Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siahaan, Joseph Edward Timothy
Abstrak :
Kota Bogor berpotensi dalam wisata sejarah. Beragamnya peristiwa bersejarah yang terjadi di Kota Bogor pada masa lalu ditambah keberadaan tujuh zona pusaka didalamnya membuat Kota Bogor memiliki banyak objek wisata sejarah. Objek wisata sejarah Kota Bogor masing-masing memiliki perbedaan tingkat daya tarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata sejarah di Kota Bogor berdasarkan zona pusaka melalui fasilitas wisata dan aksesibilitas serta mengetahui hubungan antara tingkat daya tarik objek wisata sejarah di Kota Bogor dengan karakteristik dan jangkauan wisatawan. Metode yang digunakan adalah analisis spasial deskriptif disertai tabulasi silang (crosstab) untuk mencari hubungan antara tingkat daya tarik objek wisata sejarah dengan karakteristik dan jangkauan wisatawan. Objek Wisata Sejarah di Kota Bogor sebagian besar merupakan monumen dan museum yang tersebar pada zona pemerintahan kolonial. Hanya satu objek wisata sejarah pada masa Kerajaan Pakuan Pajajaran. Tingkat daya tarik objek wisata sejarah berdasarkan fasilitas primer, fasilitas sekunder, fasilitas kondisional, dan aksesibilitas di Kota Bogor terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Tingkat daya tarik objek wisata sejarah di Kota Bogor berdasarkan fasilitas dan aksesibilitasnya sebagian besar berada pada kelas sedang. Dari seluruh objek wisata sejarah yang berada di Kota Bogor berdasarkan karakteristik wisatawannya didominasi oleh karakteristik wisatawan dengan rekan wisata kelompok (rombongan) dan pekerjaan pelajar/mahasiswa. Berkaitan dengan jangkauan wisatawan, objek wisata sejarah di Kota Bogor secara garis besar memiliki jangkauan wisatawan yang berada pada kelas jangkauan tinggi. Hubungan tingkat daya tarik objek wisata sejarah terhadap jangkauan wisatawan di Kota Bogor berbeda-beda. Terdapat objek wisata yang memiliki tingkat daya tarik tinggi dengan jangkauan wisatawan yang tinggi dan sedang. Adapun objek wisata dengan tingkat daya tarik rendah memiliki jangkauan wisatawan yang sedang dan rendah. Kemudian, dari karakteristik wisatawannya, objek wisata sejarah di Kota Bogor dengan tingkat daya tarik tinggi, sedang, dan rendah masing-masing memiliki karakteristik wisatawan yang mendominasi adalah kelompok pelajar/mahasiswa. Sehingga tingkat daya tarik tidak mempengaruhi karakteristik wisatawan dari setiap objek wisata sejarah.  Maka tingkat daya tarik suatu objek wisata sejarah tidak selalu mempengaruhi tingkat jangkauan wisatawan dan karakteristik wisatawan. ......Bogor city has the potential for historical tourism. The various historical events that occurred in the city of Bogor in the past coupled with the existence of seven heritage zones in it make the city of Bogor have many historical attractions. Each historical tourism object in Bogor City has a different level of attractiveness. This study aims to determine the level of attractiveness of historical tourist objects in Bogor City based on heritage zones through tourism facilities and accessibility and to determine the relationship between the level of attractiveness of historical tourist objects in Bogor City and the characteristics and reach of tourists. The method used is descriptive spatial analysis accompanied by cross-tabulation to find the relationship between the level of attractiveness of historical tourism objects and the characteristics and reach of tourists. Historical tourism objects in Bogor city are mostly monuments and museums which are scattered in the colonial government zone. Only one historical tourist attraction during the Pakuan Pajajaran Kingdom. The level of attractiveness of historical tourism objects based on primary facilities, secondary facilities, conditional facilities, and accessibility in Bogor City is divided into 3 levels, namely high, medium and low. Based on the facilities and accessibility, the level of attractiveness of historical tourism objects in Bogor City is mostly in the moderate class. Of all the historical tourist objects located in Bogor City, based on the characteristics of the tourists, it is dominated by the characteristics of tourists with group tourism partners (groups) and student work. Concerning the reach of tourists, historical attractions in Bogor City broadly have the reach of tourists who are in the high-reach class. The relationship between the level of attractiveness of historical tourism objects and the reach of tourists in Bogor City varies. There are tourist objects that have a high level of attractiveness with a high and moderate reach of tourists. As for tourist objects with a low level of attractiveness, the reach of tourists is medium and low. Then, from the characteristics of tourists, historical tourist objects in Bogor City with high, medium, and low levels of attractiveness each have the characteristics of tourists who dominate student groups. So that the level of attractiveness does not affect the tourist characteristics of each historical tourist attraction. So the level of attractiveness of a historical tourist attraction does not always affect the level of tourist outreach and tourist characteristics.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Dzakiyya Zahrah
Abstrak :

Berdasarkan Instruksi Presiden No. 13 Tahun 1976 mengenai Jabotabek (Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi) yang menyatakan bahwa wilayah Kota Bogor adalah salah satu kota penyangga (hinterland area). Kecamatan Cibinong, Kecamatan Bojonggede, dan Kecamatan Sukaraja adalah kecamatan yang termasuk dalam inner fringe Kota Bogor. Kecamatan tersebut juga memiliki jumlah penduduk terbanyak dan persentase lahan terbangun tertinggi jika dibandingkan dengan kecamatan lain yang termasuk dalam inner fringe Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dinamika perkembangan wilayah pinggiran Kota Bogor dari tahun 2009-2019 yaitu dengan menganalisis perkembangan permukiman dan keterkaitan keberadaan pusat kegiatan ekonomi dengan perkembangan permukiman. Dalam penelitian ini, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan data citra satelit Landsat yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis spasial temporal untuk mengetahui kepadatan bangunan 2009-2019, serta data penggunaan lahan yang selanjutnya digunakan untuk analisis deskriptif untuk mengetahui perkembangan lahan permukiman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk perkembangan permukiman yang terjadi di wilayah ini sebagian besar adalah bentuk extension dan infill yang pada umumnya terjadi pada wilayah wilayah yang lokasinya dekat dengan pusat kegiatan. Bentuk extension dan infill paling banyak terjadi di Kecamatan Cibinong, sedangkan bentuk leapfrog paling banyak terjadi di Kecamatan Sukaraja. Bentuk leapfrog ditandai dari adanya pembangunan permukiman di wilayah yang didominasi dengan bentuk kenampakan lahan pedesaan. Keterkaitan antara keberadaan pusat kegiatan ekonomi dengan perkembangan permukiman paling terlihat signifikan di sekitar Pusat Kegiatan Ekonomi Pakansari disebabkan kegiatan komersial dan elemen permukiman di kawasan ini paling beragam. Di sekitar Pusat Kegiatan Ekonomi Cilebut dan Bojonggede juga mengalami perkembangan permukiman, namun perkembangan ini tidak hanya dipengaruhi akibat keberadaan kegiatan ekonomi tetapi adanya faktor dari jalur transportasi ......Based on Presidential Instruction No. 13 of 1976 regarding Jabotabek (Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi) which states that the area of Bogor City is one of the buffer cities (hinterland area). Cibinong District, Bojonggede District, and Sukaraja District are sub-districts that are included in the inner fringe of Bogor City. This sub-district also has the largest population and the highest percentage of built-up land when compared to other sub-districts that are included in the inner fringe of Bogor City. This study aims to examine the dynamics of development in the suburbs of Bogor City from 2009-2019, namely by analyzing the development of settlements and the link between the existence of centers of economic activity and the development of settlements. In this study, data processing was carried out using Landsat satellite imagery data which will then be analyzed using spatial-temporal analysis to determine building density 2009-2019, as well as land use data which will then be used for descriptive analysis to determine residential land development. The results of this study indicate that most of the forms of settlement development that occur in this region are extension and infill forms which generally occur in areas that are located close to the center of activity. Extension and infill forms are most common in Cibinong District, while leapfrog forms are most common in Sukaraja District. The leapfrog form is marked by the existence of settlement development in areas dominated by the appearance of rural land. The connection between the existence of CBD and settlements developments is seen around the Pakansari CBD because it has most diverse of commercial activities and settlement elements. The Cilebut CBD and Bojonggede CBD are also occur settlement developments, but this development is not only influenced by the existence of economic activities but also by factors from transportation routes.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tristan Dimastyo Ramadhan
Abstrak :
Kawasan pedesaan merupakan wilayah yang kerap kali terlupakan dalam pembahasan pembangunan. Saat ini, pemanfaatan teknologi geospasial telah digunakan untuk berbagai sektor. Salah satu metode yang paling umum adalah pengamatan melalui penginderaan jauh. Penginderaan jauh kerap kali digunakan dalam pengamatan pembangunan suatu wilayah. Penelitian ini memanfaatkan penginderaan jauh untuk mengamati pembangunan di Kabupaten Sumedang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola spasial dari suhu permukaan di Kabupaten Sumedang pada tahun 2007, 2013, 2017, dan 2022 serta korelasi antara suhu permukaan darat tersebut dengan tutupan lahan berdasarkan indeks spektral (NDVI, NDWI, dan EBBI). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra dari Landsat-5 TM, Landsat-8 OLI/TIRS, dan Landsat-9 OLI-2/TIRS-2. Citra didapatkan dan diolah menggunakan Google Earth Engine dan divalidasi dengan menggunakan data lapangan. Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata suhu di daerah penelitian secara konstan mengalami peningkatan sejak tahun 2007 hingga 2022. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2017 ke 2022, suhu meningkat hingga 4,41℃. terdapat tiga jenis tutupan lahan yang mengalami kenaikan LST yang signifikan yaitu lahan terbuka, lahan pertanian, dan lahan terbangun. Berdasarkan analisis yang dilakukan pola spasial LST di daerah penelitian terdapat 3 jenis sebaran yaitu terpusat, menyebar dan memanjang. LST menunjukan korelasi yang sedang dengan EBBI dan NDWI, sedangkan terdapat korelasi negatif dengan NDVI. NDVI memiliki korelasi negatif yang kuat dengan EBBI dan NDWI. Selanjutnya, NDWI dan EBBI menunjukan angka korelasi sebesar 0,816. Hal ini memiliki arti adanya korelasi positif yang kuat antara NDWI dan EBBI. ......Rural areas are areas that are often forgotten in development discussions. Currently, the utilization of geospatial technology has been used for various sectors. One of the most common methods is observation through remote sensing. Remote sensing is often used in observing the development of an area. This research utilizes remote sensing to observe development in Sumedang Regency. The purpose of this study was to analyze the spatial pattern of surface temperature in Sumedang Regency in 2007, 2013, 2017, and 2022, as well as the correlation between land surface temperature and land cover based on spectral indices (NDVI, NDWI, and EBBI). The data used in this study are images from Landsat-5 TM, Landsat-8 OLI/TIRS, and Landsat-9 OLI-2/TIRS-2. The image is processed using the Google Earth Engine and validated using field data. The results of this study are that the average temperature in the study area has constantly increased from 2007 to 2022. The most significant increase occurred from 2017 to 2022. The temperature increased to 4.41℃. Three types of land cover experienced a significant increase in LST, namely bare land, agricultural, and built-up. Based on the analysis carried out by the LST spatial patterns in the study area, there are 3 types of distribution, namely centralized, disperse and linear. LST shows a moderate correlation with EBBI and NDWI, while there is a negative correlation with NDVI. NDVI has a strong negative correlation with EBBI and NDWI. Furthermore, NDWI and EBBI show a correlation number of 0.816. This means that there is a strong positive correlation between NDWI and EBBI.

 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Faiz Mutiara Sari
Abstrak :
Kecamatan Duren Sawit merupakan kecamatan yang memiliki kasus positif virus COVID-19 terbanyak dan terhitung sampai saat ini. Hal ini menjadikan penduduk yang tinggal di dalamnya perlu memperhatikan pergerakannya ketika beraktivitas di luar tempat tinggalnya, termasuk dalam kegiatan berbelanja kebutuhan pangan. Dalam memilih lokasi belanja kebutuhan pangannya, penduduk memiliki pilihan tersendiri termasuk yang berkaitan dengan pencegahan penularan virus COVID-19 yang masih mewabah. Penetapan pilihan tersebut merupakan proses pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen dalam menghadapi pandemi COVID-19 sebagai hambatan dalam pemilihan lokasi belanja kebutuhan pangan berdasarkan karakteristik konsumennya, dan menganalisis perilaku keruangan yang terbentuk ketika berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan observasi lapangan dan wawancara mendalam melalui teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa preferensi konsumen berdasarkan karakteristik dan motivasinya, cenderung untuk memilih pasar tradisional sebagai lokasi belanja kebutuhan pangan sayur dan buah karena seringnya konsumen berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut. Serta perilaku keruangan yang terbentuk dalam menghadapi ancaman terpaparnya virus COVID-19 yang mewabah dalam kegiatan berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut antara lain adalah dengan berbelanja di bagian luar pasar, berbelanja dengan durasi waktu yang lebih cepat dari biasanya, dan berbelanja di waktu-waktu tertentu yang mereka anggap tidak ramai oleh pengunjung. ......Duren Sawit District is a district that has the most positive cases of the COVID-19 virus and has been counted to date. This makes the residents who live there need to pay attention to their movements when doing activities outside their house, including shopping for food needs. In choosing locations for their food needs, residents have their own choices, including those related to preventing the spread of the COVID-19 virus. Determining the choice is a decision-making process. This study aims to determine consumer preferences in dealing with the COVID-19 pandemic as a barrier in choosing location for food needs based on consumer characteristics, and to analyze the spatial behavior that is formed when shopping at their preferred shopping locations. This study used qualitative methods with field observations and in-depth interviews through purposive sampling techniques. The results of this study explain that consumer preferences based on their characteristics and motivation tend to choose traditional markets as the location for shopping for their vegetable and fruit food needs because consumers often shop at their preferred shopping locations. As well as spatial behavior that is formed in facing the threat of exposure to the COVID-19 virus in shopping activities at the shopping location that chosen before, there are including shopping outside the market, shopping with a shorter time than usual, and shopping at certain times that they consider not crowded with visitors.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Astuti Ratna Kusumadewi
Abstrak :
Merebaknya virus corona (COVID-19) telah menyebabkan gangguan pada pola perjalanan dan aktivitas mobilitas.  Namun demikian, hal tersebut berubah pada saat epidemi virus ini mulai menurun. Pada periode Omicron, orang dianggap sudah memahami upaya pengurangan penyebaran virus dan mayoritas penduduk juga telah divaksin. Dengan penerapan protocol kesehatan, pekerja yang sebelumnya melakukan WFH sudah diharuskan WFO kembali. Wilayah pelayanan transportasi yang baik adalah apabila memiliki moda transportasi umum lengkap dengan kualitas yang baik. Dengan tujuan untuk mengetahui pola pemilihan transportasi umum berdasarkan kualitas pelayanan transportasi umum, studi ini menggunakan data sekunder dari instansi yang mengelola transportasi umum, dan kuesioner guna mengetahui karakteristik pelaku perjalanan dengan tujuan perjalanannya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang, sedangkan analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perjalanan jarak pendek, responden tidak memperhatikan kualitas pelayanan moda transportasi, namun menggunakan moda transportasi yang paling mudah didapat. Pada perjalanan jarak sedang, responden memilih moda transportasi umum yang paling mudah dijangkau jaraknya, namun tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Untuk perjalanan jarak jauh, responden memilih moda dengan tarif yang murah, pelayanan yang baik dan dengan penerapan protocol kesehatan yang ketat. Kesimpulan menunjukkan bahwa wilayah dengan kualitas pelayanan moda transportasi terbaik tidak berarti memberikan lebih banyak pilihan.  Hal ini disebabkan karena pemilihan moda transportasi umum dipengaruhi oleh tujuan, penggunaan waktu dan jarak perjalanan, serta profil ekonomi responden. ......The outbreak of the coronavirus (COVID-19) has caused major disruptions to travel patterns and mobility activities. However, that situation changed when the epidemic of this virus began to decline. During the Omicron period, people considered to have understood more about this disease, and the majority of residents had been vaccinated. Therefore, by implementing the health protocol, workers who previously carried out Work From Home necessary to return to Work From Office. A good transportation service area is when it has complete public transportation modes of good quality. This study uses secondary data from agencies that manage public transportation, and questionnaires to determine the characteristics of travelers with their travel destinations. Data processing was carried out using cross-tabulations, while analysis was carried out using a spatial approach. The results showed that on short-distance trips, respondents not paying attention to the service quality of the transportation modes but used the most accessible. On medium-distance trips, respondents chose the public transportation mode that was the easiest to reach but still paid attention to the implementation of the health protocol. For long-distance trips, respondents choose a mode with low fares, good service, and the application of strict health protocols. The conclusion shows that the region with the best service quality of transportation modes does not necessarily provide more choices. The choice of public transportation mode is influenced by the destination, use of travel time and distance, as well as the economic profile of the respondent.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Puteri Naura
Abstrak :
Partikel PM2.5 dianggap sebagai salah satu polutan paling berbahaya sebab polutan ini dapat memicu berbagai permasalahan kesehatan, mulai dari peradangan saluran pernapasan hingga kematian dini. PM2.5 dihasilkan dari proses pembakaran pada kendaraan bermotor, pembangkit listrik tenaga batubara, hingga terbentuk di udara melalui reaksi kimia. Di Jakarta Selatan, sebagian besar polutan PM2.5 dihasilkan dari sektor transportasi akibat tingginya volume kendaraan yang bervariasi secara temporal. Disamping itu, vegetasi dianggap mampu mengurangi konsentrasi PM2.5 melalui penyebaran dan pengendapan partikelnya di daun. Dampak mengkhawatirkan dari PM2.5 menyebabkan pemantauan nilai PM2.5 di udara menjadi penting. Beberapa metode pemantauan yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan inventarisasi sumber pencemar dan sensor pemantau. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pola spasiotemporal nilai PM2.5 sektor transportasi di Jakara Selatan, dan kaitannya dengan kerapatan vegetasi. Metode yang digunakan untuk memetakan nilai PM2.5 adalah interpolasi kriging. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi kerapatan vegetasi menyebabkan nilai PM2.5 inventarisasi semakin rendah, sedangkan pengukuran PM2.5 sensor cenderung tidak mengikuti pola kerapatan vegetasi tertentu. PM2.5 inventarisasi juga menunjukkan nilai yang lebih tinggi pada hari kerja dibandingkan hari libur, sementara pengukuran PM2.5 sensor justru memberikan hasil yang berlawanan akibat pengaruh faktor meteorologis. ......PM2.5 particles are considered one of the most dangerous pollutants because they can trigger various health problems, ranging from inflammation of the respiratory tract to premature death. PM2.5 is produced from the combustion process in motorized vehicles, coal-fired power plants, and is formed by chemical reactions in the air. In South Jakarta, most PM2.5 pollutants are generated from the transportation sector due to the high volume of vehicles which varies temporally. Besides that, vegetation is considered capable of reducing PM2.5 concentrations through the dispersion and deposition of its particles on the leaves. The worrying impact of PM2.5 makes PM2.5 monitoring important. Several monitoring methods that can be done are by using pollutant sources inventory and monitoring sensors. Therefore, this study was conducted to analyze the spatiotemporal patterns of the transportation sector’s PM2.5 values in South Jakarta, and their relation to vegetation density. The method used in this research is kriging interpolation. The results show that the higher the vegetation density, the lower the inventory PM2.5 value, while the PM2.5 sensor measurements tend not to follow a particular pattern of vegetation density. Inventory PM2.5 also shows higher values on weekdays compared to weekends, while PM2.5 sensor measurements give opposite results due to meteorological factors’ influence. 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sardo Marganda Tamba
Abstrak :
Transportasi merupakan salah satu penunjang kehidupan sehari-hari. Pergerakan atau perpindahan manusia maupun barang tidak lepas dengan adanya transportasi. Transportasi adalah penghubung antar ruang untuk permintaan turunan. Bintaro Jaya merupakan salah satu kota mandiri di Indonesia yang secara administrasi terletak di Kota Tangerang Selatan dan Provinsi Banten. Shuttle bus Intrans Bintaro merupakan salah satu fasilitas transportasi yang disediakan oleh pihak pengelola Bintaro Jaya secara gratis untuk penghuni serta pengunjung wilayah Bintaro. Saat ini Intrans Bintaro merupakan salah satu transportasi publk yang beroperasi di Bintaro Jaya. Salah satu permasalahan yang didapatkan yaitu ada beberapa halte yang penempatannya tidak sesuai dengan potensi bangkitan dan tarikan penumpang. Penelitian ini menggunakanan 4 variabel yaitu jaringan jalan, penggunaan tanah, populasi, dan POI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan network analysis dan analisis spasial deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa beberapa POI yang berada di area Bintaro Jaya tercakup oleh aksessibilitas halte. Selain itu hasil yang ditemukan yaitu Halte STAN memiliki aksessibilitas terbesar, sedangkan Halte BXchange memiliki tingkat aksessibilitas terkecil. ......Transportation is one of the supports of everyday life. The movement or movement of people and goods cannot be separated from transportation. Transport is a link between spaces for derived requests. Bintaro Jaya is one of the independent cities in Indonesia which is administratively located in South Tangerang City and Banten Province. Shuttle bus Intrans Bintaro is one of the transportation facilities provided by the management of Bintaro Jaya free of charge for residents and visitors to the Bintaro area. Currently Intrans Bintaro is one of the public transportation in Bintaro. One of the problems found is that there are several bus stops whose placement is not in accordance with the potential for passenger generation and attraction. This research uses 4 variables, namely road network, land use, population, and POI. The method used in this study uses network analysis and descriptive spatial analysis. The results of this study indicate that several POIs in the Bintaro Jaya area are covered by bus stop accessibility. In addition, the results found are that the STAN bus stop has the greatest accessibility, while the BXchange bus stop has the smallest level of accessibility.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradilla Anggit Prameswari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses dan spasial dampak perkembangan geowisata Kawasan Geopark Karangsambung terhadap kondisi ekonomi masyarakat lokal di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah perkembangan geowisata dan kondisi ekonomi lokal. Pengumpulan data dilakukan melalu observasi, wawancara, dan studi pustaka. Pengolahan data dilakukan dengan membuat peta perkembangan geowisata, melakukan klasifikasi jenis rumah tangga, klasifikasi perubahan pendapatan rumah tangga, dan pembuatan klasifikasi untuk radius lokasi rumah informan terhadap pusat wisata. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) perkembangan geowisata ditandai dengan bertambahnya jumlah objek wisata dari atraksi wisata dan jumlah fasilitas sekunder wisata waktu ke waktu, 2) pertambahan dari fasilitas sekunder dan pertambahan atraksi pada geowisata di Kecamatan Ayah menjadi indikasi dalam perkembangan geowisata itu sendiri, 3) dampak ekonomi lokal yang ditimbulkan dari adanya perkembangan geowisata di Kecamatan Ayah berupa perubahan jenis rumah tangga dan perubahan pendapatan rumah tangga, dan 4) dampak dari perkembangan ini dilihat pada perubahan jenis rumah tangga yang mengarah pada jenis rumah tangga pariwisata. ......This study aims at analyzing the process and spatial impact of geotourism development of the Karangsambung Geopark Area on the economic condition of local communities in Ayah District, Kebumen Regency. This research used qualitative methods. The variables used in this study were the development of geotourism and local economic conditions. Data collection was carried out through observation, interviews, and literature studies. Data processing was carried out by making maps of geotourism developments, classifying household types, classifying changes in household income, and making classifications for the radius of the location of informants' houses against tourist centres. Data analysis techniques were carried out by descriptive analysis and spatial analysis. The results showed that 1) the development of geotourism was characterized by an increase in the number of attractions from tourist attractions and the number of secondary tourist facilities over time, 2) the increase in secondary facilities and attractions in geotourism in Ayah District was an indication of the development of geotourism itself, 3) the local economic impact arising from the development of geotourism in Ayah District in the form of changes in household types and changes in house income ladder, and 4) the impact of these developments was seen in changes in household types leading to tourism household types.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pristandini
Abstrak :
Industri kecantikan saat ini menjadi sebuah potensi pasar yang besar dalam bisnis, karena perawatan kecantikan telah menjadi sebuah kebutuhan yang dianggap penting untuk meningkatkan performa diri maka dijadikan momen bagi para pengusaha terutama pada sektor jasa untuk mendukung kehadiran klinik kecantikan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan perawatan kecantikan, termasuk di Kecamatan Cibinong. Perkembangan bisnis klinik kecantikan yang semakin pesat membuat klinik kecantikan perlu memperisapkan strategi, lokasi menjadi strategi utama untuk sukses. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi tersebut terhadap kesuksesan bisnis klinik kecantikan di Kecamatan Cibinong. Variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat kesuksesan ialah lama usaha, pencapaian BEP, dan jumlah pengunjung klinik kcentikan. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara observasi lingkungan klinik kecantikan dan wawancara kepada manajer atau pengelola klinik kecantikan. Hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa lokasi memiliki pengaruh terhadap tingkat kesuksesan bisnis klinik kecantikan. Klinik kecantikan yang berada di kelas jalan arteri dan di sekitar kawasan komersil, permukiman, dan perkantoran pemerintahan memiliki tingkat kesuksesan yang lebih sukses dibanding kelas jalan lokal dan di sekitar kawasan permukiman. Klinik kecantikan dengan karakteristik lokasi strategis untuk kecantikan klinik yang dilihat berdasarkan aksesibilitas, visibilitas, dan kondisi lingkungan bisnis yang tergolong tinggi dan memiliki fasilitas sangat lengkap dan tipe klinik kecantikan jenis perawatan sangat lengkap dan target pasar differentiated marketing (tipe 1) memiliki tingkat kesuksesan yang sukses. Sedangkan lokasi yang kurang strategis untuk kecantikan klinik yang dilihat berdasarkan aksesibilitas, visibilitas, dan lingkungan bisnis yang tergolong sedang dan memiliki fasilitas lengkap dan tipe klinik kecantikan dengan jenis perawatan lengkap dan target pasar concentrated marketing (tipe 4) memiliki tingkat kesuksesan yang kurang sukses. ......The beauty industry is currently a huge market potential in business, because beauty care has become a necessity that is considered important to improve self-performance, so it is used as a moment for entrepreneurs, especially in the service sector, to support the presence of beauty clinics in meeting people's needs for beauty care. including in Cibinong District. The rapid development of the beauty clinic business makes beauty clinics need to prepare a strategy, location being the main strategy for success. This research was conducted with the aim to determine the effect of the location on the success of the beauty clinic business in Cibinong District. The variables used to measure the level of success are length of effort, achievement of BEP, and the number of visitors to the clinic. Data collection in this study was carried out by observing the environment of the beauty clinic and interviewing the manager or manager of the beauty clinic. The results of this study can explain that location has an influence on the success rate of the beauty clinic business. Beauty clinics located in arterial road classes and around commercial, residential and government office areas have a higher success rate than local road classes and around residential areas. A beauty clinic with the characteristics of a strategic location for a beauty clinic as seen based on accessibility, visibility and business environmental conditions which are classified as high and have very complete facilities and a type of beauty clinic with a very complete type of care and a differentiated marketing target market (type 1) has a successful success rate. While the location is less strategic for a beauty clinic as seen based on accessibility, visibility and business environment which is classified as moderate and has complete facilities and the type of beauty clinic with a complete type of treatment and concentrated marketing target market (type 4) has a success rate that is less successful.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fathony
Abstrak :
Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahun, dengan Indonesia sebagai negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak. Pertumbuhan populasi yang cepat mengakibatkan masalah kurangnya ketersediaan lahan. Perubahan pemanfaatan ruang terutama di wilayah perkotaan mengakibatkan alih fungsi lahan dan perubahan tutupan lahan. Perubahan tutupan lahan mempengaruhi suhu permukaan darat. Penelitian ini mengamati perubahan tutupan lahan di Kabupaten Sumedang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengamati perubahan tutupan lahan yang terjadi di Kabupaten Sumedang tahun 2012, 2017, dan 2022, serta pengaruhnya suhu permukaan darat terhadap tingkat kenyamanan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit dari Landsat-7 ETM+, Landsat-8 OLI/TIRS, dan Landsat-9 OLI-2/TIRS-2 untuk memperoleh tutupan lahan, kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan, dan suhu permukaan darat; dan untuk data survey lapangan berupa suhu udara dan kelembaban relatif untuk mendapatkan tingkat kenyamanan. Pada penelitian ini pengolahan data yang dilakukan dengan metode random forest, NDVI, NDBI, dan Discomfort Index (DI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan tutupan lahan yang terjadi pada lahan terbangun menyebabkan peningkatan suhu permukaan darat sekitar 2-4 per tahun di Kabupaten Sumedang. Kenaikan suhu tersebut mempengaruhi pada tingkat kenyamanan yang semakin menurun. ......The world's population continues to increase every year, with Indonesia being the fourth most populous country. Rapid population growth leads to a lack of available land. Changes in land use, especially in urban areas, result in land conversion and land cover changes. Changes in land cover affect land surface temperature. This study examines land cover changes in Sumedang Regency. The objective is to observe the changes in land cover that occurred in Sumedang Regency in 2012, 2017, and 2022, as well as their influence on land surface temperature and comfort levels. Satellite imagery from Landsat-7 ETM+, Landsat-8 OLI/TIRS, and Landsat-9 OLI-2/TIRS-2 was used to obtain land cover, vegetation density, building density, and land surface temperature data. Field survey data, including air temperature and relative humidity, were collected to assess comfort levels. The data were processed using random forest, NDVI, NDBI, and Discomfort Index (DI) methods. The results of the study indicate that land cover changes in built-up areas have led to an annual increase in land surface temperature of approximately 2-4℃ in Sumedang Regency. This temperature rise effects decreasing comfort levels.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>