Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dien Ahdiani
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai arti lambang rasi dari masa Jawa Kuna ini dilakukan berdasarkan ragam hias piala zodiak di Museum Nasional Jakarta (MNJ) dan prasasti-prasasti masa Jawa Kuna yang sistem penanggalannya menggunakan nama-nama rasi. Dari hasil pengamatan ragam hias bagian sisi luar pi_ala zodiak diketahui ada dua baris ragam hias, yaitu ragam hias bagian bawah yang menggambarkan 12 lambang rasi dan ragam bias bagian atas yang menggambarkan 11 figur manusia serta seekor burung. Masing-masing figur dan seekor burung ini berada di atas sebuah lambang rasa. Penelitian ini di-maksudkan untuk mengetahui lambang-lambang rasi yang digu_nakan pada masa Jawa Kuna, untuk mengetahui tokoh-tokoh pa_da bagian atas masing-masing rasi serta hubungannya dengan rasi tersebut, dan juga untuk mengetahui perbedaan rasi ma_sa Jawa Kuna dan rasi sekarang baik dilihat dari fungsi- ra_si, lambang-lambang rasi ataupun masa perhitungan rasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode komparatif, karena rasi tidak hanya terdapat pada piala zo diak tapi juga digunakan dalam sistem pertanggalan baik prasasti atau kalender tradisional, dan dalam menentukan perubahan musim. Selain itu 12 rasi yang disebut pula se_bagai zodiak masih dipergunakan hingga saat ini.Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa lam-bang rasi yang terdapat pada piala zodiak sesuai dengan na_ma rasi yang terdapat pada prasasti. Nama dan lambang rasi masa Jawa Kuna berbeda dengan rasi yang digunakan sekarang, karena adanya pengaruh yang berlainan. Ragam hias yang ber_ada di atas tiap-tiap rasi merupakan tokoh-tokoh petani, raksasa, brahman dan punakawan dan ragam hias ini berhu_bungan dengan rasi-rasi yang ada di bawahnya. Dari hubungan ragam hias yang berada di atas rasi dengan rasi itu sendiri diketahui bahwa rasi pada masa Jawa Kuna digunakan dalam menentukan kegiatan pertanian. Hal ini berbeda dengan rasi sekarang yang hanya digunakan untuk menentukan watak dan nasib seseorang. Masa perhitungan rasi masa Jawa Kuna sama dengan perhitungan rasi yang digunakan sekarang, karena pergeseran rasi akan terjadi setelah 2000 tahun.
1986
S11582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prio Widiyono
Abstrak :
Dari sekian banyak masalah arkeologi di Indonesia yang belum diusahakan pemecahannya secara khusus dan sistematis ialah masalah yang berkaitan dengan mata uang logam, yang merupakan bagian dari sistem pembayaran dalam perdagangan. Lebih besar lagi mata uang logam sebagai bagian dari sistem moneter. Hu-bungan perdagangan yang terjadi itu mula-mula diper_kirakan berupa hubungan dagang yang dilakukan antara dua pihak atau lebih. Secara umum istilah perdagangan (trade) diguna_kan untuk menjelaskan jaringan hubungan timbal balik yang dilakukan paling tidak antara dua pihak sebagai suatu usaha untuk memperoleh barang melalui pertu_karan (exchange) dengan lebih menekankan aspek kebu_tuhan daripada aspek sosial (Rowland 1973:589; Sonny Wibisono 1983:1). Pada dasarnya mekanisme perdagang_an didorong oleh kebutuhan akan barang atau bahan baku yang tidak dapat diperoleh dan tidak ekonomis dibuat di suatu tempat, sementara itu di tempat lain...
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S11601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Hastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah pelestarian cagar budaya terutama di kota besar seperti Jakarta memang merupakan masalah yang rumit dan relatif sulit ditanggani kerena banyakny pihak yang berkepentingan atas bangunan cagar buday. Untuk mengatasi berbagai kepentingan itu maka perlu diambil sautu jalan tengah atau kompromi yang berdasarkan pada berbagai disiplin ilmu dengan memperhatikan berbagai kepentingan. Penyelesaian kompromistis diperlukan agar bangunan cagar budaya dapat dilestarikan sekaligus dimanfaatkan, sesuai dengan tujuan perlindungan benda cagar budaya dan situs yang memuat dalam fasal 2 Undang-undang Benda Cagar Budaya, sehingga pada dasrnya bangunan cagar budaya adalah milik masyarakat sehingga masyarakat harus dapat merasakan manfaat pelestariannya...
1996
S12130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartiko S. Herdijanto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai jendela, kisi-kisi dan pintu pada bangu_nan kolonial di Jakarta lama bertujuan untuk melihat perkembangan bentuk, jumlah, ukuran dan ragam hias. Perkembangan yang terjadi pada jendela , kisi-kisi dan pintu akan dilihat kemungkinan menga_pa perkembangan itu terjadi. Pengumpulan data dilakukan atas 51 bangunan yang berada di Jakarta lama, bangunan antara tahun 1701 - 1939. Metode yang dipakai adalah analisis khusus. Metode ini mengacu pada penanganan artefak terhadap bentuk, ukuran jumlah serta ragam hias itu sen_diri. Hasa 1701 - 1939 dibagi menjadi 3 periode, yakni periode I (1791-1800), periode II (1801-1900) dan periode III (1901-1939). Pada masing--masing periode dilakukan analisis khusus yang sama. Hasil ketiganya digabungkan untuk dianalisis kembali yang kemudian menjadi kesimpulan analisis. Hasil tersebut dicoba dihubungkan dengan kondisi iklim di Batavia untuk melihat kemungkinan apakah ada pengaruh iklim terhadap perkembangan yang terjadi atau ada hal lain yang mempengaruhinya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bangunan yang termasuk dalam kategori periode I berjumlah 6 bangunan, periode II berjum_lah 17 bangunan dan periode III berjumlah 28 bangunan. Jendela, kisi-kisi dan pintu mengalami perubahan. Hasil analisis memperli_hatkan bahwa dari segi bentuk jendela didominasi oleh bentuk persegi panjang dan 3 jenis jendela, yakni casement, jalasie dan fixed. Kisi-kisi mempunyai dua buah bentuk yaitu persegi panjang dan 1/2 lingkaran. Pintu dari segi bentuk secara keseluruhan dido_minasi oleh bentuk persegi panjang da beradun pinto 2 buah. Hasil analisis ukuran memperlihatkan bahwa jendela menjadi kecil sampai pada periode III, demikian.juga kisi-kisi. Pintu mempunyai ukuran yang membesar sampai periode III. Dari segi jumlah, jendela men_galami naik turun, yakni jumlah di periode I lebih banyak daripada periode II namun pada periode III jumlahnya menjadi banyak dari periode I, kisi-kisi cenderung stabil dan Pintu makin berkurang. Hasil analisis ragam hias memperlihatkan bahwa analisis bentuk adalah juga analisis ragam hias, karena jendela, kisi-kisi dan pintu tidak dikenali mempunyai ragam hias khusus kecuali melalui bentuknya. Hasil analisis terhadap iklim tidak memperlihatkan hasil yang diinginkan. Awalnya pemilihan iklim dimaksudkan karena faktor yang terlihat jelas antara pemberi donor (orang Belanda yang ada di Eropa) dan penerima donor (Orang Belanda yang berada di Jakarta lama) adalah masalah penyesuaian bangunan terhadap iklim. Namun hasil penelitian tidak memperlihatkan hubungan tersebut, malahan muncul dugaan baru bahwa perkembangan yang terjadi adalah akibat dari pemilihan gaya bangunan yang didasarkan pada masalah efisien_si pemakaian dan pembuatan bangunan.
1996
S11785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Mulyawati
Abstrak :
Penelitian mengenai keramik di situs Astana Gunung Jati Cirebon telah dilakukan sejak tahun 1987 hingga 1989. Tujuannya ialah untuk mencari keterangan mengenai penggunaan keramik sebagai hiasan pada bangunan-bangunan kuna di daerah Cirebon, mengetahui populasi, persebaran, serta fungsi dari keramik-keramik yang terdapat di situs Astana Gunung Jati, serta mencoba mengetengahkan keramik-keramik itu dengan peranan kesultanan Cirebon pada masa lalu. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi Kepustakaan meliputi kepustakaan mengenai keramik itu sendiri serta kepustakaan mengenai latar sejarah Cirebon. Studi lapangan meliputi survey pada situs tersebut dan wawancara yang dilakukan baik terhadap ahli-ahli, keramik maupun terhadap para pejabat yang bertugas di daerah tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa keramik-keramik tersebut berjumlah sebanyak 8212 buah, terdiri dari berbagai bentuk dengan piring merupakan jumlah terbanyak (79,31%). Ditinjau dari segi asal tempat pembuatannya kebanyakan keramik-keramik tersebut berasal dari berbagai negara di kawasan asian dengan Cina menempati posisi negara terbanyak {67,28%). Dari segi masanya paling banyak berasal dari abad 18-20 (97,80%). Sehingga dapat dikatakan keramik-keramik tersebut merupakan keramik baru. Dari segi fungsinya dapat dikatakan keseluruhannya berfungsi sebagai hiasan bangunan (98,82%) walau ada pula yang mempunyai fungsi lain. Kedatangan keramik di situs ini dapat dikatakan secara bertahap dan berkesinambungan (dari periode ke periode). Akan tetapi peletakan keramik-keramik tersebut tidak dapat digunakan sebagai penentu usia bangunan di situs tersebut, oleh karena tidak teraturnya pemasangan benda-benda keramik tersebut (keramik dari periode yang lebih tua disejajarkan dengan keramik dari periode yang lebih muda).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ellen Natalia
Abstrak :

ABSTRAK
Penelitian dilakukan pada temuan keramik Eropa dari Situs Pasar Ikan Jakarta yang berjumlah 1762 pecahan, dan merupakan koleksi Museum Sejarah Jakarta serta Museum Bahari. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keragaman bentuk, hiasan dan teknik pembuatan serta tempat asal dan kronelogi keramik Eropa yang ditemukan di Pasar lkan, sehinga mampu memberikan gambaran yang lebih mendalam mengenai keramik Eropa dari Situs Pasar Ikan Jakarta, mengetahui negara asal serta mengetahui masa pembuatan keramik tersebut.

Untuk mencapai hasil penelitian, dilakukan tahap-tahap penelitian yaitu: 1) pengumpulan data, berupa data kepustakaan serta data dari pengamatan langsung pada temuan keramik Eropa, 2) pengolahan data dengan cara menganalisis bahan dasar, bentuk, hiasan dan teknik pembuatan serta 3) penafsiran data untuk menentukan negara asal pembuat dan masa pembuatan keramik Eropa.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keramik Eropa dari Pasar Ikan Jakarta terdiri dari piring, cangkir, mangkuk, kan, albarello, botol, pipa tembakau, tegel serta patung, yang didominasi oleh pipa tembakau (69,18 %). Tetuan keramik ini diperkirakan berasal dari tiga negara Eropa, yaitu Jerman, Belanda dan Inggris dan diproduksi pada abed 16 - 19 M. Keramik dari Jerman berupa botol dengan berbagai bentuk dan ukuran, keramik dari Belanda berupa pipa tembakau, piring, albarello, kan, tegel serta patung, dan keramik dari Inggris berupa piring, mangkuk, cangkir dan piring alasnya serta patung.

Dari bentuk-bentuk keramik Eropa yang ditemukan dalam penelitian ini, tampak bahwa benda keramik dari Eropa yang sampai ke Indonesia merupakan peralatan yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti pipa tembakau, piring, cangkir, mangkuk, kan, botol serta albarello. Melalui temuan keramik Eropa ini juga terlihat bahwa benda-benda dari Eropa yang sampai ke Indonesia bukan hanya berupa peralatan sehari-hari saja, melainkan juga merupakan bahan-bahan cair seperti minuman keras dan air mineral yang disimpan dalam botol keramik berbagai bentuk serta benda-benda hiasan berupa patung dan tegel yang digunakan sebagai hiasan dinding.

Berdasarkan perbandingan antara bentuk-bentuk keramik Eropa ini dengan keramik Asia dari masa yang sama, terlihat bahwa pada abad 16 -19 M peralatan keramik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di Indonesia tidak hanya didatangkan dari berbagai wilayah di Asia raja, tetapi juga didatangkan dari wilayah Eropa. Jadi meskipun penghasil keramik di berbagai wilayah Asia telah membuat bentuk-bentuk seperti piring, rnangkuk, cangkir, botol serta tegel dan hasil produksinya ini banyak yang didatangkan ke Indonesia, tampaknya benda-benda serupa tetap didatangkan dari Eropa walau dalam jumlah yang lebih kecil. Berdasarkan jumlah yang lebih kecil ini, terlihat bahwa keramik Eropa bukan merupakan barang yang diperdagangkan secara massal dalam jumlah besar atau barang dagangan yang diandalkan. Keramik Eropa kemungkinan di bawa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Eropa atau masyarakat lainnya yang menggunakan keramik Eropa sarta untuk memenuhi pesanan. Selain itu, ada benda keramik untuk kebutuhan sehari-hari yang tidak diproduksi oleh penghasil keramik di Asia yaitu pipa tembakau, sehingga pipa tembakau harus didatangkan dan Eropa.
1997
S11995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reko Tjatur B.
Abstrak :
ABSTRAK
Analisis yang memperhatikan situs sebagai satuan ruang penelitian pada tingkat meso telah kerapkali dilakukan dengan berbagai cara dan tujuan. Penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisis situs guna mengetahui keteraturan-keteraturan dari temuan dalam situs. Hal tersebut dikaji dengan cara memperhatikan faktor-faktor bentuk dan ukuran batuan, jarak antar batu, dan denah tata letak batu. Kali ini analisis situs tersebut diterapkan pada situs masa megalitik di Desa Belumai, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Di dalam situs Belumai yang diteliti tersebut terdapat 103 batu, yang terdiri atas 2 lumpang batu, 1 batu gajah, 1 batu datar, dan 99 batu tegak. Situs ini dipilih dari sejumlah situs di daerah Pasemah karena banyaknya jumlah batuan, terutama batu tegaknya, dan terkonsentrasinya temuan tersebut pada satu lahan datar, sementara daerah sekitarnya berlembah dan berbukit-bukit. Data penelitian dikumpulkan melalui survei lapangan, dengan cara mengukur masing-masing batu serta jarak antar batunya, sedang analisisnya menggunakan analisis pola titik (point pattern analysis). Setelah keletakan ruangnya dalam situs dipetakan, barulah dapat diungkap adanya himpunan batuan. Setiap himpunan tersebut disebut dengan Kelompok, yang terbagi atas Kelompok Utama, Kelompok Kedua, dan Kelompok Lain-lain. Setiap Kelompok tersebut diberi kode 3 angka, sehingga dapat mewakili tata letak batuannya. Angka-angka hasil pengukuran di atas kemudian divisualisasikan dalam bentuk gambar grafik garis, di mana masing-masing Kelompok batuan membentuk pola garis yang tertentu pula. Semakin sejajar grafik garisnya dengan sumbu horisontal maka semakin tampak keteraturan-keteraturannya. Dari bukti-bukti keteraturan tersebutlah dapat diperkirakan adanya norma budaya masyarakat masa megalitik di situs Belumai.
1996
S11883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Prabowo Witanto
Abstrak :
Bangunan Toko Kompak Pasar Baru merupakan salah satu dari sekian banyak bangunan bergaya arsitektur rumah-toko Cina di Jakarta. Tidak seperti bangunan-bangunan sejenis lainnya, Toko Kompak memiliki beberapa keistimewaan, antara lain bahwa bangunan ini didirikan oleh Mayor Tio Tek Ho, seorang Mayor Cina, yang kemudian menjadikan bangunan tersebut sebagai tempat tinggalnya. Keistimewaan lain adalah bangunan ini memiliki berbagai jenis ragam hias yang mencerminkan kepercayaan masyarakat Cina dan keteraturan denah bangunan yang masih mengikuti aturan Feng-Shui, kemudian adanya void atau atrium dan lubang pencahayaan atau rooflight di ruang utama. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penempatan ragam hias pada bangunan ini mengikuti pola tertentu dan hal tersebut kemudian menjadi patokan untuk merekonstruksi letak titik pusat dan titik sirkulasi bagian-bagian bangunan tersebut, sehingga dapat diperkirakan bahwa ruang utama pada bangunan utama dan ruang tengah pada bangunan belakang menjadi titik pusat-titik sirkulasi bangunan Toko Kompak. Hampir seluruh bagian bangunan ini memperlihatkan pengaruh arsitektur dan ragam hias Cina yang kuat. Selain itu, adanya unsur-unsur Eropa pada bangunan tersebut menunjukkan adanya perpaduan unsur Cina dengan Eropa, dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bangunan Toko Kompak merupakan bangunan bergaya arsitektur Cina dengan perpaduan unsur-unsur Eropa yang terdapat pada beberapa bagiannya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S11812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wijiati
Abstrak :
ABSTRAK
Botol merupakan salah satu benda wadah yang termasuk dalam sistem peralatan dan perlengkapan hidup manusia, biasanya digunakan sebagai wadah minuman keras dan merupakan barang yang dibawa oleh orang asing. Botol-botol kaca ini banyak ditemukan di beberapa situs di Indonesia, salah satu di antaranya situs Banten Lama.

Penelitian mengenai botol kaca belum pernah dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu penelitian botol kaca koleksi Museum Situs Banten Lama masih bersifat pendahuluan. Ternyata dari 1353 fragmen botol yang dijadi kan percontoh, memiliki beragam bentuk, warna dan ukuran. Keragaman tersebut merupakan masalah utama yang dibahas. Caranya dengan menggunakan klasifikasi taksonomi, yaitu suatu k1asifikasi yang memusatkan perhatiannya pada sejumlah atribut, dan atribut-atribut tersebut digunakan sebagai indikator dal am pembentukan tipe. Usaha untuk mengetahui bentuk-bentuk botol dari setiap fragmen dibantu dengan melakukan perbandingan dengan sumber-sumber tertulis.

Cara yang sama diterapkan pu1a dalam menjawab masalah kronologi botol dan asal daerah buat, walaupun pada pokoknya asal daerah buat ditelusuri melalui ciri_ciri tertentu yang terdapat pada bagian botol.

Masalah lain yang dibahas ada1ah berkenaan dengan persebaran dan fungsi botol di situs Banten Lama. Penyelesaian masalah ini dengan menggunakan data kepustakaan dan untuk masalah persebaran botol ditunjang pula dengan metode wawancara.

Penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa di situs Banten Lama terdapat 35 tipe botol kaca berasal dari abad 17, 12 dan 19, dan rnerupakan buatan negara Belanda, Inggris dan Perancis. Persebaran di situs Banten Lama meliputi klaster-klaster SRW, SPW, PCN, SKD (PJT dan KPD), PJN, PBN, PMR, KLR, KWS, PJR, KRA dan CRN (?). Sedangkan fungsinya sebagai barang perdagangan dan barang upeti selain sebagai barang kebutuhan pribadi orang asing.

Sekaligus dari hasil penelitian ini diketahui bahwa artefak botol dapat dipergunakan sebagai salah satu data untuk menunjang penjelasan tentang karakteristik (perwatakan) kluster-kluster di situs Banten Lama.
1990
S11881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library