Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldianov Masadi Putera
"Kurkumin, senyawa polifenol hidrofobik dari rimpang kunyit (Curcuma longa) memiliki aktivitas farmakologi yang luas. Bioavailabilitas kurkumin yang rendah menyebabkan pemanfaatannya masih belum maksimal. Dendrimer Poliamidoamin Generasi 4 (PAMAM G4) yang merupakan polimer unik bercabang, berukuran nanometer, monodisper, dan mampu menjerap molekul asing ke dalamnya dapat dimanfaatkan sebagai pembawa nanopartikel kurkumin untuk meningkatkan kestabilannya. Pada penelitian ini akan dibuat nanopartikel kurkumin menggunakan Polimer Dendrimer PAMAM G4 sebagai pembawanya dengan rasio Kurkumin : Dendrimer (50:25)μM dan diuji kestabilanya dalam lingkungan in vitro. Nanopartikel-Kurkumin-Dendrimer PAMAM G4 (NP-KD) dimurnikan menggunakan sentrifugasi ultrafiltrasi dan dikarakterisasi menggunakan TEM, PSA, Zetasizer, dan FTIR. Kestabilan dan efisiensi penjerapan ditetapkan secara spektrofotometri UV-Vis. Stabilitas Nanopartikel Kurkumin-Dendrimer PAMAM G4 secara in vitro dilakukan pengamatan setiap hari selama 10 hari dengan menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukan bahwa NP-KD memiliki bentuk sferis dengan diameter partikel 53,9±65,55 nm, indeks polidispersitas 0,468±0,04, potensial zeta -68,505±1,845 mV. Hasil uji stabilitas NP-KD secara in vitro selama 10 hari menunjukan bahwa NP-KD stabil di dalam dapar pH 3,0 ; kurang stabil dalam Aquabides; Dapar pH 7,4; Dapar pH 11,0; NaCl 0,35%; NaCl 0,5%; NaCl 0,9%; dan tidak stabil dalam Sistein 1%; dan Bovin Serum Albumin (BSA) 2%. Hasil pengukuran NP-KD dalam dapar pH 3,0 setelah uji stabilitas menunjukan diameter partikel yang tetap stabil pada 45,97±13,08 nm dan memiliki nilai indeks polidispersitas 0,364±0,03. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa NP-KD stabil pada pH asam.

Curcumin, a hydrophobic polyphenol compound derived from the rhizome of turmeric (Curcuma longa) has a wide pharmacological activities. Low bioavailability of curcumin caused the under-developed utilization. Polyamidoamine Generation 4 (PAMAM G4) dendrimer is unique branched polymer , nano-sized, monodisperse, and has ability to entrap guest molecules so it can be used as ideal carrier systems to improve stability of curcumin nanoparticles. In this study, will be prepared and studies in vitro of curcumin nanoparticles with dendrimer PAMAM G4 as a carrier with ratio curcumin : dendrimer (50:25)μM. Nanocurcumin were purified by ultrafiltration centrifugation method and characterizated by TEM, PSA, Zetasizer and FTIR. The result showed that the spherical nanocurcumin have a particle size of 53,9±65,55 nm, polydisperisty index 0,468±0,04, and zeta potential -68,505±1,845 mV. Stability test result of nanocurcumin in 10 days showed that nanocurcumin were stable in buffer solution pH 3,0, almost stable in Aquabidest; buffer solution 7,4 and 11,0 ; NaCl solution 0,35%; 0,5% and 0,9% and unstable in cystein solution 1% and Bovin Serum Albumin (BSA) 2%. Particle measurement results after in vitro studies of nanocurcumin in buffer solution pH 3,0 after stability showed the particle was stable in 45,97±13,08 nm and polydispersity index was 0,364±0,03. Thus, these result nanocurcumin stable in acid solution."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Indah Permatasari
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Salah satu terapi diabetes melitus yaitu menurunkan kadar glukosa post-prandial melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat yaitu α-amilase dan α-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan senyawa kimia dan mengetahui penghambatan aktivitas enzim pada 10 ekstrak tanaman yang digunakan secara tradisional sebagai antidiabetes. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode refluks dengan etanol 70%. Uji penghambatan α-amilase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis (λ=540 nm). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bungur (Lagerstroemia speciosa (L.) Pers.) memiliki persen penghambatan terbesar yaitu 80,06%. Sedangkan, uji penghambatan α-glukosidase dilakukan menggunakan microplate reader (λ=405 nm). Hasil menunjukkan ekstrak etanol daun bungur memiliki aktivitas penghambatan terbaik dengan nilai IC50 33,86 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada 10 ekstrak yang diuji umumnya mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, dan terpenoid."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idam Titis Permana
"Diabetes melitus merupakan penyakit atau gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia disebabkan oleh gangguan sekresi insulin atau penurunan aktivitas insulin. Pada penelitian ini dilakukan uji penghambatan aktivitas α-glukosidase dan α-amilase pada 10 jenis tanaman obat Indonesia, yaitu Averrhoa bilimbi Linn. (daun), Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. (daun), Gynura procumbens (Lour.) Merr. (daun), Gardenia augusta Merr. (daun), Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg (daun), Centella asiatica L. Urban (herba), Persea americana Mill. (biji), Nephelium Lappaceum L. (biji), Zingiber officinale Roxb. (rimpang), Curcuma xanthorriza Roxb. (rimpang). Serbuk simplisia diekstraksi menggunakan atanol 70% dengan metode refluks. Uji penghambatan aktivitas α-glukosidase menggunakan substrat p-Nitrofenil-α-D-Glukopiranosida (PNPG) yang menghasilkan produk p-nitrofenol. Produk tersebut diukur serapannya menggunakan microplate reader pada λ 405 nm. Uji penghambatan aktivitas α-amilase menggunakan substrat amilum yang menghasilkan produk maltosa dan akan mereduksi reagen warna Dinitrosalicylic Acid (DNS). Produk tersebut diukur serapannya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada λ 540 nm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa biji Persea americana Mill. memiliki daya inhibisi terbesar terhadap α-glukosidase dan α-amilase, dengan nilai IC50 36,82 μg/mL pada uji α-glukosidase, dan % inhibisi 88,26% serta IC50­ 365,14 µg/mL pada uji α-amilase. Hasil identifikasi golongan senyawa kimia pada 10 ekstrak uji sebagian besar mengandung alkaloid, glikosida, dan flavonoid.

Diabetes mellitus is a disease or metabolic disorder characterized by hyperglycemia due to impaire insulin secretion or decreasing of insulin activity. In this research was performed by determining the inhibitor activity of α-glucosidase and α-amylase from 10 species of Indonesian medicinal plants, such as Averrhoa bilimbi Linn. (leaves), Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. (leaves), Gynura procumbens (Lour.) Merr. (leaves), Gardenia augusta Merr. (leaves), Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg (leaves), Centella asiatica L. Urban (herbs), Persea americana Mill. (seeds), Nephelium Lappaceum L. (seeds), Zingiber officinale Roxb. (rhizomes), Curcuma xanthorriza Roxb. (rhizomes). The symplicia powder was extracted by reflux using 70% ethanol. Testing α-glucosidase inhibitor activity using the substrate p-nitrophenyl-α-D-Glukopiranosida (PNPG) that produced p-nitrophenol. The product was measured at λ 405 nm by a microplate reader. Testing α-amylase inhibitor activity using starch substrate that would produce maltose and would reduce the color reagents Dinitrosalicylic Acid (DNS). The product was measured by an UV-Vis spectrophotometer at λ 540 nm. The testing results showed that the avocado seed (Persea americana Mill.) had a greatest inhibytion against α-glucosidase and α-amylase, with IC50 values ​​of 36.82 μg/mL at α-glucosidase test, and %inhibition 88.26%, IC50 values of 364.135 μg/mL in α-amylase test. The results of chemical compounds identification in 10 extracts generally contain alkaloids, glycosides, and flavonoids.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uqie Shabrina Hasyyati
"Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit dengan prevalensi yang tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu pengobatan DM adalah dengan penghambatan α-glukosidase dan α-amilase. Efek samping pada saluran cerna dan biaya pengobatan yang mahal mendorong ditemukannya sumber penghambat α- glukosidase dan α-amilase lain yang lebih efektif, aman, dan terjangkau. Penelitian ini dilakukan untuk menguji adanya aktivitas penghambatan α-glukosidase dan α- amilase pada 11 ektrak etanol tanaman Indonesia secara in vitro. Uji penghambatan α-glukosidase dilakukan menggunakan p-Nitrofenil-α-D glukopiranosida sebagai substrat yang akan menghasilkan p-nitrofenol. Produk tersebut diukur serapannya menggunakan microplate reader (λ = 405 nm). Uji penghambatan α-amilase dilakukan menggunakan amilum soluble sebagai substrat yang menghasilkan maltosa yang akan mereduksi reagen warna. Produk tersebut diukur serapannya dengan Spektrofotometer UV-Vis (λ = 540 nm). Hasil uji menunjukkan ekstrak daun Syzygium polyanthum (Wight) Walp memiliki penghambatan aktivitas α-glukosidase (IC50=19,507 ppm) dan α-amilase (90,263% pada 500 ppm) terbesar. Golongan senyawa kimia yang kemungkinan berperan dalam penghambatan α-glukosidase dan α-amilase adalah tanin, flavonoid, dan senyawa polifenol.

Diabetes mellitus (DM) is a disease with high and increasing prevalence every year. Inhibition of α-glucosidase and α-amylase is one of DM treatments. Gastrointestinal side effects and high cost treatment encourage the discovery of α- glucosidase and α-amylase inhibitor from other sources that are more effective, safer, and affordable. The aim of this research was to determine in vitro inhibitory activity of α-glucosidase and α-amylase from 11 ethanolic extracts of selected Indonesian plants. α-Glucosidase inhibition test was performed using p-nitophenyl-α-Dglucopyranoside as substrate that will produce p-nitrophenol. p-Nitophenol were measured using microplate reader (λ = 405 nm). α-Amylase inhibition test was performed using soluble starch as substrate that will produce maltose. Maltose will reduce the color reagent. These products were measured using Spectrophotometer UV-Vis (λ = 540 nm). The test results showed Syzygium polyanthum (Wight) Walp has highest inhibitory activity of α-glucosidase (IC50=19,507 ppm) and α-amylase (90,263% at 500 ppm). Chemical compounds that possibly take a role in the inhibition of α-glucosidase and α-amylase are tannin, flavonoids, and polyphenols. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Handayani
"Beberapa senyawa aktif pada tanaman berpotensi untuk digunakan dalam strategi pengobatan diabetes melitus. Salah satu strategi pengobatan diabetes melitus adalah dengan menjaga kadar glukosa postprandial melalui penghambatan α-amilase dan α-glukosidase. Penghambatan α-amilase menyebabkan zat makanan dalam bentuk polisakarida tidak diubah menjadi bentuk disakaridanya, sedangkan penghambatan α-glukosidase menyebabkan disakarida yang masuk dalam usus tidak bisa diubah menjadi bentuk monosakarida yang paling sederhana yaitu glukosa. Dengan tidak terbentuknya glukosa, maka darah tidak dapat menyerap glukosa dari makanan yang dimakan sehingga dapat menjaga kestabilan kadar glukosa darah, terutama kadar glukosa postprandial.
Dalam penelitian ini peneliti melaporkan aktivitas penghambatan α- glukosidase dan α-amilase oleh 11 sampel dari tanaman Indonesia. Pengukuran aktivitas enzim dilakukan secara spektrofotometri dengan menggunakan kuvet dan microplate reader. Aktivitas α-amilase diukur pada λ=540 nm dan aktivitas α- glukosidase diukur pada λ=405 nm. Ekstrak yang memiliki penghambatan tertinggi untuk kedua enzim adalah ekstrak etanol teh putih dengan persen penghambatan sebesar 86,81% pada konsentrasi 22,5 μg/mL, IC50 = 10,54 μg/mL pada α-glukosidase, sedangkan pada α-amilase teh putih memberikan penghambatan sebesar 99,11% pada konsentrasi 166,7 μg/mL, IC50 = 16,46 μg/mL. Jenis penghambatan dievaluasi menggunakan plot Lineweaver-Burke. Teh putih menunjukkan penghambatan jenis inhibitor kompetitif campuran ditandai dengan penurunan nilai Vmax dan peningkatan nilai Km.

Some of active constituents in plants have potency to be used in diabetes mellitus treatment strategy. One of strategies in treatment diabetes mellitus is to maintain postprandial glucose levels through inhibition of α-amylase and α-glucosidase. Inhibition of α-amylase causes polysaccharide in nutrients could not be transformed into its disacarides, whereas inhibition of α-glucosidase causes the disaccharide in intestine could not be converted into the simplest form of monosaccharides, especially glucose . If glucose has not been formed, the blood could not absorb glucose from the food and it was able to give benefits to maintain stable blood glucose levels, especially postprandial glucose levels.
In this study, researcher reported the inhibitory activities of α-glucosidase and α- amylase by 11 sample from Indonesian plants. Spectrophotometric measurements were performed using a cuvette and microplate reader. An α-amylase activity was measured at λ=540 nm and α-glucosidase activity was measured at λ=405 nm. An extract which has the highest inhibition to both enzymes was the ethanol extract of white tea with the percent inhibition was 86,81 % at concentration 22,5 μg/mL, IC50 = 10,54 μg/mL in α-glucosidase activity. In α-amylase activity it provided inhibition of 99,11 % at concentration of 166,7 μg/mL, IC50 = 16,46 μg/mL. Type of inhibition was evaluated using Lineweaver-Burke plot. White tea showed a mixed competitive inhibition type characterized by decreasing of Vmax value and an increasing of Km value.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Natasya
"Hiperlipidemia salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner yang meningkatkan viskositas darah. Umbi kucai (Allium schoenoprasum L.) mengandung allisin yang berefek antihiperlipidemia. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol umbi kucai sebagai antihiperlipidemia pada tekanan darah tikus yang diinduksi diit tinggi kolesterol dan lemak. Tikus galur Sprague-Dawley sebanyak 36 ekor dibagi menjadi 6 kelompok. Semua kelompok kecuali kelompok normal diberikan diit tinggi kolesterol dan lemak. Kelompok normal, induksi, simvastatin, dosis 1, 2, dan 3 berturut-turut diberikan CMC 0,5%, CMC 0,5%, simvastatin, ekstrak umbi kucai 4,79 mg, 9,58 mg dan 19,16 mg/200g bb selama 56 hari. Tekanan darah sistol, diastol, dan tekanan arteri rata-rata diukur dengan alat pengukur tekanan darah non-invasif CODA® pada hari ke-0, ke-29 dan ke-57. Hasil analisis menunjukkan ekstrak etanol 80% umbi kucai pada dosis 9,58 mg/200g bb dapat mempengaruhi tekanan darah secara bermakna (p<0,05).

Hyperlipidemia is one of risk factors for coronary heart disease that increased blood viscosity. Bulb chives (Allium schoenoprasum L.) contains allicin as antihyperlipidemia. The study aimed to determine the effect of ethanol extract of blub chives as antyhiperlipidemia on rats blood pressure induced with a high dietary cholesterol and fat. Thirty six Sprague-Dawley rats were divided into 6 groups. All groups except the normal group was given a high dietary cholesterol and fat. Normal group, induction, simvastatin, dose 1, 2, and 3 respectively was given 0.5% CMC, CMC 0.5%, simvastatin, bulb chives extract 4,79 mg, 9,58 mg and 19,16 mg/200 g mm during 56 day. Systole, diastole, and mean blood pressure was measured with a non-invasive blood pressure tools from CODA® on days 0, 29th and 57th. The analysis showed the extract of bulb chives at a dose of 9,58 mg/200 g mm influence blood pressure significantly (p <0,05)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsalina Nurul Putri
"Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih dari kolesterol, kolesterol ester, fosfolipid, atau trigliserida. Allium schenoprasum L. merupakan tanaman satu genus dari Allium sativum yang sudah teruji efek hiperlipidemianya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihiperlipidemia ekstrak etanol 80% kucai (Allium schoenoprasum L.) pada tikus jantan yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak. Sebanyak 36 tikus putih jantan galur Sparague dawley dibagi secara acak ke dalam 6 kelompok perlakuan, yaitu kelompok normal, induksi, simvastatin, dan 3 kelompok dosis. Semua kelompok diberi diit tinggi kolesterol dan lemak kecuali kelompok normal. Kelompok normal hanya diberikan CMC 0,5%. Setelah 1 jam pemberian diit tinggi kolesterol dan lemak, kelompok induksi, simvastatin, dosis 1, dosis 2, dan dosis 3 secara berturut-turut diberikan larutan CMC 0,5%, simvastatin 1,8 mg/200 g bb, ekstrak kucai 4,79 mg, 9,58 mg, dan 19,16 mg/200 g bb. Setelah 56 hari perlakuan, sampel darah tikus diambil melalui sinus orbital dan dilakukan penetapan kadar kolesterol total, trigliserida, HDL, dan LDL pada plasma darah tikus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 80% umbi kucai memiliki efek antihiperlipidemia pada dosis 9,58 mg/200 g bb dilihat dari penurunan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL dan memberikan hasil berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok induksi (p <0,05).

Hyperlipidemia is defined as an elevation of one or more of cholesterol, cholesterol esters, phospholipids, or triglycerides. Allium schoenoprasum L. is a plant of the same genus with Allium sativum which had been proven to have effect as antihyperlipidemia. This study aimed to evaluate antihyperlipidemic effects of 80% ethanolic extract of chives (Allium schoenoprasum L.) in male rats induced by high cholesterol and fat diet. Thirty-six male rats of Sprague dawley strain were divided randomly into 6 groups, those were normal group, induction group, simvastatin group, and three dose groups. All groups except the normal group were given high dietary cholesterol and fat. The normal group was given only 0,5 % CMC solution. After one hour of high dietary cholesterol and fat administration, the induction group, simvastatin group, dose I group, dose II group, and dose III group were given 0,5% CMC solution, 1,8 mg/200 g bw simvastatin, 4,79 mg/200 g bw, 9,58 mg/200 g bw, and 19,16 mg/200 g bw chives extract as follows. Blood samples were collected by the orbital sinus after 56 days of treatment to be analysed for total cholesterol, triglycerides, HDL, and LDL. The results showed that 80% ethanolic extract of bulbs chives have antihyperlipidemic effects at dose of 9,58 mg/200 g bw proven by significant (p < 0,05) decreases in total cholesterol, triglycerides, and LDL compared to induction group."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Rahma Sesha
"Salah satu komoditi pangan yang telah diteliti memiliki khasiat sebagai nutrasetika dalam pencegahan risiko diabetes adalah daun murbei Morus alba Linn. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula tablet effervescent dari ekstrak daun murbei. Tablet effervescent dibuat dalam 3 tiga formula yang dibedakan berdasarkan konsentrasi effervescent mix nya yaitu formula I 50 formula II 60 dan formula III 70. Ketiga formula dievaluasi berdasarkan persyaratan tablet effervescent yang baik dan diuji waktu larutnya. Formula yang terpilih diuji kesukaan terhadap parameter penampilan aroma dan rasa pada 30 panelis.
Hasil evaluasi tablet menunjukkan ketiga formula memenuhi persyaratan tablet berdasarkan parameter organoleptis keragaman bobot keseragaman ukuran kekerasan dan keregasan. Hasil pengujian terhadap waktu larut yang diperoleh yaitu formula I 4 03 0 15 menit formula II 3 85 0 10 menit dan formula III 3 71 0 10 menit. Selanjutnya pengujian terhadap pH larutan diperoleh nilai pH berkisar antara 5 26 0 03 hingga 5 76 0 02. Hasil uji kesukaan berdasarkan parameter penampilan aroma dan rasa secara berurutan menunjukkan nilai uji kesukaan 4 70 3 83 dan 3 73.
Berdasarkan nilai uji kesukaan dapat disimpulkan bahwa sediaan tablet effervescent dapat diterima oleh panelis Oleh karena itu ekstrak daun murbei dapat digunakan sebagai bahan aktif dari tablet effervescent sebagai sediaan nutrasetika antidiabetik.

One of potential plant which can be used as nutraceutical dosage form's ingredient is mulberry leaves. Mulberry leaves have been suggested for preventing diabetes. The aim of this study was to optimize formula of effervescent tablet which contain mulberry leaves extract Effervescent tablets were made in three formulas. Formulas which were differentiated by its effervescent mix content are 50 effervescent mix content as formula I 60 effervescent mix content as formula II and 70 effervescent mix content as formula III. Thus each formula was evaluated by its effervescent tablet's characteristic and its disintegration time. Selected formula would have been tested by hedonic test to 30 panels.
The result of effervescent tablet's evaluation showed that tablets have a good characteristic in term of appearance weight uniformity diameter size and thickness hardness and friability. Moreover pH of effervescent solution were in acceptable range between 5 26 0 03 and 5 76 0 02. The result of disintegration time of each formula was 4 03 0 15 minutes in formula I 3 85 0 10 minutes in formula II and 3 71 0 10 minutes in formula III. The scores of hedonic test for appearance smell and taste were 4 70 3 83 and 3 73 respectively.
Based on the hedonic scores the effervescent tablet were acceptable for panels. Therefore mulberry leaves extract could be used as an active ingredient of effervescent tablets as anti diabetic nutraceutical dosage form.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Nurlaela Handayani
"Ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L.) yang mengandung asam elagat berkhasiat sebagai penghambat aktivitas tirosinase. Kemampuan asam elagat untuk menghambat melanogenesis dapat dijadikan sebagai zat aktif dalam produk kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan emulgel ekstrak kulit buah delima sebagai pemutih kulit dan menguji stabilitas fisiknya. Ekstrak etanol 50% kulit buah delima diuji aktivitas penghambatan tirosinase kemudian diformulasikan menjadi sediaan emulgel dengan konsentrasi 0,2; 0,4 dan 0,6% kemudian dievaluasi stabilitas fisiknya selama 12 minggu pada suhu 4±2oC, 28±2oC dan 40±2oC, uji mekanik dan cycling test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IC50 yang diperoleh dari ekstrak etanol 50% kulit buah delima sebesar 167,11 ppm sedangkan nilai IC50 asam kojat 6,99 ppm sebagai pembanding. Emulgel yang diformulasikan menunjukkan penampilan fisik yang stabil setelah penyimpanan selama 12 minggu pada ketiga suhu, uji mekanik dan cycling test, memiliki sifat alir plastis yang stabil serta memenuhi persyaratan ukuran diameter globul suatu emulsi. Formula terbaik adalah Formula 2 yang mengandung ekstrak kulit buah delima sebanyak 0,4% karena menunjukkan stabilitas yang baik. Oleh karena itu, emulgel yang mengandung ekstrak kulit buah delima berpotensi untuk digunakan sebagai pemutih kulit.

Pomegranate (Punica granatum L) fruit peel extract containing ellagic acid has the ability to inhibit tyrosinase activity. Due to the ability of ellagic acid to inhibit melanogenesis, it can be used in skincare cosmetics. This research aims to formulate emulgel of pomegranate fruit peel extract as a skin whitenig and evaluate its physical stability. Ethanol extract 50% of pomegranate fruit peel extracts were assayed for its tyrosinase inhibitory activity then formulated into emulgel preparation in concentrations of 0,2; 0,4; and 0,6%. The emulgel was then evaluated on its physical stability for 12 weeks in 4±2oC, 28±2°C and 40±2°C temperature, mechanical testing and cycling test.
Results showed that the IC50 value of 50% ethanol extract of pomegranate fruit peel was 167.11 ppm, whereas the IC50 of kojic acid standard was 6.99 ppm. The emulgel preparation was stable throughout 12 weeks of storage in three different temperatures, mechanical test, cycling test, had a plastic rheology and fulfilled the requirement of an emulsion globule diameter. The best emulgel formula with 0.4% pomegranate fruit peel extract showed good stability. Therefore, emulgel containing pomegranate fruit peel extract has the potential to be used as a skin whitening.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Henny Puspita
"Paparan sinar UV berlebih dari matahari dapat menimbulkan masalah pada kulit.Untuk mencegah hal tersebut diperlukan suatu sistem perlindungan berupa tabir surya yang dapat menyerap atau menghamburkan sinar UV.Pada penelitian ini telah diformulasikan sediaan tabir surya dalam bentuk emulsi gel yang mengandung senyawa anti-UVB.Etil-para-metoksisinamat, senyawa yang dapat diperoleh dari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.), memiliki serapan maksimum pada daerah UVB.Aktivitas tabir surya senyawa ini dibandingkan dengan oktil metoksisinamat, senyawa anti UVB yang telah mendapat izin resmi peredaran oleh Food and Drug Administration (FDA), Amerika.Uji kestabilan fisik dilakukan dengan menyimpan emulsi gel tabir surya pada tiga suhu berbeda yaitu 4±2°C, 28±2°C, dan 40±2°C.Selain itu juga dilakukan tes mekanik dan cycling test.Hasil uji kestabilan fisik keempat formula menunjukkan bahwa keempat formula emulsi tabir surya cenderung stabil selama penyimpanan empat minggu.Nilai SPF yang diperoleh dari 4 formula tabir surya emulsi gel berturutturut adalah 5.05 (mengandung oktil metoksisinamat 2%), 5.62 (mengandung oktil metoksisinamat 4%), 5.91 (mengandung etil-para-metoksisinamat 2%), dan 8.03 (mengandung etil-para-metoksisinamat 4%).

Excessive UV rays exposure from the sun can cause skin damages. To prevent this we need a system protection like sunscreen that can absorb or scatter UV light. In this study, sunscreen emulsion gelcontaining anti-UVB compound was created. Ethyl-para-methoxycinnamate, which obtained from the rhizome of kencur (Kaempferia galanga L.), has maximum absorption in the UVB region.This chemical sunscreen activity was then compared with octyl methoxycinnamate, an organic anti-UVB that has market license by Food and Drug Administration (FDA), USA. Physicalstability evaluationwas doneby storingthe preparationatthreedifferenttemperatures:4±2°C, 28±2°Cand40±2°C. Mechanicaltestandcycling test was carried out too. The test resultsshowed that all the sunscreenemulsion gel wastend to be stableoverfourweek storage. SPF values obtained from 4 formulas of sunscreen emulsion gels respectively are5.05 (containing 2% of octyl methoxycinnamate), 5.62 (containing 4% of octyl methoxycinnamate), 5.91 (containing 2% of ethyl-para-methoxycinnamate), and 8.03 (containing 4% of ethyl-para-methoxycinnamate).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S58321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>