Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Listyaningrum Adigunanto
Abstrak :
Penterjemahan sudah ada semenjak manusia mulai mengadakan komunikasi antara sesamanya, baik dalam kelompok atau antar kelompok, baik da1am bahasa yang sama atau berbeda (Rahman, 1981: 4). Dari sejarah kita menge_tahui bahwa bangsa-bangsa kuno di Eropa dan Asia seperti bahasa Romawi, Funisia, Arab, Parsi dan Cina telah menge_nal penterjemah. Karya-karya di bidang sastra, ilmu pengetahuan agama, kebudayaan dan sebagainya diterjemahkan dari bahasa asalnya ke bahasa lain. Kegiatan ini berlangsung terus menerus sampai sekarang. Kegiatan penterjemahan mulai maju pesat pada masa penterjemahan Kitab Suci Injil ke dalam berbagai bahasa (Rahman, 1981:4). Pada masa itu para misionaris dengan giat menyebarkan agama Kristen ke segala penjuru dunia. Dengan tujuan penyebaran agama, para misionaris menterjemahkan Kitab Suci Injil tersebut. Begitu pula halnya dengan agama besar lainnya, terutama agama Islam, yang disebarkan melalui terjemahan Kitab_
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Amanda Basri
Abstrak :
Seperti telah diungkapkan sebelum ini, dalam BIng pemakaian KGO2 you tidak lagi menunjukkan status pembicara dan yang diajak bicara. Status dapat ditunjukkan dengan pemakaian kata panggilan. Pendapat ini sudah diungkapkan oleh Brown, Ford, Gilman, Irvin-Tripp dan Bell. Apabila dicocokkan pendapat mereka dengan korpus yang digunakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jarak sosial dan status sosial individu sangat menentukan hubungan P1 dan P2 dan dalam menentukan kata panggilan yang akan dipakai. Dalam Bind hubungan antara P1 dan P2 dapat dilihat dari pemakaian KGO2, selain pemakaian kata panggilan seperti dalam BIng. Dalam memilih padanan kata sapaan BIng dalam Blnd, pertama-tama ditentukan hubungan antara pelaku dalam BIng dan kemudian disesuaikan dengan melihatnya dari kaca mata kebudayaan Indonesia dan kaidah sosiolinguistis agar hasil terjemahan terasa wajar. Karena adanya penyesuaian dengan latar belakang kebudayaan Indonesia itu maka KGO2 you mempunyai padanan yang berbeda-beda
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gyani Buditjahja
Abstrak :
Bahasa pada hakekatnya adalah alat komunikasi yang paling utama bagi kehidupan manusia. Bahasa timbul, sesuai dengan kebutuhan manusia di dalam hidupnya dan bahasa merupakan ciri yang membedakan manusia dan hewan. Hanya dengan perantaraan bahasa lah orang dapat mengungkapkan jalan pikirannya ke_pada sesamanya dan di saat lain mencoba untuk mama_hami apa yang diungkapkan oleh orang lain kepadanya. seluruh aspek kehidupan manusia tak mungkin dapat berjalan dengan semestinya tanpa pemakaian bahasa. Dengan kata lain di dalam segala aktivitasnya dan terutama sekali di dalam kehidupan bermasyarakat, orang seluruhnya bergantung pada penggunaan bahasa (Samsuri, 1976:2). Oleh karena setiap individu tidak terlepas dari kehidupan kelompok atau masyarakatnya masing-masing, dan setiap orang memiliki caranya sendiri dalam mengungkapkan pengalaman hidup, maka sudah pada tempatnyalah apabila dikatakan bahwa bahasa di dunia berbeda-beda, dalam arti masing-masing mempunyai ciri khas dan keunikannya sendiri-sendiri. Meskipun demikian, perbedaan itu tak perlu dianggap sebagai suatu kesulitan komunikasi yang tak dapat_
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S14122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutadjulu, Jean Friesda
Abstrak :
Setiap kelompok masyarakat di dunia memiliki su_atu kebudayaan tertentu yang berbeda satu dengan yang lain. Kebudayaan ini menyangkut beberapa unsur yang oleh para ahli antropologi dibagi menjadi tujuh, satu di antaranya adalah sistem bahasa (Koentjaraningrat, 1974:77). Bahasa yang merupakan alat utama untuk berfikir dan sarana terpenting sebagai alat komunikasi antar manusia adalah dasar masyarakat manusia yang paling awal dan paling berakar. Bahasa adalah tanda yang jelas daripada kepribadian yang baik maupun yang buruk; tanda yang jelas daripada keluarga dan bangsa; dan tanda yang jelas daripada budi kemanusiaan (Samsuri, 1978:k). Kominikasi antar manusia dapat berlangsung dalam lingkungan yang paling kecil, yaitu keluarga, dan dalam lingkungan yang paling luas, yaitu kominikasi antar bangsa di dunia. Dalam usaba memajukan taraf hidup, masing-masing bangsa merasa perlu untuk menja_lin hubungan dengan dunia luar, baik dalam bidang politik, ekonomi maupun dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan lain-lainnya...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14120
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Martalaya
Abstrak :
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis dan menilai apakah penyusunan bahan pelajaran buku BAHASA INGGRIS 1A UNTUK SMA menggunakan pendekatan struktural atau pendekatan komunikatif atau campuran dari keduanya. Dan untuk menganalisis buku tersebut digunakan analisis kompara_tif antara metode struktural dengan metode komunikatif. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori yang berhubungan dengan Metode Pengajaran Bahasa, yaitu metode struktural yang dikemukakan oleh Lado (Richards dan Rodgers, 1986) dan metode komunikatif yang dikemukakan oleh Mary Finocchiaro dan Brumfit {1983). Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel. Hasil tersebut menunjukkan bahwa bahan pelajaran yang disusun dengan menggunakan metode struktural, struktur dan kosa kata di dalam kalimat hanya membentuk makna gramatikal dan makna leksikal,dan akhirnya makna kalimat tersebut hanya membentuk kesatuan makna kalimat yang harafiah. Sedangkan bahan pe_lajaran yang disusun dengan menggunakan metode komunikatif struktur dan kosa kata dalam kalimat yang d.iajarkan adalah hasil dari pemilihan yang berdasarkan fungsi dan situasi tertentu. Dan kesimpulan analisis komponen-komponen struktur, kosa kata dan dialog adalah sebagai berikut : (1) komponen struktur masih menggunakan metode struktural, (2) kosa kata yang diseleksi sebagian besar berdasarkan frekuensi pemakaian kata-kata yang sering digunakan siswa dan hanya sebagian kecil kosa kata yang, diseleksi berdasarkan fungsi dan situasi tertentu, (3) dan pada komponen dialog, metode komunikatif telah terlaksana sepenuhnya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narottama Notosusanto
Abstrak :
Dewasa ini semakin menjamur saja buku terjemahan bahasa Indonesia dari karya-karya asing. Hal tentu sangat menggembirakan karena khazanah bacaan kita semakin kaya akan karya-karya bermutu dari seluruh penjuru dunia yang mungkin tak akan dapat dinikmati masyarakat banyak jika tidak pernah diterjemahkan. Buku-buku yang diterjemahkan itu terdiri atas berbagai karya ilmiah maupun beragam buku fiksi, baik fiksi populer maupun buku-buku sastra. Khusus mengenai terjemahan karya fiksi, penulis melihat bahwa buku-buku terjemahan di bidang ini yang didominasi terbitan PT Gramedia lebih banyak mengeluarkan terjemahan novel-novel populer karya pengarang-pengarang seperti Agatha Christie, Sidney Sheld ataupun Frederick Forsyth yang kurang bobot sastranya. Memang ada penerbit-penerbit seperti Pustaka Jaya yang masih setia menerbitkan terjemahan karya pengarang-pengarang legendaris seperti Dumas, Gogol, Hemingway dan sebagainya; juga Yayasan Obor yang belakangan ini banyak memunculkan karya sastrawan dunia yang kurang populer di. Indonesia. Namun persentase keberadaan buku-buku sastra ini masih sangat sedikit dibanding novel-novel populer yang disebut di atas. Kenyataan di atas tidak terlihat pada dunia buku terjemahan anak-_anak. Meski juga dipadati buku-buku populer seperti serial Lima Sekawarv clan Trio Detektif, buku-buku terjemahan untuk anak-anak juga mencakup terjemahan karya-karya klasik seperti Huckleberry Finn dan Tom Sawyer karangan Mark Twain, Robinson Crusoe karya Daniel. Defoe, ataupun Gulliver's Travels ciptaan Jonathan Swift. Rupanya penerjemah buku untuk anak-anak Indonesia lebih sadar untuk menerjemahkan buku-buku klasik bermutu dibanding penerjemah buku cerita untuk orang dewasa. Tetapi bukan hal itu yang mendorong penulis untuk membuat skripsi ini. Penulis tertarik akan adanya sejumlah karya yang tidak saja diterjemahkan oleh seorang penerjemah, tapi oleh beberapa penerjemah dan diterbitkan oleh penerbit berlainan. Contohnya The Three Musketeers karangan Dumas yang paling sedikit sudah muncul dalam dua versi Indonesia: Tiga Pengawal dan Tiga Pendekar. Sebut juga Emil and the Detectives karangan Erich Kastner yang tahun 1979 diterbitkan Gramedia sebagai Emil Jo-di Detektif. Kini sudah muncul lagi Erich dan Para Detektif Cilik. Contoh lain adalah buku klasik karangan Frances Hodgson Burnett, The Secret Garden, yang penulis jadikan korpus skripsi ini. Dalam jangka waktu relatif singkat, dua versi terjemahan dari buku tersebut diedarkan dua penerbit berbeda, yakni Kebun Rahasia yang diterbitkan Gramedia dan Taman Rahasia yang diterbitkan Dian Rakyat. Fenomena ini sebenarnya tidak berlaku hanya pada terjemahan buku anak-anak saja, melainkan. juga pada sejumlah karya sastra klasik umum. Beberapa tahun lalu, harian Kompas pernah memuat cerita pendek terkenal karya Hernando Tellez, Just Lather, That's All yang diterjemahkan sebagai Aku Hanya Tukang Cukur. Karya ini juga pernah diterjemahkan penerjemah lain dengan judul yang lebih harfiah: Hanya Busa, itu Saja.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabariati Rahardjo
Abstrak :
Bahasa merupakan alat yang ampuh dalam berkomuni_kasi. Dengan bahasa seseorang mampu menyampaikan pikiran, pengalaman, gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, harapan dan sebagainya kepada sesamanya. Segala kegiatan manusia akan lumpuh tanpa bahasa. Bahasa dibuat oleh dan untuk manusia. Itulah sebabnya maka pembentukan bahasa erat hubungannya dengan perorangan, masyarakat dan alam sekitar manusia yang mem_bentuk dan menggunakannya. Dan itu pula sebabnya di dunia ini terdapat berbagai bahasa (Poerwadarminta, 1979: 5).Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu, dan hal inilah antara lain yang menyebabkan terjadinya komunikasi antara manusia yang satu dengan yang lain yang berada di luar lingkungan masyarakatnya masing-masing. Namun demikian komunikasi tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, karena tidak semua orang menguasai bahasa yang lain di samping bahasanya sendiri. Di sinilah pentingnya pekerjaan menerjemahkan. Karena dengan menbaca suatu karya terjemahan yang baik, kita akan lebih cepat memahami kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan serta latar belakang masing-masing
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S13410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustinus Badhernus Solakira
Abstrak :
Penerjemahan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam era informasi ini. Di katakan demikian karena pertukaran informasi yang menjadi ciri era informasi hanya dapat dilakukan apabila ada kegiatan penerjemahan. Dalam hal ini penerjemahan dilihat sebagai proses pengalihan informasi atau pesan dari suatu bahasa ke bahasa lain. Bahasa asal terjemahan dinama.kan bahasa sumber, sedangkan bahasa hasil terjemahan disebut bahasa sasaran. Tujuan setiap penerjemah adalah menghasilkan suatu terjemahan yang baik. Artinya terjemahan yang di hasilkan harus tetap mengandung pesan atau makna yang sama seperti makna yang tordapat dalam bahasa asalnya. Selain itu, hasil terjemahan itu harus wajar menurut bahasa sasaran, baik kaidah tata bahasanya maupun pemilihan unsur leksikalnya. Untuk menghasi1kan terjemah_an yang baik ini penerjemah dapat melakukan pergeseran pergeseran struktur gramatikal. Maksudnya, penerjemah dapat meninggalkan bentuk bahasa sumber dan menggunakan bentuk bahasa sasaran. Dengan demikian, bentuk bahasa hasil terjemahan bisa sangat berbeda dengan bentuk bahasa aslinya.Pergeseran struktur terjadi pada tataran-tataran gramatikal, mulai dari tataran morfem sampai tataran kalimat. Pergeseran-pergeseran tersebut disebabkan karena setiap bahasa itu unik. Cara mengemas komponen-komponen makna berbeda-beda pada setiap bahasa. Karena setiap penerjemah harus mempertahankan makna bahasa asli dalam bahasa sasaran, maka pergeseran struktur tidak dapat dihindarkan dalam penerjemahan_
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djauhari Jatus Sulichah
Abstrak :
Surat kabar berbahasa Indonesia banyak menggunakan kata-kata pinjaman dari bahasa Inggris . Hal ini menarik perhatian penulis, karena banyak diantara bentuk-bentuk pinjaman itu ditulis dalam bentuk aslinya, sementara sebagian yang lain sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan surat kabar, menurut pendapat penulis, mempunyai pengaruh yang cukup kuat pada masyarakat. Meskipun dapat pula dipertanyakan apakah bukan masyarakat yang mem_pengaruhi bahasa yang digunakan oleh surat kabar. Ragam bahasa yang digunakan oleh pers, dalam hal ini surat ka_bar, adalah suatu ragam tersendiri yang sejalan dengan syarat-syarat berita. Bahasa surat kabar biasanya singkat dan jelas. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa apa yang disajikan surat kabar hanyalah merupakan pokok berita tanpa mengemukakan berita itu dengan terperinci. Singkat disini berarti tidak menggunakan kalimat-kalimat atau istilah-istilah yang panjang. Adalah suatu kenyataan bahwa pada umumnya surat kabar di Indonesia sering mengutip berita yang bersumber dari kantor berita asing, khususnya yang berbahasa Inggris , kemudian menerjemahkan berita-berita itu ke dalam bahasa Indonesia...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya F. Suratmas
Abstrak :
Berdasarkan hasil analisis pada bab terdahulu dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mendapatkan terjemahan yang baik, KGR BSu tidak selalu harus diterjemahkan menjadi KGR juga dalam BSa. Struktur kalimat BSu dapat dipakai dalam BSa dengan tidak menimbulkan ketidakwajaran atau kekakuan. Jenis KGR yang terdapat dalam kelompok ini ialah who, which, dan that, yang mempunyai peran subjektif dalam klausa relatif; which yang mempunyai peran objektif dalam klausa relative yang kata kerjanya berbentuk pasif; where; dan KGR dengan konstruksi preposisi + KGR yang dapat disamakan dengan KGR where karena menunjukkan tempat juga. Who, which dan that diterjemahkan menjadi KGR yang, sedangkan where dan preposisi + KGR, yang dapat disamakan dengan KGR where, diterjemahkan menjadi KGR di mana atau tempat_
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>