Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helmina Kamalia N.
"Tesis ini membahas beban kerja dan kebutuhan tenaga verifikator klaim kontrak di Unit Penyelenggara Jamkesda Pemerintah Daerah DKI Jakarta Tahun 2012 dengan melakukan observasi dan data klaim rumah sakit tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan desain deskriptif dan cross sectional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Metode Ilyas yaitu dengan pendekatan demand, dimana metode ini menghitung beban kerja yang harus dikerjakan atas dasar permintaan untuk menghasilkan unit produksi atau jasa per waktu yang dibutuhkan.
Hasil penelitian ini adalah beban kerja tenaga verifikator klaim adalah 132 jam/unit/hari, sedangkan kebutuhan tenaga sebanyak 23 orang/hari. Hasil penelitian menyarankan bahwa Unit Penyelenggara Jamkesda Propinsi DKI Jakarta perlu menambah tenaga verifikator klaim; meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam verifikasi klaim; menggunakan teknologi dan sistem informasi; dan menerapkan Standard Operational Procedure (SOP) dalam proses verifikasi klaim.

The focus of this study is to analysis of workload and to count of contract staff needed claim verification on Health Insurance Administration Unit of The Government DKI Jakarta Province in 2012. The purpose of this study is to know how much the workload, staff needed, and the barrier factors of claim verification. Knowing this will help the administration unit to identify changes that should be made to improve the quality services. This research is qualitative and quantitative descriptive interpretive. The data were collected by means of deep interview and use claim data. The method used in this study using the Ilyas?s Method which is a demand approach, where the method is to calculate the workload to be done on the basis of a request for production or services produced per unit of time is needed.
The result of this study is the workload of verifier claim personnel is 132hours/unit/day, while the staff needed is 23person/day. The researcher suggests that The Health Insurance Administration Unit should add the verifier claim staff; improve the knowledge and the skill of verifier claim staff; use the technology and information system; and administer Standard Operational Procedure (SOP) in the process of verification of claims.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31115
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmawati
"Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus diwujudkan melalui berbagai upaya kesehatan dalam rangkaian pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu yang didukung oleh sistem kesehatan nasional.Untuk mendukung hal tersebut Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta telah menetapkan bahwa iuran program sistem jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang tidak mampu dibayar oleh pemerintah. Program yang dijalankan adalah melalui program Kartu Jakarta Sehat (KJS) sebagai pengganti program yang sebelumnya yaitu Jaminan Pemelihataan Kesehatan Keluarga Misiskin (JPK-Gakin).
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari alternatif program mana yang lebih efektif dari sisi pembiayaan mengingat adanya kenaikan anggaran dari yang sebelumnya dan terjadi kenaikan cakupan (pasien). Jenis penelitian ini adalah Descriptive-Komparative dengan metode studi kasus dan kombinasi kuantitatif serta kualitatif. Lokasi Penelitian adalah UP Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dengan menggunakan data sekunder dan data primmer dari 2 RSUD dan 1 RS swasta.
Hasil dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan pembiayaan mencapai 168,33% yang semula Rp.2.482.382.808 untuk JPK-Gakin menjadi Rp.4.178.716.437,- untuk KJS. Berdasarkan cakupan program dan uji sensitivitas dengan menggunakan rata-rata lama hari rawat didapatkan bahwa program JPK-Gakin lebih efektif dibandingkan program KJS.
Rekomendasi / saran yang dapat diberikan untuk efisiensi pembiayaan program KJS adalah pembuatan petunjuk teknis yang jelas dan kriteria terperinci siapa saja yang boleh menggunakan fasilitas KJS, penyempurnaan kembali sistem rujukan yang ada, melengkapi sarana dan prasarana di Rumah Sakit termasuk perekrutan / penambahan SDM serta peningkatan insentif mengingat beban kerja meningkat.

Health as one element of the common good to be realized through a variety of health measures in the series overall health and development are supported by an integrated health system that supports nasional.Untuk Jakarta Capital City Government has determined that the system of social security contribution program for the poor and people are not able to be paid by the government. Is a program run through the Jakarta Health Card (KJS) as a replacement for the previous program Pemelihataan Family Health Insurance Misiskin (JPK-Gakin).
The purpose of this study is to find alternatives which programs are more effective in terms of financing in light of the increase from the previous budget and an increase in coverage (the patient). This research is Descriptive-Komparative with the case study method and a combination of quantitative and qualitative. Study Site is UP Jamkesda Jakarta Health Agency using secondary data and data primmer from 2 hospitals and 1 private hospital.
Results of this study was an increase in funding of 168.33% which was originally Rp.2.482.382.808 to JPKGakin Rp.4.178.716.437, - to KJS. Based on the scope of the program and test sensitivity using the average length of stay was found that the JPK-Gakin more effective than programs KJS.
Recommendation / advice that can be given to the efficiency financing program KJS is making technical instructions are clear and detailed criteria for who may use the facilities KJS, further refinements of existing referral system, complete infrastructure and facilities at the Hospital including recruitment / HR additions as well as increased incentives given the increased workload.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Marni Nasril
"Guna membuktikan, apakah terjadi efisiensi dalam pembiayaan kesehatan, maka dilakukan analisa terhadap hubungan sistem pembayaran dengan besaran klaim pada pasien Rawai Inap kasus Demam Berdarah Dengue dan Apendiktomi di 4 (empat) RSUD di DKI Jakarta. Penelitian ini, berupa penelitian evaluasi, dengan membandingkan hasil statistik besaran klaim kasus DBD dan Apendiktomi Program KJS dan Program JPK Gakin. Penelitian menggunakan 928 sampel, terdiri dari 329 sampel Program JPK Gakin, dan sisanya sebanyak 599 sampel. Total kasus Apendiktomi sebanyak 454 sampel, terbagi menjadi sistem PPE sebanyak 201, dan sistem INA CBG's sebanyak 253 sampel. Sedangkan pada kasus Demam Berdarah Dengue sebanyak 474 sampel, yang terdiri dari 128 sampel menggunakan sistem PPE, dan sisanya sebanyak 346 sampel menggunakan sistem INA CBG's.
Penelitian dilakukan di UP Jamkesda dengan menggunakan data sekunder, berupa rekapan klaim Rawat Inap kasus DBD dan Apendiktomi yang diajukan oleh 4 (empat) Rumah Sakit Umum Daerah. Adapun nama - nama 4 (empat) RSUD tersebut yaitu RSUD Budhi Asih, RSUD Koja, RSUD Cengkareng, dan RSUD Tarakan.
Dari hasil analisa bivariat didapatkan terjadi penurunan rata - rata besaran klaim kasus Apendiktomi pada sistem INA CBG's, hasil uji T Independen menyatakan ada perbedaan signifikan rata - rata besaran klaim antara sistem PPE dan INA CBG's. Sedangkan pada kasus Demam Berdarah Dengue, dari hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,692, berarti pada alpha 5 % terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan antara sistem PPE dan INA CBG's. Berarti pada kasus DBD, sistem INA CBG's tidak lebih efektif dibandingkan dengan sistem PPE.

To prove the efficiency in health financing, then analyzed the relation of payment system, with the amount claims in patients of hospitalization of DHF case and Apendiktomi at four hospitals in Jakarta. This research is a study to compare the results of statistical evaluation of the amount claims of DHF case and Apendictomy between KJS Programme and JPK Gakin program. This study used 928 samples, which are 329 samples of JPK Gakin program, and leftover 599 samples. Total cases of Apendictomy are 454 samples, wich are 201 of PPE system, 253 samples of INA CBG's. Meanwhile, in cases of Dengue Haemorragic Fever are 474 samples, wich are 128 samples of PPE system, and 346 samples of the INA CBG's.
The study was conducted in UP Jamkesda used secondary data, such as recap of inpatient claims and Apendiktomi dengue cases filed by four Regional Public Hospital. The Regional General Hospitals are Budhi Asih Hospital, Koja Hospital, Cengkareng Hospital and Tarakan Hospital.
From the analysis results of bivariate statistical, founded the decline in average amount of claims in the Apendictomy case of the INA CBG's system, but the result of the Independent T test revealed, there are significant difference in the average amount of claims between the PPE system and the INA CBG's. Meanwhile in the case of DHF Fever based on the results of statistical test, pvalue = 0.692. It means that at 5% alpha there are no significant difference between the PPE system and the INA CBG's. Therefore, in the case of dengue High fever, the INA CBG's is not more effective than PPE system.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Indrawati
"ABSTRAK
Pelayanan rawat jalan merupakan salah satu andalan bagi rumah
sakit dalam meningkatkan pemasukan bagi unit-unit lainnya. Tujuan penelitan ini adalah untuk mempercepat pelayanan rawat jalan di Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam RSUD Koja dengan mengetahui lead time waktu tunggu pelayanan rawat jalan dan mengetahui cycle time (value added dan non value added) di masing-masing tahapan pelayanan rawat jalan serta membuat simulasi penerapan Lean Hospital untuk menghilangkan atau meminimalisasi pemborosan (waste). Desain penelitian ini dilakukan dengan operational research melalui pendekatan Lean Hospital. Waktu tunggu pelayanan rawat jalan di Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam RSUD Koja sebesar 71.18 menit yang berarti masih melebihi standar yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Demikian pula waktu tunggu di unit farmasi sebesar 256.8 menit (obat racik) dan 154.27 menit (obat jadi).
Waktu tunggu di unit pelayanan laboratorium sudah sesuai dengan standar dari
Kementrian Kesehatan yaitu ≤ 140 menit. Penerapan upaya perbaikan
pelayanan rawat jalan di Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam RSUD Koja
adalah dengan menghilangkan waste waiting, defect/rework, transportation,
overprocessing dan overproduction di masing-masing tahapan pelayanan.
Kesimpulan penelitan ini adalah dengan menghilangkan atau meminimalisir
pemborosan (waste) dan membuat desain perpanjangan pelayanan rawat jalan
dapat mengurangi waktu tunggu pelayanan rawat jalan di Poliklinik Spesialis
Penyakit Dalam RSUD Koja.

ABSTRACT
Outpatient care is one of the mainstays for hospitals in increasing income for other units. The purpose of this research is to accelerate the outpatient service in
Polyclinic Specialist Disease Inside Koja Hospital by knowing the lead time waiting time of outpatient service and knowing the cycle time (value added and non value added) in each stage of outpatient service and make simulation of Lean application Hospital to eliminate or minimize waste (waste). This research design is done by operational research through Lean Hospital approach. Outpatient service waiting time in Polyclinic Specialist of Internal Disease of Koja Hospital amounted to 71.18 minutes which means it still exceeds the standard set by Ministry of Health in Decree of Minister of Health Number 129 / Menkes / SK / II/ 2008 regarding Minimum Service Standard of Hospital. Similarly, waiting time in the pharmacy unit is 256.8 minutes (racik drug) and 154.27 minutes (finished medicine). The waiting time in the laboratory service unit is in accordance with the Ministry of Health's standard of ≤ 140 minutes. Implementation of outpatient service improvement efforts in Polyclinic Specialist Disease In RSUD Koja is to eliminate waste waiting, defect / rework, transportation, overprocessing and overproduction in each stage of service. The conclusion of this research is to eliminate or minimize waste and make the design of service outpatient extension can reduce waiting time of outpatient service in Polyclinic Specialist of Disease in Koja Hospital."
2017
T47752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Roselyne E.H.L.
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang biaya pelayanan kesehatan rawat inap dan mengetahui faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap besarnya klaim biaya rawat inap kasus Demam Berdarah Dengue pasien JPK Gakin dan SKTM di lima RSUD Provinsi DKI Jakarta tahun 2011. Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa total biaya rawat inap untuk kasus DBD JPK Gakin dan SKTM adalah. Rp3,315,061,202, dengan jumlah kasus 1.937, dan rerata biaya rawat inap berkisar dari Rp1,297,887 sampai Rp2,035,296. Dari biaya rawat inap yang diklaim oleh Rumah Sakit komponen obat dan pemeriksaan penunjang merupakan komponen terbesar pertama dan kedua di empat rumah sakit dari lima RSUD yang diteliti. Dan faktor yang mempengaruhi besarnya tagihan biaya rawat inap kasus DBD pasien JPK Gakin dan SKTM adalah lama hari rawat, rumah sakit, adanya diagnosis penyerta/penyulit/komplikasi dan jenis kepesertaan jaminan.

This study aims to find out information about the inpatient claims cost and determine the factors that might influence the inpatient claims cost of DHF cases of JPK Gakin & SKTM patients in five District General Hospital in the Jakarta province in 2011. The study results obtained information that the total inpatient claims cost for DHF cases of JPK Gakin and SKTM patients is Rp3,315,061,202, with 1.937 cases. The average of the inpatient claim cost ranged from Rp1,297,887 up to Rp2,035,296. Medicine and laboratory examination is the first and the second largest component of hospitalization expenses claimed in four hospitals of five District General Hospital which is investigated area,. And the factors that affect the amount of inpatient claims cost is Length of stay, the hospital, the diagnosis of comorbid/complication and the type of insurance membership."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library