Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusron Avivi
Abstrak :
Pesatnya kemajuan teknologi sistem informasi menjadi pemicu adanya tuntutan kebutuhan pelayanan yang terus meningkat, fleksibilitas dan respon yang cepat terhadap nasabah. Hal ini seringkali mengakibatkan ketidakmampuan suatu perusahaan merespon dengan cepat kebutuhan sistem yang mampu mendukung proses bisnis. Permasalahan ini tentu saja sangat berpotensi menjadi salah satu kendala untuk mencapai tujuan perusahaan yang sangat didukung oleh sistem aplikasi. Pengembangan sistem di Bank KITA pada saat ini menganut model konvensional SDLC waterfall, merupakan model standar, dipandang belum dapat memenuhi kebutuhan bisnis bank yang dituntut untuk mengakomodasi persaingan yang demikian ketat. Perkembangan teknologi informasi juga telah merombak paradigma bisnis bank. Jika tadinya bisnis bank hanya bersifat product oriented, maka saat ini mulai bergeser kepada function oriented. Oleh karena itu Bank KITA perlu membangun suatu standar system development life cycle (daur hidup pengembangan sistem) dalam framework dan process yang mampu mendukung aktifitas pengembangan, khususnya pengembangan sistem aplikasi. Dengan demikian seluruh sistem aplikasi yang dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan bisnis proses atau memenuhi target dan tetap dalam koridor waktu dan biaya yang ditentukan. Untuk mendapatkan SDLC yang tepat guna, Bank KITA memilih empat alternatif model SDLC ? Waterfall, Spiral, V-Model, FAST ? sebagai kandidat terkuat model pengembangan sistem. Analisa kualitatif yang dilakukan adalah dengan menggunakan matrik kriteria dan didukung dengan metode sistematik AHP (Analytical Hierarchy Process) melalui pemilihan kriteria selektif oleh Bank. Untuk mempermudah teknik perhitungan dalam metode AHP, dipergunakanlah perangkat lunak Expert Choice. Analisa non parametrik tersebut mengarah kepada suatu kesimpulan bahwa SDLC V-Model adalah model yang paling sesuai dengan kriteria Bank. Oleh karena itu tidaklah salah apabila Bank KITA mengambil model ini sebagai dasar penyusunan kerangka kerja dan proses pengembangan sistem. Setelah mendapatkan model SDLC yang mengatur tentang tahapan proses pengembangan, selanjutnya disusun kerangka kerja dan proses pengembangan sistem Bank KITA. Kerangka kerja ini sangat terkait dengan manajemen proyek teknologi informasi yakni berupa pengaplikasian knowledge, skill, tool dan teknik dalam aktifitas proyek TI untuk memenuhi kebutuhan proyek sehingga tujuan proyek dapat tercapai. Penyusunan elemen-elemen kerangka kerja SDLC tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut: - Pengendalian proyek (Project Control) - Manajemen Isu (Issue Management) - Manajemen Resiko (Risk Management) - Manajemen Kualitas (Quality Management) - Manajemen Vendor (Vendor Management) - Pelaporan Proyek (Project Reporting) - Perencanaan proyek (Project Planning) - Pengembangan (Development) - Analisa (Analysis) - Perancangan (Design) - Pembuatan dan Pengujian (Build and Test) - Penyebaran (Deployment) - Manajemen perubahan perangkat lunak (Software Configuration Management - SCM) - Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance)
The rapid growth of information system technology has become trigger of service need that always increase, flexibility, as well as prompt response towards customers. This usually causes lack of capability of a company to respond quickly towards need on system which is always able to support business process. This obstacle, of course, may be potential to become constrain to achieve company?s goal which is supported by an application system. System development in Bank KITA currently follows conventional, standard model SDLC waterfall, which is considered not yet capable to fulfil bank?s business need to accomodate tight competition. The development in information technology has also changed paradigm in bank business. As well-known, bank business is product oriented in the beginning, but now it is shifted to function oriented. Therefore Bank KITA needs to build a standard for system development life cycle in the form of framework and process which is able to support development activities, particularly development of application system. Finally, all being-developed application system are capable to fulfil needs in business process or achieving target, but are always be within time and budget corridor. In order to obtain effective SDLC, Bank KITA chooses 4 (four) alternative SDLC model, namely Waterfall, Spiral, V-Model, and FAST, to be the most candidates for system development system. Qualitative analysis which has been done is by utilizing criteria-matrice whis is supported by sytematic method AHP (Analytical Hierarchy Process) through strict criteria selection. Expert Choice software has been used to make calculation technique easier. This non parametric analysis leads to a conclusion that SDLC V-Model is the most appropriate one meeting the Bank?s cryteria. That?s why Bank KITA finally takes this model as base of building the framework and system development process. After obtaining SDLC model which rules stage of development process, the next step is preparing framework and system development process bank KITA. This framework has a close relationship with project management of information technology, that is the application knowledge, skill, tools and technique in the activity of IT project in order to meet project requirement. The arrangement of framework elements of SDLC covers the followings : - Project Control - Issue Management - Risk Management - Quality Management - Vendor Management - Project Reporting - Project Planning - Development - Analysis - Design - Build and Test - Deployment - Software Configuration Management - SCM - IT Governance
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irman Triharyanto
Abstrak :
Perkembangan di bidang teknologi informasi yang begitu pesat telah membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat, karena dengan adanya internet serta globalisasi telah mempengaruhi proses bisnis dalam suatu perusahaan baik yang bersifat lokal maupun internasional. PT. FMI dengan Divisi Farmasinya, selama ini melayani terutama kebutuhan obat -obatan pegawai dan pensiunan Bank Indonesia melalui gerai-gerai Apotek Farmarin. Adanya keinginan perusahaan untuk meningkatkan kinerja pelayanan dan pengendalian atas kegiatan Apotek Farmarin ditambah dengan akan adanya perluasan bisnis Divisi Farmasi menjadi Pedagang Besar Farmasi, membutuhkan upaya-upaya untuk mencapai keinginan tersebut. Salah satu upaya tersebut adalah mengkaji sistem informasi yang sudah ada dalam kegiatan operasional harian Apotek Farmarin. Pembuatan sistem informasi yang terintegrasi, selain meningkatkan kinerja dan meningkatkan pengendalian, juga akan mendukung upaya Divisi Farmasi untuk memperluas kegiatan bisnisnya menjadi Pedagang Besar Farmasi (PBF), karena sistem yang terintegrasi tersebut sudah mencakup fungsi supply chain management meskipun masih dalam skala yang terbatas. Fungsi tersebut akan mendukung keunggulan bersaing dari sebuah PBF, jika sistem ini diperluas untuk mencakup perusahaan di hulu dan hilir dari PBF tadi. Analis sistem menggunakan metodologi FAST untuk merumuskan langkah-langkah yang ditempuh dalam penyelesaian Laporan Akhir ini.. Untuk mengidentifikasi masalah, peluang-peluang dan arahan yang ada dalam sistem yang ada sekarang, analis sistem kembali menggunakan PIECES framework dalam menganalisa lebih lanjut hal-hal yang telah diidentifikasi dalam lingkup proyek. Untuk mendukung kegiatan operasional berbagai gerai Apotek Farmarin dan menjalankan fungsi-fungsi pelaporan yang dibutuhkan oleh Divisi Farmasi, analis sistem akan menggunakan sebuah sistem Basis Data untuk menyimpan seluruh data yang berkaitan dengan transaksi yang terjadi pada apotek, data pendukung kegiatan operasi dan data pendukung fungsi supply chain management. Teknologi Basis Data yang akan dipergunakan adalah teknologi relasional basisdata.
The development of information technology has grown very fast, make competition in the business world more tighter, because of the internet and the globalization that affects the business process in the organization either locally or internationally. PT FMI with its Pharmacy Division, after all the time serve the needs of medicine for Bank Indonesia?s employee and retirement through Apotek Farmarin outlets. With the company wants to improve services and controls every activities of Apotek Farmarin and the plan to expand its business to becoming a big medicine seller, needs to do something to gain the objectives. One thing that should try is to analyze existing daily operational information systems in Apotek Farmarin. The making of integrated information system, aside improving performance and controlling, also will support Pharmacy Division to expand its business and becoming big Pharmacy seller, because within this integrated information include Supply Chain Management function although its in the limited scale. Those functions will support the competitive advantages of becoming a big pharmacy seller, if this system expanded and included all the process from start to ends. System analyst use FAST methodology to formulate steps that will be taken in finishing this report. To identify problems, opportunities and directives in existing information system, analyst again uses PIECES framework for further analizing every task that has been identified in the project charter. To support every outlets daily operational activities and to run reporting function that will be needed by Pharmacy Division, system analyst uses database systems to store datas relations with every transactions in Apotek, operational activities supporting data and supply chain management supporting data. Database technology that will be used is relational database.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagir
Abstrak :
OSOL (One School One Lab) merupakan program terpadu dalam mengurangi kesenjangan dan gagap teknologi di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda dan siswa sekolah. Selain bertujuan mengatasi kondisi digital divide di Indonesia, OSOL juga merupakan program untuk membantu dan meningkatkan efisiensi belajar-mengajar dengan pemanfaatan fasilitas komputer. Walaupun OSOL telah diimplementasikan secara terencana, banyak kendala dan kegagalan dalam proses implementasinya. Kendala itu di antaranya: kesiapan sekolah meliputi sarana dan prasarana ditambah lagi anggaran untuk proses perbaikan atau pemeliharaan dan perawatan (maintenance). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif pendekatan studi kasus. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat deksprisi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Sedangkan analisa metode kuantitatif ditujukan untuk meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan analisis statistik dan uji Hipotesis. Dari analisis deskriptif terhadap ketiga apsek tersebut diperoleh hasil bahwa kedua sekolah yang menjadi objek penelitian memiliki masalah dalam hal sarana dan prasarana serta kurikulum yang merupakan subvariabel kesiapan sekolah (X1). Sedangkan variabel sumber daya manusia (X2) dan pemeliharaan dan perawatan (X3) diakui oleh pihak guru-guru kedua sekolah bahwa sekolah memiliki kemampuan yang memadai. Dari analisis statistik diperoleh persamaan regresi berganda Y = -0,114 + 0,422X1 + 0,161X2 + 0,700X3. Dari analisis korelasi parsial, diperoleh koefisien korelasi parsial X1 terhadap Y (optimalisasi fungsi laboratorium komputer sekolah) sebesar 0,741 dengan pengaruh yang signifikan, koefisien korelasi parsial antara X2 terhadap Y sebesar 0,575, menunjukkan hubungan yang cukup kuat, dengan pengaruh yang signifikan. Dan koefisien korelasi parsial antara X3 terhadap Y sebesar 0,784, menunjukkan hubungan yang kuat, dan memiliki pengaruh yang signifikan. Variavel X3 berdasarkan nilai koefisien determinasi memiliki kontribusi paling tinggi dibandingkan kedua variabel lainnya dengan besar kontribusi 61,47%. Analisa koefisien korelasi berganda sebesar 0,881, nilai F sebesar 16,162, dengan pengaruh yang signifikan. Secara simultan X1, X2 dan X3 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y. Dari koefisien determinasi berganda sebesar 77,6% menunjukkan besar kontribusi ketiga variabel secara simultan adalah 77,6%, sedangkan 22,4% dipengaruhi faktor lain. Kedua sekolah yang diteliti sudah memiliki tenaga pengajar untuk bidang komputer. Pada tahap awal pelaksanaan, mereka tidak menemukan kesulitan yang berarti dalam menyiapkan tenaga pengajar. Proses perawatan dan pemeliharaan komputer adalah kesulitan yang sering ditemukan di mayoritas sekolah. Namun kedua sekolah yang diteliti dalam kasus ini menyatakan kemampuan dalam proses pemeliharaan dan perawatan. X3 memiliki pengaruh paling utama terhadap Y. Hal ini sejalan dengan logika dan beralasan bahwa apabila sebuah sekolah telah memiliki sebuah laboratorium komputer sendiri maka tentunya sekolah tersebut telah memiliki kesiapan baik sarana prasarana dan kurikulum serta sumber daya manusia walaupun minim dan belum optimum. Namun belum tentu sekolah tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan proses pemeliharaan dan perawatan yang terbilang cukup mahal dan sulit.
OSOL (One School One Lab) is an integrated program to decrease discrepancy and technology stammer in the society, especially the students and youth. Beside for resolving the digital divide condition in Indonesia, OSOL is also a program to help and improve the learning and teaching efficiency by using computer facilities. Although OSOL has been implemented, there have been threats and fails in the implementation process. Some schools generally have threats and problems which are emerged when OSOL is implemented. The threats are: School readiness including infrastructure and added by the recovering budget and maintenance process. The method used in this research is descriptive method with a case study. Descriptive method means making description about the researched phenomenon systematically, factual and accuracy about the facts and its characteristics. The quantitative analysis is used to examine the independent variables toward dependent variable by using statistical analysis and hypothetical test. The descriptive analysis of three aspects shows that the two schools which became objects in this research have problem in the infrastructure and the curriculum, which in this research is the sub-variable of school readiness (X1). The human resource variable (X2) and maintenance (X3) are acknowledged by the teachers of the two schools that have good human resource ability and able to do the maintenance process. With the double regression equation Y = -0.114 + 0.422X1 + 0.161X2 + 0.700X, and by the partial statistical analysis, known as partial correlation between the X1 toward the Y (optimization of the computer school lab) function is 0.741 with significance effect, and also the partial correlation between X2 toward the optimization of the computer school lab function is 0.575, show enough strong correlation, with significance effect. The partial correlation between X3 and Y function is 0.784, showing strong relationship, or significance effect. Variable X3, according to the coefficient of determination, has the highest contribution compared to the others by 61.74%. Multiple correlation coefficients are 0.881, with F value 16.162, and F test is significant. So simultaneously the three independent variables have a significance effect toward the Y. The determination coefficient of the multiple regression 77.6% shows that the effect of the three independent variables simultaneously is 77.6%, and about 22.4% is affected by others. The two schools in this research have had a computer teacher. In the first step of implementation, they did not find a difficulty to prepare the teacher. The maintenance process is a difficulty process often found in the majority of the schools. But the two schools in this case show their abilities in maintenance process. X3 has the dominant influence toward Y. This is logically reasonable that if a school has a self computer laboratory, so the school should has the good readiness which is included infrastructure and the curriculum and human resource although it is still minimum and is not optimum, but the schools do not have the ability to do the maintenance process which can be expensive and difficult.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarita, Jeffry Oliver Amerson
Abstrak :
Proyek akhir ini menjelaskan bagaimana menerapkan metode berorientasi obyek dengan pemodelan Unified Modeling Language (UML) untuk pengembangan aplikasi portal informasi berbasis web. Studi kasus mengenai pengembangan aplikasi tersebut diambil dari PT. Sanghiang Perkasa, sebuah perusahaan Indonesia yang bergerak pada industri makanan kesehatan dan nutrisi. Perusahaan ini membutuhkan suatu wadah yang dapat memfasilitasi penyebaran dan pertukaran informasi secara internal, dan portal informasi korporat berbasis web merupakan sebuah solusi yang tepat. Proyek akhir ini bertujuan untuk menghasilkan analisa dan rancangan portal informasi korporat PT. Sanghiang Perkasa, dengan menggunakan pendekatan berorientasi obyek yang menggunakan UML sebagai notasi pemodelan. Tahapan-tahapan yang dilalui pada proyek pengembangan portal informasi korporat ini adalah tahapan perencanaan, analisa dan perancangan. Rangkaian tahapan tersebut mengacu terhadap pendekatan analisa dan perancangan sistem berorientasi obyek yang disederhanakan menurut Dennis et al. (2005). Tahapan perencanaan mencakup identifikasi proyek, analisa kelayakan proyek, serta pemilihan proyek; tahapan analisa meliputi kegiatan pendefinisian kebutuhan pengguna, pemodelan fungsional, pemodelan struktural dan pemodelan perilaku; dan pada tahapan perancangan dilakukan perencanaan perancangan, perancangan lapisan manajemen data, perancangan lapisan antarmuka dan perancangan lapisan arsitektur fisik. Proyek akhir ini tidak mencakup tahapan implementasi aplikasi portal informasi. Hasil dari proyek akhir ini adalah dokumentasi analisa dan rancangan portal informasi korporat PT. Sanghiang Perkasa. Proyek akhir ini menunjukkan bahwa pendekatan berorientasi obyek dengan pemodelan UML dapat diterapkan untuk menganalisa dan merancang sebuah portal informasi berbasis web. Namun juga ditemui kesulitan dalam menyusun dokumentasi dari setiap tahapan, kesulitan ini berkaitan dengan sifat iterative dan incremental dari pengembangan sistem dengan pendekatan berorientasi obyek. Kesulitan ini juga disebabkan oleh adanya beberapa tahapan yang dilakukan secara bersamaan, sehingga seringkali perlu kembali ke tahapan sebelumnya untuk melakukan perbaikan jika ditemukan gagasan-gagasan baru. Karena proyek akhir ini hanya dilakukan hingga tahap perancangan, disarankan pengembangan selanjutnya dapat meneruskan tahap implementasi yang belum dilakukan. Selain itu, setiap tahapan pada proyek pengembangan portal informasi korporat ini sebaiknya dilakukan dengan lengkap, sesuai dengan panduan yang direkomendasikan oleh Dennis et al. (2005).
This final project examines how to apply object oriented modeling method using Unified Modeling Language (UML) notation to develop a web-based information portal application. The corporate information portal project at PT. Sanghiang Perkasa is selected as the case study for this final project. PT. Sanghiang Perkasa is an Indonesian health food company, which currently in need of a tool that can facilitate internal information broadcast and exchange, and a web-based corporate information portal is seen as the best solution. The objective of this final project is to construct an analysis and design of the corporate information portal for PT. Sanghiang Perkasa, by using the object oriented approach with UML notations. This project follows a series of phases, which includes planning, analysis and design. These phases are in accordance to the minimalist object-oriented systems analysis and design by Dennis et al. (2005). The planning phase includes project identification, feasibility analysis and project selection; the analysis phase includes requirements determination, functional modeling, structural modeling and behavioral modeling; and during the design phase, the activities conducted are design planning, data management layer design, interface layer design, and physical architecture layer design. This project does not cover the implementation of the information portal application. The deliverable of this final project is a documentation of analysis and design of the corporate information portal of PT. Sanghiang Perkasa. The documentation provides an analysis result that defines the user requirements, and shows the functional, structural and behavioral model that should be considered when implementing the information portal. This final project also shows that object oriented approach with UML notations can be applied to analyze and design a web-based corporate information portal. Difficulties were also encountered when documenting each phase and the difficulties relates to the iterative and incremental nature of the object-oriented approach. The difficulties are also caused by the phases that are conducted in a parallel manner, which often leads to going back to the previous phase(s) to make improvements if new ideas are found. Because this project is limited to the design phase, it is recommended that the implementation phase should be completed in future development. In addition, each phase of the corporate information portal development project should be entirely performed, in accordance to the guidelines recommended by Dennis et al. (2005).
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
PA-92
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timor Setiyaningsih
Abstrak :
Proyek akhir ini mempelajari proses pendistribusian dan penjualan pada perusahaan yang bergerak dibidang pemasaran kendaran bermotor roda empat, yaitu PT.A. PT.A mempunyai wilayah pemasaran yang meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan sebagian Sulawesi Tengah, serta memiliki jaringan pemasaran yang cukup luas, yakni sebanyak 16 outlet. Dalam menjalankan roda bisnisnya, PT. A didukung oleh kurang lebih 1.000 orang karyawan. Apabila wilayah pemasaran PT.A yang cukup luas dan outlet penjualan yang cukup banyak tidak tertangani dengan baik, maka hal ini akan mendatangkan masalah bagi PT.A. Permasalahan yang dihadapi oleh PT. A berkaitan dengan hal tersebut di atas antara lain: sistem distribusi dan pengaturan stock yang telah berjalan saat ini, sistem informasi, dan jalur distribusi, serta pelayanan kepada pelanggan. Proyek akhir ini berupaya mengajukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi PT. A dengan memanfaatkan teknologi informasi yang berkembang semakin pesat. Secara spesifik, proyek akhir ini memberikan solusi dengan rancangan sistem e-business sampai pada tingkat fisik yang akan mengotomasi sistem pendistribusian dan pengaturan stock serta mengefisienkan proses bisnis yang terjadi saat ini. Pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dalam proyek akhir ini dilakukan melalui wawancara dan data sekunder. Proyek akhir ini menggunakan analisis SWOT dan CSF. Analisis SWOT secara spesifik digunakan untuk menangkap permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan dan peluang-peluang yang dimiliki perusahaan; sedangkan critical success factor(CSF) untuk mendapatkan nilai-nilai kritis yang harus dipenuhi dalam proses bisnis. Spesifikasi kebutuhan sistem didapatkan dari tahap analisis SWOT, analisis CSF dan analisis proses bisnis tersebut, yang selanjutnya dituangkan dalam arsitektur logis berupa use case diagram, sequence diagram dan class diagram, diakhiri dengan perancangan arsitektur fisik. Model yang dikembangkan diharapkan dapat menghilangkan peluang untuk terjadinya duplikasi data, dan dapat meminimalkan biaya gudang, serta dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Untuk pengembangan sistem ini dimasa datang, penulis menyarankan agar sistem dimanfaatkan secara optimal, antara lain untuk menilai kinerja salesman, dan untuk memprediksi situasi peta pemasaran bulan mendatang. Bagian purna jual dan suku cadang kendaraan diharapkan nantinya dapat diintegrasikan dengan sistem ini agar pelayanan kepada pelanggan dapat berkesinambungan dan dapat memuaskan semua kebutuhan pelanggan.
This final project examines the sales and distribution processes in the PT. A, a car distributor company. The company has a distribution coverage area including South Sulawesi, South East Sulawesi and Middle Sulawesi, and it has 16 outlets and is supported by 1,000 workers. Since its distribution coverage area is very wide and its sale outlets are spread over many cities, there will be potential problems for PT. A if they are improperly and not professionally managed. Currently, PT. A has a number of problems including distribution system and stock management, information system, system mechanism and flow distribution. Meanwhile PT. A should increase their services to provide its best customer satisfaction. This final project tries to propose a solution to solve the problems of PT. A using information technology. More specificly, an e- business system solution was designed up to the physical level, to create automatic distribution and stock management systems, and to make the business process efficient. This study will be proposed as a suggestion for PT. A to apply an e-business concept, in order to increase the service quality for customers and to increase the competitiveness of the PT. A. Information and data collection needed in this final project were gathered in two ways : interview and secondary data. The analysis tools used in this project are SWOT analysis and CSF. The SWOT analysis is used more specially to identify many company problems and opportunities; meanwhile the Critical Success Factor (CSF) is used to identify the critical value which should be fulfilled by the business process. Requirement specification of the system was obtained from the SWOT analysis, CSF analysis and from its business process analysis. They, then, were mapped in logical forms which consist of use case diagrams, sequence diagrams and physical architecture diagrams. The model could eliminate the opportunities of data duplication and could minimize cost of inventory, and also could increase services for the customer. In the future development, the writer has suggested the utilization for the system optimally to: review salesforce performance, and to predict situation and mapping the market in the following months. After sales service and part should be integrated with this system to increase service to customer comprehensively and consistently and finally to satisfy the customers.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Hayden Bonaparte
Abstrak :
Kontrol manajemen TI yang baik diperlukan untuk memastikan terciptanya keselarasan antara tujuan bisnis perusahaan dengan TI sebagai perangkatnya. Salah satu bagian dari manajemen TI yang lebih khusus adalah manajemen proyek TI. Fenomena yang sangat mengganggu adalah banyak proyek TI bernilai besar yang dirasakan tidak membawa manfaat signifikan pada perusahaan, bahkan gagal. Salah satu penyebab kegagalan proyek TI adalah karena kurangnya kontrol dalam manajemen proyek TI, meyebabkan banyak kesalahan dibuat dan hasil yang tidak tercapai. COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan kerangka kerja dengan cakupan paling komprehensif yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan control pada manajemen TI, dengan ukuran, indikator, proses, dan kumpulan praktik terbaik untuk membantu organisasi mendapatkan hasil optimal dari pengelolaan TI dan mengembangkan kontrol terhadap manajemen TI. COBIT merupakan kerangka kerja yang bersifat umum, yang perlu dijabarkan lebih lanjut sesuai kondisi perusahaan dan area manajemen TI yang ingin difokuskan. Penelitian ini mengangkat kasus proyek SAP di PT. TIMAH Tbk, dimana kurangnya kontrol terhadap manajemen proyek TI terlihat dari hasil proyek yang kurang memenuhi harapan dan tingkat ketergantungan yang tinggi pada konsultan luar. Dalam tulisan ini diteliti bagaimana implementasi COBIT dalam manajemen proyek SAP TIMAH, menggunakan pemetaan COBIT ke PMBOK. Tingkat kontrol manajemen proyek akan terlihat dari tingkat kematangan proses TI berdasarkan gap-analysis control objective COBIT. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan telaah dokumen proyek SAP TIMAH. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah terdapat 46 detailed control objectives yang terpetakan pada area manajemen proyek untuk studi kasus proyek SAP PT. TIMAH Tbk yang menjelaskan tingkat kematangan manajemen TI TIMAH. Manajemen TI TIMAH memiliki empat proses TI yang berada pada level Managed, satu proses TI pada level Repeatable, dan satu proses TI pada level Initial.
In implementing information technology, an adequate control is needed to ensure the alignment between business and the IT as an enabler. IT management is a wide management area, which includes IT project management as one of sub-areas. Nowadays people often hear and experience the lack of benefit taken from IT projects or even failure of IT implementation projects, and it is geeting worse considering the amount of the investation. One of the causes of IT project failure is the lack of control in project management, causing lot of mistakes created which leads to unreached project goals. COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) is a means that we can use to control IT project management. COBIT provides measures, indicators, processes, and best practices to help the company gains optimal result from IT and to develop an appropriate IT management for the organization. COBIT is a general framework which needs to be tailored to fit the company character and the management area in which the control to be implemented. This study takes SAP implementation project in PT. TIMAH Tbk as study case. PT. TIMAH Tbk has experienced the lack of knowledge and result from the SAP project due to the lack of control in the SAP project management. This study will examine how mature is the IT project management control in PT. TIMAH Tbk SAP project, using COBIT to PMBOK mapping. The maturity level, which will reveal the control level for IT project management, will be drawn based on gap-analysis for the project management. Data were collected using interviews and SAP project documents. Conclusion of this study show 46 control objectives was successfully mapped to project management area exclusively to the case studied. These 46 control objectives explain the maturity level for PT. TIMAH Tbk IT management. PT. TIMAH Tbk had four IT processes in the Managed level, one IT process in the Repeatable level, and one IT process in the Initial level.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyan Prabowo
Abstrak :
Sistem Informasi / Teknologi Informasi (S/TI) dapat mendukung secara penuh bisnis perusahaan sehingga dapat menjalankan misi dan mencapai visi yang diharapkan. S/TI membutuhkan perencanaan yang matang dan strategis untuk dapat menghasilkan keunggulan yang kompetitif. Banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak memiliki perencanaan yang strategis dalam menggunakan S/TI-nya. Tesis ini membahas mengenai bagaimana bentuk model kerangka kerja (framework model) perencanaan strategis sistem informasi / teknologi informasi untuk perusahaan properti. Analisis dan interpretasi data yang dilakukan peneliti menggunakan metode analisis kualitatif. Metode analisis ini cenderung menggunakan pendekatan logika induktif, di mana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di lapangan yang bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum. Hasil dari Tesis ini berupa Model Kerangka Kerja yang terdiri dari Bentuk Proses Pembuatan Perencanaan Strategis S/TI dan Bentuk Struktur Dokumen Perencanaan Strategis S/TI untuk perusahaan bidang bisnis properti. Hasil ini diharapkan dapat membantu perusahaan bidang bisnis properti dalam membuat Perencanaan Strategis S/TI-nya untuk mencitakan keunggulan kompetitif supaya dapat bersaing. Kebutuhan Perencanaan Strategis S/TI untuk Perusahaan bidang bisnis properti sangat diperlukan. Saran untuk pengembangan lebih lanjut, yaitu Perencanaan Strategis S/TI sebaiknya lebih difokuskan untuk kegiatan strategi bersaing (competitive advantage), walaupun dalam pelaksanaannya tidak mudah untuk mendapatkan suatu kekuatan bersaing. Ini mengingat tingkat persaingan yang semakin ketat. Perencanaan Strategis S/TI juga sebaiknya lebih diikutsertakan pada saat Perencanaan Strategi Bisnis, agar program kerja dan sasaran bisnis dari setiap unit kerja di dalam struktur organisasi semakin jelas. Mengingat perkembangan teknologi yang kian cepat, sebaiknya perencanaan strategis S/TI dievaluasi tiap tahunnya. Ini dilakukan untuk memperoleh peluang baru melalui penerapan teknologi.
Information System / Information Technology is able to completely support a business of company to persue its mission and achieve its vision. IS/T requires matured planning and strategies to provide competitive advantage. Many indonesian companies don?t have good strategic of planning in using there IS/T. This Tesis explains how is type of information system / information technology strategic planning framework model for property company. Interpretation and analysis data that done by writer is using qualitative analysis method. This method inclines to used logical inductive approach, which is silogicly built by special matter or data stuaried to common armful suggestions. The result of this Tesis is Framework Model that contains Type of Making Process IS/T Strategic Planning and Type of IS/T Strategic Planning Document Structure for property company. Hoped of the result is to support property company in its IS/T Strategic Planning to provide competitive advantage. Using of IS/T Strategic Planning for property company is very useful. Next suggestion, Used of IS/T has to be more focused for competitive advantage, eventhough it is difficult in getting of it. It reminds how difficult to be opposite of other companies. It is excelent if IS/T Strategic Planning fills Business Strategic, so the target of busines unit in organization structure could be more clearly. Rever to how fast is technology built, it would be great if IS/T evaluated in every single year. This could make new opportunity with technology approach.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Tri Argono
Abstrak :
Implementasi E-Government di Indonesia sampai saat ini belum optimal dirasakan manfaatnya, terutama dalam demokratisasi dan realisasi pemerintahan yang bersih dan profesional. Hal ini disebabkan masih terbatasnya panduan yang menyeluruh menyangkut metodologi implementasi E-Government di level kabupaten/kota, propinsi, dan pusat. Tesis ini mengambil studi kasus di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang merupakan institusi pemerintah yang bertugas untuk melayani semua bentuk investasi di Indonesia. BKPM mengharapkan visi, misi dan strategi yang dimiliki saat ini harus align dengan strategi Teknologi Informasi yang ada. Kondisi teknologi informasi dan komunikasi yang dimiliki BKPM seperti : aplikasi Sistem Informasi Manajemen Investasi Terpadu (SIMIT), Sistem Informasi Potensi Daerah, aplikasi Perijinan, dan sebagainya termasuk infrastruktur TI yang ada akan ditinjau kelayakannya. Metodologi yang diusulkan disertai dengan pemetaan kontrol yang diambil dari Balanced Scorecards dan COBIT Versi 4.0. Kerangka konseptual dan kontrol tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan perencanaan, implementasi, dan monitoring inisiatif E-Government. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah analisa tingkat kesiapan suatu orgaisasi dalam mengimplementasikan E-Government dan tersusunnya suatu usulan / rekomendasi tentang kesiapan implementasi E-Government bagi BKPM di tingkat kabupaten/kota, propinsi, dan pusat.
E-Government Implementation in Indonesia has not provided optimal benefit, especially in democracy and realization of a clean government. This is because there was limitation of a complete guidance that concern to EGovernment implementation methodologies at the regional and central government level. This study took a case study at the BKPM (Indonesian Investment Coordinating Board) that provide services on all investment forms in Indonesia. BKPM expects that existing vision, mission and strategies must be align with existing IT strategies. The existing IT and Communication at the BKPM consist of: Integrated Management Investment Information System Application (SIMIT), Regional Potencies Information System, Permit Application, and include infrastructure that will be evaluated on their suitabilities. The proposed methodology was accomplished with control mapping taken from COBIT Version 4.0. Conceptual framework and control can be used as a base in planning, implementation, and monitoring E-Government initiatives. The study result are readiness level analysis in e-government implementation and a proposal / recommendation of E-Government implementation readiness for BKPM at regional and central government level.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Priyatna
Abstrak :
Instalasi Lingkungan dan Cuaca (ILC) merupakan unit kerja di Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh, Deputi Bidang Penginderaan Jauh, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). secara garis besar, tugas dan kewajiban ILC adalah melakukan perolehan, penyimpanan data satelit, dan melakukan penelitian di bidang penginderaan jauh. Penerimaan dan penyimpanan data satelit NOAA (the National Oceanic and Atmospheric Administration) telah dilakukan sejak tahun 1978 hingga saat ini. Awalnya data tersebut disimpan pada media magnetic tape, lalu penyimpanan berubah menggunakan media cassette disc recordable. Satu lintasan data mempunyai ukuran data mentah sebesar 135 Megabyte, dapat dibayangkan bila data yang diterima dalam sehari minimal enam data. Walaupun dibuat log book penerimaan data dan browse catalog, masih kurang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel bagi para pengguna baik dari luar maupun dalam organisasi. LAPAN sebagai lembaga pemerintahan non departemen harus melaksanakan kebijakan pemerintah yang tertuang di dalam Inpres RI. No. 3 tahun 2003, yaitu Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government, sehingga menjadi kewajiban LAPAN untuk melaksanakan pemerintahan yang baik (good governance) dan meningkatkan layanan terhadap publik yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Kenyataannya masih ditemukan kendala seperti: kultur berbagi belum ada, kultur mendokumentasikan belum lazim/pengelolaan arsip, langkanya Sumber Daya Manusia yang handal, infrastruktur yang belum memadai dan relatif mahal, kondisi sarana pengolahan, pelayanan, dan kondisi sumber data, sehingga pelaksanaan program good governance menjadi tidak sistematis dan tidak terkoordinasi, bahkan sangat mungkin tidak strategis lagi. Pengembangan e-government dalam pengelolaan data satelit NOAA di ILC LAPAN mengkombinasikan metode Esichaikul dan Chavananon; serta Kalakota dan Robinson. Penelitian ini mengkaji masalah dan peluang bisnis, infrastruktur teknologi, solusi model bisnis, rancangan arsitektur sistem, dan rancangan petunjuk, peraturan, kebijakan penerapan proses bisnis ILC LAPAN. Dari hasil kajian tersebut diperoleh pola solusi bisnis berbasis web yaitu: application patern for acces integration, self service, application integration, extended enterprise, information aggregation, dan collaboration, dengan mengadopsi model e-business portal, sehingga memberikan layanan kepada pengguna secara cepat, otomatisasi, efisien, dan efektif. Manfaat dari penelitian ini adalah memberi arahan dalam penerapan model e-business yang tepat dalam menjalankan e-government, memberi kemudahan dalam mengelola informasi/data satelit NOAA, membantu ILC LAPAN dalam memperkenalkan produk serta memberi arahan bagi kebutuhan pengguna, membantu evaluasi kinerja kegiatan yang ada di ILC LAPAN, dan menghindari pengulangan dari suatu program atau kegiatan di ILC LAPAN. Diharapkan pengembangan e-government yang akan datang perlu memperhatikan prioritas pengguna dan melakukan up grade infrastruktur teknologi informasi sesuai dengan perkembangan teknologi.
The Environmental and Weather Installation (ILC) is a divison in the Remote Sensing Applications and Technology Development Center, Deputy of Remote Sensing, The Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN). Commonly, ILC duty and obligation are to do acquisition, depository of satellite data, and do research in remote sensing. Acquisition and depository of NOAA (The National Oceanic and Atmospheric Administration) satellite data have been done since 1978 untill now. Initially, the data were stored in magnetic tape media and the stored changed into cassette disc recordable media. One of track data as trajectory of raw data size measured equal to 135 Megabyte, and is day data recorded are six trajectory. Although log book of data acquisition and browse catalog made is still no efficient, no effective, no transparent, and no accountable to all customer either for external user and internal user. LAPAN as government institute is non ministry has to execute governmental policy as in Inpres RI. No. 3, 2003 year, national development strategy and policy, so that the LAPAN has to execute good governance and improve public services with effective, efficient, transparent and accountable. In reality still found problem including: no sharring culture, no documentation culture like appropriate management of archives, lake human resource, high cost infrastructure, lake appropriate condition of data processing, service, and traditional data source media, so that good governance program execution becoming no systematic and no coordinate, and even no strategic any more. E-government development for satellite data management in ILC LAPAN combine Esichaikul and Chavananon; and also Kalakota and Robinson method. The study examines business opportunity and problem, technology infrastructure, business model solution, system architecture design, and guideline design, regulation, business process implementation policy of ILC LAPAN. The study show that business web based patterns solution are application pattern for acces integration, self service, application integration, extended enterprise, information aggregation, and collaboration, with adopting portal e-business model, so that give service to faster, automatization, efficient, and effective. Benefits from this study are to give implementing business model correctly in running e-government, to provide easy of in processing information / NOAA satellite data, to help in introducing product to all customer requirement, to help in evaluation activity performance in ILC LAPAN, and to avoid repetition of program in ILC LAPAN. The future e-government development is suggestion to provide customer priority attention and to up grade of information technology infrastructure as according to information technology growth.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Bayu Putra
Abstrak :
Penerapan tata kelola pemerintahan dan percepatan penerapan teknologi Informasi pada pemerintahan membuat institusi-institusi pemerintah harus meningkatkan fungsi teknologi Informasinya, dengan meningkatnya peran teknologi Informasi maka investasi di bidang teknologi Informasi semakin besar dan semakin kompleks dalam pengelolaannya oleh karena itu dibutuhkan suatu tata kelola teknologi Informasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing organisasinya. Bappenas sebagai institusi perencanaan pemerintah merasa perlu untuk memiliki suatu tata kelola teknologi Informasi yang baik agar investasi teknologi informasinya dapat berjalan dengan baik, Tulisan ini akan merancang suatu tata kelola teknologi Informasi untuk Bappenas dengan menggunakan gabungan model tata kelola teknologi Informasi diantaranya model Peterson, model Weill & Ross, model ITGI fokus area, model AS 8015 standar Australia, dan kontrol objektive dari COBIT. Dari keseluruhan model tersebut dapat dilihat seberapa jauh tingkat kematangan tata kelola TI pada Bappenas yang kemudian akan ditentukan solusi.
Implement a good public governance and acceleraty IT application at government institution are enable the government institution to increase IT functionality, develop IT role can lead to increase investment in IT and can lead to complexity in IT management. Therefore, it is needed to develop of IT governance that fits need for each organization. Bappenas organization as the government planning institution needs to have an IS/IT a good governance. So that the IT Investment is able to work properly. This study will construct an IT governance for Bappenas by using combination of Peterson model, Weill and Ross model, ITGI Focus area model, AS 8015 model and control objective from COBIT. From all models above, it can be seen how extend maturity level of IT governance at Bappenas. In which, it can be define the solution.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>