Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sadiah
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan isolasi ampisilin dalam urin menggunakan metoda kromatografi lapisan tipis dan di analisa secara spektrofotodensitometri. Metoda analisa ini mempunyai batas kepekaan 10 ug/ml dengan cairan pengelusi: Aseton Toluen - Air - Asam Asetat (650 100 100 25) dan larutan penampak noda ninhidriri dalam etanol yang membeni kan bercak berwarna Ungu dan RF 0.37 dengan syarat perebutan kurva baku pada setiap lempeng KLT yang akan dianalisa. Metoda analisa ini telah di pergunakan untuk menentukan bioavailabilitas relatif kaplet Ampisilin dan beberapa parameter farmalokinetikriya. Penentuan parameter farmakokinetik dii akukan terhadap urin kumulatif dari 6 orang sukarelawan sehat setelah pemberian dosis tunggal peroral 500 mg kaplet sampel dan pembanding dengan sedang waktu pemberian satu minggu. Urin sukarelawan di kumpulkan pada selang waktu 0 - 1, 1 - 2, 2 3 - 4, 4- 5, 5 -- 6, 6 - 8, 8 - 12, 12 -18, 18 - 24 jam dan disimpan pada - 20 derajat celcius sampai saat analisa dilakukan. Jumlah ampisilin yang di ekskresikan dalam urin kumul atif 24 jam untuk kaplet sampel dan pembanding setelah pamberian dosis tunggal peroral 500 mg berturut turut 37.89 ± 4.66 X dan 39.72 ± 4.57 X dan bioavaliabilitas relatifnya 95.547 X - Tetapan kecepatan eliminasi kaplet sampel dan pembanding berturut-turut 12.45 + 3.941 jam -1 dan 13.201 ± 2.346 jam -1 Waktu paruh untuk kaplet sample dan pembanding berturut turut 0.105 0..041 jam dan 069 + 0L021 jam dari Parameter farmakokinetik yang diperoleah di simpul kan kaplett sampel mempunyai bi oavailabilitas yang cukup baik dan kaplet pembanding.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardila Indah Riani
Abstrak :
Peluncuran Program Obat SERBU (Serba Seribu) oleh pemerintah bertujuan untuk membantu masyarakat dalam memperoleh obat-obatan dengan harga terjangkau. Beberapa hal kerap menjadi permasalahan dalam penggunaan obat-obatan murah, diantaranya adalah kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap mutu dan kualitas obat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kualitas Obat SERBU untuk asma yang beredar di Kecamatan Beji Depok melalui karakter fisik tablet dan uji disolusi pada 100 sampel obat SERBU untuk asma yang diperoleh dari berbagai apotek dan waralaba Alfamart. Dari penelitian diperoleh bahwa obat SERBU untuk asma memiliki karakteristik fisik obat yang baik berdasarkan evaluasi tablet antara lain keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, keregasan, dan waktu hancur. Pada pengujian disolusi ditetapkan kadar Teofilin Anhidrat yang terdisolusi pada 30 menit, dimana sampel tablet asma SERBU menunjukkan kadar Teofilin Anhidrat yang terdisolusi sebesar 54% sedangkan literatur menetapkan kadar Teofilin Anhidrat yang seharusnya terdisolusi sebesar 85%. Untuk menyikapi hal tersebut standarisasi pengujian disolusi untuk tablet asma beserta penetapan kadarnya perlu digeneralisasikan untuk memperoleh kadar yang tepat dan pada akhirnya dapat dijadikan acuan bagi masyarakat untuk menggunakan obat SERBU.
SERBU medicine is a program launched by the government aimed to assist, especially for people who do their own treatment. Some things are often a problem in the use of cheap drugs, such is the lack of public trust in the quality of the drug. This study aims to get the information about the quality of SERBU medicine for asthma attack that circulated in Beji Depok through the physical characteristics of tablet and dissolution test on 100 samples of drugs obtained from various pharmacies and Alfamart. From the research known that the drug for asthma attack has a good physical characteristics based on the evaluation of the uniformity of tablets such as weight, uniformity of size, hardness, friability, and disintegration time. In the dissolution testing of Anhydrous Theophylline levels determined to be dissoluted in 30 minutes is 54%, whereas the literature set the Anhydrous Teophylline levels should 85% in 30 minutes. In order to deal with it, the possibility of lack precision analitycal methods can also affect the test result. Therefore standardization for tablet dissolution testing and determination of asthma medicine should be generalized to obtain the proper levels and may benefit to used as a reference for people to use SERBU medicine.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32934
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Tjahjoadi
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai mikroenkapsulasi furosemida dengan metode penguapan pelarut. Penyalut yang digunakan adalah beberapa turunan selulosa; sedangkan pelarut yang digunakan adalah campuran metilen klorida dengan beberapa pelarut organik. Furosemida didispersikan dalam larutan penyalut, lalu dispersi di tuang ke dalam air sambil diaduk dengan kecepatan 5000 rpm pada suhu 50° C selama 30 menit, kemudian disaring dan dikeringkan pada suhu 100° C selama 2 jam. Mikrokapsul furosemida berhasil dibuat dengan menggunakan campuran etil seluaosa hidroksi propil metil selulosa (HPMC) sebagai penyalut dan campuran metilen klorida metanol (1:1) sebagai pelarut. Uji disolusi mikrokapsul furosemida dilakukan dengan menggunakan alat Sartorius Dissolution Simulator. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penglepasan furosemida di perlambat dalam bentuk mikrokapsul. Makin kecil kandungan HPMC dalam penyalut, makin memperlambat penglepasan furosemida.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S31878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarko
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian poli-vinil alkohol (PVA) yang dikopolimerisasiradiasi dengan N-isopropii akrilamid (NEPAAm) untuk menghasilkan hidrogel peka sxihu yang memiliki sifat mekanis baik, dan bisa diraanfaatkan sebagai matrik penglepasan terkendali. Larutan sair^el beku yang terdiri dari PVA 5, 10, 15% bA^ dan NIPAAm 0, 5, 10, 15, 20% bA^ diiradiasi secara simultan dengan dosis 20, 30, 40, 50 kGy pada suhu 0°C. Hidrogel yang dihasilkan diukur "swelling ratio"nya pada berbagai suhu, pH, dan campuran air-metanol, dan dilakukan uji kinetika penglepasan dari biru metilen yang dipenetrasikan ke dalam hidrogel tersebut menggunakan alat uji disolusi. Data penelitian menunjukkan; iradiasi dengan dosis 30 kGy pada laju dosis 10 kGy/jam dari san^l yang terdiri atas NIPAAm 15% bA^ dan PVA 5%, 10%, dan 15% h/v menghasilkan hidrogel yang diharapkan, yaitu elastis dan peka suhu ("LCST" 34°- 37°CX dimana hidrogel ini memiliki pola "swelling ratio" yang mengecil dengan menin^catnya suhu dan persentase metanol dan hanya dipengaruhi pH pada daerah pH basa. BCinetika penglepasan biru metilen pada suhu 37°C mengikuti model difiisi non-Fickian orde satu dan pmglepasan pada suhu 15°C lebih cepat dibanding^n penglepasan pada suhu 37°C. ...... Poly-vinylalcohol (PVA) copolymerized by irradiation with poly-Nisopropylacrylamide (NlPAAm) have been researched in order to obtain good mechanical properties thermo-responsive hydrogel that can be proposed as controlled drug delivery matrix. Freezed sampel solutions that consist of 5, 10, 15% w/v of PVA and 0, 5, 10, 15, 20% w/v of NIPAAm were irradiated with 20, 30, 40, 50 kGy simultaneously at 0°C. The swelling ratio of the resulting hydrogel were measured in different temperatures, pHs and water-methanol mixture solutions, and the release of methylene blue tlAt loaded into tihis PVA-co- NIPAAm hydrogels were tested using dissolution tester apparatus. Irradiation 30 kGy at dose rate 10 kGy/hour of sampel that consist of PVA 5%, 10%, 15% w/v and NIPAAm 15% m/v have produced elastic and thermo-responsive hydrogels (LCST 34°-37°C) that have decreasing swelling ratio profile due to increasing of temperature and methanol amount, also influenced by pH at basic range only. The release of methylene blue at 37°C followed non-Fickian diflusion first orde model and the release rate at 15°C fester than at 37°C one. ......
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atik Hidayati
Abstrak :
Sediaan obat lepas terkendali merupakan sediaan yang dapat melepaskan kandungan obatnya secara terkendali. Kopolimerisasi poli(vinhl alkohol)(PVA) 10% dengan N-isopropitakrilamida (NIPAAm) 5% meriggunakan radiasi sinar gamma C060 dosis 30 kGy dengan laju dosis 8 kGy/jam dapat menghasilkan hidrogel. Hidrogel PVA-ko-NIPAAm yang memiliki sifat fisik yang baik yaltu elastis clan peka suhu ml, dipelajari pula rasio 'swelling'nya pada berbagai suhu. Imobilisasi teofilin kedalarn hidrogel dilakukan dengan metode absorbsi clan simultan, dengan dosis 50, 100, clan 150 mg per sediaan hidrogel (berat 1 000 mg, diameter 30,67 mm pada 28°C) clan diuji penglepasannya pada pH 1,2; 6,8; 7,4; clan 10,0 menggunakan alat uji disolusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hidrogel PVA-ko-NIPAAm memiliki pola raslo 'swelling' yang mengecil dengan meningkatnya suhu. Adanya variasi dosis teofilin clan pH media disolusi dapat mempengaruhi profil penglepasannya, yang pada suhu 37°C mengikutl model difusi non- Fickian orde satu clan menunjukkan suatu sistem matriks 'swelling'terkendali (kombinasi difusi-disolusi). Dari hasil penelitian liii dapat dikembangkan suatu sistem penyampahan obat yang memanfaatkan hidrogel PVA-ko- NIPAAm sebagai matniks sediaan dengan penglepasan terkendali. ...... Controlled release dosage form is a dosage form which , releases its contents in a controlled manner. Copolymerization of poly(vinyl alcohol) (PVA) 10% with N-isopropylacrylamide (NIPAAm) 5% by irradiated by C060 gamma-ray from with a dose of 30 kGy (dose rate 8 kGy/h) has been carried out, in order to obtain a hydrogel. Hydrogels PVA-co-NIPAAm have produced elastic properties and thermoresponsive properties. The swelling ratio of the PVA-co-NIPAAm hydrogels were measured in various temperatures. Immobilization of theophylline with doses of 50, 100, and 150 mg were loaded into hydrogel dosage form (weight 1000 mg, diameter 30.67 mm at 28°C) by absorption and simultaneous methods. The release of theophylline from hydrogels was tested using dissolution tester apparatus in pH 1.2; 6.8; 7.4; and 10.0. The results showed that hydrogels with increasing temperature will decrease their swelling ratio . The release profile of theophylline at 37 °C from hydrogel matrix was influenced by theophylline doses and the pH of dissolution media. The release profile followed first order non-Fickian diffusion model and represented as a swelling-controlled matrix system (combination by diffusion-dissolution). From those results, it is possible to develope drug delivery system that used PVA-co-NIPAAm hydrogel as a matrix for the controlled release dosage form. 'V
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Suherman
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian terhadap pengaruh penggunaan amilum ganyong sebagai bahan pengikat terhadap laju disolusi propranolol HCl dalam sediaan tablet secara granulasi basah. Amilum ganyong terlebih dahulu diperiksa karakteristik fisiknya kemudian difungsikan sebagai pengikat dalam formulasi tablet yang mengandung bahan aktif propranolol HCl 30 mg per tablet. Penelitian ini menggunakan tiga formula A, B dan C dengan variasi persentase dari amilum ganyong yaitu 1%, 3% dan 5% dari bobot tablet. Tablet dicetak menggunakan metode granulasi basah. Hasil dari evaluasi menunjukkan bahwa amilum ganyong memiliki kemampuan untuk membentuk gel bila berkontak dengan air sehingga dapat digunakan sebagai pengikat. Terhadap semua formula dilakukan evaluasi karakteristik fisik tablet, kandungan propranolol HCl dan laju disolusinya. Hasil penelitian menunjukkan amilum ganyong sebagai pengikat akan memberikan nilai kekerasan dan keregasan tablet yang semakin baik dengan ditingkatkan jumlahnya menjadi 5%. Pada uji disolusi menunjukkan penambahan amilum ganyong sampai 5% memberikan efek penurunan laju disolusi terhadap tablet propranolol HCl pada medium dapar fosfat pH 7,6 sedangkan pada medium HCl pH 1 ketiga formula tablet memiliki laju disolusi yang serupa. It has been done a research on the effect of queensland arrowroot starch on dissolution rate of propranolol HCl tablet that was produced with the wet granulation method. Queensland arrowroot starch was evaluated first on their physical characteristic then was functioned as a binder on a tablet formulation that contain active ingredient of propranolol HCl 30 mg per tablets. This research using three formulas A, B and C with variation on concentration of the queensland arrowroot starch as a binder i.e. 1%, 3% and 5% from tablet weight. The tablets were produce with wet granulation method. The result of the evaluation shown that queensland arrowroot starch has an ability to form a gel if contact with water so it can be used as a binder. To all formulas were conducted an evaluation of characteristic of their tablet, propranolol HCl contain and dissolution rate. The result of the evaluation shown that queensland arrowroot starch as a binder will give a good value to hardness and friability of the tablet if the amount was increased to 5%. On the dissolution test shown that the increasing amount of queensland arrowroot starch to 5% will give an effect to the decrease of the dissolution rate of the propranolol HCl tablet on medium dapar phosphate pH 7,6 but on medium HCl pH 1 the three tablet formulas has a similar rate.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andang Fatati Nadya
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1977
S6005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Purwandini
Abstrak :
"SERBU" medicine is a government’s program launched in 2007 to help the society to get the achievable price medicine, so that the society can obtain the drugs at the stall and drugstore and also they are expected to do self medication before go to the healthcare service center. The purpose of the research is to get the correlation between age, education, jobs and knowledge with the using of "SERBU" medicine. This research used Cross Sectional design and Purposive Sampling method and about 100 people in Kukusan area who have consumed and bought "SERBU" medicine as the sample. The result of the research shows about 42% of the respondents consumed "SERBU" medicine while the 58% does not consumed. The characteristics of those who consume the medicine are about 41.4% of the respondents are 17-35 years old, 37.6% are respondents with high school and university education, 39.7% are respondents with job and 35.2% of the respondents are those high-knowledged people. Bivariat analysis shows the correlations between education (p=0.001) and knowledge about medicine (p=0.031) with the consumption of "SERBU" medicine, and also shows the unrelated connection between age (p=0.860) and job (p=0.498) with the consumption of "SERBU" medicine. This result is expected to be useful for socialization to the society about "SERBU" medicine and also can. It is recommended the government can increase the effort to socialize "SERBU" medicine to increase the society’s knowledge on "SERBU" medicine.
Obat SERBU (Serba Seribu) merupakan program yang diluncurkan oleh pemerintah pada tahun 2007 untuk membantu masyarakat dalam memperoleh obat-obatan dengan harga yang terjangkau, agar masyarakat dapat memperoleh obat di warung dan toko obat sehingga diharapkan dapat melakukan pengobatan terhadap diri sendiri sebelum ke pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan tentang obat SERBU dengan penggunaan obat SERBU. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan pengambilan sampel secara Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang masyarakat Kukusan yang pernah menggunakan dan membeli obat SERBU. Dari penelitian diperoleh gambaran 42% responden menggunakan obat SERBU dan 58% tidak menggunakan obat SERBU. Karateristik responden yang menggunakan obat SERBU adalah responden usia 17-35 tahun sebesar 41,4%, responden dengan pendidikan SMA-Perguruan Tinggi sebesar 37,6%, responden yang bekerja sebesar 39,7% dan responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebesar 35,2%. Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan bermakna antara pendidikan (p=0,001) dan pengetahuan tentang obat (p=0,031), serta tidak adanya hubungan yang bermakna antara usia (p=0,860) dan pekerjaan (p=0,498) dengan penggunaan obat SERBU. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam mesosialisasikan obat SERBU kepada masyarakat. Disarankan agar pemerintah terus mensosialisasikan obat SERBU untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap obat SERBU.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32931
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Pujiastuti
Abstrak :
Ganyong atau "Queensland arrowroot" adalah suatu tanaman liar yang mudah dibudidaya dan sudah banyak manfaatnya, namun masih terbatas pada bidang pangan. Oleh karena itu amilum ganyong dimodifikasi menjadi amilum ganyong terpregelatinasi sehingga dapat digunakan dalam sediaan tablet cetak langsung. Pada penelitian ini dilakukan empat tahapan yaitu pembuatan amilum ganyong terpregelatinasi; karakterisasi amilum yang meliputi karakterisasi kimia, fisik, dan fungsional; pembuatan tablet dengan metode cetak langsung; dan terakhir evaluasi fisik sediaan tablet. Pregelatinasi amilum ganyong dibuat dengan kadar air 55% pada suhu 80°C menggunakan alat double drum drier, kemudian digiling dan diayak dengan mesh 80. Karakterisasi amilum ganyong terpregelatinasi dibandingkan dengan starch 1500, yaitu amilum terpregelatinasi yang sudah dipakai dalam industri farmasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa amilum ganyong terpregelatinasi memiliki nilai viskositas dan kekuatan gel yang lebih besar dari starch 1500 dan untuk karakterisasi kimia memenuhi syarat USP 26 /NF 21. Pada evaluasi tablet, semakin besar jumlah amilum ganyong terpregelatinasi, maka semakin lama waktu hancurnya, semakin berkurang keregasannya dan semakin berkurang koefisien variasi keseragaman bobotnya. Pada konsentrasi 30%, amilum ganyong terpregelatinasi optimum sebagai bahan pengikat pada tablet cetak langsung.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramon Faisal
Abstrak :
ABSTRAK
Pencemaran terhadap air sungai dan air tanah pada saat ml semakin meningkat. Detergen merupakan salah satu llmbah yang cukup banyak kadarnya pada air sungai maupun air tanah.

Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar larutan Na lauril suif at dengan menggunakan tensiometer Du Nouy.

Pada percobaan dilakukan penetapan kadar Na lauril suif at dalam larutan detergen yang ditambahkan adsorben dengan tensiometer Du Nouy. Penambahan adsorben dilakukan dengan 2 cara yaitu adsorben dan larutan dengan dikocok, sedangkan perlakuan lain ialah adsorben dimasukkan dalam kolom.

Masing masing adsorben yang digunakan dapat menurunkan kadar Na lauril suif at dalam sampel. Kenaikan bobot adsor- ben menunjukkan penurunan kadar yang lebih besar dari laru- tan tersebut.

Tensiometer Du Nouy dapat digunakan untuk menetapkan kadar Na lauril sulf at dalam larutan detergen. Karbon aktif lebih efektif dibandingkan alumina 90 dalam menurunkan kadar Na lauril sulf at dengan menggunakan kolom maupun pengocokan.
1995
S31993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>