Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Piet Darmawan
"Tesis ini membahas motif konvergensi IFRSs di Indonesia dan bagaimana dampaknya terbadap kebijakan perpajakan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem perekononomian dunia didominasi oleh sistem kapitalisme global yang heroirikan pergerakan modal uang yang bebas, lintas batas dan mernberi peluang investasi portofolio lebih berkembang dari FDI. Kebutnban untuk mengalirkan ataupun mendapatkan modal lintas batas akhimya mendorong terwujudnya IFRSs sebagai standar akuntansi global. Konvergensi IFRSs di Indonesia merupakan sebuah kenyataan global yang tidak bisa dihindarkan dan bukan sebnah opsi karena status pelaku dalam lingkuagan masyarakat ekonomi global sekaligns konseknensi keanggotaan dalam organisasi intemasional yang mendakung konvergensi. Kebijakan otoritas pajak untuk merespon konvergensi IFRSs seharusnya berkaitan dengan fungsi budgetair dan regulerend bagi perekonomian nasional.

The concern of this study is about IFRSs convergence motive in Indonesia and its impact to tax policy. The study uses qualitative method research and descriptive design approach. The findings show that world economic system is dominated by global capitalism system that identic with the free movement of capital and give portfolio investment a chance to rise faster than foreign direct investment. A need to flow or get borderless capital finally encourage lFRSs as global accounting standard, lFRSs convergence in Indonesia is an unavoidable global reality. It was not an option because Indonesia is an actor in global economic society and its consequence as member of international organizations that support IFRSs convergence. Tax authority policy to respon IFRSs convergence should be related with budgetair and regalerend function fur national economy."
Lengkap +
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T33674
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlia Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perbedaan tarif pajak antar negara terhadap penggunaan praktik transfer pricing dan thin capitalization untuk penghindaran pajak perusahaan. Penelitian ini juga menguji pengaruh karakteristik sistem perpajakan negara terhadap penggunaan praktik transfer pricing dan thin capitalization. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menguji praktik transfer pricing dalam konteks makro atau hanya menguji transaksi penjualan, penelitian ini menguji transaksi yang lebih komprehensif, yaitu penjualan, pembelian, biaya jasa manajemen, dan pendapatan jasa manajemen ke pihak berelasi. Penelitian atas praktik thin capitalization dilakukan pada transaksi utang dan piutang berbunga jangka panjang ke pihak berelasi. Penelitian ini mengambil sampel anak perusahaan multinasional di 10 negara berkembang Asia pada periode 2010-2014. Sampel yang dipilih adalah perusahaan yang memiliki kepemilikan asing minimal 20% dan tidak memiliki anak  perusahaan atau hanya memiliki anak perusahaan lokal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan pajak antar negara mendorong penggunaan praktik transfer pricing pada transaksi pembelian, biaya jasa manajemen, dan pendapatan jasa manajemen namun tidak terbukti pada transaksi penjualan. Penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa perbedaan pajak antar negara dapat mendorong penggunaan praktik thin capitalization pada transaksi utang berbunga jangka panjang. Hal ini kemungkinan karena perusahaan menggunakan skema back to back loan atau parallel loan dalam melakukan pinjaman sehingga pinjaman dari pihak berelasi tidak bisa ditelusuri. Pada penelitian ini, penelusuran atas transaksi piutang berbunga jangka panjang menunjukkan bahwa hanya 2% dari observasi memiliki nilai transaksi piutang lebih besar daripada nol yang kemungkinan disebabkan perusahaan menggunakan skema back to back loan atau parallel loan sehingga pemberian piutang ke pihak berelasi tidak dapat terdeteksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem Worldwide Income terbukti dapat memperlemah penggunaan praktik transfer pricing pada mayoritas transaksi yaitu transaksi penjualan, pembelian, dan biaya jasa manajemen, namun tidak terbukti mencegah praktik thin capitalization pada transaksi utang berbunga jangka panjang. Aturan specific anti-avoidance rule (SAAR) untuk transfer pricing terbukti meningkatkan efektifitas penegakan hukum pajak dalam mencegah praktik transfer pricing pada transaksi penjualan, namun tidak terbukti pada transaksi pembelian, biaya jasa manajemen, dan pendapatan jasa manajemen. Aturan specific anti-avoidance rule untuk thin capitalization tidak terbukti mencegah praktik thin capitalization. Penegakan hukum pajak yang tinggi terbukti membuat aturan SAAR menjadi lebih efektif mencegah praktik transfer pricing pada transaksi penjualan dan pembelian, namun tidak terbukti pada transaksi jasa manajemen. Aturan general anti-avoidance rule (GAAR) tidak terbukti memperlemah praktik transfer pricing dan thin capitalization.

This study aims to examine the effect of tax rate differences on transfer pricing and thin capitalization practices for corporate tax avoidance. This study also examined the effect of the characteristics of the taxation system on the use of transfer pricing and thin capitalization practices. In contrast to previous studies that tested the practice of transfer pricing in the macro context or only testing sales transactions, this study examined in more comprehensive transactions, namely sales, purchases, management service fee, and management service revenues to related parties. Research on the practice of thin capitalization is carried out on long-term interest-bearing loan and receivables transactions to related parties. This study takes a sample of multinational subsidiaries in ten Asian developing countries over a period of 2010-2014. The sample selected are companies that have at least 20% foreign ownership and does not have a subsidiary or only has a local subsidiary.
The results show that the tax differences between countries encourage the use of transfer pricing practices in purchase, management service fee, and management service revenue transactions but are not proven in sales transactions. This study cannot prove that tax differences between countries encourage the use of the practice of thin capitalization in long-term interest-bearing loan transactions. This is probably because the company uses a back to back loan or parallel loan scheme in giving loans so that loans from related parties cannot be traced. In this study, tracing of long-term interest receivable transactions shows that only 2% of observations have the value of transaction receivables greater than zero, which may be caused by the company using a back to back loan or parallel loan scheme so that the receivables from related parties cannot be detected.
The results show that the worldwide income system is proven to weaken the use of transfer pricing practices in the majority of transactions, namely sales, purchase, and management service fees, but it is not proven to prevent the practice of thin capitalization in long-term interest-bearing debt transactions. The specific anti-avoidance rule (SAAR) for transfer pricing is proven to increase the effectiveness of tax law enforcement in preventing transfer pricing practices in sales transactions, but not proven in purchasing transactions, management service fees, and management service revenues. The specific anti-avoidance rule for thin capitalization is not proven to prevent the practice of thin capitalization. High tax enforcement is proven to make SAAR rules more effective in preventing the transfer pricing practice in sales and purchase transactions, but not proven in management services transactions. The general anti-avoidance rule (GAAR) is not proven to weaken the practice of transfer pricing and thin capitalization."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2560
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianwicaksih Arieftiara
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kontinjen fit antara strategi bisnis dan
ketidakpastian lingkungan, dan efeknya pada penghindaran pajak perusahaan.
Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji peran Efektivitas Pengawasan Dewan
Komisaris (BME) atas kontinjen fit antara strategi bisnis dan ketidakpastian
lingkungan, dan perannya dalam pengaruh kontinjen fit strategi bisnis terhadap
Penghindaran Pajak Perusahaan. Penelitian ini mengembangkan ukuran baru yaitu
ukuran Penghindaran Pajak dan Indeks Ketidakpastian Lingkungan yang terbukti
secara statistik lebih baik dibandingkan ukuran lain.
Menggunakan data dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
untuk periode 2009-2012, studi ini menemukan bahwa dalam kondisi yang tidak
pasti, kemungkinan perusahaan memilih strategi prospector lebih tinggi dari
probabilitas memilih strategi analyzer. Namun studi ini tidak berhasil
menunjukkan bahwa probabilitas perusahaan memilih strategi defender lebih
tinggi dibandingkan probabilitas memilih strategi analyzer. Penelitian ini juga
menemukan bahwa perusahaan yang cenderung memilih strategi prospector pada
kondisi yang sangat tidak pasti (kontinjen fit antara strategi prospector dan
ketidakpastian lingkungan) memiliki tingkat penghindaran pajak yang lebih tinggi
dibandingkan dengan analyzer dan defender.
Selain itu, dalam ketidakpastian lingkungan yang tinggi, tingkat
penghindaran pajak strategi defender lebih rendah daripada strategi analyzer.
Selanjutnya, studi ini juga menemukan bahwa ketidakpastian lingkungan
memiliki korelasi yang signifikan dan positif dengan tingkat penghindaran pajak.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa BME memiliki efek positif, tidak hanya
pada kontinjen fit antara strategi dan ketidakpastian lingkungan, tetapi juga pada
pengaruh kontinjen fit prospector terhadap penghindaran pajak dibandingkan
dengan analyzer dan defender. Oleh karena itu, temuan ini menunjukkan bahwa
pilihan strategi yang fit dengan ketidakpastian lingkungan dapat mempengaruhi
tingkat penghindaran pajak perusahaan

ABSTRACT
This study aims to examine the contingent fit between business strategy and
environmental uncertainty, and its effect on corporate tax avoidance. This study
also aims to examine the role of Board Monitoring Effectiveness (BME) on
contingent fit between business strategy and environmental uncertainty, and its
role on the relation of contingent fit of business strategy to Corporate Tax
Avoidance. This study develops new measures of Tax Avoidance and
Environmental Uncertainty Index, that statistically better than other measures.
Using data from Indonesian listed companies for the period from 2009 to
2012, this study finds that under highly uncertain conditions, the probability of
companies favoring prospector strategy is higher than the probability of choosing
analyzer strategy. The study fails, however, to demonstrate that the probability of
a firm choosing the defender strategy is higher than the probability of selecting
analyzer strategy. The study also finds that companies inclined to pursue the
prospector strategy under highly uncertain conditions (contingent fit between
prospector strategy and environmental uncertainty) have a higher level of tax
avoidance than that of the analyzer and defender strategies.
Moreover, in a highly uncertain environment, the defender strategy
precipitates a lower level of tax avoidance than the analyzer strategy.
Furthermore, the study also finds that environmental uncertainty has a significant
and positive correlation with the level of tax avoidance. This study reveals that
BME has positive effect, not only, on the contingent fit between strategy and
environmental uncertainty, but also on the effect of contingent fit between
business strategy with environmental uncertainty on tax avoidance of prospector
relative to the analyzer and defender. Therefore, the findings suggest that a
strategy choice that fits with environmental uncertainty could affect the level of
corporate tax avoidance"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2017
D2038
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianwicaksih Arieftiara
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji kontinjen fit antara strategi bisnis dan ketidakpastian lingkungan, dan efeknya pada penghindaran pajak perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji peran Efektivitas Pengawasan Dewan Komisaris BME atas kontinjen fit antara strategi bisnis dan ketidakpastian lingkungan, dan perannya dalam pengaruh kontinjen fit strategi bisnis terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan. Penelitian ini mengembangkan ukuran baru yaitu ukuran Penghindaran Pajak dan Indeks Ketidakpastian Lingkungan yang terbukti secara statistik lebih baik dibandingkan ukuran lain. Menggunakan data dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2012, studi ini menemukan bahwa dalam kondisi yang tidak pasti, kemungkinan perusahaan memilih strategi prospector lebih tinggi dari probabilitas memilih strategi analyzer. Namun studi ini tidak berhasil menunjukkan bahwa probabilitas perusahaan memilih strategi defender lebih tinggi dibandingkan probabilitas memilih strategi analyzer. Penelitian ini juga menemukan bahwa perusahaan yang cenderung memilih strategi prospector pada kondisi yang sangat tidak pasti kontinjen fit antara strategi prospector dan ketidakpastian lingkungan memiliki tingkat penghindaran pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan analyzer dan defender.Selain itu, dalam ketidakpastian lingkungan yang tinggi, tingkat penghindaran pajak strategi defender lebih rendah daripada strategi analyzer. Selanjutnya, studi ini juga menemukan bahwa ketidakpastian lingkungan memiliki korelasi yang signifikan dan positif dengan tingkat penghindaran pajak. Penelitian ini mengungkapkan bahwa BME memiliki efek positif, tidak hanya pada kontinjen fit antara strategi dan ketidakpastian lingkungan, tetapi juga pada pengaruh kontinjen fit prospector terhadap penghindaran pajak dibandingkan dengan analyzer dan defender. Oleh karena itu, temuan ini menunjukkan bahwa pilihan strategi yang fit dengan ketidakpastian lingkungan dapat mempengaruhi tingkat penghindaran pajak perusahaan.

This study aims to examine the contingent fit between business strategy and environmental uncertainty, and its effect on corporate tax avoidance. This study also aims to examine the role of Board Monitoring Effectiveness BME on contingent fit between business strategy and environmental uncertainty, and its role on the relation of contingent fit of business strategy to Corporate Tax Avoidance. This study develops new measures of Tax Avoidance and Environmental Uncertainty Index, that statistically better than other measures.Using data from Indonesian listed companies for the period from 2009 to 2012, this study finds that under highly uncertain conditions, the probability of companies favoring prospector strategy is higher than the probability of choosing analyzer strategy. The study fails, however, to demonstrate that the probability of a firm choosing the defender strategy is higher than the probability of selecting analyzer strategy. The study also finds that companies inclined to pursue the prospector strategy under highly uncertain conditions contingent fit between prospector strategy and environmental uncertainty have a higher level of tax avoidance than that of the analyzer and defender strategies.Moreover, in a highly uncertain environment, the defender strategy precipitates a lower level of tax avoidance than the analyzer strategy. Furthermore, the study also finds that environmental uncertainty has a significant and positive correlation with the level of tax avoidance. This study reveals that BME has positive effect, not only, on the contingent fit between strategy and environmental uncertainty, but also on the effect of contingent fit between business strategy with environmental uncertainty on tax avoidance of prospector relative to the analyzer and defender. Therefore, the findings suggest that a strategy choice that fits with environmental uncertainty could affect the level of corporate tax avoidance.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Hizazi
"Penelitian ini bertujuan mengetahui eksistensi persistensi penghindaran pajak, determinan persistensi penghindaran pajak, pengaruh persistensi penghindaran pajak terhadap persistensi laba, pengaruh persistensi penghindaran pajak terhadap kualitas akrual, dan peran moderasi tata kelola pada mengaruh persistensi pajak terhadap persistensi laba dan kualitas akrual. Studi dilakukan menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di bursa efek di lima negara di Asia Tenggara, dari tahun 2000-2014. Penelitian ini mengajukan ukuran baru dalam penghindaran pajak yaitu ukuran persistensi penghindaran pajak jangka panjang.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan eksistensi persistensi penghindaran pajak sebesar 24,19% dari sampel yang dipilih. Hasil menunjukkan bahwa variabel di tingkat perusahaan yang berpengaruh terhadap persistensi penghindaran pajak adalah total aset, sementara leverage, capital intensity dan inventory intensity tidak berpengaruh berpengaruh terhadap persistensi penghindaran pajak. Sedangkan variabel di tingkat negara hanya kejelasan aturan perpajakan yang signifikan mempengaruhi persistensi penghindaran pajak. Persistensi penghindaran pajak berpengaruh negatif terhadap persistensi laba dan kualitas akrual. Hasil penelitian berhasil membuktikan bahwa tata kelola menurunkan pengaruh persistensi penghindaran pajak terhadap persistensi laba. Tetapi peran moderasi tata kelola tidak signifikan pada pengaruh persistensi penghindaran pajak terhadap kualitas akrual.

This study aims to determine the existence of persistence of tax avoidance, determinants of persistence of tax avoidance, effect of persistence of tax avoidance on earnings persistence, effect of persistence of tax avoidance on accrual quality, and moderation role of corporate governance in the effect of persistence of tax persistence on earnings persistence and accrual quality. The study was conducted using a sample of companies listed on the stock exchanges in five countries in Southeast Asia, from 2000-2014. This study proposes a new measure of tax avoidance which is a measure of persistence of long-term tax avoidance. The results of this study show the existence of persistence of tax avoidance of 24.19% of the selected sample. The results show that the variable at the company level that affects the persistence of tax avoidance is total assets, while leverage, capital intensity and inventory intensity have no effect on the persistence of tax avoidance. Whereas variables at the country level are only clarity of tax rules that significantly affect the persistence of tax avoidance. The persistence of tax avoidance negatively affects earnings persistence and accrual quality. The results of the study proved that corporate governance reduces the effect of persistence of tax avoidance on earnings persistence. But the role of corporate governance moderation is not significant in influencing the persistence of tax avoidance on accrual quality."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D2443
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabar Warsini
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, kualitas audit, dan kualitas penerapan corporate governance negara terhadap hubungan antara pelaporan keuangan agresif dengan pelaporan pajak agresif, serta konsekuensi ekonomisnya. Dengan menggunakan data cross country mencakup perusahaan publik yang terdaftar pada bursa efek di 11 negara di kawasan Asia, penelitian ini menemukan bahwa pelaporan keuangan agresif berhubungan positif dengan pelaporan pajak agresif dan bersifat timbal balik, temuan ini mengindikasikan bahwa manajemen perusahaan tidak lagi menghadapi trade off antara keduanya. Kecenderungan pelaporan agresif tersebut dipengaruhi oleh faktor karateristik perusahaan dan karakteristik lingkungan institusional. Kepemilikan keluarga, kualitas audit, dan kualitas penerapan corporate governance negara terbukti memperlemah hubungan positip timbal balik antara pelaporan keuangan agresif dengan pelaporan pajak agresif. Kepemilikan institusional hanya memperlemah hubungan positif pelaporan keuangan agresif terhadap pelaporan pajak agresif, tetapi tidak signifikan memperlemah hubungan positif pelaporan pajak agresif terhadap pelaporan keuangan agresif. Pengujian konsekuensi ekonomis diperoleh hasil bahwa pelaporan keuangan agresif berpengaruh positif terhadap biaya modal ekuitas dan biaya modal utang, sedangkan pelaporan pajak agresif hanya signifikan berpengaruh positif terhadap biaya modal ekuitas, tetapi tidak signifikan berpengaruh terhadap biaya modal utang. Dengan mempertimbangkan faktor karakteristik perusahaan, terbukti bahwa kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, kualitas audit memperlemah pengaruh positif pelaporan keuangan agresif baik terhadap biaya modal ekuitas maupun biaya modal utang. Berkaitan dengan pelaporan pajak agresif hanya kepemilikan institusional yang signifikan memperlemah pengaruh positif pelaporan pajak agresif terhadap biaya modal ekuitas dan biaya modal utang, sedangkan faktor lainya tidak signifikan. Penelitian ini belum bisa membuktikan peran kualitas penerapan corporate governance pasar terhadap konsekuensi ekonomis dari pelaporan agresif.

This research aims to investigate the influence of family ownership, institutional ownership, audit quality, and the quality of market corporate governance toward the relationship between aggressive financial and tax reporting, and their economic consequences. Using cross-country data of public listed companies from 11 countries in Asia, this study finds that aggressive financial reporting is associated positively with aggressive tax reporting and is reciprocal, indicating that managers may no longer face a trade-off between the two. It is evident that managers have conducted aggressive financial and tax reporting simultaneously for the reposting period. This simultaneous aggressive reporting is influenced by the control of families, institutional investors, audit quality, and the quality of corporate governance country level. Family ownership, audit quality, and the quality of market corporate governance have proven to weaken positive reciprocal relation between aggressive financial and tax reporting. Institutional ownership only weakens positive aggressive financial reporting relations on aggressive taxation reporting, but do not significantly weaken positive aggressive tax reporting relation on aggressive financial reporting. The economic consequence test showed that aggressive financial reporting positively influences the cost of equity capital and the cost of debt, whereas aggressive tax reporting only positively influences the cost of equity capital, and insignificantly influences cost of debt. By considering the characteristics of the company, it is proved that family ownership, institutional ownership, audit quality weaken positive influence of aggressive financial reporting on the both of cost of equity capital and cost of debt. In regard to aggressive tax reporting, only the institutional ownership is proved to weaken positive influence of aggressive tax reporting on the both of cost of equity capital and cost of debt, while other factors are not significant. This study has not been able to prove the effect of the quality of market corporate governance upon the economic consequences of aggressive reporting."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2018
D2543
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aisyah Rachmawati
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang memengaruhi tingkat komplementer agresivitas pelaporan keuangan dan pajak, serta menguji konsekuensi ekonomisnya terhadap biaya modal utang. Penelitian ini mempertimbangkan keberagaman cost dan benefit yang dihadapi oleh perusahaan ketika menyusun laporan keuangan dan pajak secara agresif pada saat yang bersamaan. Penelitian ini mengestimasi hubungan tersebut dengan two-stage estimator method. Dengan menggunakan sampel yang terdiri dari 8.529 perusahaan-tahun dari 15 negara yang berada di kawasan Asia Timur dan Eropa pada periode pengamatan 2014-2016, penelitian ini menemukan bahwa semakin tinggi book-tax conformity dan semakin kuat law enforcement di suatu negara, perusahaan cenderung memiliki tingkat komplementer agresivitas pelaporan keuangan dan pajak yang rendah, karena tingkat kemungkinan risiko terdeteksi (cost) yang dihadapi oleh perusahaan semakin tinggi.
Penelitian ini juga menemukan bahwa perusahaan yang menghadapi kendala keuangan cenderung memiliki tingkat komplementer agresivitas pelaporan keuangan dan pajak yang tinggi, karena perusahaan tersebut akan mendapatkan benefit ketika memutuskan untuk agresif dalam pelaporan keuangan dan pelaporan pajaknya. Adanya tax benefit berupa kompensasi kerugian dapat memperkecil kecenderungan perusahaan yang menghadapi kendala keuangan untuk memiliki tingkat komplementer agresivitas pelaporan keuangan dan pajak yang tinggi. Namun demikian, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa book-tax conformity, law enforcement, dan corporate governance berpengaruh terhadap hubungan antara kendala keuangan perusahaan dan tingkat komplementer agresivitas pelaporan keuangan dan pajak.
Hasil ini mengindikasikan bahwa karakteristik perusahaan dan negara dapat memengaruhi keputusan manajer dalam menyusun laporan keuangan dan pajak secara agresif pada saat bersamaan atau tidak. Terakhir, penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat komplementer agresivitas pelaporan keuangan dan pajak, semakin tinggi biaya modal utang.

The purposes of this study are to examine the factors affecting the complementary level of financial and tax aggressiveness, and to examine the impact on cost of debt. This study considers the diversity of cost and benefit faced by firms when presenting financial and tax reporting aggressively at the same time. This study estimates these relationships with two-stage estimator method. Using 8.529 firm-year samples in East Asia and Europe from 2014 to 2016, this study finds that firms from countries with higher book-tax conformity and stronger law enforcement tend to engage in a lower complementary level of financial and tax aggressiveness, because they will face a higher level of detection risk (cost).
This study also finds that firms with financial constraint tend to engage in a higher complementary level of financial and tax aggressiveness, because they will derive significant benefit from aggressive financial and tax reporting activities. Tax benefit in the form of tax loss carryforward can reduce the tendency of firms with financial constraint to engage in a higher complementary level of financial and tax aggressiveness. However, this study cannot prove that book-tax conformity, law enforcement, and corporate governance influence the relationship between financial constraint and complementary level of financial and tax aggressiveness.
These results suggest that firm and country characteristics influence managers decisions to present financial statements and tax reporting aggressively at the same time or not. Finally, this study shows that the higher complementary level of financial and tax aggressiveness, the higher cost of debt.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
D2711
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hartanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak perbedaan karakter CSR Inti dan CSR Umum terhadap kinerja keuangan masa datang perusahaan dan agresivitas pelaporan perusahaan dalam bentuk manajemen laba dan penghindaran pajak agresif. Termasuk didalamnya efek moderasi aktivitas agresif pelaporan terhadap kinerja keuangan masa datang perusahaan. Digunakan 1.214 data observasi dalam kurun waktu 2013-2014 dari perusahaan publik pada dua negara ASEAN, Indonesia dan Malaysia. Pengukuran skor CSR menggunakan koding Clarkson modifikasi yang dikembangan dari koding Clarkson (2008).
Hasil analisis memperlihatkan terjadi peningkatan pengungkapan CSR selama dua tahun pengamatan. Tingkat pengungkapan CSR di Indonesia lebih tinggi dibandingkan di Malaysia. Perusahaan di kedua negara lebih rendah mengungkapkan CSR Inti ketimbang CSR Umum. Perusahaan Malaysia lebih detil dalam mengungkapkan isu sosial sementara perusahaan Indonesia lebih detil dalam mengungkapkan isu lingkungan hidup. Tingkat pengungkapan biaya pengeluaran CSR lebih rendah di Malaysia ketimbang di Indonesia. Karakter CSR Inti memiliki sifat keunggulan kompetitif yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan masa datang perusahaan, baik berbasis pasar maupun akuntansi. Hal ini dibuktikan dengan bukti CSR Inti juga memiliki muatan etis yang mampu mengurangi pengaruh negatif aktivitas agresif manajemen laba dan agresivitas perusahaan. Pengaruh CSR Umum terhadap kinerja keuangan perusahaan adalah positif. Namun demikian ditenggarai bersifat pencitraan dan kamuflase. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengaruh positif terhadap aktivitas agresivitas pelaporan manajemen laba dan penghindaran pajak agresif. Penelitian ini juga membuktikan terdapat ambiguitas pemangku kepentingan terhadap CSR sehingga tercipta efek Halo yang mengaburkan muatan pencitraan/kamuflase CSR Umum di kedua negara.

This study aims to determine the impact of different CSR characters: Core CSR and Generic CSR on the company's future financial performance, the aggressiveness of the reporting companies in the form of earnings management and aggressive tax avoidance. Research also want to see CSR role in moderating the negative effects of corporate reporting aggressive to the future financial performance of the company. There are 1,214 observation data for the period 2013-2014. Public companies from the two countries of ASEAN: Indonesia and Malaysia is used as sample. This study used content analysis approach for CSR score measurements. The source of CSR information is company's annual report. The coding used is Clarkson modification which is developed from Clarkson (2008) in this research. Estimation hypothesis testing was done with a panel data approach.
The results show an increase in CSR disclosure during the two years of observation. CSR disclosure level in Indonesia is higher than in Malaysia. Companies in both countries have a lower CSR core`s disclosure in general. than the disclosure for CSR core. The Malaysian company is more detail in expressing social issues while the Indonesian company is more detail in disclosing environmental issues. Disclosure for CSR expenses in Malaysia is lower than in Indonesia. The research proves the character of CSR core possess the characterisic of competitive advantages that are able to contribute positively to the future financial performance of companies, both market-based and accounting. While CSR generic has imaging properties so that the positive effect on the company`s financial performance. CSR core also has a characteristic charge of ethic so that can reduce the negative effects of aggressive earnings management activity and tax aggressiveness of the company. While CSR generic has a proven camouflage trait hence give the positive effect on earnings management activity reporting aggressiveness and aggressive tax avoidance. Research shows there is an ambiguity of stakeholders on CSR so as to create Halo effect that blurs the charge imaging/camouflage General CSR."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2667
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library