Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumbayak, Ruldey
Abstrak :
Dalam menerjemahkan teks sumber, buku Battlefield of the MindÂ?Devotional, penerjemah menggunakan metodologi penerjemahan fungsional model Christiane Nord (1997). Menurut pandangan Nord, penerjemahan adalah suatu bentuk tindak komunikasi lintas budaya dengan suatu tujuan tertentu. Penerjemah berperan sebagai mediator. Penerjemah dalam melakukan tugas profesinya berpedoman pada tujuan penerjemahan teks sumber sebagaimana yang tercantum pada arahan yang dibuat oleh klien dan telah disepakati oleh penerjemah. Arahan berisi informasi mengenai teks sasaran yang diharapkan. Informasi tersebut, antara lain, adalah Tujuan menerjemahkan teks sumber, fungsi teks sasaran, Pembaca teks sasaran, Medium yang digunakan, Waktu dan tempat teks sasaran diperkirakan dapat diterima olej pembaca sasaran. Untuk menghasilkan teks terjemahan yang sesuai dengan arahan, penerjemah menganalisis teks sumber untuk mendapatkan informasi yang sama dengan yang tersebut di atas tetapi mengenai teks sumber. Dalam terjemahan ini, teks sumber dianalisis dengan analis teks model Halliday dan Hasan (1976, 1985), dan Martin Joos (1962). Penerjemah kemudian membandingkan informasi hasil analisis teks sumber dengan informasi yang ada pada arahan. Setelah membandingkan keduannya, penerjemah diharapkan dapat mengidentifikasi permasalahan dalam menerjemahan teks dan diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut secara relatif lebih mudah karena masalahnya sudah dapat identifikasi. ......The Functional approach to translation as discussed by Christiane Nord in her book (Translating as a Purposeful Activiy.1997) is applied in this annotated translation. This functional approach sees translating as a purposeful activity. The prime principle determining any translation process is the purpose. In the course of the translation, the translator first of all, acts as a receiver of the source text as well as the translation brief. The translation brief contains the following information. The motive for the production of or reception of the target text, The function of the target text, The target-text addresses, The medium over which the target text will be transmitted, The prospective time and place of the target-text reception. In order to produce the target text that meets the translation brief, the translator analyzes the source text. The focus on analyzing the source text is the various aspects of the source text context that might rise to translation problems. In this particular translation, the source text is analyzed in terms of field, tenor, and mode, and in terms of language and organization that expresses the aspects of the source text context (Halliday and Hasan. 1976, 1985) as well as in terms to level of the source text formality. (Martin Joos. 1962). After comparing the source text-in-situation and the target text-in-situation given in the brief, the translator should be in position to identify the translation problems and should be able to come up with adequate translation solutions.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T37483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Sekhudin
Abstrak :
[ABSTRAK
Tesis ini membahas tindak tutur dan implikatur percakapan melalui analisis wacana kritis (AWK) dalam tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV dengan metode kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk menunjukkan bentuk tuturan dan implikatur percakapan yang dikomunikasikan sehingga ditemukan strategi tutur yang digunakan. Hasil analisis wacana kritis (AWK) menunjukkan bahwa tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV lebih sering menggambarkan keadaan untuk menyampaikan pesan dan secara jelas menampilkan partisipannya. Strategi tutur yang sering digunakan adalah strategi tindak tutur tidak langsung (TTTL) dibandingkan strategi tindak tutur langsung (TTL). Hal ini terkait dengan penyampaian implikatur percakapan berupa pengungkapan citra Subjek, kritik, ajakan, meyakinkan, sindiran, ejekan, pengharapan, permintaan, saran, pengungkapan kesulitan, perintah, dan penegasan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menyampaikan implikatur percakapan, partisipan dalam tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV terlihat jelas menggunakan strategi persuasif. Baik dengan bentuk tuturan asertif, direktif, maupun komisif.
ABSTRACT
This research discusses the speech acts and conversational implicatures through the critical discourse analysis (CDA) in Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV by using the qualitative methods. The purpose of this research is to show that the form of speech acts and conversational implicatures has found its strategy to be communicated. The results of the Critical Discourse Analysis (CDA) indicate that the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV was more often describing the state of delivering the message and clearly displayed its participants. Speech act strategy was more frequently using the Indirect Speech Acts (ISA) rather than Direct Speech Acts (DSA). Due to this is associated with the conversational implicatures such as subject image, criticism, persuasing, convincing, insinuation, teasing, wishing, asking, suggesting, expression of adversity, orders, and the affirmation. Moreover, it can be concluded that to deliver conversational implicatures, participants in the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV apparently used the persuasive strategies neither the form of speech assertive, directive, or commissive, This research discusses the speech acts and conversational implicatures through the critical discourse analysis (CDA) in Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV by using the qualitative methods. The purpose of this research is to show that the form of speech acts and conversational implicatures has found its strategy to be communicated. The results of the Critical Discourse Analysis (CDA) indicate that the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV was more often describing the state of delivering the message and clearly displayed its participants. Speech act strategy was more frequently using the Indirect Speech Acts (ISA) rather than Direct Speech Acts (DSA). Due to this is associated with the conversational implicatures such as subject image, criticism, persuasing, convincing, insinuation, teasing, wishing, asking, suggesting, expression of adversity, orders, and the affirmation. Moreover, it can be concluded that to deliver conversational implicatures, participants in the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV apparently used the persuasive strategies neither the form of speech assertive, directive, or commissive]
2015
T44701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teti Koriati
Abstrak :
Penelitian mengenai kala, aspek, dan modus masih menjadi penelitian yang diperdebatkan di Jepang. Pada tahun 1998, Hasegawa membahas tentang kontroversi pendapat para linguis Jepang tentang kala dan aspek dalam bahasa Jepang. ......Research on Tense, Aspect and Mood is still a controversial issue in Japan. In 1998, Hasegawa discussed about controversial opinion among Japanese linguists about tense and aspect in Japanese language.This research focus on tense, aspect, mood in Japanese language containing morfem -ta.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T36251
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Julianty Dwieliza
Abstrak :
ABSTRAK
Verba majemuk merupakan salah satu aspek dari kata majemuk. Berdasarkan pengalaman dalam mempelajari bahasa Jerman, terdapat kesulitan dalam menerjemahkan suatu verba majemuk karena kita tidak mengetahui dasar dari verba majemuk itu. Untuk itu dilakukan analisis morfologis dan semantis dalam mengetahui apakah ada keterkaitan antara bentuk dan makna sebuah verba majemuk.

Dalam penelitian ini digunakan dua sumber acuan, yaitu: Grammatik der deutschen Gegenwartssprache_Bd.4 (Duden, 1984) dan Wortbildung der deutschen Gegenwartssprache (Wolfgang Fleischer, 1933).

Dalam menganalisis verba majemuk dijabarkan bagaimana terbentuknya sebuah verba majemuk. Setelah itu dilakukan analisis terhadap maknanya, apakah makna dari suatu bentuk verba majemuk itu berterima atau tidak.

Dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembentukan verba majemuk dapat dilakukan terhadap lima jenis leksem, termasuk di dalamnya tiga kelas kata dan dua jenis afiks, yaitu V+V, N+V, A+V, P+V dan V+S. Sedangkan korelasi makna antar-kata pembentuk dari sebuah verba majemuk dapat dilihat dari tipe/macam verba majemuk. Dengan kata lain antara bentuk dan makna terdapat suatu keterkaitan. Namun harus diketahui juga apakah makna itu berterima atau tidak.
1990
S14691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Made Riasni
Abstrak :
Dalam skripsi ini telah diterapkan teori leksikografi oleh Scheeder dan Hausmann ke dalam kamua ekabahasa Berman Wahrig dan Duden. Tujuannya ialah menunjukkan sejauhmana pokok-pokok pikiran dari ke dua poker leksikograf Jerman tersebut dapat diterapkan, serta menunjukkan kekurangan dan kelebihan masing-masing kamus, khususnya bagi pengguna kamus aktif. Skripsi ini terdiri alas empat bab. Bab pertarna ialah pendahuluan. Di dalaun bab kedua dijabarkan struktur leksem kamus ekabahasa yang ditulis oleh Hausmann dan Scheeder. Berdasarkan ke dua teori tersebut pada bab ketiga dianalisis lima belas kata yang diambil dari kamus Duden dan Wahrig. Kesimpulan dan basil analisia ditulis dalam bab keempat. Hasilnya ialah: pokok-pokok pikiran Schaeder dapat lebih banyak diterapkan daripada pokok-pokok pikiran Hausmann. Hal ini dikarenakan Schasder menulis teorinya dengan lebih terperinci, sehingga dapat menganalisis suatu lama lebih jauh. Kamus Wahrig cocok untuk penggtuta kamus aktif karena lebih lengkap memberikan petunjuk bagaimana menggunakan suatu kata dalam sebuah kalimat. Sebaliknya Roden memiliki kelebihan dengan menggunakan Nest gugus dalam penyusunan lamanya, sehingga mempermudah penggunanya untuk mempelajari bentukan-bentukan suatu kata.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S16213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Yugia
Abstrak :
ABSTRAK Penulis skripsi ini sangat tertarik untuk menulis masalah perkembangan kata serapan yang berasal dari bahasa Inggris dalam bahasa Jerman, karena selama masa studi, penulis skripsi ini banyak sekali menemukan kata - kata dalam bahasa Jerman yang berasal dari bahasa Inggris. Rasa ingin tahu tentang perkembangan suatu kata asing menjadi kata serapan dalam bahasa Jerman membuat penulis ini tertarik untuk menjadikannya sebagai terra skripsi ini. Bahasa sebagai alat komunikasi erat kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia. Dengan kemajuan teknologi perbe_daan jarak satu negara dengan negara yang lain dan kendala perbedaan bahasa tidaklah menjadi masalah lagi. Ini adalah salah satu alasan mengapa perkembangan bahasa makin lama makin cepat.
1995
S14596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Yuliyanti
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini terdiri dari empat bab. Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, ruang lingkup, sumber data, prosedur kerja, dan sistematika penyajian.

Dalam bab II dijabarkan teori-teori yang digunakan dalam skripsi ini. Sebagai landasan teori, digunakan teori-teori dari Einar Haugen, Charles F Hockett, Wolfgang Fleischer, dan Broder Carstensen. Konsep tentang kata pinjaman didasarkan pada teori dari Einar Haugen dan Charles F Hockett. Sedangkan teori Wolfgang Fleischer dan Broder Carstensen digunakan sebagai landasan untuk teori pembentukan kata pinjaman.

Bab III berisi analisis data secara keseluruhan terdapat 130 kata pinjaman bahasa Inggris yang dianalisis. 130 kata tersebut terdiri dari 97 kata yang terrnasuk ke dalam bentuk kata pinjaman loanword, 8 kata loan blend, 2 kata loanshift, 17 kata creation, dan 6 kata bentuk setengah terjemahan.

Bab IV berisi kesimpulan dari penelitian ini. Komposita merupakan proses pembentukan kata yang paling banyak muncul. Selain itu, terdapat juga proses pembentukan kata yang lain, seperti derivasi, prefiksasi, Abkurzung, dan Kurzwort.
1999
S14681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weny Lailla Khusna
Abstrak :
Informasi yang menggemparkan dunia pada awal tahun 2020 adalah Virus Corona atau yang saat itu disebut Novel Coronavirus. Kasus terinfeksi virus Corona yang dapat menyebabkan kematian ini ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 membuat krisis kesehatan global pada masyarakat dunia termasuk Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah melalui Direktorat Promosi Kesehatan Kemenkes RI mensosialisasikan informasi terkait COVID-19 salah satunya melalui media sosial Instagram. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi pemerintah mengedukasi dan berinteraksi kepada masyarakat dalam memberikan informasi terkait COVID-19 melalui poster. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan data moda verbal dan moda visual dan sumber data berupa poster COVID-19 yang diunggah oleh akun Instagram @dit.promkes. Sumber data sebanyak 153 poster direduksi berdasarkan tema yang ditemukan. Terdapat 9 poster dari 9 tema dipilih karena mendapatkan likes terbanyak di Instagram. Data berupa moda verbal dan visual dari poster dianalisis dengan menggunakan teori SFL (Halliday, 2014) dan Visual Grammar (Kress & Van Leeuwen, 2021). Hasil penelitian menunjukkan bahwa moda verbal poster COVID-19 berdasarkan fungsi ideasional berisi identifikasi, definisi, dan deskripsi tindakan-tindakan pencegahan COVID-19. Moda verbal poster COVID-19 ditinjau dari fungsi interpersonal berisi klausa perintah dan pernyataan. Kemudian, moda visual poster COVID-19 dilihat dari fungsi representasional menampilkan partisipan representatif sebagai lambang ide pokok moda verbal dan tema utama tiap poster itu sendiri. Fungsi interaktif dari moda visual poster dilihat dari partisipan representatif sebatas memberikan informasi dan menunjukan adanya kuasa (power) dari pembuat poster ke pembaca. Terakhir, berdasarkan komposisional poster COVID-19, hal yang paling ditonjolkan tiap poster-poster tersebut adalah moda verbal. ......The information that shocked the world at the beginning of 2020 was the Corona Virus or Novel Coronavirus. The case of being infected by Corona virus which can cause death is designated by the World Health Organization (WHO) as a COVID-19 pandemic, The COVID-19 pandemic has created a global health crisis for the world community, including Indonesia. Therefore, the government through the Health Promotion Directorate of the Indonesian Ministry of Health gives the information related to COVID-19 through social media Instagram as one of the platform used to spread the news. This research conducts to find out how the government's strategy to educate information related to COVID-19 and interact to the public through posters. The research method used in this study is a qualitative approach. This study uses verbal and visual mode as the data and the data source is COVID-19 posters uploaded by the Instagram account @dit.promkes. There are 153 posters reduced to 9 posters based on the topic found. Those 9 posters of 9 topics are choosen because they get the most likes by the reader in Instagram. Then, verbal and visual mode of the posters are analyzed using theory of Systemic Functional Linguistics (Halliday, 2014) and Visual Grammar (Kress & Van Leeuwen, 2021). The results showed that the verbal mode of the COVID-19 posters based on the ideational function contained identification, definition and description of COVID-19 preventive acts. The verbal mode of the COVID-19 poster in terms of interpersonal functions contains command and statement clauses. Then, the visual mode of the COVID-19 poster is seen from the representational function featuring representative participants as a symbol of the main idea of ​​the verbal mode and the main theme of each poster itself. The interactive function of the poster's visual mode is seen from the representative participant only provides information and conveys the existence of the power from the poster creator to the reader. Finally, based on the composition of the COVID-19 poster, the salience of each posters are the verbal mode which dominate the posters.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atin Fitriana
Abstrak :
[Tesis ini mengkaji leksem deiktis dalam bahasa Jawa Kuno berdasarkan perilaku sintaktisnya. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah teks Ādiparwa. Data diolah dengan menggunakan peranti lunak Sketch Engine. Peneliti memanfaatkan menu word list (daftar kata) dan baris konkordansi pada peranti lunak Sketch Engine untuk pemerolehan dan pengolahan data. Penelitian ini menggunakan teori deiksis dari Fillmore (1975) dan menggunakan teori sintaksis Dixon (2010), serta didukung oleh penelitian mengenai bahasa Jawa Kuno oleh Zoetmulder dan Poedjawijatna (1992 dan 1993). Analisis sintaktis yang dilakukan pada penelitian ini juga tidak terlepas dari aspek semantik karena aspek semantik tidak dapat dilepaskan dari analisis sintaktis. Hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku sintaktis leksem yang deiktis dalam bahasa Jawa Kuno pada teks Ādiparwa berbeda satu sama lain. Pada tataran frasa, leksem yang deiktis dalam bahasa jawa Kuno dapat membentuk beberapa frasa, seperti frasa pronominal, frasa nominal, frasa apositif, dan frasa preposisional. Pada tataran kalimat, leksem yang deiktis dapat mengisi fungsi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan, bergantung pada kategori sintaktis leksem yang deiktis. Berdasarkan posisinya, leksem yang deiktis dapat berada di sebelah kiri atau kanan dari kata yang ditunjuk atau dijelaskannya. ;This thesis discussed about the deictic lexeme in Old Javanese based on its syntactic behavior. This research used Ādiparwa text as the data. The data was processed by software Sketch Engine. Researcher used wordlist and concordance menu in Sketch Engine to acquire and process the data. This research also used the deixis theory by Fillmore (1975), the syntax theory by Dixon (2010), and the research of Old Javanese by Zoetmulder and Poejawijatna (1992 and 1993). The syntactic analysis in this research was related with semantic aspect, because the semantic aspect cannot be separated from the syntactic analysis. The result of the analysis showed that the syntactic behavior of deictic lexeme in Old Javanese on Ādiparwa text was different from one deixis and the others. In the phrase level, the deictic lexeme can establish some phrases, such as pronominal phrase, nominal phrase, appositive phrase, and prepositional phrase. In the sentence level, the deictic lexeme can be function as subject, predicate, object, complement, and adjunct depended on syntactic category of deictic lexeme. Based on the position, the deictic lexeme can be placed in the right or left side the word that was referenced or explained. , This thesis discussed about the deictic lexeme in Old Javanese based on its syntactic behavior. This research used Ādiparwa text as the data. The data was processed by software Sketch Engine. Researcher used wordlist and concordance menu in Sketch Engine to acquire and process the data. This research also used the deixis theory by Fillmore (1975), the syntax theory by Dixon (2010), and the research of Old Javanese by Zoetmulder and Poejawijatna (1992 and 1993). The syntactic analysis in this research was related with semantic aspect, because the semantic aspect cannot be separated from the syntactic analysis. The result of the analysis showed that the syntactic behavior of deictic lexeme in Old Javanese on Ādiparwa text was different from one deixis and the others. In the phrase level, the deictic lexeme can establish some phrases, such as pronominal phrase, nominal phrase, appositive phrase, and prepositional phrase. In the sentence level, the deictic lexeme can be function as subject, predicate, object, complement, and adjunct depended on syntactic category of deictic lexeme. Based on the position, the deictic lexeme can be placed in the right or left side the word that was referenced or explained. ]
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T44421
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Wiradharma
Abstrak :
Beberapa lirik lagu dangdut menggunakan metafora dalam mengungkapkan realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana metafora dalam lirik lagu dangdut mengungkapkan realitas sosial. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data lagu yang digunakan terdapat sepuluh lirik lagu dangdut pada tahun 2003?2015. Teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Analisis Makna Metafora (Knowles dan Moon, 2006) dan teori Metafora Konseptual (Lakoff dan Johnson, 1980) yang saling melengkapi. Kajian Semantik Kognitif (Evans dan Green, 2006) digunakan untuk mengungkapkan makna metafora dengan tidak memisahkan pengetahuan linguistis dan ensiklopedis. Hasil penelitian ini mengungkapkan angka, kata dan frasa metaforis yang terjadi pengalihan konsep dari makna literal ke makna metaforis karena adanya persamaan konsep, proses, keadaan, sifat, bentuk, jumlah, rasa, karakter, fungsi dari sesuatu benda atau hal yang dialihkan. Realitas sosial yang diungkapkan dalam lirik lagu dangdut meliputi perilaku dan keadaan seseorang, ilustrasi pornografi, ungkapan terhadap perilaku positif dan negatif seseorang. Klasifikasi metafora yang terdapat dalam lirik lagu dangdut, yaitu metafora ontologis dan struktural. Asal ranah sumber metafora berasal dari angka, barang, buah, hewan, indra, keadaan, makanan, tempat, tindakan, dan waktu. Relasi antara ranah sumber dengan ranah sasaran berupa perbandingan kata yang mempunyai kesamaan konsep sehingga terjadi perubahan makna dan pengalihan konsep. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat metafora kreatif sebagai ungkapan yang belum terdapat dalam kamus, seperti keong racun, buaya buntung, serta 69 yang secara metaforis mengandung makna pornografi. ...... Several dangdut song's lyric use metaphor in revealing the social reality in the society. This research's objective is to discover how metaphor in dangdut song's lyric reveal the social reality. The research's method used is qualitative. The data used are lyrics taken from 10 dangdut song during 2003?2015. The theory used in this research is the analysis of metaphor meaning (Knowles and Moon, 2006) and conceptual metaphor theory (Lakoff and Johnson, 1980) which complement each other. The study of cognitive semantics (Evans and Green, 2006) is used to reveal the meaning of metaphor without separating from linguistics and encyclopedic knowledge. The result of the research shows metaphoric number, word, and phrase which undergoes the process of changing from literal to metaphoric meaning because there is a similarity in concept, process, situation, feature, shape, numbers, sense, character, or function of something altered. The social reality revealed in dangdut song's lyric consist of someone's behavior and condition, pornography illustration, and expression on someone's positive and negative behavior. The metaphor in dangdut song's lyrics can be classified into ontological and structural metaphor. The source of metaphor can be from numbers, goods, fruit, animal, sense, condition, food, place, action, and time. The relation between the source and the target of metaphor is in the form of comparison of words which has the similar concepts which enables meaning and concept changing. The finding of this research shows that there are several creative metaphor which can not be found in the dictionary such as "keong racun", "buaya buntung", and "69" which metaphorically contain pornography meaning.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>