Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Utami Ningsetyo
"Jurnal ini adalah sebuah penelitian yang membahas tentang perubahan bahasa populer ke dalam bahasa standar dalam kehidupan masyarakat korea dan akan menitikberatkan pembahasan penelitian pada salah satu jenis karya sastra yaitu lagu dari Deulgukhwa, band legendaris Korea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahasa populer apa saja yang telah distandarisasikan menjadi bahasa standar dalam kumpulan lagu band Deulgukhwa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa dalam kumpulan lagu band Deulgukhwa terdapat bahasa populer, yaitu ~고프다(~gopheuda-ingin), ~말아, ~말아라, ~말아요 (~mara, ~marara, ~marayo-jangan) dan 푸르르다 (phureureuda-biru) yang kini telah distandarisasikan oleh Pemeritah Korea Selatan melalui sebuah Institusi Nasional Bahasa Korea atau 국립국어원 (guknibgugowon), Institusi yang membuat sebuah kebijakan akan perubahan bahasa populer menjadi bahasa standar. Hal ini dilakukan, supaya masyarakat Korea tidak perlu merasa khawatir atau salah akan berbahasa yang baik dan benar.

This journal is a study that discusses the changing of popular language into standard language in the life of Korean society and will focus on the discussion of research on one type of literary work namely the song from Deulgukhwa, the legendary Korean band. The purpose of this study is to find out which popular language that have been standardized into standard language in the collection of Deulgukhwa band song. The research method used is a qualitative descriptive research method. The results of this study found that in the Deulgukhwa band song there are popular languages, namely ~고프 (~gopheuda-Ingin), ~ 말아, ~말아라, ~말아요 (~ mara, ~ marara, ~ marayo-Jangan) and 푸르르다 (phureureuda -biru) which has now been standardized by the South Korean Government through a Korean National Institution or 국립국어원 (Guknibgugowon), an institution that makes a policy of changing popular languages into a standard language. This is done so that the Korean people do not need to feel worried or wrong in speaking right."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Agnes Mariska
"Penelitian ini membahas mengenai penggunaan konjungsi -neunde/(eu)nde - 는데/(으)ㄴ데 dalam novel Ommareul Buthakhae <엄마를 부탁해>. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan makna serta pola penggunaan konjungsi-neunde/(eu)nde -는데/(으)ㄴ데 dalam novel Ommareul Buthakhae <엄마를 부탁해>. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa penggunaan konjungsi-neunde/(eu)nde -는데/(으)ㄴ데 dalam novel Ommareul Buthakhae <엄마를 부탁해> bersifat tidak terbatas dan menunjukkan makna kontras dan latar belakang dalam kalimat.

This thesis discusses about the usage of conjunction -neunde/(eu)nde - 는데/(으)ㄴ데 in novel Ommareul Buthakhae <엄마를 부탁해>. This research uses qualitative method with descriptive analysis design. This research has purpose to explain the meaning and usage pattern of conjunction -neunde/(eu)nde -는데/(으)ㄴ데 in novel Ommareul Buthakhae <엄마를 부탁해>. Based on the result of research, found that usage of conjunction -neunde/(eu)nde - 는데/(으)ㄴ데 in novel Ommareul Buthakhae <엄마를 부탁해> is unlimited and shows contrast and background meaning in the sentence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pelangi Ratna Hidayat
"Masa penjajah Jepang bagi para penulis dan seniman Korea memang merupakan masa kelam. Mereka secara langsung tidak dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui hasil karya mereka. Memang pada jaman tersebut baik sastrawan maupun seniman sering menjadi penderitaan, kekejaman Jepang, kebencian akan Jepang sebagai tema inspirasi mereka dalam berkarya meski mayoritas penulis menjadikan hal-hal tersebut terdapat pula penulis yang mengambil tema inspirasi yang berbeda. Adapula jenis puisi murni (sun-su si) yang dikaryakan atas keindahan, rasa kasih sayang dan lain sebagainya. Di mana tema – tema tersebut tentu jauh berbeda dibandingkan dengan puisi yang ada. Salah satu puisi yang bertemakan keindahan dan cinta ialah karya Kim Yong Rang yang berjudul . Melalui studi ini penulis bermaksud menganalisis tema dan gaya bahasa dari puisi ini.

The Japanese invasion in South Korea was indeed acknowledged as the dark times for writers across the country. Korean writers couldn’t directly express their actual feeling through their works. Many of them used agony, cruelty that happened during the Japanese invasion, also they used hatred to the Japanese itself as their theme of inspiration in making their work of artistry. Although in some cases writers had also used other themes that were the opposite of it. There was also a pure poem (sun-su si) whereas this style of poetry was made with beauty, love, and other cheerful theme as the soul of the poem itself. One of the example from this style of poetry is Yong-Rang Kim’s poem called . Through this study the theme and the literature metaphor will be analyzed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Pratiwi Wate
"Puisi merupakan pemikiran dan ekspresi dari diri penyair baik itu tersirat maupun tersurat. Sama halnya dengan puisi Sanyuhwa yang ditulis oleh Kim Sowol. Sekilas puisi ini hanya bertemakan keindahan alam yang menggunakan lambang-lambang seperti gunung, bunga, dan burung. Akan tetapi, ketika dianalisa melalui pendekatan semiotik Riffaterre, dihasilkan kesimpulan bahwa puisi Sanyuhwa ini bukanlah sekadar puisi tentang keindahan alam melainkan terdapat makna tentang siklus kehidupan di dalamnya. Terlebih lagi ketika dilakukannya analisis hubungan intertekstual puisi dengan sejarahnya yang menyimpulkan bahwa puisi Sanyuhwa ini menggambarkan sejarah, peristiwa, dan apa yang dirasakan oleh masyarakat Korea pada tahun 1920-an. Dilakukannya analisis puisi ini agar masyarakat tidak lagi memandang puisi hanya sebagai kata kiasan semata.

Poetry is an expression and self thought of poet , either express or implied. Similarly, the Sanyuhwa's poem written by Kim Sowol. Overview, the poetry is just the natural beauty theme that uses symbols such as mountains, flowers, and birds. However, when analyzed through a Riffaterre's semiotic approach, Sanyuhwa resulting conclusion that the poetry is not simply a poem about the beauty of nature, but there is a sense of the cycle of life in it. Even more, when doing analyzes intertextual relationship of poetry to history, Sanyuhwa conclude that the poem describes the history, events, and what is perceived by the people of Korea in the 1920's. Analysis of this poem is done, so that people no longer think of poetry only as a mere figure of speech.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ihsan
"[ABSTRAK
Jurnal ini menjelaskan tentang metode ceramah dalam pengajaran bahasa korea yang digunakan pada program preeliminary training BNP2TKI Ciracas jakarta timur. Pembahasan ini mencakup kemahiran menulis dan kemahiran mendengar. Penelitian ini dilakukan pada peserta preeliminary training gelombang 294 kelas D. Metode kualitatif digunakan sebagai pendukung dalam menganalisis data yang diperoleh. Hasil deskripsi ini merupakan deksripsi mengenai metode dua kemahiran bahasa Korea serta penjabaran tingkat pemahaman seluruh peserta.

ABSTRACT
This paper describes about the Korean language teaching lecture methods used in Preliminary TrainingBNP2TKI Ciracas, East Jakarta. The discussion includes writing skills and listening skill. This study wasconducted on cycle 294 Class D. The qualitative methods are used as support in analyzing the data. The result of this paper describes the two methods of Korean language as well as the description of the understanding level of all participants., This paper describes about the Korean language teaching lecture methods used in Preliminary TrainingBNP2TKI Ciracas, East Jakarta. The discussion includes writing skills and listening skill. This study wasconducted on cycle 294 Class D. The qualitative methods are used as support in analyzing the data. The result of this paper describes the two methods of Korean language as well as the description of the understanding level of all participants.]"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fionna Aulya Listiyono
"ABSTRAK
Pemelajaran bahasa asing sudah menjadi kebutuhan di era global ini. Dalam proses pemelajaran bahasa asing tersebut, pelajar sering melakukan kesalahan baik secara lisan maupun tulisan. Kesalahan ini dapat terjadi karena adanya perbedaan secara linguistik antara bahasa pertama dan bahasa asing tersebut. Hal ini juga terjadi pada mahasiswa program studi Bahasa dan Kebudayaan Korea sebagai pemelajar bahasa Korea. Dalam hal ini, pemelajar bahasa Korea sering melakukan kesalahan penggunaan josa (partikel). Hal ini dapat disebabkan karena dalam bahasa Indonesia tidak terdapat partikel sehingga membuat pemelajar merasa kesulitan dalam penggunaannya. Namun, kesalahan dalam berbahasa harus dicegah dengan cara meningkatkan kompetensi dalam berbahasa asing. Penelitian ini membahas kesalahan penggunaan josa yang sering dilakukan oleh pemelajar bahasa Korea tersebut.

ABSTRACT
Foreign language education has been a necessity for some people in this global era. On the process of learning foreign language, student must have made an error not only in speaking but also in writing. The error can be happened because of lingustic differences between first language (L1) and foreign language (L2). It also occured to student of Korean Language and Culture as they are learning Korean language. In this context, these students often make error in using josa (particle). It is because there is no josa (particle) using in Indonesian langaugae, thus the students have a hard time in the usage of josa. In the other hand, error must be prevented by increasing a competence of using foreign language. This journal elaborates the error of josa usage which is often done by the student of Korean language."
2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dhania Astrini Wijayanti
"ABSTRAK
Tteok atau kue beras merupakan salah satu makanan tradisional Korea. Tteok merupakan makanan tradisional yang tidak terlepas dari kehidupan masyarakat Korea. Selain dikonsumsi sebagai makanan ringan, tteok juga dikonsumsi saat perayaan-perayaan penting seperti dol, honrye, dan charye. Muculnya tteok dalam perayaan dol, honryae, dan charye juga memiliki peran penting bagi orang yang merayakannya dan tamu yang datang. Jurnal ini memaparkan makna tteok dalam perayaan tradisional Korea yaitu dol, honrye, dan charye serta simbol budaya tteok bagi masyarakat Korea. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data. Berdasarkan hasil analisis terhadap makna yang ada dalam tteok di perayaan dol, honrye, dan charye, maka makna tteok dalam perayaan-perayaan tersebut yaitu, tteok adalah untuk berbagi, tteok adalah doa dan harapan, dan tteok adalah kenangan.

ABSTRACT
Tteok or rice cake is one of Korean traditional food. Tteok is a traditional food that can not be separated from the Korean society. Besides consumed as a snack, tteok is also consumed during Korean ceremony. We will see tteok as an important and meaningful food to be served on ceremonies such as dol, honrye, and charye. The availability of tteok in the celebration of the ceremony of dol, honrye, and charye has an important meaning for people who celebrate the ceremony and guests who come and served with tteok. This journal exposes the meaning of tteok in traditional Korean ceremony that is dol, honrye, and charye and also tteok is one of traditional food as cultural symbol for Korean society. This journal used qualitative research methods with data collection techniques. Based on analysis for a meaning of tteok in celebration of dol, honrye, and charye, the meaning of tteok on those three kinds of celebrations is, tteok is to share, tteok is a prayer and hope, also tteok is memories to remind."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jovanka Gusti Ardiansyah
"ABSTRAK
Jurnal berjudul ldquo;Adegan-Adegan Train to Busan Sebagai Simbol Kolektivisme Korea rdquo; ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena di dalamnya dijelaskan mengenai makna-makna kolektivisme yang terkandung dalam adegan-adegan film Train to Busan dilihat dari perspektif semiotik pragmatis. Data dalam penelitian ini adalah film Korea Selatan ldquo;Train to Busan rdquo; besutan sutradara Yeon Sang-ho. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana budaya kolektivisme yang telah mengakar pada bangsa Korea direpresentasikan melalui adegan-adegan film Korea modern. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu para pembacanya memahami adegan-adegan dalam film Train to Busan sebagai simbol kolektivisme bangsa Korea.

ABSTRACT
THE SCENES OF TRAIN TO BUSAN AS THE SYMBOLS OF KOREAN COLLECTIVISM AbstractThe journal entitled The Scenes of Train to Busan as the Symbols of Korean Collectivism uses a qualitative research method because it describes the meaning of collectivism contained in scenes of the Train to Busan movie from the perspective of pragmatic semiotics. The data in this study is a South Korean movie Train to Busan made by director Yeon Sang ho. The purpose of this study is to explain how the culture of collectivism that has been rooted in the Korean nation is represented through scenes of modern Korean movie. The result of this study is expected to help the readers to understand the scenes of ldquo Train to Busan rdquo as the symbols of collectivism of Korean people.Keywords semiotic, collectivism, Train to Busan "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Novianti
"Jurnal ini membahas tentang makna simbolis ornamen dalam pakaian kerajaan Joseon. Penelitian ini tentangpakaian kerajaan Joseon yang digunakan oleh raja dan ratu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuimakna simbolis ornamen dalam pakaian kerajaan Joseon. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif,serta teori tanda dan simbol. Penelitian dimulai dengan mencari sumber-sumber. Penelitian ini menemukansimbol dalam pakaian kerajaan Joseon. Ornamen tersebut adalah naga, gunung, hwacung, cangkir, tanaman air,api, beras, kapak, busur, matahari, bulan, bintang, harimau dan moran. Ornamen paling banyak digunakan dalampakaian kerajaan Joseon adalah naga.

This journal discusses about the simbolic meaning of ornaments in the royal dress of Joseon Kingdom. Thisresearch is about the royal dress of Joseon Kingdom that used by kings and queens. The purpose of this researchis to know the symbolic meaning of ornaments in the royal dress of Joseon Kingdom. This research usesqualitative descriptive method along with the theory of signs and symbols. The reaserch begin by looking forsources. This research found ornaments in the royal dress of Joseon Kingdom. The ornaments are dragon,mountain, hwacung, cup, water plant, fire, rice, axe, bow, sun, moon, stars, tiger, and moran.Ornament that mostused the royal dress of Joseon Kingdom is dragon.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrie Muhammad
"ABSTRAK
Diskriminasi merupakan sebuah penyimpangan sosial yang sering terjadi didalam masyarakat. Dalam masyarakat Korea, sering sekali terjadi diskriminasi. Banyak hal menyebabkan diskriminasi dalam masyarakat korea, salah satunya tentang ras dan suku bangsa. Hal ini karena masyarakat korea, merupakan masyarakat yang homogen, sehingga mereka sering mengaggap bahwa mereka adalah ras yang superior. Sehingga ketika mereka melihat ras dan suku bangsa lain, mereka merasa bahwa ras dan suku bangsa yang lain tidak ada apa-apanya. Dengan teori alih kode dan diskriminasi, jurnal ini akan membahas tentang diskriminasi yang terjadi di Korea melalui lirik lagu karya Yoon Mi-Rae.

ABSTRACT
Discrimination is a social aberration that often occurs in society. In Korean society, discrimination often occurs. Many things cause discrimination in Korean society, one of them is about race and ethnicity. This is because Korean society is a homogeneous society, so they often assume that they are a superior race. So when they see other races and etchics, they feel that other races and ethics are nothing. With code transfer and discrimination theory, this journal will discuss about discrimination happening in Korea through the lyrics of a song created by Yoon Mi Rae."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>