditujukan untuk mendekonstruksi mites keberhasilan restrukturisasi dalam konteks sosial. Mendekonstruksi berarti melakukan pembongkaran atas mitos-mitos keberhasilan restrukturisasi. Tujuannya untuk melacak dan mengetahui konstruksi awal atau yang pertama kali dengan maksud mengungkap apa yang ada di dalam dengan apa yang ada di luar teks meskipun pada akhirnya digunakan sebagai kritikal dan refleksivitas radikal (radical reflexivity). Metode dekonstruksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Story deconstruction (Boje, 1994). Dalam dekonstruksi ini organisasi PT Timah dimetaforakan sebagai sebuah panggung sandiwara (Boje,1999), ada skenario utama, improvisasi, cerita di balik panggung serta penonton yang melihat pertunjukan tersebut. Dengan demikian ada narasi, teks, kata-kata, kalimat ataupun cerita yang kontradiktif, bias, tersembunyi dan belum terungkap yang akan dituturkan kembali. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa restrukturisasi1991-1995 secara ekonomi belum menghasilkan prestasi signifikan bagi shareholders, terbukti terjadi penurunan daya saing kembali. Bahkan terjadi manipulasi perhitungan sasaran teknis restrukturisasi. Terjadi PHK besar-besaran, sebaliknya terjadi dukungan luar biasa terhadap perubahan. Sehingga lebih bermakna keberhasilan dalam menjual konsep terhadap pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Kebijakan restrukturisasi juga merupakan paket pembenaran melakukan PHK yang dibungkus kemasan cantik konsep Business Process Reengineering dengan melepas aset non produktif. Dukungan pihak eksternal sangat kuat karena faktor lobi-lobi dan pelibatan lembaga-lembaga tinggi negara termasuk lembaga internasional Bank Dunia. Penolakan rencana restrukturisasi jilid kedua bermakna kegagalan dalam menjual konsep penyelamatan perusahaan kepada stakeholders. Program penyehatan yang diusulkan merupakan tahapan lanjutan berupa penyadaran dan perawatan melalui pemberdayaan usaha -- perubahan orientasi untuk bertindak perbaikan berdasarkan dorongan internal dan pasar, rekayasa ulang proses usaha -- meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses kegiatan usaha dan biaya, serta pengembangan usaha berdasarkan kompetensi inti yang dimiliki dan dikuasai. Program penyehatan memerlukan gaya kepemimpinan spiritual untuk memberdayakan karyawan agar mampu bereaksi cepat beradaptasi terhadap perubahan. Penghargaan dan pengakuan perlu diberikan sebagai penghargaan atas prestasi dan kontribusi karyawan kepada perusahaan. Dewasa ini banyak terjadi pergeseran paradigma. Konsep reengineering tidak lagi harus dibaca sebagai proses tekno-ekonomi melainkan harus dipahami sebagai proses sosio-teknis yang melibatkan spiritualisasi manajemen dan emosional organisasi dalam konteks sosial. Pelibatan stakeholders berdampak pada keputusan yang berkeadilan dan diterima semua pihak. Perlu mengedepankan harmonisasi hubungan, karena keunggulan organisasi tidak cukup ditentukan oleh ekonomi skala, namun kombinasi ekonomi skala, ekonomi lingkup dan ekonomi waktu.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Jacob Saleh
Abstrak :
Think outside the box", This phrase is increasingly heard currently when we want to make a breakthrough that has never been thought before. When a company wants to progress there must be an innovation brought up by not forgetting evaluation on itself that has been done before. Normally innovation is brought up when there is an opportunity to win a competition. ABS is a company that has existed more than 100 year when this writing is made. This proves that this company is very mature in running its business. Every company has the goal of gaining profits as much as possible by running its business efficiently and effectively. So is the case with ABS that desiring to going towards middle-down business segment. Nevertheless, is ABS ready to reenter middle-down business class? For that reason, all that is only rhetoric if ABS is incapable to evaluate its internal and external environment factor. To do all that, ABS must comprehend the competency capable for in-depth evaluation, what strategy must be carried out, and why it has to be done. The goal of writing this thesis is to analyze the strategy of preparing ABS foreign payment in welcoming middle-down business class reorientation. The method used in this writing is started by carrying out interviews with related parties and secondary data collection. The results of this research shows that ABS has resources and technology not sufficient to support the strategies to be run, either from the aspect of Human Resource, the use of wide networks, or its technological investments. The suggestion that we can give is: ABS should evaluate the strengths it has and its existing weaknesses and then fixing them in order to have added values for the coming competition.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulherman
Abstrak :
Sudah menjadi fenomena yang diterima umum bahwa pembelajaran organisasi untuk beradaptasi dengan lebih baik dan iebih cepat terhadap perubahan lingkungan. Hanya pembelajaran yang dilakukan diseluruh level organisasilah yang memungkinkan pesantren untuk memiliki kecepatan, inovasi, dan kualitas yang dibutuhkannya untuk merespon dengan baik ekspektasi-ekspektasi pelanggan yang terus berubah. Pembelajaran telah menjadi satu-satunya keunggulan kompetitif yang terns berkelanjutan, baik bagi individu-individu dalam organisasi maupun kolektivitas mereka. Penelitian ini disusun untuk menelaah variabel-variabel yang dianggap mempengaruhi kinerja pembelajaran organisasi (Y), yaitu pembelajara individual (Xi) dan pembelajaran kelompok (X2), hubungan masing-masing variabel bebas (Xi) dan (X2) terhadap variabel terikat (Y), dan kedua variabel (Xi bersama-sama X2) terhadap variabel terikat (Y} Objek penelitian ini dengan sendirinya adalah kinerja pembelajaran organisasi Departemen Pendidikan dan Pelatihan Pesantren Daarut Tauhiid dengan populasi sebanyak 53 orang karyawan tetap dan kontrak yang semuanya juga sebagai santri karya dengan melakukan sensus terhadap semua populasi. Instrumen yang digunakan adalah koesioner bake dalam skala 5 Likert, dan telah melalui tahapan uji validitas serta reliabilitas. Data hasil penelitian diolah secara deskriptif dengan menggunakan instrument uji statistik analisis regresi dan korelasi Spearman's Rho. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran individu dengan kinerja pembelajaran organisasi. Begitu pula terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran kelompok dengan kinerja pembelajaran organisasi. Dan juga terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran individu dan pembelajaran kelompok secara bersamasama dengan kinerja pembelajaran organisasi.
The Relationship Of Individual Learning And Team Learning Toward Organizational Learning ("Case Study At Education And Culture Departement And Daarut Tauhiid Islamic Boarding School Training, Bandung?)It has been widely accepted that organization learning promotes any company to better and faster adapt to its turbulent environment changes. Only by organization wide learning will a company have the speed, innovation and quality essential to respond with competence to the ever-growing expectations of its clients and customers. Learning has really become the only sustainable competitive advantage, individual or collectively to keep on any company's position in the market. The aim of this research is therefore to study the relationship between variables of individual learning, team learning on the performance of organizational learning. The study indicates that there is significant positive relationship between individual learning and organizational learning; a significant positive relationship between team learning and organizational learning performance, and a significant positive relationship between individual learning and team learning altogether with the performance of organizational learning.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>