Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Suryati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S33522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asril
"Dalam konsep WTU dikedepankan bahwa wilayah- wilayah yang terletak pada ketinggian 0 sampai 7 meter dpi. merupakan wilayah rawa dan endapan dengan air tanah tawar terbatas. Wilayah 7 sampal 25 meter dpi. merupekan wilayah pemusatan penduduk dan memiliki air tanah tawar banyak. (Sandy, 1982; Depdagri, 1983)
Salah satu penyebab keterbatasan air tanah tawar di wilayah ketinggian 0 sampai 7 meter dpi. tersebut adalah intrusi air laut yang menyebabkan air tanah menjadi payau/asin (Ruili, 1987; PAM Jaya, 1929) Bila melihat kemampuan PAM Jaya yang saat ini baru mampu melayani 60 persen dari kebutuhan penduduk, maka adanya pemakaian air gerobak di wilayah wilayah dengan ketinggian 0-7 meter dpl.
Sehubungan dengan hal tersebut, masaiah yang dibahas adalah:
1. Bagairnana pola distribusi pemakai air gerobak di DKI Jakarta?
2. Bagaimana kaitan antara distribusi pemakai air gerobak dengan wilayah pelayanan PAM, wilayah intrusi air laut, kepadatan penduduk dan kepadatan sumur artesis yang digunakan oleh industri, perdagangan dan jasa ? "
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwanda
"Geomorfologi mempelajari relief muka bumi melalui klasifikasi dan pemeriannya (Lobeck, 1939). R.A- van Zuidam melakukan analisis terrain secara geomorfologi ditinjau dari 3 aspek, yaitu jenis relief, genesis dan jenis batuan genesis, A.J. Pannekoek menggolongkan fisiografi pulau Jawa dalam 3 zona, yaitu zona Utara, Tengah dan Selatan- Wilayah kompleks gunung api Danau termasuk zona fisiografi Utara yang merupakan wilayah lipatan. Van Bemmelen menyatakan, bahwa wilayah kompleks gunung api Danau merupakan bagian sisi Barat zona Bogor yang telah memperlihatkan perbedaan dengan garis-garis fisiografi tipe Jawa. Kompleks gunung api ini pusatnya disebut kaldera Danau (kepundan atau gunting api Danau). Bagian puncak gunung api ini mula-mula tinggi, bukan ditenggelamkan melainkan tepinya sendiri yang rendah mempunyai lereng luar yang landai dengan bagian dalam tebing yang terjal serta mengelilingi danau yang hanya sebagian saja berisi air, terletak pada ketinggian hanya beberapa meter (90 m) di atas permukaan laut- Dalam pada itu beberapa sisa-sisa yang tidak teratur dari gunung-gunung api yang lebih tua ini muncullah dari lereng sebelah luar sejumlah gunung-gunung api, beberapa di antaranya menutup bagian selatan tepi kepundan. Yang terbesar adalah gunung Karang (1778 m) dengan kerucutnya yang teratur dan mudah dikenal. (Pannekoek, Outline of the Geomorphology of Java, p- 318-319)
Tujuan penelitian ini ingin melihat unit-unit kompleks gunung api Danau dan aspek aliran sungainya tiap unit geomorfologi. Adapun permasalahan yang hendak dibahas, terdiri dari
1. Unit-unit geomorfologi apa yang dijumpai di kompleks gunung api Danau ?
2. Bagaimana bentuk-bentuknya yang masih nampak sekarang ?
3. Bagaimana pola aliran dan kerapatan aliran sungainya tiap unit geomorfologi "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rasyid
"Jumlah kendaraan bermotor yang ada di DKI Jakarta terus meningkat dan akan terus meningkat pada masa yang akan datang. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor tentu akan diikuti peningkatan kebutuhan bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Karena pelayanan pengisian bahan bakar yang paling aman adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), maka makin meningkat pula kebutuhan akan keberadaan SPBU. Tingginya pertumbuhan kendáraan bermotor di DKI Jakarta telah menuntut ketersediaan dari SPBU. Pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak SPBU yang kewalahan dalam melayani semua kendaraan bermotor yang ada di DKI Jakarta. Apabila tidak adanya keseimbangan antara permintaan dan pelayanan seperti di atas maka akan menimbulkan pengecer balm bakar liar.
Menurut sensus Ekonomi tahun 1986 di DKI Jakarta, di Jakarta Timur konsentrasi pedagang eceran merupakan yang terbesar di Jakarta, termasuk salah satunya adalah SPBU dan pengecer bahan bakar liar.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang diajukan adalah sebagai berikut: 1.Di mana letak dan distribusi Pengecer Baban Bakar Liar pada daerah penelitian tahun 1986-1996? 2. Faktor apa saja yang mendukung terbentuknya wilayah distribusi Pengecer Bahan Bakar Liar tersebut?
Pada sampel peneitian yang dilakukan pada dua tempat di Kotamadya Jakarta Timur, dapat ditarik kesimpulan untuk semua daerah penelitian, bahwa jumlah kendaran umum dan sepeda motor yang lewat serta tidak terdapatnya SPBU pada sebuah ruas jalan, ditambah lagi dengan antrian pada saat pengisian bahan bakar akan mendorong pengecer báhan bakar liarnya iebih berpotensi untuk tumbuh di sepanjang ruas jalan tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Darmawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S33653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subur Kurniawan
"Tanah dalam arti ruang mempunyai kedudukan yang strategis bagi kehidupan manusia,
terutama untuk pembangunan.Salah satu bentuk pembangunan itu adalah pembangunan
dibidang pertanian, baik oleh pemerintah, swasta maupun perorangan.Transniigrasi
lazimnya diartikan sebagai kegiatan sehubungan dengan tanaman pangan, sehubungan
dengan itu kualitas tanah yang dicari adalah yang baik untuk tanaman pangan dan
penetapan suatu daerah transmigrasi hams benar-benar dinilai kemampuan
tanahnya.Keberhasilan suatu daerah transmigrasi mengakibatkan peningkatan jumlah
penduduk.
Penggunaan tanah tidak statis melainkan berkembang kearah peningkatan kualita dan
peningkatan luas, karena jumlah manusia meningkat. Pengaruh tekanan penduduk dapat
meningkatkan teknologi pertanian di suatu daerah, misalnya merubah tanah alang-alang
menjadi sawah.
Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Panaragan Jaya dan UPT Mulyo Kencono secara
administrasi masuk ke dalam wilayah Kecamatan Tulang Bawang Tengah, sedangkan UPT
Kartasari masuk wilayah Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Lampung Utara.
Ketiga UPT mi memiliki persamaan yaitu kondisi fisik yang relatif sama, penempatan
penduduk pada waktu sama, yaitu pada tahun 1974 dan penyerahan UPT kepada
pemerintah daerah pada tahun yang sama pula, yaitu tahun 1981.
Masalah dalam penelitian mi adalah bagaimana pola perubahan penggunaan tanah di tiga
UPT tahun 1981 dan tahun 1996, dan bagaimana persamaan dan perbedaan dal pola
perubahan penggunaan tanah di tiga UPT tersebut tahun 1981 dan tahun 1996 ? (Pola
perubahan yang dilihat adalah sejauh 5 km dari pusat UPT dari tiap-tiap UPT)
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pola penggunaan tanah di UPT Panaragan Jaya
relatif tidak mengalami perubahan, yaitu didominasi oleh penggunaan tanah tegalan.
Sedangkan di UPT Mulyo Kencono mengalami perubahan dan penggunaan tanah tegalan
menjadi sawah sampai dengan 3 km dari pusat UPT. Di UPT Kartasani mengalami
perubahan penggunaan tanah padang menjadi sawah. Persamaan dari penubahan penggunaan tanah pertanian di tiga UPT adalah pada
penggunaan, tanah perkebunan yang mengalami peningkatan luas: Sedangkan dan
persentase penggunaan tanah intensif (sawali dan tegalan) makin jauh dan pusat UPT
persentase relatif makin. berkurang. Perbedaan perubahan penggunaan tanah terdapat pada
perubahan luas perkebunan dan sawah. Peningkatan jumlah penduduk, kepadatan, dan
persentasejumlah petani sejalãn dengan peningkatan penggunaan tanah pertanian"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustiar Hamdani O`bany
"ABSTRAK
Kiasifikasi ataupun penggolongan bentuk muka burnt merupakan salah satu cara untuk
mernpermudah dalarn memberikan gambaran muka buini dan sebenarnya merupakan sebuah
proses yang berlangsung secara terus menerus. Terlepas dart kiasifikasi mana yang balk, mudah
diterapkan dan dimengerti, semuanya itu mempunyai tujuan yang sarna, yaitw bermaksud
menyederhanakan bentuk perrnukaan burnt yang sangat kompleks menjadi unit-unit yang
memiliki kesarnaan dalam sifat dan perwatakannya. Berbagai tulisan balk menurut Pannekoek,
Beinmelen maupun Sandy rnenyebutkan bahwa daerah panelitian secara fisiografi umurn berada
pada wilayah depresi berupa cekungan, barisan pegunungan vulkartik serta wilayah lipatan
selatan dan lipatan utara,
Dengan latar belakang dan tujuan yang telah diuraikan, permasalahan yang dibahas pada
penelitian mi adalah:
Unit - Unit Geomorfologi apa saja yang terdapat pada Daerah Tasikmalaya dan Sekitarnya?
Untuk menjawab permasalahan di atas, digunakan berbagai pendekatan dan sistem kiasifikasi
yang telah ada dengan mellhat berbagai aspek geornorfologi, terutama sangat ditekankan
kepada aspek morfologi dan aspek morfogenesis, sehingga dthasilkan wilayah bentukan asal dan
unit-unit geornorfologi daerah penelitian yang disertai uraian deskriptif setiap unit
geomorfologi.
Dengan melihat serta membandmgkan adanya keterkaitan dan berbagai aspek geomorfologi
daerah penelitian, terdapat 5 (lima) bentukan asal yang mempengaruhi adanya perbedaan
bentuk muka burnt. Ke-5 bentukan asal tersebut adalah:
1. Wilayah Bentukan Asal Fluvial
2. Wilayah Bentukan Asal Denudasi - Degradasi
3. Wilayah Bentukan Asal Struktural
4. Wilayah Bentukan Asal Vulkanik
5. Wilayah Bentukan Asal Karstik - Eksokarst dan Endokarst
Pada daerah penelitian, proses denudasi hanya dipengaruhi oleh proses degradasi yang terdapat
di sebelah selatan dan barat taut Tasikmalaya dan di beberapa tempat di sebelah timur taut
Ciaxnis, dirnana pengikisan dan pengangkutan sangat dorninan pada masa sekarang. Untuk
wilayah bentukan asal Karstik, pada penelitian ku dikelompokkan kedalam dua bagian, yaltu;
bentukan karstik-eksokarst berupa bentukan karstik permukaan di sebelah selatan dan barat
daya Tasikxnalaya dan bentukan karstik-endokarst, yaitu; bentukan karstik bawah permukaan
berupa Gua batugamping yang berada di sebelah selatan Tasikrnalaya dalarn lingkungan Unit
Lereng dan Perbukitan Karstik Terkikis.
Dalarn pengelompokkan unit-unit geomorfologi, dikelornpokkan kedalarn dua bagian, yakni:
unit-unit geomorfologi dan detil unit geomorfologi, dengan dasar pertimbangan bahwa detil unit
geomorfologi sangat ditekankan pada keberadaan satu unit geornorfologi sebagal sebuah proses
dalant rnenghasilkan tipe-tipe betuk muka bumi yang tidak tertampung pada sekala peta yang
digunakan.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomi Suharso
"Mata air adalah titik dimana air tanah keluar sebagai aliran permukaan. Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya mata air, yaitu ; karakteristik hidrologi permukaan terutama topografi, kelulusan batuan, formasi dan struktur geologinya. Kabupaten Wonogiri merupakan wilayah yang termasuk kering dan sulit untuk mendapatkan air, terutama pada saat musim kemarau seperti tahun ini, sehingga dibangun waduk serba guna Gajah Mungkur yang selain fungsi utamanya sebagai pengendali banjir kota Solo dan sekitarnya, juga digunakan untuk PLTA serta sebagai waduk irigasi untuk wilayah kabupaten sekitarnya. Masalah yang dikemukakan pada penelitian ini adalah bagaimana persebaran mata air di Kabupaten Wonogiri pada musim kemarau tahun 1997 ? Analisa dilakukan dengan menggunakan metode superimpose peta antara peta persebaran mata air dengan peta fisik wilayah { peta ketinggian, peta lereng, peta hidrologi dan peta geologi).
Dengan hasil yang diperoleh adalah mata air terbanyak pada wilayah penelitian terdapat pada kelas ketinggian 100 - 300 m, pada kelas lereng 2-15 %, pada daerah hidrologi dengan akifer produktif setempat-setempat ( keterusan sangat beragam ) serta pada daerah geologi endapan vulkanik terdiri dari tufa, lahar, breksi dan lava andesit sampai basal, kelulusan sedang hingga tinggi tergantung banyaknya celah-celah. Jumlah mata air terkecil terdapat pada kelas ketinggian 600 m dan lebih, pada kelas lereng 40 % dan lebih, pada daerah hidrologi dengan akifer berproduktifitas tinggi serta pada daerah geologi alluvium endapan rawa, danau dan daratan berbutir kasar hingga sedang dengan sisipan lempung."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S33622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laju Gandharum
"Hujan sangat penting artlnya bagi masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat petanL Ketersediaan air bagi usaha pertanian tradisional bersumber dari air hujan. Sehingga kelangsungan usaha pertanian tesebut tergantung pada keberadaan hujan. Di Indonesia terutama wilayah Indonesia bagian Barat jumlah hujan rata-rata cukup banyak, tetapi yang sering menjadi pertanyaan bagi petani adalah "kapan musim hujan itu tiba?".
Sehubungan dengan hal di atas maka masalah yang di kemukakan adalah sebagai berikut 1) Bagaimana pola permulaan datangnya musim hujan clan awal tanam padi sawah tadah hujan di DAK Brantas? 2) Bagaimana hubungan antara datangnya musim hujan clan waktu tanam padi sawah tadah hujan di DAK Brantas?
Metode yang digunakan dalam menjawab pertanyaan di atas adaiah :
1) Menghitung awal musim hujan dengan cara de Boer untuk setiap stasiun dari tiga bulan basah (CH ^t 200 mm) pertama yang diperkirakan sebagai permulaan musim hujan. Yaltu dengan cara satu bulan pada bulan basah tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) dasarian 10 hari pertama, 10 hari kedua clan 10 hari ketiga. Jika 10 tari pertama pada bulan basah tersebut curah hujannya telah mencapai minimal 50 mm, maka 10 hari pertama tersebut dinyatakan sebagai awal musim hujan. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan harlan dari tahun 1991 sampal tahun 1995 pada 47 stasiun yang tersebar di DAK Brantas bersumber dari Perum Jasa Tirta Malang dan BMG Jawa Timur. Setelah awal musim didapat maka dibuat peta pola awat musim hujannya.
2) Menentukan awal tanam padi dilakukan dengan survei lapang pada wilayah sampel sesuai pola awal musim hujannya di beberapa wilayah sawah tadah hujan di DAK Brantas, menggunakan GPS handheld sebagai alat penentu posisi global di bumi clan metode tanya jawab dengan petani. Sawah yang diteliti adalah jenis sawah tadah hujan. Dari survel didapat kapan awal tanam padi pada masing-masing wilayah sawah di DAK Brantas, kemudian dibuat peta pola awal tanam padinya.
3) mengkorelasikan antara permulaan musim hujan dengan permulaan tanam padi dengan cara menampalkan antara peta pola awal musim hujan dengan peta pola awal tanam padi di DAK Brantas.
Hasil penelitian tentang musim hujan clan waktu tanam padi di DAK Brantas ml sebagal berikut: Awal musim hujan di DAK Brantas pada tahun 1991 - 1995 dimulai pada 10 hari ketiga Oktober (0 III), 10 hari pertama November (N I), 10 harm kedua November (N II), dan 10 hari ketiga November (N III). Pola awal musim hujannya sebagai berikut; bagian Barat clan Selatan dari DAK Brantas datangnya musim hujan lebih awal dibandingkan dengan bagian Tengah, Utara dan Timur-nya.
Awal tanam padi pada jenis sawah tadah hujan di DAK Brantas di mulai pada 10 han pertama November (N I), 10 hari kedua November (N II) clan 10 had ketigà November (N III). Dan pola awal tanam padmnya adalah sebagai benikut ; wilayah sawah-sawah tadah hujan yang terletak di bagian Barat Daya dan Tengah DAK Brantas tanam padinya Iebih awal dibandingkan wilayah Timur Laut-nya.
Ditinjau dari sisi waktu maka ada hubungan yang kuat antara awal musim hujan dan awal tanam padi di DAK Brantas, dimana pada sawah tadah hujan jika musim hujan telah tiba maka para petani memuiai tanarn :padi, atau dapat dikatakan awal tanam padi mengikuti awal datangnnya musim hujan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S33824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>