Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, T. J.
"ABSTRACT
As most often advocated, treatment of intestinal bleeding caused by typhoid fever is by conservative means. Although it requires meticulous and intensive care, treatment by surgery is rarity Four cases which are treated by surgery was reported and was decided upon after failure of conservative treatment. The fourth cases had resections of the distal ileum extended to a right hemicolectomy.
The histopathologic examination of the all cases, revealed alcerative plaques of Peyer's patches in the distal ileum and caeceum, confirming the diagnosis of typhoid fever.
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bajuadji
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T58782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andanu Indratnoto
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonifacius Lukmanto Djojopranoto
"Kekambuhan lokal setelah tindakan bedah pada karsinoma rekti masih merupakan masalah. Untuk memperbaiki hasil pengobatan dan mengurangi kekarabuhan lokal diberikan ajuvan berupa penyinaran pra dan pasca bedah serta khemoterapi, yang dikenal dengan teknik Sandwich.
Untuk menilai keberhasilan teknik Sandwich dilakukan evaluasi terhadap 38 penderita karsinoma rekti yang dirawat di RSCM dari bulan Januari 1988 sid Desember 1990 yang dilakukan pembedahan dan diterapi dengan teknik Sandwich dibandingkan dengan 31 penderita karsinoma rekti yang dilakukan pembedahan dan diterapi dengan teknik Non Sandwich dari bulan Januari 1985 sid Desember 1987.
Follow up rata-rata pada teknik Sandwich 11,08 + 10,63 bulan sedangkan pada yang Non Sandwich 17,71 ± 15,49 bulan (P < 0,01 - tidak bermakna ). Kekambuhan lokal pada penderita yang diterapi dengan teknik Sandwich 5 penderita (13 %) semuanya dari yang resektabel (mendapat penyinaran pra bedah 1000 rad.), sedangkan pada yang Non Sandwich 9 penderita ( 29 % ).
Dua belas penderita yang tidak resektabel dan diterapi dengan teknik Sandwich setelah mend ap at penyinaran prabedah 4500 rad., 5 penderita 42 % ) berubah menjadi resektabel, dari penderita ini tidak ada yang mengalami kekambuhan lokal."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1992
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuswarnurullah
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Kartadinata
"Pendahuluan: Obstruksi strangulasi merupakan kedaruratan di bidang bedah digestif yang ditangani dengan pembebasan obstruksi, diharapkan setelah desobstruksi akan terjaat reperfusi yang akan mengembalikan viabilitas usus. Penilaian viabilitas usus dilakukan dengan mempertimbangkan tampilan Idinis serosa, peristalsis dan pulsasi arteri, dan sama sekali tidak mempertimbangkan lapisan lainnya yang sangat rentan terhadap iskemi-nekrosis. Penelitian terdahulu pada kambing oleh Silaban VUR, Pusponegoro AD, Diah R telah membuktikan bahwa iskemi nekrosis teljadi pada semua lapisan, setelah masa iskemik terlampaui. I Penanganan nekrosis iskemik pascastrangulasi adalah reseksi. Masalah muncul bila viabilitas u~s diragukan, resiko melakukan reseksi usus yang tidak perlu dan ditambah resiko melakukan anastomosis atau pembuatan stoma yang potensial meningkatkan morbiditas. Pada kondisi ini dilakukan penghangatan dengan menggunakan salin bersuhu 39°C dan 45°C, yang bertujuan membantu proses reperfusi agar dapat beJjalan lebih cepat, hal ini diikuti dengan penilaian bila usus menjadi merah muda, peristalsis teljadi dan teraba pulsasi dianggap vital dan tidak perlu dilakukan reseksi. Penelitian ini ingin membuktikan pengaruh penghangatan dengan salin hangat terhadap viabilitas usus pascastrangulasi menurut fungsi waktu, lapisan usus mikroskopik dan perlakuan suhu yang berbeda. Hasil penelitian diharapkan akan menjadi data dasar untuk penelitian berikutnya dan alat untuk melakukan evaluasi tindakan terhadap usus pascastrangulasi. Metoda : Penelitian bersifat eksperimental untuk menilai viabilitas usus halus kambing pascastrangulasi dan dilakukan penghangatan dengan saline. Dilakukan penjepitan selama 30 menit dan 60 menit, penjepitan dilepaskan dan dilakukan penyiraman dengan salin hangat bersuhu 39°C dan 45 0c. Dilakukan reseksi usus yang strangulasi dan disiapkan sebagai sampel untuk pemeriksaan mikroskopik, dengan fiksasi formalin. Kontrol diambil dari usus yang sehat sebelum dilakukan perlakuan. Penilaian histopatologi mukosa, submukosa, muskularis dan serosa pascastrangulasi diperiksa oleh konsultan patologi. Analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows versi 13 dengan Spearman's rho. Dinyatakan bermakna bilap <0,05. Hasil : Penghangatan dengan menggunakan saline hangat tidak memberikan basil bermakna bagi viabilitas usus pascastrangulasi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T59024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pria Agustus Yadi
"Dilakukan studi Kohort retrospektif untuk menilai pengaruh kelebihan cairan pasca operasi terhadap hasil akhir penatalaksanaan trauma dengan syok hemoragik di RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo. Data diperoleh dari rekam medik 42 penderita yang terbagi menjadi kelompok I (24 penderita) menerima cairan ~ 10.000 cc dan kelompok II (18 penderita) yang menerima cairan < 10.000 cc selama 24 jam I. Dari seluruh penderita, 18 penderita diantaranya meninggal dunia dan kelompok I mempunyai risiko kematian 6 kali lebih tinggi dibanding kelompok II dan perbedaan diantara keduanya bermakna secara statistik (p < 0,05). Timbulnya 2 atau 3 dari kematian (koagulopati, asidosis metabolik dan hipotermi) meningkatkan risiko kematian 28 kali lebih tinggi dan hubungannya bermakna (p < 0,001). Mereka yang hidup dan menerima cairan ~ 10.000 cc mempunyai lama rawat lebih panjang dibandingkan mereka yang menerima cairan <10.000 cc (P<0,05). Resusitasi cairan masih meningkatkan risiko kematian dan lama perawatan lebih panjang dan risiko kematian terutama dihubungkan dengan ditemukannya 2 atau 3 dari trias kematian. Diperlukan pemahaman kompleksitas respon tubuh yang terjadi pasca trauma dan syok hemoragik sehingga dapat melakukan resusitasi yang benar diikuti monitoring yang ketat untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas penatalaksanaan trauma dengan syok hemoragik.

A retrospective cohort study was conducted! to assess the effect of postoperative excess fluid on the final outcome of trauma management with hemorrhagic shock at RSUPN- Dr.Cipto Mangunkusumo. Data was obtained from the medical records of 42 patients who were divided into group I (24 patients) receiving ~ 10,000 cc of fluid and group II (18 patients) who received 10,000 cc < liquid for 24 hours I. Of all the patients, 18 of them died and group I was at risk mortality was 6 times higher than group II and the difference between the two was statistically significant (p < 0.05). The occurrence of 2 or 3 of mortality (coagulopathy, metabolic acidosis and hypothermy) increased the risk of death 28 times higher and the association was significant (p < 0.001). Those who lived and received ~10,000 cc of fluid had a longer treatment time than those who received < 10,000 cc (P <0.05). Fluid resuscitation still increases the risk of death and length of treatment longer and the risk of death is mainly associated with the discovery of 2 or 3 of the triad of death. Understanding is required the complexity of the body's response that occurs after trauma and hemorrhagic shock so that it can perform correct resuscitation followed by strict monitoring to reduce morbidity and mortality in the management of trauma with hemorrhagic shock."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1993
499.226 MOR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>