Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Ristiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker kolorektal menduduki peringkat ketiga jenis kanker yang paling sering terjadi di dunia. Data mengenai gambaran tatalaksana kanker kolorektal di RSUP Fatmawati belum pernah tercatat dan belum pernah dievaluasi keberhasilanya. Untuk itu kami mengumpulkan data penderita kanker kolorektal sehingga kami bisa menggambarkan profil penderita kanker kolorektal di RSUP Fatmawati. Metode : Penelitian ini dirancang secara potong lintang retrospektif analitik, di RSUP Fatmawati Jakarta dengan mencatat rekam medis penderita kanker kolorektal yang mendapatkan tatalaksana pembedahan dan terapi adjuvan pada tahun 2010 – 2012. Hasil : Selama 3 tahun periode Januari 2010 sampai dengan 2012, kami dapatkan 122 penderita kanker kolorektal yang di tatalaksana di Departemen Bedah RSUP Fatmawati Jakarta, yang sesuai kriteria inklusi 85 penderita. prevalensi dari tahun ke tahun semakin tambah, dengan jenis kelamin pria lebih banyak (55%) dan wanita (45%). Kelompok usia terbanyak pada penderita usia 50 tahun ke atas (55%), dan. lokasi tumor terbanyak pada kolon kanan (21%). Sebagian besar datang mencari pertolongan dengan keluhan utama buang air besar yang berdarah dan berlendir (47%). Stadium klinis penderita datang dengan stadium I (1%), stadium II (20%), stadium III (50%), stadium IV (28%). Sebagian besar temuan histopatologi adalah adenokarsinoma, dengan differensiasi baik (42%), differensiasi baik-sedang (8%), differensiasi sedang (24%), differensiasi sedang-buruk (4%), differensiasi buruk (10%), dan musinosum (12%). Hanya 68% penderita kanker kolorektal yang mendapatkan kemoterapi adjuvan. Simpulan : Berdasarkan penelitian ini kami menyimpulkan bahwa RSUP Fatmawati dengan jumlah insidensi kanker kolorektal bertambah tiap tahunnya. Rerata pasien yang berkunjung ke pelayanan kami adalah penderita pada stadium III. Kecenderungan insidensi pada usia muda semakin bertambah, kemoterapi adjuvan atau paliatif belum maksimal, neoadjuvan kemoradiasi atau radiasi tidak ada pada pelayanan kami. Sebagian besar penderita diberikan kemoterapi capecetabine oral. Sebagian besar terdapat ketidaksesuaian antara staging klinis dengan staging histopatologis. Data yang didapatkan ini merupakan data pertama yang kami buat di Departemen Bedah RSUP Fatmawati.
ABSTRACT
Colorectal cancer was the third most frequent type of cancer that occurs in the world. Data of colorectal cancer management in Fatmawati hospital has not been recorded and has not been evaluated. we collected the data and we can describe the profile of colorectal cancer patients in Fatmawati hospital. Method : The study was designed as a cross-sectional retrospective analytic, in Fatmawati hospital Jakarta recorded base on colorectal cancer patient medical record who received surgery and adjuvant therapy in 2010-2012 . Result : During the 3 years, period from January 2010 to 2012, we got the 122 colorectal cancer patients in in the Department of Surgery Fatmawati hospital Jakarta, appropriate inclusion criteria 85 patients. Prevalence from year to year was increased, with more male gender (55%) and female (45%). The age group most in people aged 50 years and over ( 55 % ). Most tumor location in the right colon (21%). Most come for help with a chief complaint of bloody and mucus stool (47%). Clinical staging of patients with stage I came (1 %), stage II (20%), stage III (50%), stage IV (28%). Most of the findings histopathology is adenocarcinoma, with good differentiated (42%), well-moderate differentiated (8%), moderate differentiated (24%), moderate-poor differentiated (4%), poor differentiated (10%), and mucinous (12%). Only 68 % of patients with colorectal cancer who received adjuvant chemotherapy. Conclusion : Based on this study we conclude that the number of colorectal cancer patients in Fatmawati increased every each year. The most patients who visited our departement was in stage III. Tendency prevalence was increased at a young age, adjuvant or palliative chemotherapy is not maximized, neoadjuvant chemoradiation or radiation does not exist in our services. Most of the patients given oral chemotherapy capecetabine. Mostly there was a mismatch between clinical staging and histopathological staging. The data obtained was the first data that we created in the Department of Surgery Fatmawati hospital Jakarta .
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dana Satria Kusnadi
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Kemoterapi ajuvan merupakan pilihan utama pada kanker kolorektal stadium lokal lanjut untuk mencegah terjadinya rekurensi. Protokol FOLFOX dan XELOX saat ini banyak digunakan karena terbukti meningkatkan overall survival rate dan disease free survival pada penelitian-penelitian di negara maju. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas protokol FOLFOX dengan XELOX pada pasien-pasien di pusat kesehatan kami, yang memiliki karakter yang berbeda, yakni dengan tingkat kepatuhan yang rendah dalam berobat dan datang dalam stadium lanjut, serta mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan efektivitas kemoterapi. Metode: Dilakukan studi retrospektif pada 133 subjek karsinoma kolorektal stadium III dan II risiko tinggi yang mendapat kemoterapi ajuvan di RSCM dan RSUP Fatmawati. Sampel diambil secara konsekutif, selanjutnya dilakukan analisis statistik membandingkan respon kedua protokol dengan mengamati kadar CEA dan 1-year mortality rate. Dicari hubungan kepatuhan pasien dan faktor-faktor lain dengan efektivitas. Kami menggunakan uji Chi square atau Fisher, serta uji multivariat menggunakan regresi logistik. Signifikansi bila nilai p <0,05 dengan confidence interval 95%. Hasil: Tidak didapatkan hubungan bermakna secara statistik antara protokol kemoterapi dengan efektivitas (p = 0,61). Dikaitkan dengan kepatuhan pasien, didapatkan hubungan signifikan antara protokol kemoterapi dan efektivitas (p = 0,001 dan 0,000), dengan tingkat kepatuhan yang jauh lebih tinggi pada protokol FOLFOX (86% berbanding 45%). Faktor-faktor lain yang secara statistik signifikan berhubungan dengan efektivitas adalah Karnofsky score >90 (p = 0,004), IMT normal atau lebih (p = 0,006), dan grade histopatologi dengan diferensiasi baik sedang (p = 0,003) Kesimpulan: Protokol FOLFOX dan XELOX memberikan efektivitas yang sama. Dikaitkan dengan kepatuhan yang memiliki hubungan signifikan dengan efektivitas, protokol FOLFOX jauh lebih patuh dari XELOX. Pemberian kemoterapi ajuvan perlu memperhatikan Karnofsky score dan IMT pasien.
ABSTRACT
Background: : Adjuvant chemotherapy has become treatment of choice in advance colorectal cancer to prevent recurrence. FOLFOX and XELOX protocol was proved to increase overall survival rate and disease free survival. This study wants to compare chemotherapy response between XELOX and FOLFOX protocol in our health center, which usually having patients with low compliance and come in advanced stadium and also to identify other factors that affecting chemotherapy response. Method: Retrospective study of 133 colorectal carcinoma stage III and high-risk stage II subjects who received adjuvant chemotherapy were collected consecutively from medical record in Cipto Mangunkusumo Hospital and Fatmawati Hospital. Statistic analyze was performed to compare chemotherapy response from XELOX protocol and FOLFOX protocol, which were analyzed using Carcinoembryonic Antigen (CEA) and 1-year mortality rate. The relationships between few other factors and effectivity of chemotherapy response was analyzed using Chi square or Fisher. Multifactorial analysis was using logistic regression test. Statistical significance was stated when p value <0,05 with 95% confidence interval. Results: No statistically significant correlation between chemotherapy protocol and chemotherapy response (p=0,61). However, when we combined compliance factor, we found out strong correlation between chemotherapy protocol and chemotherapy response (p = 0,001 and 0,000). FOLFOX protocol shown much higher compliance (86% vs 45%). Others Factors that correlate significant to chemotherapy response in multivariate analysis are Karnofsky score >90 (OR = 5,8; p = 0,004), Normal and overweight BMI (OR = 4,7; p = 0,006), and well-moderate tumor differentiation (OR=6,3; p=0,003). Conclusions: FOLFOX and XELOX protocol showed same efficacy in chemotherapy response. When combine with compliance factor, which showed strong correlation to efficacy chemotherapy response,, FOLFOX protocol showed more compliance. We should care about patients? Karnofsky score and BMI to increase response of adjuvant chemotherapy.
2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library