Pejalan kaki merupakan pengguna jalan yang rentan dalam berlalulintas. Pada tahun 2018 di Indonesia, pejalan kaki berkontribusi sebesar 16% dari total kematian dalam kecelakaan lalu lintas, sedangkan ratusan ribu orang lainnya mengalami cidera ringan maupun berat. Di Kota Magelang, 22% kecelakaan lalu lintas pada tahun 2014-2018 merupakan kecelakaan pejalan kaki dan menyumbang 28% dari total kematian dalam kecelakaan lalu lintas. Pengamatan terhadap variabel yang signifikan memengaruhi tingkat keparahan kecelakaan pejalan kaki di Kota Magelang dilakukan menggunakan metode regresi probit ordinal dan diinterpretasikan menggunakan efek marginal. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat keparahan kecelakaan pejalan kaki adalah cahaya dan usia. Pencahayaan yang kurang dan pejalan kaki yang berusia lanjut (lebih dari 65 tahun) meningkatkan fatalitas kecelakan pejalan kaki.
In Indonesia, pedestrian deals with a lot of challenge as a part of road user. In 2018, pedestrian in Indonesia contribute around 16% from total fatalities on traffic accidents, meanwhile hundreds of thousands of victims face major and minor injuries. In Magelang, 22% of traffic accidents in 2014-2018 are pedestrian accident, which contribute 28% of national fatality number caused by traffic accident. Observation over variables that significantly affect the severity of pedestrian accident in Magelang City was done using Ordinal Probit Regression method and interpreted using Marginal Effects. Study shows that lighting and age are the variables that significantly affect the severity of pedestrian accident. Lack of lighting and elderly pedestrian (older than 65 years old) increase the severity of the accidents.
Secara umum keselamatan di jalan menjadi salah satu tujuan pembangunan yang berkelanjutan, melalui program untuk menekan angka kematian akibat kecelakaan di jalan raya. Dengan demikian, penting untuk mempelajari perilaku pengendara serta faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perilaku ini. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengkaji intensi perilaku pelanggaran melawan arah arus lalu lintas pengendara sepeda motor serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan untuk menganalisis preferensi pelanggar dalam pemilihan rute perjalanan. Pada penelitian ini dibatasi pada faktor yang digunakan sebagai determinan perilaku pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor yang merupakan kontruk dari Theory of Planned Behavior yang dikemukakan Ajzen (2005) yaitu sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipercaya. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dalam pengolahan dan analisis datanya berdasarkan kuesioner Intensi dan kuesioner Stated Preference. Desain dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif analitis dengan metode pengumpulan data survei. Pengendara sepeda motor yang bekerja sebagai ojek aplikasi/ online adalah sebagai sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan terdapat pengaruh sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan terhadap intensi pengendara sepeda motor untuk pelanggaran melawan arah arus lalu lintas, dengan probabilitas sebesar 38,5%. Perceived behavior control/ kontrol perilaku yang dipercaya muncul sebagai prediktor intensi melanggar yang terkuat dibandingkan variabel lainnya, sehingga menunjukkan persepsi kontrol pengendara sepeda motor untuk melangar memiliki peran penting dalam memunculkan perilaku pelanggaran. Kemudian hasil kalibrasi stated preference didapatkan hasil 53,9% probabilitas pengendara melawan arah arus lalu lintas, karena pengendara menginginkan waktu perjalanan yang lebih sedikit dalam pemilihan rute perjalanannya namun melalui jalan yang tidak sesuai ketentuan lalu lintas yaitu dengan melawan arah.
In general, road safety is one of the goals of sustainable development, through a program to reduce mortality due to accidents on highways. Thus, it is important to study driver behavior and the factors that contribute to this behavior. The main objective of this study is to examine the intention of violating behavior against the direction of motorbike traffic flow and the factors that influence it, and to analyze violator preferences in choosing a route of travel. This study is limited to the factors used as determinants of violation behavior committed by motorcyclists which are contours of the Theory of Planned Behavior proposed by Ajzen (2005), namely attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control. This study uses multiple regression analysis in processing and analyzing the data based on the Intentions questionnaire and the Stated Preference questionnaire. The design in this study is quantitative descriptive analytical research with survey data collection methods. Motorcycle riders who work as an application motorcycle taxi are as samples in this study. The results showed that simultaneously there were influences of attitudes, subjective norms, and perceived behavioral controls on motorbike intentions for violations against the direction of traffic flow, with a probability of 38.5%. Perceived behavior control which is believed to appear as a predictor of intention to violate the strongest compared to other variables, so that the perception of motorbike riders control of violations has an important role in generating violations. Then stated preference calibration results obtained 53.9% the probability of the driver against the direction of traffic flow, because the driver wants less travel time in the selection of his route but through the road that does not comply with traffic provisions by opposing the direction of traffic flow.
Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Selain mengakibatkan korban manusia dan/ kerugian harta benda pada setiap kejadian kecelakaan di jalan raya juga dapat menimbulkan antrian/ kemacetan bagi kendaraan yang melintas pada jalur dan arah yang sama dengan posisi kendaraan yang ada di belakangnya. Sehingga dalam hal ini kejadian kecelakaan memberikan pengaruh yang cukup besar walaupun lokasi dan waktu kejadiaannya tidak selalu sama dan berpindah, tetapi apabila dalam kurun waktu tertentu dan pada radius lokasi kejadian kecelakaan tersebut terjadi berulang maka lokasi tersebut dapat di katagorikan sebagai Blackspot (lokasi rawan kecelakaan). Salah satu dari beberapa kecelakaan adalah kejadian kecelakaan di jalan tol yang di timbulkan adanya faktor penyebab dan karakteristik kecelakaan tersebut. Dalam penelitian ini di bahas tentang manajeman lalu lintas yang optimal untuk dapat mengurangi antrian/ kemacetan pada lokasi kecelakaan, pertama dengan manajemen lalu lintas sesuai SOP Kepolisian, kedua manajeman operasional lapangan petugas Kepolisian dan manajemen keselamatan di lokasi pekerjaan jalan (Workzone) Bina Marga yang disimulasikan dengan menggunakan aplikasi VISSIM. Sebagai parameter pada penelitian ini adalah panjang antrian, kecepatan pada saat masuk taper, kecepatan pada lokasi kecelakaan, kecepatan setelah melintas lokasi kecelakaan. Dari ketigas manajeman lalu lintas yang cukup optimal adalah manajeman keselamatan di lokasi pekerjaan jalan (Workzone) Bina Marga dengan menggunakan panjang taper 30 meter.
Traffic Accident is an incident on an unexpected and unintentional road involving a vehicle with or without another road user that results in human casualties or loss of property. In addition to causing human casualties and / or property losses at any accident on the highway can also cause queues / congestion for vehicles that cross the same path and direction as the position of the vehicle behind it. So that in this case the incidence of accidents has a considerable influence even though the location and time of occurrence are not always the same and move, but if in a certain period of time and at the radius of the accident occurrence recurs, the location can be categorized as Blackspot . One of several accidents is the occurrence of accidents on toll roads which caused the causes and characteristics of the accident. In this study discussed the optimal traffic management to reduce the queue / congestion at the accident site, first with traffic management in accordance with the Police SOP, both simulated field operational management of Police officers and safety management at the Bina Marga road works site. by using the VISSIM application. As a parameter in this study the queue length, speed at the time of entering the taper, the speed at the location of the accident, the speed after passing the accident site. Of the three optimal traffic management, there is safety management at the Bina Marga road work site using a 30 meter taper length.