Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhyin
Abstrak :
Studi pengelasan titik dari dua baja yang berbeda jenis baja SPCD (Steel Plat for Cold Drawing) dan baja SSPDX (Steel Sheet Plat for drawing Extra) serta pengaruh arus dan tekanan elektroda, merupakan suatu hal yang sangat penting, karena seringkali sifat mekanik pada penyambungan dua plat baja yang berlainan jenis menjadi satu akibat las titik (resistance spot welding), terutama pada komponen yang dapat mengalami beban statis dan dinamis, berkaitan langsung dengan keberadaan nugget (manik las) dan daerah pengaruh panas (Head Affected Zone = HAZ). Pada las titik terdapat parameter-parameter yang mempengaruhi hasil pengelasan, diantaranya tekanan elektroda dan besarnya arus pengelasan. Teknik yang digunakan untuk mengamati perilaku nugget dan daerah pengaruh panas adalah mikroskop optik dan scanning electron microscope (SEM), Perubahan sifat mekanik akibat adanya pengerasan pada nugget dan daerah pengaruh panas diamati melalui kekerasan bahan Vikers dan pengujian tarik geser. Dari hasil pengamatan dengan mikroskop optik menunjukkan bahwa struktur mikro dan kekerasannya akibat siklus termal pengelasan, pada daerah pengaruh panas terjadi perubahan besar butir kristal ( lebih kecil ) dan kekerasannya ( lebih tinggi ) jika dibandingkan degan logam induk. Sedangkan hasil pengamatan. foto mikro distribusi unsur dengan scanning electron microscope terdapat distribusi Mangan (Mn) pada daerah pengaruh panas dan nugget baja SSPDX lebih kecil dibandingkan dengan distribusi Mangan pada daerah pengaruh panas dan nugget baja SPCD. Kemampuan dalam menahan beban tarik geser pada pemakaian arus listrik 7,15 kA rendah, sedangkan pada arus 9.10 kA dan 11,15 kA berhasil karena mampu menahan beban tarik geser yang cukup besar dengan tekanan elektroda masing-masing 140 kg/mm2, 170 kg /mm2 dan 220 kg/mm2.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suhariyanto
Abstrak :
Untuk mengetahui pengaruh Cu dan Zn terhadap paduan Al-Si-Mg maka dibuat Sampel I dan Sampel II. Sampel I paduan Al-Si-Mg dengan variasi persen berat (%wt) Cu sebesar : 0 ; 1,5 ; 3 dan 5 %wt sedang Zn dibuat konstan sebesar 1 %wt. Sampel II paduan Al-Si-Mg dengan variasi persen berat Zn sebesar : 0 ; 0,5 dan 1,5 %wt, sedang Cu dibuat konstan sebesar 3 %wt. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sampel-sampel tersebut, yaitu, pengujian : kekerasan, titik leleh , foto struktur mikro , SEM-EDAX dan Meping. Disamping itu juga didukung oleh data sekunder yang berupa hasil pengujian kekuatan tarik dan hasil pengujian dengan XRD. Hasil pengujian menunjukkan bahwa : semakin besar kandungan Cu , maka kekerasan akan naik, titik leleh akan turun, sedang kekuatan tariknya mula-mula naik sampai dengan kandungan Cu = 3 %wt, kemudian turun sampai kandungan Cu = 5 %wt. Disamping itu juga ditunjukkan bahwa : semakin besar kandungan Zn , maka kekerasan dan titik leleh akan turun, sedang kekuatan tariknya mula-mula turun sampai kandungan Cu = 0,5 %wt, kemudian naik sampai kandungan Cu sebesar 1,5 %wt. Hasil pengujian-pengujian tersebut menunjukkan bahwa : pada paduan tersebut muncul dua fasa yang dominan, yaitu fasa yang sangat kaya dengan Al (sebagai matrik) dan fasa yang kaya dengan Si. Disamping itu juga menunjukkan bahwa Cu dan Zn sangat mempengaruhi bentuk morfologi dari struktur mikro paduan. Morfologi struktur mikro yang fasa kaya Si-nya berbentuk serabut yang berserakan (tidak teratur) mempunyai kekuatan tarik yang relatif tinggi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sukarno
Abstrak :
PadaPJPT II produksi otomotif dan industri manufaktur berkembang pesat sesuai dengan kualitas sumber daya manusia (SDM), demikian pula dalam rangka menghadapi era globalisasi produk-produk tersebut diharapkan mempunyai daya saing yang tinggi sehingga meningkatkan devisa negara. Bahan sampel dari penelitian ini adalah all killed steel sheets tipe CQ dengan sistem batch anil sebagai bahan baku appliances, komponen automobil dan komponen otomotif yang berkandungan carbon (0,039 - 0,069) % setara dengan CE (0,039 - 0,071) % mempunyai sifat mekanis dan mampu bentuk dengan nilai kekerasan (44-55) HRB, tegangan ( 314-346) N mm2, elongation (73-87)%, koefisien pengerasan regangan ( 0,171- 0,202 ), regangan ultimate, (16,9 - 21,4 ) % limit drawing ratio / koefien pembatasan penarikan (1,94 - 2,06 ), ketinggian cup (25.46 - 30.54 ) mm, ketinggian earing / pengupingan (2.19-6.49) % kedalaman tekanan (9,8 - 11,00) mm, koefisien regangan plastic rata-rata ( 1,244 - 1,55 ), koefisien planar anisotropi (0.206-0.3570) dan diameter butir ferite ( 0,0021 - 0,0042 ) mm. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada batas-batas harga tersebut karbon equivalen meningkatkan kekerasan, kekuatan, modul R dan menurunkan elongation, koefisien pengerasan regangan, regangan ultimate, LDR, tinggi cup, kedalaman tekan erichsen, modul AR, regangan arah tebal dan memperhalus diameter butir. Atas dasar uraian tersebut diatas penganih karbon equivalen terhadap sifat mekanis dan mampu bentuk terhadap al killed steel sheet tipe CQ dapat dioptimasi dominan untuk kode nomor 3 dengan deformasi pada skinn pass rolling disarankan kurang dari (0.5 - 0.2 ) % agar nilai kewajaran untuk koefisien pengerasan regangan tercapai.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silakhuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan pengembangan model potensial optik Beccheti-Greenlees(B-G) yang cocok untuk perhitungan tampang lintang reaksi antara proton berenergi 10-30 MeV dengan inti sasaran bernomor massa 56 hingga 76. Pengembangannya dilakukan dengan memodifikasi besarnya parameter-parameter potensial optik dalam model tersebut, sedemikian sehingga data-data tampang lintang reaksi yang diperoleh dari perhitungan memakai model tersebut lebih mendekati hasil eksperimen. Metode modifikasinya menggunakan penggeseran faktor.X. Perhitungannya dikerjakan dalam program komputer SCAT-2. Hasil pengujian dari modifikasi atas himpunan parameter B-G ini menunjukkan bahwa dari 17 titik energi pengujian, nilai kriteria 3c2 turun dari 33,3 menjadi hanya 1,7.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naila Mubarok
Abstrak :
Masalah yang melatar belakangi penelitian ini adalah, bahwa dalam fabrikasi pembuatan botol elpiji dari bahan aluminium serie 6XXX dilakukan proses aging untuk menaikkan sifat mekanik. Dalam standar SII 2538-90 mensyaratkan proses aging pada temperatur 200 ± 5 °C minimal 30 menit menghasilkan kuat tarik minimal 28 kg/mm2, kuat ulur minimal 20 kg/mm2 dan regangan minimal 14 %. Penelitian ini dimaksudkan mencari kondisi waktu aging minimum untuk mencapai sifat mekanik yang disyaratkan dalam standar, dengan variabel temperatur dan waktu aging. Selanjutnya akan diamati perubahan sifat mekanik seperti kekerasan, kuat tarik, kuat ulur, regangan dan struktur mikro dari proses aging antara temperatur 125 -250 °C waktu sampai dengan 8 jam. Juga diamati awal penurunan sifat mekanik akibat over aging. Bahan yang dijadikan penelitian diambil dari paduan aluminium serie 6XXX yang belum mendapat pembentukan (belum dideformasi) dan bahan yang sudah mengalami pembentukan (sudah mendapat deformasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat mekanik yang memenuhi standar untuk bahan yang belum dideformasi diperoleh dari proses aging temperatur 200 °C waktu 3 - 3,5 jam, dan over aging mulai terjadi pada waktu 6 jam. Sedangkan pada bahan yang sudah mengalami deformasi, sifat mekanik yang memenuhi standar dihasilkan pada waktu aging 2,3 - 3 jam, dan over aging mulai terjadi pada waktu 4 jam. Dari pengujian TEM terhadap benda uji yang mengalami proses aging temperatur 200 °C waktu 4 jam dan sifat mekanik menunjukkan maksimum terlihat presipitat berbentuk jarum dalam jumlah banyak dan menyebar merata, sedangkan pada over aging presipitat membesar, jumlah sedikit, bentuk berubah menjadi tongkat dan pelat serta menyebar merata.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engkir Sukirman
Abstrak :
INTISARI Senyawa YBa2Cu307_x memiliki dua bentuk struktur, yakni struktur ortorombik yang superkonduktif dan struktur tetragonal yang berperilaku seperti semikonduktor. Distribusi kekosongan kedua struktur tersebut telah ditentukan dengan teknik difraksi neutron, menggunakan metode analisis Rietveld. Perilaku hambatan listrik terhadap suhu cuplikan ditentukan dengan metode "probe" empat titik. Hasil analisis menunjukkan bahwa, pada cuplikan superkonduktif atom - atom oksigen dan kekosongan oksigen terdistribusi secara teratur berturut-turut sejajar sumbu a dan sumbu b pada bidang CuO, sehingga mengakibatkan b < a. Pada cuplikan semikonduktif, kekosongan oksigen terdistribusi secara acak pada bidang CuU, menyebabkan a = b. Batasan yang menyatakan bahwa, untuk 0 { x < 0,5 bahan berbentuk ortorombik dan bentuk tetragonal terjadi jika 0,5 < x { 1, ternyata tidak terbukti. Dalam penelitian ini ditemukan fasa ortorombik yang banyak mengalami kekurangan oksigen x = 0,68. Jadi batasan yang paling tepat untuk pembentukan fasa ortorombik/ tetragonal adalah kondisi keteraturan / ketidakteraturan kekosongan oksigen pada bidang dasar sel satuan.
ABSTRACT The YBa2Cu307_x compound occurs in two polymorphs 2 9 7-x orthorhombic and tetragonal structures which have super conducting properties and semiconductor-like behavior, respectively. The vacancy distribution of both structures has been determined by neutron diffraction technique, using Rietveld analysis method. The resistivity behavior at various sample temperatures has been determined by four-point probe method. The analysis of the diffraction patterns show that oxygen ?atoms and the vacancies in a super-conducting sample are orderly distributed on CuO planes parallel to the a-axis and b-axis respectively, resulting in b < a. The oxygen vacancies in a semi conducting sample are randomly distributed on the CuO planes, resulting in a = b. The rule which states that the orthorhombic and tetragonal phases can be formed over a range of compositions: OCxCO.5 and 0.5[x[1.0 respectively, are not confirmed. In this investigation it was observed that an orthorhombic phase occurred at an oxygen deficiency of x = O.6B. Thus the most appropriate rule for the orthorhombic I tetragonal phases formation are the ordering / disordering of the oxygen vacancies on the CuO planes.
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi Rachmad
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dibuat suatu material komposit orthotrapik dari bahan polyester sebagai matrik dan serest ijuk sebagai bahan fillernya. Kekuatan material komposit ditetapkan dengan uji tarik static. Data tersebut dibandingkan terhadap data kekuatan komposit hasil perhitungan. Untuk perhitungan kekuatan komposit dibutuhkan data besaran fisis E dan γ bahan penyusun komposit tersebut.

Oleh karena besaran fisis E dan γ bahan filler belum terdapat dalan buku standar, maka besaran ini terlebih dahulu harus ditetapkan dengan Cara experimen tersendiri.

Penelitian ini memperoleh hasil sebagai berikut :

a. Kekuatan mekanik hasil pengukuran lebih rendah data. kekuatan mekanik hasil perhitungan teori, baik untuk variasi sudut arah filler maupun untuk variasi volume fraksi filler.

b. Daya serap netron pada material komposit akan bertambah dengan naiknya volume fraksi bahan filler.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Tunggul Mulia
Abstrak :
Telah dilakukan pengujian dan penelitian terhadap pipa kuningan ASTM B 111 Tipe C 68700 yang dipergunakan pada kilang minyak Crude Distilling Unit I Box Cooler 4-3. Pengujian dan penelitian meliputi sifat mekanik, patahan, kekerasan Vickers dan metallografi. Untuk mendapatkan simulasi operasi, maka pipa tersebut dipanasi pada suhu 100°C, 150°C, 200°C, 250°c dan 300°c dengan waktu tahan masing-masing 8 jam, 16 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam. Dari hasil pengujian metallografi dan scanning electron microscope dengan energy dispersive analysis by X-ray serta dengan pengamatan visual, maka akan dapat diamati proses desengsifikasi yang terjadi pada pipa tersebut. Dengan membuat korelasi dengan hasil penelitian lainnya seperti uji-tarik, kekerasan Vickers, bentuk patahan yang terjadi maka akan dapat diiihat kondisi akhir dari material pipa itu.
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Darmawan
Abstrak :
A new prenylated compound (5,7,3',4'-tetrahydroxy-3,6-diprenyl flavone), together with five known compounds apigenin-8-C-glucoside, scopoletin, apigenin, macarangin and 5,7,3',4'-tetrahydroxy-6-geranylflavonol, have been isolated from the methanol leaves extract of the Macaranga gigantifolia Merr. Five known (isolate 1-5) compounds isolated from the ethyl acetate (EtOAc) fraction conducted by two different method of chromatographic (silica gel colum chromatography gravitation, and centrifugal chromatography plate using chromatotron) with silica gel as stationary phase and organic solvent gradient system (n-hexane, n-hexane-EtOAc, EtOAc, EtOAc:MeOH, and MeOH, respectively). A new compound (isolate 6) isolated from the acetone fraction using silica gel column chromatography method eluted with the same system solvent of silica gel column chromatography above. All secondary metabolites isolated from the leaves of M. gigantifolia purified by preparative thin layer chromatography and re-crystallization methods. Their structures were elucidated based on UV, FTIR, NMR and mass spectral data. In vitro cytotoxic assay showed that 5,7,3',4'-tetrahydroxy-6-geranylflavonol has highest anticancer activity with IC50 0.22 μg/mL, compared to 5,7,3',4'-tetrahydroxy-3,6-diprenylflavone, apigenin-8-C-glucoside, scopoletin, apigenin, and macarangin which have IC50 55.40, 17.42, 14.13, 119.12, and 6.19 μg/mL, respectively. Structure activity relationship (SAR) of six isolated secondary metabolite compounds itself, and supported by comparative data of the corresponding references showed that glycoside group responsible for the anticancer inactivity of flavonoid compound. In contrast with glycoside substituent, isoprenyl substituent which is attached to the ring A, B or C of the flavonoid compounds increases the anticancer activity of these compounds. Two hydroxyl group attached to the carbon atoms on C-3' and C-4' identified as pharmacophore group that can increase the anticancer activity of the flavonoid compounds.
Senyawa baru flavonoid terprenilasi 5,7,3?,4?-tetrahidroksi-3,6-diprenil flavon, bersama-sama dengan lima senyawa lainnya yaitu apigenin-8-Cglukosida, skopoletin, apigenin, makarangin dan 5,7,3?,4?-tetrahidroksi-6-geranilflavonol, telah berhasil diisolasi dari ekstrak metanol daun mahang (Macaranga gigantifolia Merr). lima bauah senyawa (isolat 1-5) diisolasi dari fraksi etil asetat menggunakan dua teknik kromatografi yang berbeda yaitu kolom kromatografi gravitasi silika gel dan kromatografi pelat sentrifugal (kromatotron), namun sama-sama menggunakan silika gel sebagai fasa diam serta sistem pelarut organik bergradien secara berurutan mulai dari n-hexane, nhexane-EtOAc, EtOAc, EtOAc:MeOH, dan MeOH sebagai fasa gerak. Senyawa baru (isolat 6) berhasil diisolasi dari fraksi aseton menggunakan teknik kolom kromatografi gravitasi silika gel dengan jenis fasa diam dan fasa gerak yang sama sebagaimana yang digunakan pada teknik kromatografi kolom gravitasi silika gel untuk memisahkan isolat 1-5 di atas. Semua senyawa metabolit sekunder yang berhasil diisolasi dipurifikasi lebih lanjut dengan metode kromatografi lapis tipis preparative (KLTP) dan rekristalisasi. Struktur kimianya ditentukan berdasarkan data spektroskopi UV, FTIR, NMR dan Massa. Hasil uji sitotoksisitas secara in vitro menunjukkan bahwa senyawa 5,7,3?,4?-tetrahidroksi-6-geranilflavonol mempunyai aktivitas antikanker paling tinggi dengan nilai IC50 0,22 μg/mL, dibandingkan dengan senyawa 5,7,3?,4?-tetrahidroksi-3,6-diprenil flavon, apigenin-8-C-glukosida, skopoletin, apigenin, dan makarangin yang masing-masing mempunyai nilai IC50 55,40, 17,42, 14,13, 119,12, dan 6,19 μg/mL. Hubungan antara struktur dan aktivitas (SAR) dari keenam senyawa tersebut di atas, didukung dengan data-data hasil uji aktivitas antikanker dari senyawa metabolit sekunder dari genus Macaranga lainnya yang diperoleh dari literature, menunjukkan bahwa adanya gugus glikosida yang terikat pada aglikon flavonoid membuat senyawa tersebut menjadi menurun aktivitas antikankernya. Berbeda dengan substituen glikosida, adanya substituen isoprenil baik yang terikat pada cincin A, B maupun cincin C pada rangka utama senyawa flavonoid meningkatkan aktivitas antikanker dari senyawa flavonoid tersebut. Dua gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon C-3? dan C-4? teridentifikasi sebagai gugus farmakofor yang keberadaannya dapat meningkatkan aktivitas sitotoksik senyawa flavonoid yang mengikatnya.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D2024
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library